Makalah Presiden B.J. Habibie
Makalah Presiden B.J. Habibie
Oleh:
Decequen Putri Setiadi
Kelas
PEMERINTAH PROVINSI
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI
1945
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Perkembangan Politik dan Ekonomi
pada Masa Pemerintahan Presiden B.J. Habibie ini dapat diselesaikan dengan
baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Sejarah
Indonesia. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah Perkembangan Politik dan Ekonomi pada Masa
Pemerintahan Presiden B.J. Habibie ini. Dan kami juga menyadari pentingnya
akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam
memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah Perkembangan Politik dan Ekonomi pada Masa
Pemerintahan Presiden B.J. Habibie ini sehingga kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah
Perkembangan Politik dan Ekonomi pada Masa Pemerintahan Presiden B.J.
Habibie ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 3
C. Tujuan...................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pembentukan Kabinet Reformasi Pembangunan..................................... 4
B. Sidang Istimewa MPR 1998.................................................................... 5
C. Reformasi Bidang Politik......................................................................... 6
D. Pelaksanaan Pemilu 1999........................................................................ 7
E. Pelaksanaan Referendum Timor-Timur................................................... 8
F. Reformasi Bidang Ekonomi..................................................................... 9
G. Reformasi Bidang Hukum....................................................................... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 13
B. Saran........................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah Presiden Soeharto menyatakan berhenti dari jabatannya
sebagai Presiden Republik Indonesia pada 21 Mei 1998, pada hari itu juga
Wakil Presiden B.J. Habibie dilantik menjadi presiden RI ketiga di bawah
pimpinan Mahkamah Agung di Istana Negara. Dasar hukum pengangkatan
Habibie adalah berdasarkan TAP MPR No. VII/MPR/1973 yang berisi “jika
presiden berhalangan, maka wakil presiden ditetapkan menjadi presiden”.
Ketika Habibie naik sebagai Presiden, Indonesia sedang mengalami
krisis ekonomi terburuk dalam waktu 30 tahun terakhir, disebabkan oleh krisis
mata uang yang didorong oleh hutang luar negeri yang luar biasa besar
sehingga menurunkan nilai rupiah menjadi seperempat dari nilai tahun 1997.
Krisis yang telah menimbulkan kebangkrutan teknis terhadap sektor industri
dan manufaktur serta sektor finansial yang hampir ambruk, diperparah oleh
musim kemarau panjang yang disebabkan oleh El Nino, yang mengakibatkan
turunnya produksi beras.
Ditambah kerusuhan Mei 1998 telah menghancurkan pusat-pusat
bisnis perkotaan, khususnya di kalangan investor keturunan Cina yang
memainkan peran dominan dalam ekonomi Indonesia. Larinya modal, dan
hancurnya produksi serta distribusi barang-barang menjadikan upaya
pemulihan menjadi sangat sulit, hal tersebut menyebabkan tingkat inflasi yang
tinggi.
Pengunduran diri Soeharto telah membebaskan energi sosial dan
politik serta frustrasi akibat tertekan selama 32 tahun terakhir, menciptakan
perasaan senang secara umum akan kemungkinan politik yang sekarang
tampak seperti terjangkau. Kalangan mahasiswa dan kelompok-kelompok pro
demokrasi menuntut adanya demokratisasi sistem politik segera terjadi,
meminta pemilihan umum segera dilakukan untuk memilih anggota parlemen
dan MPR, yang dapat memilih presiden baru dan wakil presiden. Di samping
tuntutan untuk menyelenggarakan pemilihan umum secepat mungkin,
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam makalah tentang Perkembangan Politik dan Ekonomi pada
Masa Pemerintahan Presiden B.J. Habibie ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pembentukan Kabinet Reformasi Pembangunan?
2. Bagaimana jalannya Sidang Istimewa MPR 1998?
3. Bagaimana reformasi bidang politik?
4. Bagaimana pelaksanaan Pemilu 1999?
5. Bagaimana pelaksanaan Referendum Timor-Timur?
6. Bagaimana reformasi bidang ekonomi?
7. Bagaimana reformasi bidang hukum?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Perkembangan
Politik dan Ekonomi pada Masa Pemerintahan Presiden B.J. Habibie ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pembentukan Kabinet Reformasi Pembangunan.
2. Untuk mengetahui jalannya Sidang Istimewa MPR 1998.
3. Untuk mengetahui reformasi bidang politik.
4. Untuk mengetahui pelaksanaan Pemilu 1999.
5. Untuk mengetahui pelaksanaan Referendum Timor-Timur.
6. Untuk mengetahui reformasi bidang ekonomi.
7. Untuk mengetahui reformasi bidang hukum.
BAB II
PEMBAHASAN
4
5
otonomi luas ini sebagai solusi antara (masa transisi antara 5-10 tahun) bukan
solusi akhir seperti yang ditawarkan Indonesia. Pihak-pihak yang tidak
menyetujui integrasi tetap menginginkan dilakukan referendum, untuk
memastikan rakyat ‘Timor-Timur memilih otonomi atau kemerdekaan.
Bagi Indonesia adalah lebih baik menyelesaikan masalah Timor-Timur
secara tuntas, karena akan sulit mewujudkan Pemerintahan Otonomi Khusus,
sementara konflik terus berlarut-larut dan masing-masing pihak yang bertikai
akan menyusun kekuatan untuk memenangkan referendum. Karena itu,
melalui kajian yang mendalam dan setelah berkonsultasi dengan pimpinan
DPR dan fraksi-fraksi DPR, pemerintah menawarkan alternatif lain. Jika
mayoritas rakyat Timor-Timur menolak Otonomi Luas dalam sebuah “jajak
pendapat”, maka adalah wajar dan bijaksana bahkan demokratis dan
konstitusional, jika pemerintah mengusulkan Opsi kedua kepada Sidang
Umum MPR, yaitu mempertimbangkan pemisahan Timor-Timur dari NKRI
secara damai, baik-baik dan terhormat.
Rakyat Timor-Timur melakukan jajak pendapat pada 30 Agustus 1999
sesuai dengan Persetujuan New York. Hasil jajak pendapat yang diumumkan
PBB pada 4 September 1999, adalah 78.5% menolak dan 21,5% menerima.
Setelah jajak pendapat ini telah terjadi berbagai bentuk kekerasan, sehingga
demi kemanusiaan Indonesia menyetujui percepatan pengiriman pasukan
multinasional di Timor–Timur.
Sesuai dengan nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pembukaan
UUD 1945, bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, maka Presiden
Habibie mengharapkan MPR berkenan membahas hasil jajak pendapat
tersebut dan menuangkannya dalam ketetapan yang memberikan pengakuan
terhadap keputusan rakyat Timor-Timur. Sesuai dengan perjanjian New York,
ketetapan tersebut mensahkan pemisahan Timor-Timur dan RI secara baik,
terhormat dan damai, untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia
adalah bagian dari masyarakat internasional yang bertanggung jawab,
demokratis, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
A. Kesimpulan
Tugas yang diemban oleh Presiden B.J. Habibie adalah memimpin
pemerintahan transisi untuk menyiapkan dan melaksanakan agenda reformasi
yang menyeluruh dan mendasar, serta sesegera mungkin mengatasi kemelut
yang sedang terjadi. Naiknya B.J. Habibie ke singgasana kepemimpinan
nasional diibaratkan menduduki puncak Gunung Merapi yang siap meletus
kapan saja. Gunung itu akan meletus jika berbagai persoalan politik, sosial
dan psikologis, yang merupakan warisan pemerintahan lama tidak diatasi
dengan segera.
Menjawab kritik-kritik atas dirinya yang dinilai sebagai orang tidak
tepat menangani keadaan Indonesia yang sedang dilanda krisis yang luar
biasa. B.J. Habibie berkali-kali menegaskan tentang komitmennya untuk
melakukan reformasi di bidang politik, hukum dan ekonomi. Secara tegas
Habibie menyatakan bahwa kedudukannya sebagai presiden adalah sebuah
amanat konstitusi. Dalam menjalankan tugasnya ini ia berjanji akan menyusun
pemerintahan yang bertanggung jawab sesuai dengan tuntutan perubahan yang
digulirkan oleh gerakan reformasi tahun 1998. Pemerintahnya akan
menjalankan reformasi secara bertahap dan konstitusional serta komitmen
terhadap aspirasi rakyat untuk memulihkan kehidupan politik yang demokratis
dan meningkatkan kepastian hukum.
J. Saran
Memahami sebab dan akibat terjadinya peristiwa reformasi 1998 dapat
memberikan pelajaran penting bagi perubahan sistem demokrasi dan upaya
memperbaiki kehidupan berbangsa dan bernegara di masa mendatang.
Pemerintahan pada era reformasi berupaya untuk memberantas berbagai kasus
KKN dan hal ini merupakan langkah yang patut dilanjutkan oleh
pemerintahan berikutnya untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan
berwibawa sebagai salah satu upaya untuk menegakkan hukum.
13
DAFTAR PUSTAKA