PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah salah satu agama yang memiliki penganut terbesar di dunia. Selain itu,
penganutnya juga terus menerus mengalami peningkatan dan pengembangan yang sangat
signifan setiap tahunnya. Perkembangan tersebut terjadi di seluruh dunia, tanpa terikat oleh
geografis, etnis, kasta dan lain sebagainya. Kemudian kalau kita cermati, agama islam
memiliki keunikan tersendiri. Keunikan tersebut dapat kita lihat dari aspek sejarah turunnya
islam dan respon masyarakat terhadapnya. Keunikan islam jika dilihat dari respon
masyarakat, sangat menakjubkan sekali.
Sebab islam yang tergolong agama baru di bandingkan dengan agama lainnya, bisa
mendapat respon positif dari masyarakat yang mengitarinya. Khususnya di Negara Indonesia
yang memiliki penganut islam terbesar di jagat raya ini. Masuknuya islam ke nusantara
sepertinya sedikit mengalami kehancuran, antara beberapa pakar. Hal itu terjdi karena tidak
adanya satu bukti kuat lainnya. Sehingga antara satu sama yang lain tidak bisa menfikan
sehingga kemudian keluarlah satu-satunya pendapat atau teori yang mutlak kebenarannya
dan diterima oleh para ahli sejarah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Proses Awal Masuknya Islam di Indonesia ?
2. Bagaimana Perkembangan Islam di Berbagai Wilayah di Indonesia ?
3. Apa Peranan Umat Islam di Indonesia ?
4. Apa Peranan Organisasi dan Pondok Pesantren pada Masa Perang Kemerdekaan ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
Perkembangan Islam di Indonesia
Masuknya islam ke Indonesia pada tanggal 17-20 maret 1963 di medan, islam masuk
ke Indonesia pada abad ketujuh masehi. Sumber lain menyebutkan bahwa islam sudah
memulai ekspedisinya ke nusantara pada masa khulafaur rasyidin (masa pemerintahan
abubakar shidiq, umar bin khatab, usman bin affan, dan ali bin abi thalib, di sebarkan
langsung dari Madinah. 1
Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 atau ke-8 yang bertepatan pada abad ke-1 atau
ke-2 H. rute yang di lewati adalah jalur utara ke selatan .
Islam masuk ke Indonesia bukan dengan peperangan atau penjajahan. Islam tersebar
dan berkembang di di Indonesia justru dengan cara damai dan persuasive berkat kegigihan
para ulama. Proses penyebaran agama islam di Indonesia di lakukan dengan cara, yaitu:
1. Perdagangan
Pada abad ke-7 masehi bangsa Indonesia kedatangan para pedagang Islam dari Arab,
Persia, dan India. Mereka telah ambil bagian dalam kegiatan perdagangan di Indonesia. Hal
ini konsekuen silogisnya menimbulkan jalinan hubungan dagang antara masyarakat
1
Irwan satria, Konsep dasar dan pendidikan ilmu pengetahuan social. (Bogor-indonesia:IPB-pres, 2015), hlm 161
2
Indonesia dan pada pedagang Islam. Di samping berdagang, sebagai seorang muslim juga
mempunyai kewajiban berdakwah maka para pedagang Islam menyampaikan dan
mengajarkan agama kebudayaan Islam kepada orang lain. Dengan cara tersebut banyak
pedagang Indonesia memeluk agama Islam dan mereka pun menyebarkan agama Islam dan
budaya Islam yang baru dianutnya kepada orang lain. Dengan demikian, secara bertahap
agama dan budaya Islam tersebar dari pedagang Arab, Persia, India kepada bangsa Indonesia.
Proses penyebaran Agama Islam melalui perdagangan sangat menguntungkan dan lebih
efektif di banding cara lainnya.
2. Perkawinan.
Kedudukan ekonomi dan social para pedagang yang sudah menetap makin membaik.
Para pedagang tersebut menjadi kaya dan terhormat, tetapi keluarganya tidak di bawa serta.
Para pedagang itupun menikahi gadis-gadis setempat dengan syarat mereka masuk Islam.
Cara itu pun mengalami kesulitan. Misalnya, perkawinan raden rahmat (sunan ampel) dengan
Nyai Gede Manila putrid tumenggung Wilatikta, perkawinan antara Raja Brawijaya dengan
Putri Jeumpa yang beragama Islam kemudian berputra Raden Patah yang akhirnya menjadi
Raja Demak.
3. Politik.
Seorang raja mempunyai kekuasaan dan pengaruh dan memegang peranan penting
dalam proses Islamisasi. Jika raja sebuah kerajaan memeluk agama Islam, otomatis rakyatnya
berbondong bonding memeluk agama Islam. Karna masyarakat Indonesia memiliki
kepatuhan yang tinggi dan raja selalu menjadi panutan rakyatnya. Jika raja dan rakyat
memeluk agama Islam pastinya demi kepentingan politik, maka akan diadakan perluasan
wilayah kerajaaan, yang diikuti penyebaran agama Islam.
4. Pendidikan .
Perkembangan Islam yang cepat menyebabkan muncul tokoh ulama atau mubalig yang
menyebarkan Islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok-pondok pesantren. Di
dalam pesantren itulah pemuda pemudi menuntut ilmu yang berhubungan dengan agama
3
Islam. Yang jika para pelajar tersebut selesai menuntut ilmu mengenai agama Islam, mereka
wajibm engajarkan kembali ilmu yang di perolehnya.
5. seni budaya
Perkembangan islam dapat melalui seni budaya, seperti bangunan (masjid), seni pahat,
seni tari, seni music, dan seni sastra. Cara seperti ini banyak dijumpai di Jogjakarta, solo,
Cirebon, dan lain-lain
6. tasawuf
Seorang sufi biasa di kenal dengan hidup dalam kesederhanaan, mereka selalu
menghayati kehidupan masyarakatnya yang hidup bersama di tengah-tengah masyarakatnya.
Para sufi biasanya memiliki keahlian yang membantu masyarakat dan menyebarkan agama
islam. Para sufi pada masa itu antaranya Hamzah Fansuri di Aceh dan sunan Jawa.
Melalui saluran tersebut, islam dapat berkembang pesat dan diterima masyarakat
dengan baik pada abad ke-13. Adapun factor-faktor yang menyebabkan islam cepat
berkembang di Indonesia, antara lain :
a) Syarat masuk islam hanya dilakukan dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.
b) Tata cara beribadah Islam sangat sederhana.
c) Agama yang menyebar ke Indonesia disesuaikan dengan kebudayaan Indonesia.
d) Penyebaran Islam dilakukan secara damai.
4
dengan cara yang bijaksana, baik dengan lisan maupun sikap dan perbuatan, terhadap sanak
family, para tetangga, dan masyarakat sekitarnya. Sikap dan perbuatan mereka yang baik,
kepandaian yang lebih tinggi, kebersihan jasmani dan rohani, sifat kedermawanan, serta sifat-
sifat terpuji lainnya yang mereka miliki menyebabkan para penduduk hormat dan tertarik
pada islam, dan tertarik masuk islam.
Hingga akhirnya berdiri kerajaan islam pertama, yaitu samudra pasai. Kerajaan ini
berdiri pada tahun 1261 M, di pesisir timur Laut Aceh Lhokseumawe (Aceh Utara) rajanya
bernama Marah Silu dan bergelar Sultan Al-Malik As Saleh. Seiring dengan kemajuan
kerajaan Samudra Pasai yang sangat pesat, pengembangan agama islam pun mendapat
perhatian dan dukungan penuh. Para ulama dan mubalighnya menyebar ke seluruh
Nusantara, ke pedalaman Sumatra, pesisir barat dan utara Jawa, Kalimantan, Sulawesi,
Ternate, Tidore, dan pulau-pulau lain kepulauan Maluku. Itulah sebabnya di kemudian hari
Samudra Pasai terkenal dengan sebutan Serambi Mekah.
2) Jawa
Benih-benih kedatangan Islam ke tanah Jawa sebenarnya sudah dimulai pada abad
pertama Hijriyah atau abad ke-7 M. hal ini dituturkan oleh Prof. Dr. Buya Hamka dalam
bukunya Sejarah Umat Islam, bahwa pada tahun 674 M sampai tahun 675 M. sahabat nabi,
Muawiyah bin Abi sufyan pernah singga di tanah Jawa (kerajaan Kalingga) menyamar
sebagai sebagai pedagang. Bisa jadi Muawiyah pada saat itu baru panjagagan saja, tetapi
proses dakwah selanjutnya dilakukan oleh para dai yang berasal dari Malaka atau kerajaan
Pasai sendiri. Sebab saat itu lalu lintas atau jalur hubungan antara Malaka dan Pasai di satu
pihak degan Jawa dipihak lain sudah begiru pesat.
Namun, penemuan nisan makam Siti Fatimah binti Maimun di daerah Leran/Gresik
yang wafat tahun 1101 M dapatlah dijadikan tonggak awal kedatangan Islam di Jawa. Hingga
pertengan abad ke-13, bukti-bukti kepurbakalaan maupun berita-berita asing tentang
masuknya islam ke jawa sangatlah sedikit, baru sejak abad ke-13 M hingga abad-abad
berikutnya, terutama sejak Majapahit mencapai puncak kejayaannya, bukti-bukti proses
pengembangan islam ditemukan lebih banyak lagi,. Untuk masa-masa selanjutnya,
pengembangan islam di tanah jawa dilakukan oleh para ulama dan mubaligh yang kemudian
5
terkenal dengan sebutan Wali Sanga (Sembilan wali). Berikut gerakan dakwah islam di pulau
jawa para wali :
6
5. Raden Syahid atau Sunan Kalijaga
Ia tercatat paling banyak menghasilkan karya seni berfalsafah islam. Ia membuat
wayang kulit dan cerita Wayang Hindu yang diislamkan. Sunan giri sempat
menentangnya karena Wayang Beber kala itu menggambarkan gambar manusia utuh
yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Kalijaga mengkreasi wayang kulit yang
bentuknya jauh dari manusia utuh. Ini adalah sebuah usaha ijtihad di bidang fikih
yang dilakukannya dalam rangka dakwah islam.
6. Sunan Drajat
Nama aslinya adalah Syarifudin (putra Sunan Ampel, adik Sunan Bonang).
Dakwah beliau terutama dalam bidang social. Beliau juga mengkader para dai yang
berdatangan dari berbagai daerah, antara lain dari Ternate dan Hitu Ambon.
7. Syarif Hidatullah atau Sunan Gunung Jati
Ia memiliki kesultanan sendiri di Cirebon yang wilayahnya sampai ke Banten. Ia
juga salah satu pembuat soko guru masjid Demak slain sunan ampel, sunan kalijaga,
dan sunan Bonang. Keberadaan syarif Hidayatullah dengan kesultanannya
membuktikan ada tiga kekuasaan Islam yang hidup bersamaan kala itu, yaitu Demak,
Giri, dan Cirebon. Hanya saja Demak dijadikan pusat dakwah, pusat studi Islam
sekaligus kontrol politik para wali.
8. Sunan Kudus
Nama alsinya adalah Ja’far Sadiq. Lahir pada pertengahan abad ke 15 dan wafat
tahun 1550 M (960 H). Beliau berjasa menyebarkan islam di daerah Kudus dan
sekitarnya. Ia membangun Masjid Menara Kudus yang sangat terkenal dan
merupakan salah satu warisan budaya nusantara.
9. Sunan Muria
Nama aslinya Raden Prawoto atau Raden Umar Said putra Sunan Kalijaga. Beliau
menyebarkan Islam dengan menggunakan sarana gamelan, wayang, serta kesenian
daerah lainnya. Beliau dimakamkan di Gunung Muria di sebelah utara kota Kudus.
Diparuh awal abad 16 M, Jawa dalam genggaman Islam. Penduduk merasa tentram dan
damai dalam ayoman Kesultanan Demak di bawah kepemimpinan Sultan Syah Alam Akbar
Al Fatah atau Raden Patah. Hidup mereka menemukan pedoman dan tujuan sejatinya setelah
7
mengakhiri masa Siwa-Budha serta Animisme. Merekapun memiliki kepastian hidup bukan
karena wibawa sang Sultan, tetapi karena daulah hukum yang pasti yaitu syariat Islam.
“Salokantar” dan “Jugul Muda” itulah dua kitab undang-undang Demak yang
berlandaskan syari’at Islam. Di hadapan peraturan Negeri pengganti Majapahit itu, semua
manusia sama derajatnya, sama-sama Khalifah Allah di dunia. Sultan-Sultan Demak sadar
dan ikhlas dikontrol oleh kekuasaan para ulama atau wali. Para ulama itu berperan sebagai
tim kabinet atau merangkap sebagai dewan penasehat sultan.
Dalam versi lain, Dewan Wali Sanga dibentuk sekitar 1474 M oleh Raden Rahmat
(Sunan Ampel), membawahi Raden Hasan, Maftul Ibrahim, Qasim (Sunan Drajat), Usman
Haji (ayah Sunan Kudus), Raden Ainul Yakin (Sunan Gresik), Syekh Sutan Maharaja Raden
Hamzah, dan Raden Mahmud. Beberapa tahun kemudian Syekh Syarif Hidayatullah dari
Cirebon bergabung di dalamnya. Sunan Kalijaga dipercaya para wali sebagai muballig
keliling. Disamping wali-wali tersebut, masih banyak Ulama yang dakwahnya satu
koordinasi dengan Sunan Ampel hanya saja, sembilan tokoh Wali Sanga yang dikenal selama
ini memang memiliki peran dan karya yang menonjol dalam dakwahnya.2
8
mengubah cara berpikir masyarakat Indonesia, Khususnya para pemuda, yang dulunya
bersifat sekratin (lebih mementingkan sukunya dan daerahnya) menjadi bersifat
Nasionalis (lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negaranya).
- Semboyan yang diajarkan Islam berbunyi “Islam adalah agama yang cinta damai, tetapi
lebih cinta kemerdekaan” telah mampu mendorong masyarakat Indonesia untuk
melakukan usha-usaha mewujudkan kemerdekaan bangsanya dengan berbagai cara.
Peranan ulama Islam Indonesia pada masa perang kemerdekaan ada dua macam, yaitu:
a.) Membina kader umat Islam, melalui pesantren damaktif dalam pembinaan masyarakat.
b.) Turut berjuang secara fisik sebagai pemimpin perang.
9
maupun sekolah agama, rumah sakit, panti asuhan, rumah-rumah penampungan bagi warga
miskin dan perpustakaan-perpustakaan.
Pada masa penjajahan Belanda, NU senantiasa berjuang menentang penjajahan dan pernah
mengeluarkan pernyataan politik yang isinya:
BAB III
10
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masuknya islam ke Indonesia pada tanggal 17-20 maret 1963 di medan, islam masuk
ke Indonesia pada abad ketujuh atau ke-8 yang bertepatan pada abad ke-1 atau ke-2 H. rute
yang di lewati adalah jalur utara ke selatan. Melalui Jalur Utara, denganrute : Arab (Mekah
dan Madinah) meliputi Damaskus-Bagdad-Gujarat-Srilangka-Indonesia. Dan jalur Jalur
Selatan, denganrute : Arab (Mekah dan Madinah) meliputi yaman, gujarat-srilangka,
Indonesia Proses penyebaran agama islam di Indonesia di lakukan dengan cara, perdagangan,
perkawinan, politik, pendidikan, seni budaya, dan tasawuf.
B. Saran
Demikianlah makalah yang telah kami susun. kami sadar dan tahu bahwa makalah kami
masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan sumbangan
kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki makalah ini. semoga makalah ini
bermanfaat bagi kami semua. Amin
11