Anda di halaman 1dari 7

POKOK-POKOK DALAM ANALISA

MIKROBIOLOGI PANGAN*)
Sebuah Tinjauan

Milono Poesponegoro
Puslitbang Kimia Terapan - LlPI
JI. Cisitu-Sangkuriang, Bandung 40135

INTISARI This paper presents a review on the fundamentals of micro-


biological analysis of foods to clarify the various microbiological
Mlkroorganisme di dalam pangan tidak saja dapat me-
aspects, background and the principles outlay the works of
nurunkan kualitas dan lama penyimpanan pangan, tetapt Juga
dapat menyebabkan timbulnya keracunan makanan. Oleh karena microbiological analysis offoods and their problems.
itu anallsa mikrobiologl sangat pentlng, terutama untuk
menentukan keamanan pangan bagi kesehatan, penjagaan kua-
litas serta untuk maksud standarisasi produk pangan.
PENDAHULUAN
Adanya pencemaran bahan pangan oleh mikroorganisme Berkenaan dengan sifatnya yang mudah dicema, bahan
memerlukan analisa mikrobiologi yang baku agar diperoleh hasll pang an mengandung senyawa-senyawa kimia yang mudah
analisa yang akurat. Hal ini disebabkan karena disamping sifat mengalami biodegradasi oleh mikroorganisme sehingga
pangan yang kompleks, banyak faktor lain yang berpengaruh menurunkan kualitas dan keamanannya untuk dikonsumsi,
pada hasil analisa mikrobiologi, diantaranya adalali umur Pencemaran bahan pangan oleh mikroorganisme tidak saja
pangan, pengambilan dan perlakuan contoh, serta metoda anallsa
dapat menyebabkan bahan pangan menjadi rusak, tetapi
yang dlgunakan. Dalam rangka pemilihan metoda analisa
juga menurunkan daya simpan dan membahayakan ke-
mikrobiologi pangan, tidak hanya sifat fisika dan kimia bahan
pangan yang perlu diperhatikan; tetapi juga bentuk prosessingnya sehatan manusia. Oleh karena itu, bahan pangan hendaknya
yang diperoleh sebelumnya, tlpe organisme patogen/perusaknya bebas dari mikroorganisme patogen dan racun yang
yang utama; serta jumlah mikroorganisme yang diperkirakan ada ditimbulkannya agar aman untuk dikonsumsi. Demikian
perlu dipertimbangkan. pula, bahan pangan hendaknya sesedikit mungkin me-
Dalam makalah ini disajikan tinjauan tentang pokak-pokok ngandung mikroorganisme yang tidak dikehendaki agar
analisa mikrobiologi pangan, untuk menjelaskan berbagai aspek tidak menjadi cepat rusak dan turun kualitasnya.
mikrobiologi, latar belakang dan prinsip yang mendasari pe-
kerjaan analisa mikrobiologi pangan serta problematik yang Adanya kebutuhan konsumen untuk memperoleh
terkait. pangan yang aman dan bebas dari gangguan bahaya ke-
sehatan, telah mendorong timbulnya tuntutan bagi penerap-
an standar mikrobiologi, batasan atau spesifikasi pangan
ABSTRACT
pada tingkat intemasional (Edward, 1978). Tujuan utama
Microorganisms in foods not only can deteriorate the quality standar pangan adalah, adanya: (1) jaminan proteksi
and shelf life of foods, but also capable of producing food kesehatan publik terhadap bahaya mikroorganisme pa-
poisoning. Therefore, microbiological analysis of foods is
togen; (2) jaminan bahwa pangan secara keseluruhan belum
essential; particularly to establish safety, to secure adequate
pernah tercemar; dan (3) jaminan bahwa bahan pangan
microbiological quality and for standardization of food products.
memiliki harapan waktu simpan yang lama.
The existence of microbial pollution in foods needs standard
microbiological analysis of foods to obtain accurate results of Dari segi industri penghasil pangan, standar pangan
analysis. This is due to the fact that beside the complex nature of bcrarti: meughasilkan produk pangan untuk dijual kepada
foods, the number of factors affecting the results of analysis are konsumen yang tidak saja aman untuk dikonsumsi, tetapi
innumerable such as food age, sampling methods and treatment of
juga mcmpunyai kualitas yang baik, utuh, tidak rusak oleh
the samples, and the methods of analysis used. In framing
prosesing maupun oleh mikroorganisme, serta memiliki
me/hods for the microbiological analysis of foods consideration
must be given not only to the phycical and chemical properties of daya simpan yang baik. Shewan (1976) mcnegaskan bahwa
the food, but also to the form of processing they have recieved, the pangan pcrlu diproduksi secara "higienis" dcngan menerap-
types of pll/JW,';':IIS or spoilage organisms likely to be of most kan konscp Good Manufacturing Practice (GMP) dan
importance and the number likely to be present. Good Commercial Practice (GCP).

*) Telah dibawakan pad a Food Analysis Workshop, Bandung 13-22 Oktober 1997.

JKTI, VOL. 7, No. 1-2, Desember 1997 45


Di dalam istilah mikrobiologi GMP atau GCP besar diakibatkan oleh ulah bakteri. Lebih dari 50%
dinyatakan oleh Standard Plate Count (SPC), sehingga disebabkan oleh Staphylococcus, Salmonella dan Clos-
secara teoretis suatu pangan yang diproduksi dengan tridium welchii, dengan kontribusi untuk masing-masing
konsep GMP atau GCP cenderung memberikan nilai SPC sebesar 25,3%, 13,2% dan 17% (pelczar and Reid, 1974).
yang rendah dibandingkan dengan produk pangan yang Demikian pula Miskimin et.al. (1976) dan Munce (1981)
dihasilkan pada kondisi yang tidak higienis. menyatakan hal yang sama yaitu bahwa keracunan pangan
Lebih jauh lagi, kini telah berkembang konsep pengen- terutama disebabkan oleh Clostridium perfringens, Sta-
dalian mutu pangan dari aspek mikrobiologi yang dikenal phylococcus aureus, dan Salmonella. Lebih lanjut Mis-
sebagai Hazard Analysis and Critical Control Point kimin et.al. (1976) menyebutkan bahwa penyebaran
(HACCP), yang tidak saja telah diterapkan di industri organisme patogen pada umumnya berbeda tingkatannya
manufacturing pangan untuk tujuan pengendalian pro- untuk pangan yang siap makan dengan yang masih mentah.
sessing pangan tetapi juga di industri pelayanan pangan Tabel-z menunjukkan bahwa pangan yang masih mentah
untuk pengendalian operasi dalam pelayanan pangan lebih banyak mengandung mikroorganisme patogen
kepada konsumen (Munce, 1984). Pelaksanaan HACCP daripada pangan yang siap makan.
bertujuan untuk menghilangkan atau memperkecil ter-
jadinya kontaminasi selama proses produksi pangan, Tabel I, Wabah penyaklt yang dlsebabkan oleh pangan
mencegah terjadinya rekontaminasi serta mencegah
pertumbuhan atau peningkatan populasi mikroorganisme di Penyebab Persentase (%)
dalam bahan pangan selama distribusi dan penyimpanannya Bahan kimia 7,3
(Bauman, 1974). Staphylococcus 25,3
Hal-hal tersebut diatas menunjukkan adanya kebutuhan Clostridium perfringens 17,5
akan analisa mikrobiologi terhadap bahan pangan untuk Salmonella 13,2
menentukan keamanan dan kualitasnya, terutama ber- Shigella 2,7
kenaan dengan peran bahan pangan dalam penyebaran Clostridium botulinum 2,7
Virus 2,4
penyakit Analisa mikrobiologi menjadi semakin penting
Parasit 3,3
dengan meningkatnya perdagangan internasional akan
Jenis lainnya, termasuk : 4,0
bahan pangan dan dengan bahaya yang terkait dari Bacillus cereus
introduksi teknik-teknik baru dalam produksi massal, Streptococcus
distribusi yang luas dan cepat, serta diperdagangkannya Vibrio parahaemolyticus
bahan pangan dari daerah-daerah sumber penyakit interik Jenis tak diketahui 21,6
(Thatcher and Clark, 1968).
Pustaka: Pelczar and Reid (1974)
Pada umumnya orang menganalisa bahan pangan secara
mikrobiologi terutama untuk tujuan: (a) menentukan ke-
Tabel 2. Penyebaran organlsme patogen dalam pangan
amanannya; (b) mengukuhkan penjagaan kualitasnya; dan
mentah dan yang slap dlmakan
(c) untuk maksud standarisasi. Adapun sasarananalisa
mikrobiologi pangan, adalah: (1) Mendeteksi dan meng- Jumlah contoh pangan Mentah Siap dimakan
analisa tingkat pencemaran tinja pada pangan; (2)
Total yang diuji 132 593
Menganalisa tingkat perlakuan yang diperlukan agar Clostridium perfrlngens 27 18
pangan aman untuk dikonsumsi; (3) Menjamin efisiensi . Staphylococcus au reus 66 21
proses pada berbagai tahapan dalam pengolahan pangan; Salmonella 8 8
(4) Melokalisasi sebab-sebab timbulnya perusakan kualitas Total yang mengandung 76 40
pangan; (5) Menetapkan kemumian mikrobiologis pangan organisme patogen
setelah diproduksi, dan menunjukkan tetap terjaganya ke- Pangan yang mengandung 58 7
murnian pangan tersebut di dalam sistem distribusi dan organisme patogen (%)
penyampaiannya kepada konsumen. Pustaka: Miskimin, et.al. (1976)
Tulisan ini dimaksudkan sebagai introduksi ten tang
pokok-pokok analisa mikrobiologi pangan yang men-
Bagaimanakah sebenarnya peranan pangan ini sebagai
jelaskan berbagai aspek mikrobiologi, latar belakang dan penyebar penyakit? Pangan tertentu dapat berfungsi se-
prinsip yang mendasari pekerjaan analisa mikrobiologi
bagai medium pertumbuhan bagi organisme patogen.
pangan serta problematik yang terkait Dalam pangan ini organisme patogen tumbuh dan
berkembang biak, Jika tertelan bersama pangan organisme
patogen dapat menyebabkan penyakit infeksi. Dalam
MAKANAN DAN KEAMANANNYA BAGI
keadaan lain, organisme patogen dapat berbiak dan me-
KESEHATAN lepaskan racun di dalam saluran pencemaan manusia.
Dari seluruh wabah penyakit yang disebabkan Beberapa jenis patogen tertentu dapat menghasilkan racun
oleh pangan, seperti ditunjukkan dalam Tabel-I, sebagian dalam pangan sebelum dimakan manusia. Dapat pula

46 JKTI, VOL. 7, No. 1-2, Desember 1997


terjadi, pangan hanya berfungsi sebagai carrier bagi jasad timbulnya penyakit dan faktor-faktor yang mempengaruhi
renik patogen tertentu. timbulnya perusakan pangan secara mikrobiologis.
Menurut Hobbs (1977) terdapat beberapa tipe bakteri
Tabel-S Analogi antara penyaklt dan kerusakau pangan
yang diketahui menyebabkan keracunan pangan:
secara mlkrobiologl
• Jenis bakteri yang menyebabkan penyakit infeksi
apabila tertelan bersama pangan, misalnya: Salmonella, Penyakit pada man usia / hewan Kerusakan pangan
Escherichia coli dan Vibrio,' Patogenisitas Keganasan strain
• Jenis bakteri yang hidup dan melepaskan racun di Spesies hewannya Tipe bahan pangan
dalam intestin, misalnya: Clostridium welchii; Umurhewan Umurpangan
Jumlah mikroorganisme yang Jumlah organisme yang
• Jenis bakteri yang tumbuh dan berkembang biak di
menginfeksi mengkontaminasi
dalam bahan pangan dan menghasilkan racun, sebelum Adanya trauma Kerusakan wadah
pangan tersebut dimakan, misalnya: Staphylococcus Kesehatan umum, dan resistensi Kualitas komoditi,
aureus, Clostridium botulinum dan Bacillius cereus; hewan misalnya: pH, kadar air, dll.
Faktor-faktor lingkungan: kehangatan Suhu, kelembaban, dsb.
• Jenis organisme patogen yang menggunakan bahan
kelelahan, keadaan nutrisinya, dsb.
pangan sebagai carrier, misalnya: Shigella, Brucella Faktor antagonis biologis, misalnya Organisme penghambat
dan golongan virus. leukosit, antibodi
Pemberian obat-obatan Antibiotika, preservatives
Davis (1969) dan Lee (1978) menyatakan, bahwa dosis
Carrier, infeksi silang, dsb. Kontaminasi oleh bahan
infektif minimum untuk Salmonella pada umurnnya cukup pangan lain
tinggi (105 - 106 sel), kecuali typhus sangat rendah (3 - 5
sel saja). Keracunan pangan oleh Staphylococcus dapat Pustaka: Davis (1969)

terjadi jika pangan itu mengandung paling sedikit 106 CPS


per-gram (CPS= jenis Staphylococcus yang coagulase-
PENGENDALIAN PERTUMBUHAN
positit).
MIKROORGANISME DALAM
Davis (1969) menyarankan bahwa hendaknya pangan
itu tidak mengandung Salmonella dalam tiap 100g pangan,
INDUSTRI PANGAN
dan tidak mengandung lebih dari 1-103 CPS per-gram Sejak Louis Pasteur memperkenalkan metoda pas-
tergantung jenis pangannya. Untuk jenis pangan yang turisasi untuk mengawetkan anggur, pengendalian mikro-
langsung dimakan tidak lebih dari 103 CPS, tetapi untuk organisme dalam industri pangan memperoleh perhatian
jenis pangan lainnya yang akan dipakai sebagai bahan yang lebib seksama. Pada Tabel-4 diberikan contoh cara-
pangan lainnya hendaknya tidak lebih dari 10 CPS karena cara yang umumnya ditempuh di industri pangan untuk
jumlah yang sedikit itu akan berkembang biak, berlipat mengendalikan pertumbuban mikroorganisme.
ganda hingga mencapai jumlah yang berbabaya ketika Tabel-4 Cara pengendallan pertumbuhan mlkroorganisme
pangan itu siap dimakan. dalam industrl pangan
Hampir semua mikroorganisme penyebab keracunan itu Perlakuan Pengaruhnya
berasal dari bahan asal hewan, baik hidup atau mati. Pendinginan pada 00<: Memperlambat pertumbuhan semua
jenis mikroorganisme, dan tidak ada
Pangan yang berasal dari tumbuhan jauh lebib aman,
pertumbuhan mikroorganisme patogen
meskipun ada beberapa kekecualian termasuk kasus Pendinginan pada 3°e Tak ada pertumbuhan mikroorganisme
botulinum yang terjadi pada sayur-sayuran yang dibotolkan untuk beberapa hari
di rumah-rumah tangga. Pembekuan pada -20oe hingga Tak Ida pertumbuhan mikroorganisme
-io-c (dengan beberapa perkecualian)
Flashing untuk pangan cair dengan Agak kurang pengaruhnya jib
suhu 67°e selama 18 detik, atau dibandingkan dengan cara pasturisasi
MAKANAN DAN DAYA SIMPANNYA suhu 71-c selama 3 detik
Pasturisasi pada 710<:selama 18 detik Membunuh semua jenis
Corlet Jr (1974) menyatakan, bahwa pada umumnya mikroorgaDisme kecuali yang
thermodiuric dan spora
populasi mikroorganisme di dalam pangan telah mencapai Spray drying Agak kurang pengaruhnya jika
jutaan per-gram sebelum kerusakan dapat terdeteksi secara dibandingkan dengan cara pasturisasi
Roller drying Agak lebih pengaruhnya jika
organoleptik. Davis (1969) juga menyebutkan bahwa jika dibandingkan dengan cara pasturisasi
pangan mulai membusuk, Standard Plate Count biasanya Iradiasi Hasilnya bervariasi
telah mencapai 107 - 108 per-gram. Tingkat populasi Perlakuan dengan uap , misalnya Membunuh semua sel vegetatif
untuk cream, dl\.
bakteri pada pangan yang mulai terdeteksi rusak dengan Sterilisasi pada 1l0oe selama 20 menit Membunuh semua mikroorganisme
terbentuknya lendir dan bau yang ..tidak dikehendaki kecuali spora yang resisten
Sterilisasi pada 121°e selama 20 menit, Mernbunuh sernua rnikroorganisme
berbeda untuk jenis bahan pangan yang berbeda. Demikian atau pada 1400e selama 2 detik
pula, kerusakan secara mikrobiologis disebabkan oleh Pengentalan dan penambahan gula Harnpir bersifal bakteriostatik
mikroorganisme yang khusus untuk masing-masing jenis sempurna
Pengeringan, jika tepat Harnpir bersifat bakteriostatik
pangan yang berbeda. Pada Tabel-J diperlibatkan adanya sempurna
analogi diantara faktor-faktor yang mempengaruhi Pustaka: Davis (1969)

JKTI, VOL. 7, No. 1-2, Desember 1997 47


BEBERAPA MASALAH DALAM ANALISA memberikan hasil analisa yang berbeda. Oleh karena itu,
MIKROBIOLOGI PANGAN pembakuan dan pengendalian yang ketat perlu dilakukan
terhadap beberapa hal, misalnya untuk tahapan pekerjaan
Organisme patogen dan organisme perusak sedikit berikut ini:
sekali memperlihatkan kesamaan dan hubungannya satu
sama lain. Oleh karena itu haruslah dilakukan analisa yang • Pengambilan contoh;
• Perlakuan yang segera terhadap contoh, misalnya pen-
khusus untuk masing-masing tujuan, dan pengujian harus
diraneang menu rut jenis pangan yang bersangkutan. dinginan;
• Cara transportasi ke laboratorium;
Jumlah faktor yang mempengaruhi hasil analisa sangat
• Perlakuan contoh di laboratorium, misalnya eara dalam
banyak, dan kompleksnya sifat fisika dan kimia pangan
maserasinya;
menambah sumber kesalahan dalam analisa mikrobiologi.
• Semua aspek metoda yang digunakan, misalnya: jumlah
Tidak dapat diharapkan analisa mikrobiologi pangan
contoh yang dibutuhkan dalam pengujian, media se1ek-
mempunyai tingkat keakuratan yang tinggi dalam pe-
tif dan media pengkayaan (enrichment media), suhu
nentuan kuantitatif sebagaimana halnya dalam analisa
inkubasi, dan lain-Iainnya.
kimia. Hal ini disebabkan karena banyaknya faktor yang
dapat mempengaruhi hasil suatu analisa mikrobiologi Dalam rangka pemilihan metoda analisa mikrobiologi
pangan. Berikut ini diutarakan hal-hal yang dapat pangan, tidak hanya jenis suatu bahan pangan yang perlu
mempengaruhi hasil analisa yang telah menjadi problema diperhatikan, tetapi juga bentuk prosesingnya yang diper-
dalam analisa mikrobiologi pangan. oleh sebe1umnya, tipe organisme perusaknya yang utama,
dan jumlah mikroorganisme yang diperkirakan ada perlu
dipertimbangkan.
(a) Umur pangan
Di dalam analisa mikrobiologi pangan baik umur
pangan maupun suhu penyimpanannya merupakan faktor- METODA ANALISA
faktor yang harus dipertimbangkan dan dicatat Populasi MIKROBIOLOGI PANGAN
mikroorganisme dalam bahan pangan mungkin dapat me-
Analisa mikrobiologi yang dimaksudkan itu dapat
nurun, meningkat, atau tetap statis dengan bertambahnya
berupa pengamatan mikroskopis, prosedur kultivasi, reaksi
waktu (Yeterian et.aL, 1974). Davis (1969) menyatakan
serologis, atau kombinasi ketiga jenis analisa tersebut
bahwa populasi mikroorganisme dapat meningkat dan
meneapai tingkatan yang merusak pangan. Pada umumnya
(a) Pengamatan Mikroskopis
pangan yang ''berbahaya'' mengalami kerusakan secara
cepat dan mikroflora yang berbahaya meningkat Pemeriksaan pangan secara mikroskopis, baik secara
populasinya pada suhu 15 - 45°C. Oleh karena itu, langsung ataupun dengan eara pewarnaan jarang di-
meskipun umur pangan merupakan faktor di luar kendali gunakan. Tetapi teknik-teknik tertentu sering dapat menjadi
kita, perlu dibakukan dan dicatat. Demikian pula penting uji yang berguna, misalnya teknik fluoresensi untuk deteksi
untuk dieatat faktor-faktor lain, misalnya status dehidrasi, Pseudomonas pada daging.
tipe pembungkusnya, kondisi penyimpanannya, dan Pemerikasaan mikroskopis juga dapat memberikan
sebagainya.
informasi umum mengenai mikroorganisme yang mungkin
terdapat di dalam bahan pangan yang diperiksa, misalnya
(b) Pengambilan contoh (sampling)
tentang bentuk sel dan jenisnya, reaksi Gram-nya dan
Distribusi mikroorganisme yang tidak merata di dalam sebagainya.
bahan pangan juga menimbulkan masalah tertentu dalam
pengambilan contoh: berapa banyak contoh yang harus (b) Prosedur kultivasi
diambil dari suatu lot, dan bagaimana caranya.
Secara lengkap, suatu analisa mikrobiologi pangan
dapat meliputi tahap-tahap pengkayaan (enrichment), peng-
(c) Perlakuan contoh
gesekan, isolasi koloni, uji kultivasi dan biokimia, uji
Cara mempersiapkan contoh suatu bahan pangan untuk
serologi dan penentuan patogenisitas. Jika semua tahap-
maksud analisa mikrobiologi merupakan hal yang sangat
tahap itu harus dilaksanakan, misalnya di dalam pekerjaan-
penting. Pelaksanaan maserasi, homogenisasi, pH, konsen-
pekerjaan penelitian khusus, maka analisa mikrobiologi
trasi garam, serta tegangan permukaan dapat berpengaruh
pada hasil pengujian. pangan akan menjadi sangat kompleks dan tidak Iagi
praktis.
(d) Metoda analisa Akan tetapi dengan teknik-teknik kultivasi tertentu,
Meskipun dengan metoda yang sama dengan labora- sering analisa dapat disederhanakan, dan hal inilah yang
torium yang berbeda, bahkan pada satu laboratorium tetapi biasanya ditempuh dalam praktek, misalnya dengan peng-
di tangan teknisi yang berbeda ketrampilannya akan dapat gunaan media selektif, uji-uji khusus dan sebagainya.

48 JKTI, VOL. 7, No. 1-2, Desember 1997


(c) Metoda pencacahan analisa mikrobiologi pangan secara rutin akan adanya
Sering di dalam analisa mikrobiologi pangan diperlukan organisme patogen karena akan diperlukan waktu, dana dan
data kuantitatif disamping data kualitatif. Data semacam itu tenaga yang besar untuk memperoleh data semacam itu.
perlu, misalnya untuk menentukan batas-batas keamanan Oleh karena itu dipakailah organisme indikator sebagai
suatu pangan terhadap organisme patogen tertentu, atau petunjuk bagi kemungkinan adanya organisme patogen.
untuk memperoleh gambaran umum daya-simpannya. Data Diantara analisa organisme indikator yang penting adalah
tersebut pada umumnya diperoleh dengan cara pencacahan penentuan kandungan organisme faecal coliform dan
sehingga dapat diperoleh informasi berapa banyak kandungan Escherichia coli. Adanya coliform ataupun E.
kandungan mikroorganisme tertentu di dalam suatu contoh coli menunjukkan telah terjadinya kontaminasi bahan
pangan yang diperiksa. pangan oleh tinja, yang selama ini dianggap sebagai salah
Pencacahan dapat dilakukan dengan cara mikroskopis, satu sumber penyebaran penyakit terutama "gastroenteritis"
dengan metoda Most Probable Number (MPN) atau dengan yang meracuni saluran pencemaan.
cara platting. Dipakainya faecal coli sebagai organisme indikator,
terutama didasarkan pad a kenyataan bahwa faecal coli
(c.1) Standard Plate Count (SPC) selalu terdapat di dalam faeces, dan di dalam air bakteri itu
Penentuan ini sangat penting dalam analisa mikro- akan mati lebih lambat daripada jenis organisme patogen
biologi pangan. Maksud penentuan ini adalah untuk lainnya.
mengetahui kandungan mikroorganisme hidup yang ada di Tetapi pada masa kini ada kecenderungan mengganti
dalam contoh pangan. Cara ini mempunyai kelemahan faecal coli dengan faecal streptococci (Streptococcus
karena yang tercacah hanyalah sebagian saja dati populasi faecalis) sebagai petunjuk terjadinya kontaminasi bahan
yang ada, yaitu hanya mikroorganisme yang mampu pangan oleh tinja. Hal ini disebabkan alasan, bahwa
berkembang biak pada kondisi pengujian. organisme ini terdapat di dalam saluran pencemaan ma-
Disamping itu, perlu pula diingatkan bahwa banyak nusia (jadi spesifik manusia), serta lebih resisten terhadap
sekali faktor yang dapat mempengaruhi hasil penentuan pengaruh faktor-faktor lingkungan yang jelek, misalnya:
SPC, diantaranya: kebersihan alat-gelas, air dan pengen- pengeringan, pembekuan, proses pasturisasi, kadar garam
ceran, preparasi media, pengambilan contoh dan kultivasi, yang tinggi, serta dengan adanya antibiotika.
penghitungan koloni, kalkulasi hasil, ketrampilan dan Pada masa kini pengujian organisme indikator mem-
ketelitian teknisi. peroleh arti yang lebih diperluas, yaitu adanya organisme
Akan tetapi, dalam praktek SPC ini penting artinya indikator dalam pangan dianggap sebagai petunjuk ke-
dalam analisa mikrobiologi, karena beberapa hal (Shewan, gagalan higienis dalam proses produksi, distribusi maupun
1976): penyimpanan pangan. Perluasan arti pengujian organisme
• Semakin tinggi harga SPC semakin besar pula ke- indikator ini ditingkatkan lagi dalam industri pangan,
mungkinan terjadinya keracunan pangan; dimana macam organisme indikator yang ditentukan tidak
• SPC merupakan refleksi sanitasi dan kondisi suhu- lagi terbatas pada coliform, faecal coli; faecal streptococci;
waktu selama proses produksi, transportasi dan pe- tetapi macamnya lebih banyak lagi berdasarkan rele-
nyimpanan suatu produk pangan; vansinya masing-masing (Tabel-S),
• Semakin rendah nilai SPC sesuatu produk pangan, Tabel-S Contoh pcnggunaan organlsme lndlkator dalam
cenderung semakin lama makanan dapat tahan-simpan, industri pangan
Organisme ~enunjukkan,adanya: Dalam pangan, atau
(c.2) Uji Spesifik -lainnya
Davis (1969) menyatakan bahwa baik keracunan mau- Faecal coli, entero- Polusi tinja Air, effluent pangan
cocci, Clostridium tertentu
pun kerusakan pangan disebabkan oleh organisme spesifik, perfringens
dan oleh karena itu perlu juga dilakukan uji spesifik Organisme nonther- Kegagalan dalam pas- Susu yang dipasturi-
disamping Standard Plate Count. modiuric teurisasi sasi, cream
Bakteria non-spora Kebocoran kaleng Makanan kaleng
Sebagaimana diuraikan terdahulu bahwa keracunan
yang disterilkan
pangan terutama disebabkan oleh Staphylococcus aureus,
Spora Kegagalan sterilisasi Makanan kaleng
Clostridium perfringens, dan Salmonella, maka perlu di- yang disterilisasi
lakukan penentuan ketiga jenis organisme tersebut baik Pangan mentah, pa-
Staphylococcus Kontaminasi dari ma-
secara kualitatif maupun kuantitatif untuk menjamin aureus nusia atau hewan ngan yang diberi
keamanan suatu prod uk pangan. perlakuan panas
tetapi kemudian ter-
kontaminasi lagi
(c.3) Uji organisme indikator Presumtive coliform Kontaminasi setelah Pangan yang dipas-
prosesing turisasi
Meskipun ada kebutuhan untuk mendeteksi adanya
organisme patogen, tetapi tidaklah praktis untuk melakukan Pustaka: Davis (1969)

JKTI, VOL. 7, No. 1-2, Desember 1997 49


(c.4) Pengujian bantu adanya fleksibilltas dalam interpretasi hasil pengujian.
Meskipun diluar skop teknik mikrobiologi, tetapi Davis (1969) menyatakan, bahwa hanya perbedaan yang
beberapa pengujian fisika, kimia, dan biokimia tertentu sampai lOx baru dianggap signifikan.
dapat menunjang secara tidak langsung pada perkiraan
kualitas suatu pangan dan akan sangat berguna dalam CONTOH PROSEDUR ANALISIS
evaluasi hasil analisa mikrobiologi.
MIKROBIOLOGI PANGAN
Banyak bahan pangan memiliki sifat-sifat intrinsik
Setelab dibicarakan latar be1akang, prinsip, dan
penghambat pertumbuhan mikroorganisme, baik yang
beberapa masalah yang erat kaitannya dengan analisa
diperoleh secara alami maupun arifisial, misalnya pH,
mikrobiologi, maka perlu pula diberikan contoh prosedur
keasaman, gula, garam, air dan bahan pengawet. Jika hal-
analisa mikrobiologi dalam bentuknya yang konkrit.
hal tersebut masih dalam batas kewajaran, diharapkan
pertumbuhan mikroorganisme dapat dihambat Pada Gambar-I ditunjukkan skema contoh analisa
mikrobiologi terhadap contoh pangan untuk menentukan
sanitasinya. Sasaran analisa mikrobiologi tersebut, adalah:
KEDAPAT-ULANGAN ANALISA (1) Menentukan SPC untuk memperoleh informasi tentang
MIKROBIOLOGI PANGAN kandungan bakteria yang hidup di dalam contoh pangan
Ada perbedaan karakteristika dalam faktor-faktor teknis yang bersangkutan;
diantara analisa kimia dan mikrobiologi. Pada analisa kimia (2) Menguji ada tidaknya kontaminasi contoh pangan
hasil yang berdekatan sangat besar kemungkinannya untuk tersebut oleh tinja, dengan menentukan adanya bakteri
dapat diperoleh baik pada duplikasi contoh, bahkan meski- coliform berdasarkan presumptive test dan differential
pun dengan metoda yang berbeda, atau dilakukan pada coliform test;
laboratorium yang berbeda. Umur suatu bahan pangan, (3) Menentukan adanya organisme spesifik penyebab
misalnya, tidaklah begitu banyak berpengarub pada hasil penyakit gastroenteritis: Salmonella sp., Shigella sp.,
pengujian. Vibrio cholerae, Staphylococcus aureus (coagulase-
Di dalam analisa mikrobiologi pangan secara kuan- positive), Clostridium welchii, dan Clostridium bo-
titatif, kedapat-ulangannya sangat rendah, dan ini menuntut tulinum.

Gambar-I Contoh protokol analisa mikrobiologi pangan.


Dimodifikasi dari Yeo Beng Poh (1972).

ORGANISME PENYEBAB DESOXYCHOlAm- Salmonella sp.


"GASlROENTERIllS" CIlRAmAGAR Shigella sp.

~ BLOOD AGAR 1_- Staphylococcus aureus


L..---.--JI (coagulase-positive)
~

MONSUR'SAGAR I-I,--_V:_ib_r_io_ch_o_le_r_a_e_--,

DIFFERENTIAL
COUFORM TEST SELENIm-F BROTH Salmonella sp.
Shigella sp.

ROBERTSN'S COOKED
Staphylococcus aureus
ENRICHMENT MEAT MEDIUM +
MEDIA lO%N.Q (coagulase-posi ti ve)

I
. ALKAI1NEWA!,?lONE
..= . I-l". Vibrio choleare --'
ROBERTSON'S COOKED Clostridium welchli
MEAT (ANAEROBIC)
Clostridium botulinum

50 JKTI, VOL. 7, No. 1-2, Desember 1997


Petunjuk teknis tentang analisa mikrobiologi pangan DAFTAR PUSTAKA
dapat diperoleh pada beberapa pustaka, diantaranya adalah:
Thatcher and Clark (1968), Department of Health and
Social Security, UK (1977), Hersom and Hulland (1969), Bauman, H.E. The HACCP Concept and microbiological
Fleet and Mann (1986), dan King et.a/. (1981). hazard categories. Food technol. 28(9), pp30~34,
(1974).
King et.al. (1981) telah memberikan cara deteksi ka-
pang di dalam pangan. Menurut King et.al. (1981), kapang Christian, I.H.B. National and international microbiological
kurang memperoleh perhatian dalam analisa mikrobiologi standards for foods. Food Technol.Austral. 28(11),
pangan meskipun data menunjukkan bahwa pangan dapat pp417 - 418, (1976).
terkontaminasi dan ditumbuhi kapang yang beberapa jenis Corlet Jr, DA. Setting microbiological limits in the food
diantaranya dapat menghasilkan racun. Jenis kapang yang industry. Food Technol. 28(10), pp34 - 40, (1974).
umum merusak pangan diantaranya adalah: Aspergillus, Davis, I.G. Microbiological standards for foods. Part I. &
Penicillium, Alternaria, Cladosporium, Epicoccum dan Part II. Lab. Pract. 18(7), pp749 - 764, (1969);
Rhizopus. Lab. Pract. 18(8), pp839 - 854, (1969)
Pada Tabel-s ditunjukkan contoh analisa mikrobiologi Department of Health and Social Security. The Bacte-
lainnya untuk maksud menentukan"safety" dan "keeping riological Examination of Water Supplies, U.K. Lon-
quality" suatu contoh produk pangan. Sedangkan pada don, Her Majesty's Stationary Office. 4thEd., 19TI.
Tabel-7 diberikan contoh bagaimana pangan itu dievaluasi
Edwards, RA. Consumer needs and food standards. Food
setelah diperoleh hasil analisa mikrobiologinya.
Technol. Austral. 29(6), pp213 - 216, (1977).
Tabel-6 Berbagal contoh analisa mikroblologi yang praktis Fleet, G.H. and F. Mann. Microbiology of natural mineral
untuk pangan water: An overview with data on Australian waters.
Food Technol. Austral. 38(3), pp106 - 110, (1986).
Analisa yang disarankan untuk "safety"
Hersom, AC. and E.D. Hulland. Canned Foods. An
Coagulase-positive staphylococci
Salmonella Introduction To Their Microbiology. London, I. & A
Clostridum welchii Churchill Ltd, 6thEd., (1969).
Analisa organisme indikator, untukjenis pangan dan kondisi tertentu King, AD., AD. Hocking and 1.1. Pitt. The mycroflora of
Eschericha coli
Streptococcus faecalis, atau enterococci
some Australian foods., Food. Technol. Austral.
Analisa untuk "keeping quality", hygiene dalam pabrik dan suhu pe- 33(2), pp55-60, (1981).
nyimpanannya Miskimin, D.K , KA Berkowitz, M. Solberg, W.E. Riha
Total count
Jr., W.C. Franke, RL. Buchanan and V.O'Leary.
Presumptive coliform
Reduksi pewarna (untuk pangan tertentu) Relationships between indicator organisms and specific
Analisa untuk maksud mengontrol perusakan pathogens in potential hazardous foods. J. Fd. Sci.41,
Count pada selective media, tergantung pada jenis pangannya pp1001 - 1006, (1976).
(misalnya untuk khamir, kapang atau pseudomonas)
Hobbs, B.C. Food-born disease. Food Technol. Austral.
Pustaka: Davis (1969) 29(2) , pp57 - 61, (1977).
Munce, RA Hazard Analysis Critical Control Points and
Tabel-7 Klaslfikasi pangan untuk kualitas berdasarkan the food service industry. Food technol. Austral.36(6),
hasil anallsa mlkroblologl yang dlperoleh pp214 - 217, and p222, (1984).
Pelczar, M.J. and RD. Reid. Microbiology. New York,
Aman untuk dimakan dan tahan untuk disimpan:
Jika analisa untuk organisme patogen, organisme indikator, total
McGraw-Hill Book Company, Inc. 1974.
count FPO diperoleh hasil yang memuaskan (FPO= food poiso- Shewan, I.M. Microbial standards for foods. Food Tech-
ning organisms) noloAustral., 28(12) , pp493 - 495, (1976).
Tidak berbahaya untuk dimakan, tetapi mungkin tidak kuat untuk
disimpan: Thatcher, F.S. and D.S. Clark. Microorganisms in Foods:
Mikroorganisme patogen tidak terdeteksi, tetapi total count tinggi Their Significance and Methods of Enumeration.,
dan FPO banyak Toronto, University of Toronto Press, 1968.
Perlu dicurigai pada pengujian:
Organisme patogen, dan/atau organisme indikator ada dalam
Yeo Beng Poh. Investors decision-making process in
jumlah yang sedikit (10 faecal coli atau 100 Cl'S per-gram). converting a laboratory discovery into a commercial
Mungkin berbahaya pada pengujian: viable product. W.R(Ed.). Waste Recovery By Micro-
Organisme patogen dan/atau organisme indikator ada dalam organisms. The Ministry of Education Malaysia, Kuala
jumlah yang lumayan (100 faecal coli atau 1000 Cl'S per-gram) Lumpur, pp215 - 220, 1972.
lelas sangat berbahaya:
Organisme patogen terdeteksi dalam jumlah yang dapat menye- Yeterian, M. L. Chugg, W. Smith and C. Coles. Are
babkan penyakit microbiological quality standards workable? Food
Pustaka: Davis (1969) Teelmo/. 28(10), pp23 - 32, (1974).

JKTI, VOL. 7, No. 1-2, Desember 1997 51

Anda mungkin juga menyukai