Anda di halaman 1dari 26

TUGAS MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN
URAIAN PERSONAL BRANDING DAN ANALISA PASAR

OLEH:

BOBY APRILIANDO P
143210594

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................................... 1

1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................................. 1

1.3 TUJUAN .......................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 2

2.1 URAIAN PERSONAL BRANDING............................................................................... 2

2.1.1 DEFINISI BRAND .................................................................................................... 2

2.1.2 MENGUKUR NILAI BRAND .................................................................................. 2

2.1.3 BRAND PERSONALITY REASERCH....................................................................... 3

2.2 URAIAN ANALISA PASAR .......................................................................................... 4

2.2.1 RUANG LINGKUP ANALISIS PASAR ................................................................. 6

2.2.2 LANGKAH-LANGKAH DALAM ANALISIS PASAR ......................................... 8

2.2.3 ANALISIS DAERAH PENJUALAN..................................................................... 11

2.2.4 ANALISIS MENGGIATKAN PENJUALAN BARANG ..................................... 13

2.2.5 TARGET MARKET (PASAR SASARAN) ........................................................... 16

2.2.6 SIFAT BARANG DAN TINGKAT KONSUMSINYA......................................... 20

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 23

3.1 KESIMPULAN .............................................................................................................. 23

3.2 SARAN .......................................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Personal branding merupakan upaya untuk membentuk citra diri, melalui personal
branding seseorang menampilkan karakter, kemampuan, dan keunikan pada dirinya menjadi
sebuah identitas untuk menciptakan kesan diri yang ingin dipersepsikan oleh orang lain. Tolak
ukur keberhasilan dari personal branding adalah citra yang diberikan orang lain kepada kita sesuai
dengan apa yang kita bentuk.untuk mendapatkan pandangan positif dari orang lain sampai
berlanjut ke trust (kepercayaan) dan aksi lainnya. Dan juga pasar merupakan kumpulan konsumen
potensial yang memiliki kebutuhan dan keinginan tertentu serta bersedia untuk turut serta dalam
pertukaran untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan tersebut. Pada dasarnya tujuan dalam
memasarkan produknya, yaitu bila perusahaan dapat menjual produknya dengan harga yang
menguntungkan pada tingkat kualitas yang diharapkan, serta mampu mengatasi tantangan dari
para pesaing terutama dalam bidang pemasaran.
Agar konsumen melakukan pembelian, maka perusahaan harus bisa menerapakan suatu
strategi pemasaran yang sesuai dengan kondisin pasar yang dihadapi.Keberhasilan strategi
pemasaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah analisis pasar (market). Hal ini
bertujuan agar target suatu perusahaan bisa berjalan dengan mulus dan berjalan sesuai yang
direncanakan. Dengan memeperdalam mengenai status pasar dan juga perlu untuk
menganalisisnya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Apa itu personal branding dan analisa pasar.

1.3 TUJUAN
Agar dapat memahami personal branding dan analisa pasar.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 URAIAN PERSONAL BRANDING

2.1.1 DEFINISI BRAND

Brand ada di mana-mana dalam masyarakat saat ini. Mereka mengelilingi kita di dalam
kita kehidupan sehari-hari. Menurut American Marketing Association, brand adalah "nama,
istilah, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi dari semuanya, dimaksudkan untuk
mengidentifikasi barang dan jasa dari satu penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakan
mereka dari para pesaing”. Dari Sudut pandang yang berbeda, brand diartikan sebagai aset tidak
berwujud yang mampu menghasilkan manfaat bagi pemangku kepentingan internal dan eksternal
perusahaan - seperti karyawan, pelanggan, pemasok, atau masyarakat sipil organisasi. Definisi lain
menyatakan bahwa brand adalah sekumpulan persepsi. Definisi ini hanyalah beberapa contoh
untuk berbagai sudut dari mana peneliti dan praktisi mendekati fenomena brand. Keragaman
definisi brand juga menunjukkan bahwa perspektif yang berbeda dapat diambil saat menjelajahi
dunia brand, seperti perspektif hukum, manajemen, atau pelanggan.

2.1.2 MENGUKUR NILAI BRAND

Karena bagi banyak perusahaan, brand merupakan aset penting, akademisi dan praktisi
sama-sama menyelidiki bagaimana mengukur nilai brand, sering disebut sebagai ekuitas brand
(atau ekuitas brand berbasis pelanggan). Ekuitas brand telah didefinisikan sebagai kontribusi
tambahan diperoleh brand dibandingkan dengan produk dasar (atau layanan) tanpa upaya
membangun brand. Ada banyak pendekatan untuk mengukur brand ekuitas. Kita bisa
membedakannya antara teknik keuangan dan teknik ekuitas brand berbasis pelanggan. Yang
terakhir berkonsentrasi pada bagaimana konsumen memandang brand dan efek emosional dan
kognitif (efek psikologis) brand terhadap pola pikir pelanggan. Dalam teknik pengukuran ekuitas
brand berbasis kustom, nilai brand bergantung atas pertanyaan apakah pelanggan telah berubah
pikiran brand sebagai hasil dari kampanye pemasaran. Lebih tepatnya, lima dimensi telah muncul
dari penelitian ekuitas brand berbasis pelanggan sebagai mengukur pola pikir pelanggan (Keller
2008). Dimensi ini adalah dilihat sebagai sumber ekuitas brand:

2
A. Kesadaran brand
Kesadaran brand berarti sejauh mana pelanggan mengingat dan mengenali brand. Ukuran lain
dari ekuitas brand adalah asosiasi brand: Semakin kuat, semakin disukai dan semakin unik
suatu brand dipersepsikan oleh pelanggan, semakin banyak pelanggan merasa bahwa brand
tersebut memuaskan. kebutuhan - kebutuhan mereka
B. Asosiasi brand
Asosiasi brand seperti citra brand dan kepribadian brand adalah sumber utama nilai brand
C. Sikap brand
Sikap brand berfungsi sebagai mengukur pola pikir pelanggan. mereka mengungkapkan
bagaimana pelanggan mengevaluasi brand dalam hal kualitasnya. Mereka juga menunjukkan
perasaan yang mana pelanggan terhadap brand serta tingkat kepuasan brandnya.
D. Keterikatan brand
Keterikatan brand adalah ukuran keempat dari nilai brand. Menurut menurut Keller (2008)
keterikatan brand berarti tingkat loyalitas yang dirasakan pelanggan terhadap brand. Bentuk
keterikatan yang kuat menyebabkan hal itu pelanggan tetap setia terhadap brand tersebut.
Begitu pula dengan brand yang kuat hubungan menghalangi pelanggan untuk beralih ke brand
pesaing.
E. Aktivitas brand.

2.1.3 BRAND PERSONALITY REASERCH

Aaker (1997, p. 347) mendefinisikan brand personality sebagai "kumpulan karakteristik


manusia yang terkait dengan sebuah brand". Untuk memungkinkan penelitian empiris yang lebih
rinci tentang fenomena ini, ia mengembangkan instrumen pengukuran, “Skala brand personality
(BPS)”. Berdasarkan studi ekstensif tentang konsumen di AS, dia memperoleh kerangka lima
dimensi yang berbeda, sebanding dengan "Big Five Factors ” dalam penelitian kepribadian
manusia, untuk mendeskripsikan brand personality: ketulusan, semangat, kompetensi,
kecanggihan dan kekasaran. Padahal beberapa peneliti secara kritis membahas membangun, brand
personality diselidiki secara luas dalam konteks yang berbeda. berdasarkan "Skala Brand
Personality" Aaker (1997). Penelitian ini berfokus pada validasi lintas negara, lintas industri
validasi konstruk brand personality, dan pada mereka yang mengevaluasi kualitas prediktif brand

3
personality. Kelompok 1 terdiri dari beberapa studi berturut-turut yang menerapkan merk
kerangka kepribadian di berbagai negara. Misalnya, dalam studi perbandingan yang dilakukan di
Amerika Serikat, Jepang, dan Spanyol oleh Aaker, Benet-Martinez dan Garolera (2001)
mengkonfirmasi validitas lintas budaya mereka untuk hanya sebagian dari lima dimensi awal
sedangkan dimensi budaya tertentu muncul. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Korea
Selatan yang menggunakan merek domestik maupun global, Sung dan Tinkham (2005) sampai
pada kesimpulan yang sama. Sejalan dengan temuan ini, Supphellen dan Gronhaug (2003)
mengidentifikasi persamaan dan perbedaan antara konteks Barat dan Rusia.Kelompok 2 terdiri
dari artikel yang berfokus pada penerapan merek skala kepribadian di industri yang berbeda.
Misalnya, Venable, Rose, Bush dan Gilbert (2005) menganalisis brand peronality nirlaba
organisasi dan menghasilkan empat dimensi brand peronality. Dengan menerapkan skala Aaker
ke konteks organisasi olahraga, Smith, Graetz dan Westerbeek (2006) mengidentifikasi enam
dimensi brand peronality. Lebih lanjut, Hosany, Ekinci dan Uysal (2006) menguji relevansi brand
peronality untuk tujuan pariwisata. Mereka berakhir dengan model tiga dimensi yang terdiri dari
ketulusan, kegembiraan, dan keramahan. Penemuan ini sejalan dengan tesis Azoulay dan Kapferer
(2003) bahwa kerangka kerja Aaker tidak dapat digeneralisasikan untuk setiap situasi penelitian.
Kritik lain terhadap skala brand peronality Aaker berfokus pada kebutuhan untuk secara ketat
mendefinisikan konstruksi brand peronality dari dekat konstruksi terkait sebelum konstruksi
pengukuran (Austin, Siguaw, dan Mattila 2003). Para penulis ini memahami brand peronality lebih
sebagai dimensi identitas merek daripada sebagai konstruksi terpisah. Kelompok 3 terdiri dari studi
yang menghubungkan konstruksi brand peronality variabel hasil yang berbeda. Misalnya Helgeson
dan Supphellen (2004) mendeteksi dampak brand peronality terhadap sikap merek pelanggan.
Hasil mereka sejalan dengan Wysong, Scott, Munch, dan Kleiser'stemuan (2002) yang
mengidentifikasi hubungan antara brand peronality dan pengambilan keputusan konsumen.
Namun, Kim, Han dan Park (2001) tidak bisa mengkonfirmasi hubungan langsung antara daya
tarik brand peronality dan loyalitas merek pelanggan.

2.2 URAIAN ANALISA PASAR


Para pemasar baik itu pemasar individu dan Manager Pemasaran dari sebuah perusahaan
semuanya membutuhkan informasi yang tepat dan akurat tentang konsumen, pesaing dan produk
yang akan dipasarkan maupun produk atau jasa dalam rangka meningkatkan penjualan. Informasi
yang tepat dan akurat diperlukan untuk mengambil sebuah keputusan jangka pendek maupun

4
jangka panjang, informasi yang tepat dan akurat harus diupayakan dengan melakukan riset pasar.
Tidak dipungkiri bahwa riset pasar memerlukan perencanaan, biaya, waktu dan ketekunan serta
keahlian. Riset pasar dapat berhasil dengan adanya perencanaan bertahap agar hasil dari riset pasar
dapat diolah dan dianalisa, sehingga data atau informasi yang disajikan dapat berguna bagi para
pemasar atau manajemen dari sebuah perusahaan. Informasi yang disajikan berguna sebagai dasar
dari sebuah keputusan manajemen.Keputusan yang tepat dan akurat akan menghasilkan
peningkatan penjualan produk ataupun untuk peluncuran produk dan jasa baru yang akan dapat
diterima oleh masyarakat dan sukses dipasaran serta dapat mengalahkan pesaingpesaing yang
sudah eksis dipasaran. Bila kita amati disekitar kita banyak contoh diberbagai jenis produk yang
diluncurkan sukses dipasaran seperti produk mie instan, produk kopi three in one, produk kecap,
produk telepon genggam dan produk-produk lainnya.

Pemasaran adalah bagian terpenting dari perusahaan, baik itu perusahaan kecil, besar
bahkan perusahaan pribadi. Perusahaan tidak akan berjalan alias akan gulungtikar atau perusahaan
itu masih berjalan tetapi dalam keadaan merugi, jika hal tersebut terjadi karena pemilik perusahaan
kurang fokus menjalankan fungsi-fungsi dari bagian pemasaran. Agar perusahaan berjalan
sebagaimana mestinya dan produknya mendapatkan tempat di masyarakat pengguna, manajemen
perusahaan dan pemilik perusahaan harus fokus pada bagian pemasaran. Bagian pemasaran
merupakan bagian terpenting dari perusahaan, perusahaan yang dapat menjual produknya dan
unggul dari pesaing, pada akhirnya perusahaan akan mendapatkan laba. Bagian keuangan,
akuntansi, bagian persediaan, bagian produksi dan bagian-bagian lainya di perusahaan merupakan
penunjang dari bagian pemasaran krena suksesnya bagian pemasaran merupakan kesuksesan
bagianbagian lain dari perusahaan tersebut. Unsur-unsur dari bagian pemasaran dapat
dikelompokan diantaranya adalah riset pasar, promosi, iklan, penjualan, distribusi dan layanan
purna jual. Telah disinggung diatas inti dari perusahaan adalah bagian pemasaran, sedangkan inti
dari pemasaran adalah riset pasar. Riset pasar merupakan bagian penting dari pemasaran karena
data dari riset pasar merupakan dasar keputusan manajemen. Keputusan menajamen atau pemilik
perusahaan menentukan kebijakan antara lain:

A. Perlakukan produk yang sudah ada untuk meningkatkan penjualan


1. Memperbaiki cara penjualan produk
2. Memperbaiki atau Meningkatkan frekwensi iklan atau promosi

5
3. Memperbaiki cara distribusi produk
4. Memperbaiki layanan purna jual
B. Menetukan Produk atau jasa baru yang akan diluncurkan (launching)
1. Menentukan Produk dan jasa baru yang akan dijual
2. Menentukan cara iklan atau promosi
3. Menentukan cara distribusi
4. Menentukan layanan purna jual

Sekarang dapat tergambar bagaimana pentingnya riset pasar dari sebuah perusahaan. Riset
pasar akan berjalan dengan baik sesuai harapan, tergantung dari perencanan yang baik untuk
melaksanakan riset. tujuan dari riset pasar adalah menyediakan informasi untuk pembuatan
keputusan pemasaran. Sedangkan keputusan pemasaran bertujuan untuk meningkatkan penjualan
atau dan menentukan produk dan jasa baru yang akan dijual dapat memberikan dan jaminan
kelangsungan hidup perusahaan dengan mendapatkan profit yang sebesar-besar bagi perusahaan.
Coba perhatikan perusahaan-perusahaan yang berhasil menjual produknya dipasaran, hal tersebut
karena hasil dari sebuah keputusan pemasaran dimasa lalu yang diantaranya meliputi:
1. Produk dibutuhkan konsumen dan atau menciptakan produk atau pasar yang dibutuhkan
konsumen.
2. Produk unik atau Produk tersebut mempunyai deferensiasi dengan produk pesaing.
3. Produk tersedia dimana-mana berarti pendistribusikan produk yang tepat sasaran.
4. Cara menjual produk.
5. Cara Promosi atau iklan Produk.
6. Waktu dan tempat yang tepat

2.2.1 RUANG LINGKUP ANALISIS PASAR

Pengambilan suatu keputusan tentang produk yang akan dipasarkan oleh perusahaan,
diawali dengan adanya analisis pasar. Dalam hal ini, analisis pasar adalah merupakan bagian
integral pada prosedur yang sedang dijalankan oleh perusahaan. Dengan adanya analisis pasar,
akan memberikan kemungkinan para manajer pemasaran unuk mengidentifikasikan kebutuhan
dan keinginan para konsumen/para pembeli barang dan jasa. Selain itu, dengan adanya analisis
pasar akan membuka kesempatan bagi manajer pemasaran untuk memperkenalkan barang baru

6
atau untuk mengubah, memperbaiki, melengkapi barang yang dibuatnya. Ruang lingkup analisis
pasar, pada dasarnya mencakup permasalahan tentang:

1. Pengumpulan data dan fakta yang berhubungan dengan bidang pemasaran.


2. Penafsiran data dan fakta yang berhubungan dengan bidang pemasaran.
3. Penyimpulan data dan fakta yang berhubungan dengan bidang pemasaran.
4. Penegndalian dalam bidang pemasaran.
Sedangkan secara umum, ruang lingkup analisis pasar itu mencakup permasalahan tentang:
A. Barang dan jasa yang dipasarkan Barang-barang dan jasa yang diproduksi oleh perusahaan,
berdasarkan analisis pasar yaitu:
1) Jenis dan sifat barang.
2) Kuantitas dan kualitas barang.
3) Warna dan ukuran barang.
4) Merek dan harga barang.
5) Desain dan model barang.
6) Barang-barang industri dan konsumsi.
B. Tujuan analisis pasar
Tujuan mengadakan analisis pasar adalah ingin mengetahui, siapa-siapa yang memakai,
menggunakan barang dan jasa, apakah barang-barang tersebut untuk dikonsumsi ssendiri atau
dijual kembali.
C. Letak pasar, sifat dan karakteristik pasar
Seorang manajer pemasaran harus mengetahui tentang letak pasar, berikut sifat dan
karakteristik pasar yang akan dituju. Dalam hal ini, agar manajer pemasaran memudahkan
melaksanakan target market, market strategy dan segmentasi pasar.
D. Organisasi pembelian
Disini seorang manajer pemasaran harus mengetahui siapa yang membeli barang, siapa yang
menggunakan barang, siapa yang paling berpengaruh didalam pembelian barang dan lain
sebagainya.
E. Kegiatan pembelian
Dalam kegiatan pembelian, meliputi dari siapa pembelian barang dilakukan, dimana
pembelian barang dilakukan, berapa harganya barang, berapa banyaknya barang yang dibeli,
bagaimana persyaratan didalam pembelian barang, dan bagaimana cara pembeliannya.

7
F. Perkembamgan pembelian
Dalam analisis pasar, perusahaan harus mengetahui bagaimana perkembangan harganya
barang, bagaimana persediaannya barang, bagaimana keadaan persaingannya, bagaimana
keadaan permintaan dan penawarannya.
G. Saingan perusahaan
Dalam analisis pasar, perusahaan harus mengetahui keadaan persaingannya, apakah ada
saingan yang melakukan tindakan mengejutkan atau adakah saingan yang tidak sehat.
H. Pola pembelian
Dalam anaisis pasar, perusahaan perlu mengetahui dan mengaji kebutuhan dan keinginan,
serta pola pembeliannya. Seperti kita ketahui bahwa pola pembelian para konsumen dipasar
sangat berbeda-beda.
Perencanaan pemasaran perusahaan sangat penting sekali bagi keberhasilan jangka panjang
perusahaan dan sama pentingnya untuk para manajer pemasaran yang mengembangkan strategi
pemasaran yang efektif. Begitu pula mengenai analisis pasar adalah sangat penting didalam
menentukan suatu keputusan yang efektif didalam bidang pemasaran.

2.2.2 LANGKAH-LANGKAH DALAM ANALISIS PASAR

Seperti kita ketahui bahwa perusahaan yang berhasil didalam memajukan usahanya adalah
perusahaan yang mampu melaksanakan analisis pasar. Apa sebabnya? Dalam masalah ini,
disebabkan analisis pasar itu adalah merupakan taktik atau strategi di dalam usaha memajukan
usaha pemasaran barang dan jasa. Analisis pasar merupakan konsep pemasaran yang berorientsi
kepada kepentingan para konsumen atau berorientasi pada pasar sasaran (target marketing).
Pendekatan lima langkah yang dipergunakan untuk melaksanakan analisis pasar, berikut beberapa
metode dan pedomannya. Adapun langkah-langkah di dalam analisis pasar itu adalah sebagai
berikut:

A. Menguraikan struktur produk pasar


Disini, seorang manajer pemasaran harus dapat menguraikan struktur produk pasar dengan
menganalisis sasaran produk (target product) dan susunan produk yang tersedia cukup
banyak untuk memenuhi kebutuhan para konsumen di pasaran.

8
B. Mendefinisikan pasar yang relevan
Disini seorang manajer pemasaran harus mengetahui struktur produk pasar secara
keseluruhan, kemudian manajer pemasaran tersebut harus dapat mendefinisikan perangkat
pesaing perusahaan yang paling relevan atau potensial.
C. Menganalisis kebebutuhan primer untuk pasar yang relevan
Pada langkah ini, seorang manajer pemasaran harus dapat mencoba untuk memahami
proses pembelian produk untuk semua merek.
D. Menganalisis kebutuhan selektif dalam pasar yang relevan
Dalam langkah ini, seorang manajer pemasaran harus dapat membahas proses para pembeli
di dalam pembelian produk dan harus menentukan merek dalam batas-batas pasar yang
relevan. Untuk memeriksa perbedaan-perbedaan, kebiasaan-kebiasaan para pembeli di
dalam pola pembeliannya, maka seorang manajer pemasaran harus menerapkan strategi
segmentasi pasar.
E. Menganalisis pasar target potensial
Dalam langkah terakhir ini, seorang manajer pemasaran harus membahas, mencari sumber
informasi di bidang pemasaran dari langakah-langkah untuk mengenali pasar yang
potensial.
Untuk melaksanakan kelima langkah di dalam menganalisis pasar tersebut, seorang manajer
pemasaran harus bisa menjawab atau mendapatkan jawaban tentang:
1) Berapa besarnya dan luasnya ukuran pasar tersebut.
2) Bagaimana prospek pertumbuhannya pasar tersebut.
3) Apakah para pembeli dalam pasar menilai adanya pesaing serta dapat memberikan manfaat
dalam tingkat yang diinginkannya.
4) Apakah cukup banyak pilihan produk dan mereknya.
5) Apakah ada kesulitan dalam pemasaran produk, serta mereknya sudah terbentuk.
6) Apakah kebutuhan suatu segmen pasar terpenuhi atau tidak.
7) Apakah sejumlah para pembeli potensial tidak bersedia atau tidak mampu membeli produk
tersebut.

9
Kebutuhan primer perlu dianalisis dalam hal ini adalah untuk dapat mengenali peluang
pertumbuhan dan tindakan-tindakan yang harus diambil guna memanfaatkan peluang usaha yang
baik di bidang pemasaran. Dengan perkataan lainnya, seorang manajer pemasaran dengan
mengenali para pembeli potensial akan mengetahui akan kebutuhan bentuk produk yang
diinginkannya. Disini, ada tiga macam karakteristik yang paling penting guna mengenali para
pembeli yang membutuhkan bentuk produk di pasaran, yaitu:

1. Lokasi
Tingkat pembelian para pembeli terhadap bentuk produk, sangat dipengaruhi oleh lokasi
atau tempat/wilayah berikut iklimnya, kepadatan penduduknya, tradisinya dan faktor-
faktor lainnya.
2. Demografis
Tingkat karakteristik para pembeli menyangkut masalah usia, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, dan jumlah keluarga akan membedakan para konsumen terhadap pola
pembeliannya terhadap bnetuk produk yang akan dibelinya .
3. Gaya Hidup
Ukuran gaya hidup para pembeli perlu dianalisis secara cermat. Produksi yan akan dibuat
oleh perusahaan, sebiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan setiap pola hidup
para konsumen / para pembeli. Ukuran gaya hidup para konsumen / para pembeli, dapat
dianalisi atau diamati dengan cara:
• Waktu konsumen / pembeli mempergunakan pembelian produk.
• Meneliti lingkungan para konsumen / para pmbeli.
• Meminta pendapat para konsmen / para pembeli terhadap kebutuhan dan keinginan
produk yang akan dibelinya.
• Meneliti bentuk produk, jenis produk, model produk, merek produk yang
dianggapnya paling penting dan sangat berguna.

Didalam menganalisi kebutuhan selaktif, seorang manajer emasaran perlu memahami para
pembeli yang menentukan pilihan terhadap merek-merek produk yang relevan. Pendekatan yang
paling penting disini, manajemen pemasaran harus menerapkan strategi segmentasi pasar. Konsep
pemasaran yang mendalami segmantasi pasar adalah kelompok yang memberikan tanggapan
berbeda-beda terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan.

10
Ada lima langkah didalam pendekatan segmentasi pasar terhadap kebutuhan selektif yaitu :
1. Mengenali dan mengamati situasi penggunaan produk .
2. Mengenalai dan mengamati merek-merek produk dalam pasar yang relevan .
3. Mengenali dan mengamati manfaat segmen pasar yang relevan .
4. Menentukan posisi merek produk perusahaan dipasar yan relevan .
5. Menguraikan masing-masing segmen pasar .
Untuk mendapatkan informasi perilaku pembeli terhadap produk yang dibutuhkanya , seorang
manajer pemasaran menanalisi atau meneliti tetang :

1. Berapa banyak pembeli yang akan ada dalam masing-masing segmen.


2. Bagaimana situasi penggunaan produk oleh para pembeli.
3. Sering tidaknya penggantian untuk barang durable.
4. Berapa banyak jumlah pembelian produk dalam segmen pasar.
5. Bagaimana potensi untuk menjual produk-produk yang berkaitan dengan para pelanggan .
Aktivitas.

2.2.3 ANALISIS DAERAH PENJUALAN

Pada kenyataan jika hasil produksi tidak sesuai dengan keinginan dan kebutuhan para
konsumen, berarti perusahaan yang bersangkutan mengalami kegagalan didalam usahanya.
Barang-barang yang dihasilkan oleh perusahaan, bermanfaat dan berfungsi tidaknya ditentukan
dan diputuskan oleh para konsumen / para pembeli. Dengan perkataan lainya berhasil tidaknya
barang yang dibuat oleh perusahaan, ditentukan oleh penilaian para konsumen / para pembeli yang
membutuhkannya oleh karena itu, barang-barang yang akan dibuat perusahaan, sebelumnya perlu
dianalisis kelayakannya dan tingkatan kemanfaatannya. Adapun penganalisisan barang –barang
yang akan dibuat atau dihasilkan itu menyangkut masalah:
1. Fungsi barang , manfaat barang atau kegunaan barang.
2. Wujud luar dari barang yang dibuat.
3. Mutu barang yang dibuat.

11
Apabila barang-barang yang dibuat oleh perusahaan dapat memuaskan para
konsumen/para pembeli, selanjutnya perusahaan perlu menganalisis daerah penjualanya. Dengan
menganalisis daerah penjualan, maka perusahaaan yang bersangkutan akan mendapat suatu
gambaran tentang kejadian pemasaran dan perjualan barang-barang dimasa yang lampau dengan
membandingkan hasil penjualan barang dimasing-masing daerah penjualan perusahaan, akan
memperoleh suatu gambaran seberapa jauh berhasil tidaknya dalam kegiatan dibidang
pemasaranya.

Setelah perusahaan mendapat gambaran para pembelian potensial didaerah penjualannya,


selanjutnya perusahan akan melaksanakan kebijakan didalam peiklanannya, distributornya,
prestasi kerja para wiraniaganya dan lain sebagainya. Dari penjelasan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa analisis terhadap daerah penjualan dapat dilakukan dengan cara:
1. Membandingkan jumlah hasil penjualan ditiap-tiap daerah dengan potensi permintaan para
pembeli didaerah penjualan tersebut.
2. Membandingkan hasil penjualan produknya ditiap-tiap daerah dengan standar jumlah hasil
penjualan yang sudah direncanakan oleh perusahaan.

Analisis jumlah hasil penjualan produk dapat diperinci menjadi analisis hasil penjaualan
kelompok barang disetiap daerah atau wilayah penjualan penentuan penjualan produk yang
berdasarkan daerah atau wilayah pad umumnya ditingkat provinsi, tingkat kabupaten, kotamadya,
kecamatan dan tingkat pedesaan. Daerah-daerah penjualan tersebut daat membantu para manajer
pemasaran didalam mengalokasikn kegiatan para wiraniaga dan kegiatan periklananya. Adapun
keuntungan dari penenuan penjualan menurut analisis daaerah / wilayah diatas, adalah membantu:
1. Didalam pemasaran dan perluasan pasar.
2. Kelangsungan hidup perusahaan.
3. Memperhatikan lingkungan produk.
4. Penentuan jumlah barang yang akan diproduksinya.
5. Sistem pendistibusian.
6. Sistem promosi yang akan dilaksanakan oleh perusahaan.
7. Peramalan penjualan produknya.
8. Kekuatan para pesaing perusahaan.

12
2.2.4 ANALISIS MENGGIATKAN PENJUALAN BARANG

Suatu barang betapaptun bermanfaat dan berguna , ada kemungkinan tidak akan dibeli jiks
barang tersebut tidak dikenal oleh para konsumen. Oleh karena itu perusahaan harus cepat
mempromosikan brang-barang yang dibuatnya agar dapat mempengaruhi para konsumen, serta
agar dapat menciptakan permintaan. Jadi kegiatan promosi yang dijalankan pleh perusahaan
adalah merupakan salah satu acuan pemasaran yang paling baik didalam memperkenalkan barang-
barangnya. Berdasarkan analisis menggiatkan penjualan barang, cara terbaik memperkenalkan
barang-barang yang dibuat oleh perusahaan adalah melalui jalur promosi dan pelaksanaanya
dimulai melalui jalur promosi dan pelaksanaanya dimulai melalui pemasangan iklan. Pemasangan
iklan dapat dilakukan melalui surat kabar, majalah, TV, radio, pemeran dan lain sebagainya.

Dengan menggiatkan penjualan barang melalui promosi, diharapkan perusahaan yang


bersangkutan dapat meningkatkan penjualan barangnya , serta dapat meningkatkan omzet
penjualannya . Jika berdasarkan analisis menggiatkan penjualan barang yang dibuat perusahaan
itu berhasil maka dengan sendirinya perusahaan tersebut dapat mempertahankan kontituniasnya.

Dalam melaksanakan promosi dari hasil analisis menggiatkan penjualan barang ,


diperlukan unsur-unsur yang dapat meningkatkan penjualan barang, diperlukan unsur-unsur yang
dapat meningkatkan dalam penjualan barang . Adapun persyaratan yang harus dipenuhi didalam
melaksanakan menggiatkan penjualan barang sebgai berikut :

A. Menganalisis merek / Cap / Brand


Didalam meningkatkan omzet penjualan barang, seorang manajer pemasaran harus
berusaha dan mengarahkan agar para konsuman dapat memilih merek / cap / brand barang
dari perusahaan yang bersangkutan. Disini, perusahaan harus berusaha meningkatkan
kesetiaan, rasa kepercayaan, kemantapan dan perasaan bangga terhadap merek / cap / brand
dari perusahaan yang bersangkutan. Akan tetapi jangan lupa, akan memperkenalkan merek,
perusahaan harus meningkatkan mutunya barang yang dipromosikan.
B. Menganalisi modal yang dibutuhkan
Sebelum melaksanakan promosi penjualan barang, perusahaan yang bersangkutan perlu
mempertimbangkan modal yang disediakan. Modal tidak saja dipergunakan untuk biaya
promosi, akan tetapi dipergunakan pula untuk modal kerja didalam memproduksi barang-
barang.

13
C. Mengadakan analisis kualitas barang
Kualitas barang yang dapat diterima oleh para konsumen, diharapkan bisa meningkatkan
omzet penjualan maka dari itu, kualitas barang perlu dianalisis, karena betapapun hebatnya
promosi yang dijalankan perusahaan, akan tetapi jika kualitas barang sangat
mengecewakan para konsumen, akhirnya barang tersebut tidak akan dibeli oleh para
konsumen.
D. Mengadakan analisis harga barang
Masalah harga jual barang, perlu dipertimbangkan secara matang, sebab jika harga barang
terlalu tinggi (mahal) dan tidak sesuai dengan kualitasnya, akibatnya akan menimbulkan
rasa kekecewaan para konsumen. Maka dari itu, sebelum barang yang dibuat oleh
perusahaan dipasarkan kepasaran, terlebih dahulu perusahaan yang bersangkutan
mengadakan analisis terhadap harga barang yang ditetapkannya itu sudah tepat dan sesuai
dengan daya beli para konsumen atau belum, apakah harga barang itu sudah sesuai dengan
kualitasnya atau belum.
Adapun keuntungan perusahaan melaksanakan analisis didalam rangka menggiatkan penjualan
barang-barangnya adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan akan dapat meningkatkan omzet penjualan barangnya.


2. Perusahaan akan memperoleh keuntungan yang akan diharapkannya.
3. Perusahaan dapat meningkatkan produksinya.
4. Efisiensi modal perusahaan dapat ditingkatkan.
5. Piutang-piutang perusahaan waktunya dapat diperpendek.
6. Barang-barang perusahaan yang bersangkutan akan menjadi terkenal.
7. Hasil produksi perusahaan yang bersangkutan sangat digemari konsumen.
8. Perusahaan akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Perusahaan perlu melaksanakan analisis didalam rangka menggiatkan penjualan barang-


barangnya. Dalam hal ini , karena perusahaan tersebut menginginkan adanya sasaran tertentu
didalam rangka menerapkan strategi pemasaran adapun sasaran dari analisis didalam rangka
menggiatkan penjualan barang-barang perusahaan adalah sebagai berikut :

a) Sasaran program pemasaran

14
Disini, seorang manajer pemasaran harus dapat menentukan sasaran program pemasaran
secara spesifik, guna memberikan pedoman didalam menentukan promosi penjualan yang
paling tepat. Begitu pula perusahaan harus dapat menentukan sasaran program yang baik.
Dengan adanya program penjualan yang baik, perusahaan yang bersangkutan dapat
permintaan dari para pembeli atau dari para distributor.
b) Merangsang pertanyaan para pembeli
Dengan adanya analisis pasar, seorang manajer pemasaran dapat memotivasi pertanyaan-
pertanyaan para pembeli. Cara untuk merangsang pertanyaan para pembeli adalah dengan
menawarkan suatu barang dengan cara demonstrasi, pemberian katalog gratis, dengan
adanya pemberian hadiah dan lain sebagainya. Maka dari itu, jika perusahaan ingin maju
dan lebih efektif didalam kegiatan usahanya, harus dapat merangsang pertanyaan para
pembeli.
c) Meningkatkan dalam mencoba produk baru
Perusahaan yang akan memasarkan produk barunya, sebaiknya menggunakan teknik
promosi dengan menggunakan kupon silang. Teknik promosi dengan menggunakan kupon
silang dapat mendorong para konsumen untuk mau mencoba membeli produk baru yang
dibuat perusahaan tersebut.
d) Mendorong pembelian ualang
Analisis didalam rangka menggiatkan barang yang baik dan terpadu akan menyebabkan
dan menanamkan rasa kesetiaan konsumen terhadap merek barang yang dibuat oleh
perusahaan. Cara menggiatkan barang yang terarah dan terpadu, akan mendorong
pembelian ulang tergadap barang-barang yang dihasilkan oleh perusahaan yang
bersangkuatan.
Adapun tujuan analisis dalam rangka menggiatkan penjualan barang-barang yang dibuat oleh
perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Memodifikasi tingkah laku para konsumen


Dengan adanya promosi penjualan yang terarah akan merubah tingkah laku dan
menghasilkan pendapat para konsumen terhadap barang-barang dibelinya. Disini seorang
Manajer Pemasaran, harus berusaha menciptakan kesan yang baik dan mendorong agar
para konsumen mau melaksanakan pembelian ulang terhadap barang-barang diproduksi
oleh perusahaan tersebut.

15
2. Memberitahukan pasar
Kegiatan promosi penjualan yang tepat dapat ditujukan untuk memberitahukan pasar
relevan.kegiatan promosi penjualan di sini, akan menawarkan barang yang diproduksi oleh
perusahaan yang bersangkutan.

3. Membujuk para konsumen


Kegiatan promosi penjualan barang yang sifatnya membujuk para konsumen, sangat
disenangi oleh para perusahaan. Caranya membujuk para konsumen adalah dengan
mengarahkan dan mendorong terhadap para konsumen agar mau membeli barang-barang
yang dibuat perusahaan tersebut. akan lebih dominan, jika barang-barang yang di hasilkan
oleh perusahaan itu mulai memasuki tahapan pertumbuhan di dalam siklus kehidupan
produk (product life cycle).

2.2.5 TARGET MARKET (PASAR SASARAN)

Setiap peluang dalam bidang pemasaran barang dan jasa, sebaiknya dianalisis secara teliti
dan cermat. Seperti kita ketahui bahwa setiap pasar terdiri dari beberapa kelompok langganan dan
tuntutan para langganan terhadap barang-barang yang dibelinya dari perusahaan yang
bersangkutan. Sebelum perusahaan melaksanakan target market (pasar sasaran), terlebih dahulu
harus mengadakan pendekatan didalam segmentasi pasar. Target market adalah ambisi perusahaan
untuk menyerbu pasar sasaran atau tempat berpijak untuk menyerbu pasar yang lebih luas.

Target market (pasar sasaran) adalah suatu kelompok konsumen yang agak homogen dan
kepada siapa perusahaan ingin melakukan pendekatan agar para konsumen mau membeli terhadap
produk yang dipasarkannya. Kegiatan pemasaran barang sebaiknya diarahkan kepada target
market (pasar sasaran) yang di tuju, sehingga dapat berhasilmencapai tujuan yang diharapkannya.
Oleh karena itu, pertama-tama yang Harus dilaksanakan oleh perusahaan adalah menentukan
sasaran pasar. Target dapat dilakukan apabila manajer pemasaran telah menerapkan segmentasi
pasar dari produkyang dibuatnya. Dengan ditetapkannya segmentasi pasar dan target market, maka
perusahaan yang bersangkutan dapat mengembangkan kedudukan produknya disetiap sasaran
pasar.
Adapun proses pelaksanaan target market yang dijalankan oleh perusahaan sebagai berikut:
1. Mengembangkan acuan pemasaran untuk setiap segmen pasar sasaran

16
2. Memilih segmen pasar sasaran
3. Mengembangkan posisi produk untuk setiap segmen pasar sasaran
4. Mengembangkan profil segmen pasar yang dihasilkannya
5. Mengembangkan ukuran/kriteria daya tarik segmen pasar yang ada
6. Mengidentifikasikan, dasar untuk mensegmentasikan pasar agar perusahaan berhasil
dengan baik.
A. Faktor-faktor target market
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan target market adalah sebagai
berikut:
a) Analisis situasi
Suatu rencana pemasaran barang dan jasa, akan diawalidengan ringkasan hasil-hasil yang
sudah dicapai oleh perusahaan dan diikuti dengan penampilan suatu trends produk dari
perusahaan tersebut. Analisis situasi ini, merupakan salah satu faktor yang berhubungan
dengan masalah lingkungan makro, para pesaing, para pelanggan, para pensuplai barang,
para distributor dan lain sebagainnya.
b) Sasaran pemasaran
Sasaran pemasaran yang paling utama adalah untuk jangka waktu yang akan datang.
Faktor-faktor yang ikut mempengaruhinya adalah para konsumen, para pelanggan baru
dan lain sebagainnya. Adapun yang menjadi sasaran pemasaran adalah menginginkan
suatu keuntungan yang di harapkan oleh perusahaan.
c) Sumber daya perusahaan
Sumber daya yang dimiliki perusahaan adalah sangat penting sekali didalam rangka
pelaksanaan target market. Cara perusahaan untuk mendapatkan sumber daya bisa didapat
dari dalam perusahaan sendiri atau bekerja sama dengan pihak luar perusahaan. sumber
daya yang dimiliki oleh perusahaan itu adalah merupakan salah satu faktor dalam
pelaksanaan target market.

d) Mengembangkan sumber daya

17
Mengembangkan sumber daya dapat dilakukan perusahaan sendiri atau bekerja sma
dengan pihak luar. Adapu keuntungan bekerja sama dengan pihak luar adalah segala resiko
akan ditanggung bersama. Bentuk kerjasama dapat dilakukan dengan production
sharingatau dengan joint venture. Mengembangkan sumber daya yang dijalankan oleh
perusahaan adalah merupakan salah satu faktor di dalam pelaksanaan target market.
e) faktor-faktor luar
Faktor-faktor luar yang paling banyak mmpengaruhi pelaksanaan target market adalah:
• Perkembangan ekonomi dan perdagangan
• Kebijaksanaan pemerintah di bidang ekonomi
• Situasi politik dan
• Suasana persaingan
• Strategi pemasaran
Strategi pemasaran adalah merupakan faktor dalam rangka pelaksanaan target
market, diantaranya adalah:
- Konsep pemasaran
- Segmentasi pasar, dan
- Marketing mix
B. Strategi target market
Dalam rangka memberikan rasa kepuasan kepada para konsumen, perusahaan yang
bersangkutan perlu melakukan usaha pembinaan terhadap langganan melalui pengarahan
tindakan yang tepat sesuai dengan sifat para konsumen/para pembeli.untuk dapat membina
para langganan, maka perusahaan perlu memberi kan pelayanan yang baik dan sesuai dengan
target market (pasar sasaran). Di sini, setiap kelompok konsumen di pasar dapat dipilih
sebagai suatu pasar sasaran (target market) yang akan dicapai dengan strategi marketing mix.
Usaha perusahaan dalam pelaksanaan strategi target market adalah dalam rangka
menghindarkan persaingan. Perusahaan di sini harus mampu mengidentifikasikan bagian-
bagian yang sangat menarik dari pasar tersebut, sehingga bagian pasar itu dapat dilayani
perusahaan secara lebih efektif dan efesien. Bagian dari pasar itu yang biasanya disebut bagian
pasar adalah merupakan target Market. Dalam usahanya sehari-hari setiap perusahaan dapat
mengembangkan produk yang tepat untuk masing-masing pasar sebagai pasar sasaran.
Strategi yang dijalankan oleh perusahaan diantaranya adalah akan menyesuaikan harga

18
produk yang tepat, saluran distribusi yang efektif dan advertensi yang tepat, sehingga akhirnya
perusahaan akan dapat menjangkau pasar sasaran (target market). Dalam rangka pelaksanaan
strategi target market, ada tiga alternatif strategi yang akan diterapkan oleh perusahaan,
diantaranya:
a) Undifferentiated marketing
Undifferentiated marketing adalah suatu usaha perusahaan dengan jalan meninjau pasar
secara keseluruhan dan memusatkan pada kemasan-kemasan barang untuk memenuhi
keinginan dan kebutuhan para konsumen. Penggunaan strategi undifferentiated marketing
ini, didasarkan kepada adanya penghematan ongkos-ongkos dalam bidang pemasaran
khususnya dan ongkos-ongkos perusahaan pada umumnya.
b) Differentiated marketing
Differentiated marketing adalah suatu usaha perusahaan untuk mengidentifikasikan
kelompok-kelompok pembeli tertentu dengan membagi pasar ke dalam dua kelompok atau
lebih. Di samping itu, perusahaan harus membuat produk-produk dengan program-
program yang berbeda-beda untuk masing-masing segmen pasar. Dalam hal ini perusahaan
mempunyai tujuan ingin meningkatkan jumlah penjualan barang-barang dan jasa, serta
ingin mendapatkan kedudukan yang kuat pada setiap segmen pasar.
c) Concentrated marketing
Concentrated marketing adalah suatu usaha perusahaan untuk memusatkan pemasaran
produk-produknya pada satu atau beberapa kelompok pembeli potensial. Setrategi yang
dilakukan oleh perusahaan ini, apabila perusahaan yang bersangkutan tidak berhasil
melayani kelompok pembeli yang banyak. Oleh karena itu usaha pemasaran produk
perusahaan harus dipusatkan kepada kelompok pembeli potensial dan yang banyak
menguntungkan. Sedangkan tujuan dari strategi Concentrated marketing adalah ingin
memperoleh kedudukan yang kuat didalam suatu segmen pasar yang dilayaninya.
Sedangkan tujuan lainya dari strategi Concentrated marketing ini adalah memperoleh
penghematan dalam operasi pemasaran, karena adanya spesialisasi dalam produk, harga,
promosi dan distribusi .

C. Pemilihan strategi target market

19
Dengan adanya siafat-sifat khusus dari para penjual, produk atau pasar sasaran, akan
membatasi pemilihan terhadap strategi penetapan target market. Adapun faktor-faktor yang
membatasi strategi penetapan strategi target market yaitu.

2.2.6 SIFAT BARANG DAN TINGKAT KONSUMSINYA

Banyak barang-barang yang dipasarkan didalam pasar konsumen. Barang-barang yang


dipasarkan itu dapat dibedakan dari berbagai segi. Berdasarkan tingkat konsumsinya, serta
wujudnya (tangible), barang-barang yang dibeli oleh para konsumen atau barang-barang yang
dipasarkan tersebut dapat dibedakan menjadi:

A. Barang-barang yang tidak tahan lama (nonrurabel goods)


Barang-barang yang tidak tahan lama (nonrurabel goods) adalah barang-barang yang
berwujud (tangible goods). Barang-barang ini, dikonsumsikan hanya satu kali atau beberapa
kali dalam waktu yang tidak begitu lama. Contoh barang-barang ini adalah sayur mayur,
buah-buahan, beras, daging, gula, kopi, teh, minyak goreng, pasta gigi dan lain sebagainya.
Sifat barang-barang ini, adalah cepat dikonsumsinya, cepat habisnya, serta sering dibelinya.
Sifat-sifat lainnya dari barang-barang ini adalah barang-barang tersebut dapat dijual dilokasi
atau pertokoan, serta mampu menciptakan daya kesetiaan kepada sesuatu merek produk
tersebut.
B. Barang-barang tahan lama (durable gods)
Barang-barang tahan lama (durable goods) adalah barang-barang yang berwujud (tangible
goods) yang dapat di pergunakan berkali-kali pemakainnya dalam jangka waktu panjang,
tanpa mengurangi jumlah barang-barang tersebut. Contoh barang-barang yang tahan lama
(durable goods) adalah pakaian, lemari es, mobil, motor, radio, televisi, meja, kursi dan lain
sebagainnya. Sifat-sifat lainnya dari barang-barang ini adalah lebih banyak memerlukan
personal selling dan services, serta sering membutuhkan adanya jaminan atau services.
C. Jasa (services)
Jasa atau services adalah semua kegiatan yang dapat memberikan manfaat atau kepuasan serta
kesenangan yang ditawarkan perusahaan untuk diperjual belikan. Contoh barang-barang ini
adalah jasa restoran, jasa penginapan, jasa rumah sakit, jasa pemangkas rambut, jasa reparasi
jam tangan, jasa perbengkelan, jasa biro pariwisata, jasa perbaikan, jasa asuransi, dan lain
sebagainnya. Sifat-sifat jasa (services) adalah produknya tidak nyata berwujud (intangible),

20
serta banyak variasinya dan dapat bersifat pribadi. Berdasarkan kebiasaan-kebiasaan di dalam
pembeliannya dan usaha-usaha yang dikorbankan para konsumen/para pembeli, maka barang-
barang yang dibutuhkannya itu dapat dibedakan menjadi:
a) Barang-barang shopping (shopping goods)
Barang-barang shopping (shopping goods) adalah barang-barang konsumsi yang dibeli
oleh para konsumen/para pembeli dengan melakukan seleksi terlebih dahulu yaitu
mengenai kualitasnya, modelnya, hargannya, kemanfaatannya dan lain sebagainnya.
Contoh barang-barang shopping goods adalah meubel, jam tangan, sepatu, motor, mobil,
pakaian, dan lain sebagainnya.
b) Barang-barang spesial (special goods)
Barang-barang spesial (special goods) adalah barang-barang konsumsi dengan ciri khusus
yang unik. Seorang pembeli barang-barang ini, mempunyai kebiasaan membeli barang
tersebut ditoko tertentu atau khusus. Contoh barang-barang spesial adalah alat-alat
fotografi, lukisan, permata, stereo-set, mobil mewah, jam tangan mewah, dan lain
sebagainya.
c) Barang-barang konvenion (convenience goods)
Barang-barang konvenien (convenience goods) adalah barang-barang konsumsi yang
sering dibeli dan dibutuhkan dalam jangkawaktu yang cepat, dengan usaha sedikit untuk
membanding-bandingkan masalah harga maupun kualitas barang pada saat membelinya.
Contoh barang-barang konvenien adalah rokok, permen, sabun, minuman, es krim, korek
api, garam, dan lain sebagainya.
D. Tingkat Konsumsi Barang (Rate of consumption)
Tingkat frekuensi para konsumen/para pembeli di dalam membeli suatu barang ditandai
dengan sering tidaknya membeli barang dan tergantung kepada tingkat konsumsinya barang
tersebut. Sedangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat konsumsi dalam
pembelian barang-barang adalah :
• Faktor umur konsumen
• Faktor pendidikan
• Faktor selera konsumen
• Faktor pendapatan konsumen
• Faktor agama konsumen

21
• Faktor budaya konsumen
• Faktor banyaknya keluarga
• Faktor musim

22
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Demikianlah uraian tentang personal branding dan analisa pasar. Semoga penjelasan ini
dapat menambah wawasan sputar personal branding dan analisa pasar.

3.2 SARAN
Sangat diharapkan agar dapat memilih personal branding dan analisa pasar yang tepat dan
efektif.

23
DAFTAR PUSTAKA

Jeffrey S. Beals. (2008). Self Marketing Power. Omaha: LLC.


Murphy, Jhon J. (1999). Technical Analaysist of The Financial Markets. New York: NYIF

iii

Anda mungkin juga menyukai