Ditulis Oleh :
Muhammad Bintang Kusuma (02011382025333)
Dosen Pengampu :
Yosi Arianti,S.Pd.,M.Si
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2020
KATA PENGHANTAR
Puji Syukur saya panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
karunianyalah, Esai ini dapat diselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya. Adapun tujuan
penulisan Esai ini adalah untuk memenuhi tugas Ulangan Akhir Semester Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan dengan judul “ Aksi Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi
Covid 19 Yang Dapat Mengancam Ketahanan NKRI ” Dengan membuat tugas ini saya
diharapkan untuk mampu mengetahui tentang bagaimana cara menghadapi dalam situasi
pandemi covid 19. Dalam penyelesaian Esai ini, saya banyak mengalami kesulitan, terutama
disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan
bantuan dari Dosen Pengampu Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah
memberikan pengarahan dalam pembuatan esai ini, akhirnya esai ini dapat terselesaikan dengan
cukup baik. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan esai ini masih banyak terdapat
kekurangan.
Oleh karena itu, Saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif,
guna dalam pembuatan esai kemudian akan lebih baik lagi di masa yang akan datang. Harapan
saya, semoga esai yang sederhana ini, dapat memberikan informasi kepada pembacanya
PENDAHULUAN
Covid-19 sebagai bencana dunia telah mengubah tatanan kehidupan baik dalam pendidikan,
kesehatan, sosial politik, agama dan perekonomian. Dapat dikatakan bahwa munculnya Covid-19
telah melahap habis kehidupan manusia di bumi. Kebijakan sosial distancing dan WFH semakin
diperketat dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) demi memutus rantai persebaran
Covid-19 yang jumlahnya meningkat begitu pesat setiap jamnya. Secara tidak langsung
kebijakan ini memang dianggap mempersulit ruang gerak masyarakat, sehingga tidak jarang
banyak masyarakat yang kurang peduli dan pada akhirnya mereka ikut menyandang status pasien
positif Covid-19. Hal ini tentunya membuat pemerintah dan aparat setempat kewalahan dalam
memberikan pemahaman kepada masyarakat, yang pada akhirnya meningkatkan jumlah pasien
positif covid. Tidak hanya pemerintah, tenaga kesehatan pun menjadi korban akibat kurangnya
pemahaman masyarakat dalam menanggapi kebijakan pemerintah. Masyarakat berbondong-
bondong membeli masker dan hand sanitizer untuk melindungi diri, sedangkan orang-orang yang
seharusnya lebih membutuhkan tidak dapat memiliki karena harga yang melonjak drastis dan
pasokan yang menurun akibat permintaan yang meningkat.
Masalah terbesar setelah kesehatan manusia yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 adalah
meningkatnya krisis ekonomi dan sosial. Menurut institusi finansial, diprediksikan bahwa krisis
ekonomi yang terjadi akibat pandemi covid-19 menjadi krisis terburuk sepanjang sejarah.
Kebijakan WFH dan sosial distancing telah memberikan dampak yang luas dan menyeluruh
terhadap berbagai bidang pekerjaan, seperti kegiatan industri, wisata, pertanian, perdagangan,
transportasi, restoran, kedai, perhotelan, dan sebagainya
Pemerintah secara signifikan memproyeksikan potensi kenaikan angka kemiskinan dan
pengangguran di Indonesia dapat mencapai jutaan orang. Pada prediksi pertama dikatakan bahwa
jumlah kemiskinan akan bertambah sebesar 1,16 juta dan jumlah pengangguran akan bertambah
sebesar 2,92 juta. Prediksi kedua yaitu dikatakan bahwa jumlah kemiskinan akan bertambah
sebesar 3,78 juta dan jumlah pengangguran akan bertambah sebesar 5.23 juta. Prediksi tersebut
ditetapkan berdasarkan waktu yang tidak pasti, namun pada 13 April 2020 Kemenaker telah
mencatat sebanyak 2,8 juta orang di PHK akibat pandemi Covid-19 ini. Menyikapi hal tersebut,
sudah dipastikan bahwa penyebaran Covid-19 di Indonesia adalah hal yang sangat luar biasa
mengancam kelangsungan hidup bangsa. Berdasarkan gambar 1 tersebut, dapat diketahui jumlah
masyarakat yang terpapar Covid-19. Orang Dalam Pengawasan (ODP) berjumlah 49.361
sedangkan Pasien Dalam
Sumber: Handayani, 2020
Pengawasan (PDP) berjumlah 12.342 orang. Jumlah orang yang dinyatakan positif mengidap
Covid-19 adalah 22.750 orang, meningkat 479 kasus dari jumlah sebelumnya. Sedangkan pasien
Covid-19 yang dinyatakan sembuh adalah 5.642 orang, meningkat 240 kasus dari jumlah
sebelumnya dan 1.391 orang dinyatakan meninggal dunia akibat dari Covid-19 ini. Dari gambar
1 tersebut, dapat dipahami bahwa jumlah ODP yang terus meningkat akan mengkonfirmasi
jumlah pasien positif Covid-19.di Indonesia. Meskipun jumlah pasien yang .sembuh juga terus
bertambah, tetapi fakta bahwa bertambahnya orang yang terjangkit Covid-19 di Indonesia
menandakan bahwa penyebaran virus masih akan terus terjadi jika masyarakat Indonesia tidak
mematuhi protokol kesehatan yang ada. Ruswandi (2020) juga menyatakan bahwa pemerintah
masih cenderung kewalahan dalam mendeteksi Covid-19 ini mengingat tidak semua masyarakat
Indonesia jujur dalam mendeskripsikan penyakitnya dan Orang Tanpa .Gejala (OTG) yang dapat
menyebarkan virus ini pada orang lain. tanpa dia sadari.
Atas kondisi yang terjadi saat ini, dapat dikatakan bahwa Covid-19 ini termasuk dalam
kelompok bencana yang telah menghilangkan nyawa manusia dan memberikan dampak
kehidupan sosial masyarakat lainnya. WHO (2002) berpendapat tentang bencana adalah suatu
peristiwa yang menggangu kondisi normal dan menyebabkan level penderitaan yang .melebihi
kapasitas dari komunitas yang terdampak. Berdasarkan penjelasan terkait dengan bencana
sebelumnya, dapat dikatakan Covid-19 ini adalah bencana non-alam yang memberikan dampak
negatif bagi kehidupan masyarakat, baik menghilangkan nyawa manusia, menghilangkan mata
pencaharian masyarakat terdampak, mengganggu distribusi dan ketersediaan logistik masyarakat
maupun mengganggu kondisi psikologi masyarakat itu sendiri.
PEMBAHASAN