Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MAKALAH PANCASILA

PENANAMAN NILAI PANCASILA SEBAGAI POLA PIKIR ANAK


BANGSA DALAM MENYIAPKAN GENERASI EMAS 2045

Disusun Oleh:

Ini Tanjung Tani

(122011433074)

Mata Kuliah Pancasila


Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Airlangga
2020

1
ABSTRAK

Indonesia telah diprediksi akan mengalami masa bonus demografi yang mana
jumlah penduduk usia produktif (usia15-64 tahun) lebih besar dibanding
penduduk usia tidak produktif (usia dibawah 15 tahun dan diatas 64 tahun). Hal
tersebut menjadikan Indonesia berpotensi menjadi negara maju di tahun 2045
mendatang. Sehingga Indonesia perlu menyiapkan sumber daya manusia, dimana
dalam hal ini akan lebih cenderung kepada anak muda sebagai pembawa tongkat
keberhasilan bangsa. Anak muda perlu disiapkan pola pikirnya agar tidak mudah
terpengaruh kepada hal-hal negatif akibat adanya arus globalisasi yang masuk ke
Indonesia. Dampak globalisasi terutama tekhnologi modern saat ini
mempengaruhi anak-anak muda. Mereka mulai meninggalkan budaya serta nilai
bangsa akibat pengaruh budaya dari luar sehingga kedepannya akan ditakutkan
akan membawa dampak yang tidak baik. Maka perlu adanya penanaman nilai
karakter terutama penanaman nilai-nilai Pancasila sebagai identitas bangsa
Indonesia agar nilai Pancasila sebagai jati diri bangsa tetap lestari sehingga
nantinya menjadi acuan dalam bertindak.
penulis menggunakan metode deskriptif korelatif dan kualitatif, data dianalisis
untuk mengetahui hubungan antara nilai-nilai Pancasila sebagai penguat karakter
dengan sikap dan perilaku anak muda dan dengan menjabarkan pentingnya nilai
Pancasila menggunakan studi kasus serta solusi permasalahan untuk sebagai
pendukung agar relevan. Hasil penelitian diperoleh adalah nilai sikap dan karakter
yang dapat mendukung pola pikir anak muda sehingga bisa bertanggung jawab,
memiliki moral, cerdas, inovatif, berintergritas serta berpegang teguh pada nilai
luhur Pancasila.
Kata Kunci: pancasila, karakter, pola pikir, tingkah laku

2
ABSTRACT

Indonesia has been predicted to experience a demographic bonus period in which


the number of productive age population (15-64 years old) is greater than the
population of unproductive age (under 15 years old and over 64 years). This
makes Indonesia potentially a developed country in 2045. So Indonesia needs to
prepare human resources, which in this case will be more inclined to young
people as the bearer of the nation's success stick. Young people need to be
prepared their mindset. So that, they are not easily affected by negative things due
to the current globalization that enters Indonesia. The impact of globalization,
especially modern technology today affects young people. They began to abandon
the culture and values of the nation due to cultural influences from outside. So
that, in the future it will be feared that it will bring bad impacts. Therefore, it is
necessary to plant character values, especially the planting of Pancasila values as
the identity of the Indonesian nation so that the value of Pancasila as the identity
of the nation remains sustainable so that it will become a reference in acting.
The author uses descriptive and qualitative methods, the data are analyzed to find
out the relationship between the values of Pancasila as a character booster with the
attitudes and behaviors of young people and by describing the importance of the
value of Pancasila using case studies and problem solutions to support it to be
relevant. The result of the research obtained is the value of character and attitude
that can support the mindset of young people, so that they can be responsible,
have morals, be intelligent, innovative, integrate and stick to the noble values of
Pancasila.
Pancasila Keywords: pancasila, character, mindset, behaviour patters
DAFTAR ISI

ABSTRAK..............................................................................................................2
ABSTRACT............................................................................................................3
DAFTAR ISI...........................................................................................................4
KATA PENGANTAR............................................................................................4
BAB I.......................................................................................................................6
A. PENDAHULUAN...............................................................................................6
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................7
C. TUJUAN PENULISAN......................................................................................7
D. SUMBER DATA................................................................................................7
BAB II.....................................................................................................................8
PEMBAHASAN.....................................................................................................8
A. Pancasila di Era Globalisasi................................................................................8
B. Pancasila Sebagai Pola Pikir Anak Muda...........................................................9
C. Nilai Pancasila di Tengah Globalisasi dan Kemajuan Tekhnologi...................10
BAB III..................................................................................................................16
PENUTUP.............................................................................................................16
A. KESIMPULAN.................................................................................................16
B. SARAN..............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempata
kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “Penanaman Nilai Pancasila
Sebagai Pola Pikir Anak bangsa Dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045”
dengan tepat waktu.
Makalah “Penanaman Nilai Pancasila Sebagai Pola Pikir Anak bangsa Dalam
Menyiapkan Generasi Emas 2045” disusun guna memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah Pancasila di Universitas Airlangga. Selain itu penulis juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang pentingnya
nilai Pancasila dalam kehidupan.
Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata
kuliah Pancasila. Tugas yang diberikan ini dapat memberikan pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni olrh penulis. Penulis juga mengucapkan
terimakasi kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Surabaya, November 2020

Penulis
BAB I

A. PENDAHULUAN

Pancasila merupakan suatu ideologi atau dasar negara Indonesia. Selain


itu, Pancasila juga merupakan falsafah serta pedoman hidup bangsa Indonesia.
Deangan adanya Pancasila, seluruh aspek kehidupan bangsa Indoenesia didasari
oleh nilai-nilai luhur yang ada dalam butir-butir Pancasila. Nilai-nilai yang ada
dalam Pancasila juga merupakan dasar dari norma-norma hukum yang berlaku di
Indonesia. Pancaila sendiri mengandung nilai luhur serta karakter bangsa Inonesia
yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Seiring dengan kemajuan zaman banyak sekali tekhnologi serta budaya
asing yang masuk ke Indonesia. Hal itu sangat mempengaruhi anak muda sebagai
generasi penerus bangsa yang dituntut melek IPTEK. Namun, seringkali
perkembangan tekhnologi membawa anak muda terjun kedalam arus globalisasi
negatif yang mengakibatkan lunturnya nilai-nilai Pancasila. Akibatnya, banyak
anak muda yang terjerumus kedalam perilaku negatif yang bertentangan dengan
Pancasila. Generasi muda yang seharusnya membawa bangsanya nanti pada
kemajuan akan terancam karena pengaruh negatif yang bisa mengancam integritas
bangsa. Dengan demikian, pendidikan Pancasila perlu ditanamkan sejak dini
untuk membentuk generasi Pancasila yang akan menjaga nilai luhur serta pilar
bangsa. Dengan menerapkan Pancasila sebagai pola pikir dan kepribadian, maka
genarasi penerus akan tetap memiliki jiwa patriotisme dan nasionalisme meskipun
banyak budaya asing yang keluar masuk Indonesia. Sehingga bangsa Indonesia
tetap pada jati dirinya dan bertahan pada nilai-nilai budaya bangsa.
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah-masalah yang


akan dibahas, yaitu:
1. Bagaimana menjadikan Pancasila sebagai landasan pola pikir anak muda?
2. Bagaimana menerapkan nilai-nilai Pancasila di tengah globalisasi dan
tekhnologi yang semakin maju?
3. Bagaimana menjaga nilai-nilai Pamcasila di tengah kemajuan tekhnologi?

C. TUJUAN PENULISAN

Penulisan makalah ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu:


1. Untuk mengetahui bagaimana caranya menajadikan Pancasila sebagai pola
pikir anak muda
2. Untuk mengetahui upaya dalam menerapkan nilai Pancasila di tengah
globalisasi yang semakin maju
3. Untuk mengetahui bagaimana menjaga nilai-nilai Pancasila di era globalisasi
4. Membentuk generasi emas yang tetap berpegang teguh pada nilai-nilai
Pancasila
5. Menambah wawasan pengetahuan tentang pentingnya penerapan nilai-nilai
Pancasila di era modern

D. SUMBER DATA

Tinjauan pustaka tentang pentingnya nilai-nilai Pancasila untuk anak muda di era
globalisasi berasal dari literatur dan internet.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pancasila di Era Globalisasi

Pancasila merupakan pandangan serta acuan hidup bangsa Indonesia dalam


menjalankan kehidupan bernegara. Dalam nilai Pancasila sendiri terkandung nilai
dasar, nilai praksis dan nilai imstrumental. Sebagai ideologi, Pancasila memiliki
dua dimensi nilai, yaitu nilai-nilai ideal dan aktual. Namun, nilai tersebut sekarang
sudah dipengaruhi oleh nilai-nilai globalisasi sehingga berdampak pada terjadinya
pergeseran peradaban yang juga membawa perubahan pemaknaan dan positioning
Pancasila (Sultan Hamengku Buwono X, Konggres Pancasila IV, UGM 2012).
Dengan nilai yang ada dalam Pancasila, generasi muda dapat menyaring
perubahan serta budaya asing yang masuk.
Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia memiliki peran sebagai
filter serta motor penggerak generasi muda dalam menginfiltrasi pengaruh asing
yang dapat merusak tatanan nilai kehidupan bernegara. Bangsa yang tidak
memiliki ideologi jika ditarik secara praktis akan menjadi pandangan hidup, tentu
tidak akan memiliki arah. Bila terkena penetrasi paham lainya akan terguncang.
Namun apabila mempunyai pandangan hidup, apapun yang masuk akan mudah
disaring (Wakil Presiden ke-6 RI, Tri Sutrisno, Diskusi Urgensi UU dalam
Pembinaan Pancasila, Jakarta 2020).
Ideologi Pancasila sendiri bersifat fleksibel sesuai dengan perkembangan
zaman. Artinya, ideologi Pancasila mampu berkompetsis dengan ideologi-
ideologi lain dan bertahan sesuai arus globalisasi. Ideologi Pancasila memiliki
kekuatan dengan kemampuanya menjaga keseimbangan unsur yang ada pada
masyarakat Indonesia. Ideologi Pancasila bisa dikatan sempurna karena mampu
menjaga keseimbangan antara kepentingan global dan kepentingan nasional.
Dengan kata lain, Pancasila bisa tetap eksis walaupun datang pengaruh dari luar
dari berbagai media informasi global. Ideologi Pancasila tidak memihak
kelompok ataupun individu tertentu. Yang mana jika kita lihat ideologi lain
seperti Marxis atau komunisme yang cenderung berpihak kepada golongan buruh
atau kaum pekerja. Pancasila adalah ideologi yang netral yang mengutamakan
kepentingan bersama antara rakyat dengan pemerintah.

Dalam hal ini, Pancasila sedang dihadapkan oleh tantangan eksternal berskala
besar berupa kemajuan tekhnologi dan arus globalisasi. Yang mana hal tersebut
dapat menembus serta mentransidensi batas etnis dan bagsa. Sekecil apapun
peristiwa di Indonesia, dengan cepat akan menjdai konsumsi masyarakat dunia.
Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila serta mengaplisasikannya pada
kehidupan sehari-hari, ancaman besar sekalipun yang akan menggerus bangsa ini
tidak akan terjadi. Pancsila sebagai ideologi di tengah era globalisasi akan
membawa kekuatan baru bagi bangsa Indoenesia sehingga tidak mudah ditembus
oleh pengaruh negatif globalisasi.

B. Pancasila Sebagai Pola Pikir Anak Muda

Darji Darmodiharjo mengatakan, filsafat Pancasila merupakan hasil pemikiran


bangsa Indonesia sedalam-dalamnya, yang mana oleh bangsa Indonesia dianggap,
dipercayai dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, nilai, norma-norma), yang
plaing adil, paling adil, paling bijaksana dan paling sesuai dengan bangsa
Indonesia. Menjadikan Pancasila sebagai pola pikir anak muda di saat ini
merupakan hal yang penting, dikarenakan anak muda saat ini telah lepas pegangan
dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Hal itu menjadikan keadaan
maupun situasi bangsa Indonesia terguncang dari pengaruh luar. Anak muda
memerlukan proses sosialisasi serta proses internalisasi nilai Pancasila karena
nilai Pancasila sendiri telah terbukti mempunyai reputasi untuk menjaga
kebersamaan bangsa serta membuat bangsa Indonesia berkembang dan hidup
bersama.
Bung Karno dan generasinya sendiri telah mengkosolidasikan nilai-nilai Pancasila
sehinggga menjadikan nilai tersebut tersistemitasi dan menjadi habitat serta
kebiasaan bangsa Indonesia. Anak muda sendiri perlu mendekatkan diri dengan
nilai-nilai Pancasila, mengingat gaya hidup mereka dipengaruhi oleh tekhnologi
informasi, maka anak muda sendiri harus menjadikan Pancasila sendiri sebagai
pondasi moral etika dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, anak muda sebagai
agent of change dapat membawa nama baik Indonesia di dunia internasional.
Sebagai tulang punggung bangsa, generasi muda memiliki potensi yang laur biasa.
Ide, gagasan, waktu, semangat dan tenaga dapat meningkatkan kapsitas anak
muda yang dapat berkontribusi untuk negaranya. Pendidikan merupakan hal yeng
penting bagi anak muda untuk menjadi penjara paradigma yang membuat mereka
di menara gading bernama universitas, institute, serta laboratorium. Pancasila
sendiri mengalami konteksualisasi tantangan yang berbeda tergantung pada setiap
zaman. Sebagai ideologi terbuka, Pancasila membuka ruang interpretasi yang luas
bagi masyarakat untuk mengambil nilai-nilai sehingga dapat diamalkan kepada
masyarakat.
Penerapan Pancasila sebagai pola pikir anak muda bisa dilakukan melalui
Pendidikan Kewarganegaraan. Pada hakikatnya, pendidikan ini merupakan hal
penting untuk melahirkan generasi Indonesia yang berkualitas, baik disiplin sosial
dan nasional, dalam etos kerja, dalam produktivitas kerja, dalam kemampuan
intelektual dan profesional, dalam tanggung jawab kemasyarakatan, kebangsaan
serta dalam moral karakter dan kepribadian (Soedidjarto, 2018).

C. Nilai Pancasila di Tengah Globalisasi dan Kemajuan Tekhnologi

Pengaruh globalisasi banyak membawa dampak negatif dan positif bagi Pancasila.
Pengaruh globalisasi terhadap Pancasila kini semakin terasa dampaknya, yakni
terutama bagi generasi muda. Banyak dari mereka telah terpengaruh oleh budaya
luar yang mengikis nilai-nilai budaya Pancasila. Namun, nilai-nilai Pancasila
sendiri dapat bertahan dan fleksibel dengan kemajuan perkembangan zaman. Para
pendiri negara ini meposisikan Pancasila sebagai ideologi, cita-cita dasar dan
sumber hukum dari segala hukum. Hal tersebut menutup kemungkinan
menyusupnya unsur-unsur serta pengaruh lain yang menggerus nilai-nilai
Pancasila. Karenanya, pemerintah serta elemen masyarakat harus
mempertahankan nilai-nilai tersebut agar tetap eksis seiring perkembangan zaman.
Karena sifatnya yang fleksibel, Pancasila mampu bersaing di tengah globalisasi
dunia. Sehingga globalisasi tidak serta-merta mendikte Pancasila, sebaliknya
Pancasila menjadi dasar bagi masyarakat serta negara agar bisa mengikuti
perkembangan zaman dengan baik. Nilai dari Pancasila sendiri juga menjadi
penguat serta pendukung bangsa tentang bagaimana caranya hidup di tengah
realitas plural masyarakat Indonesia dalam arus globalisasi. Sehingga kita tidak
akan terinvasi oleh pengaruh yang akan merusak nilai-nilai bangsa. Dalam hal ini,
Pancasila tidak akan menolak globalisasi, karena sifatnya yang dinamis.
Dalam setiap sila yang terdapat pada Pancasila mempunyai peran yang strategis
terhadap ilmu serta pekembangan tekhnologi yang sangat mendukung anak muda
untuk terus berinovasi terhadap kemajuan negara. Berikut nilai tersebut:

1. Nilai Ketuhanan Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu

Ilmu pengetahuan harus tetap menjaga keseimbangan antara rasional dan


irasional, keseimbangan antara akal, rasa, dan kehendak. Sila pertama
menempatkan manusia di alam semesta bukan sebagai pusatnya melainkan
sebagai bagian yang sistematik dari alam semesta yang diolahnya. Pancasila
sebagai dasar pengembangan ilmu dalam mengamalkan komitmen etis ketuhanan
ini, Pancasila didudukan secara proporsional, bahwa ia bukanlah agama yang
berpretensi mengatur sister keyakinan, sistem peribadatan, sistem norma dan
identitas keagamaan dalam ranah privat dan ranah komunitas agama masing-
masing.
Nilai ketuhanan mengandung arti adanya pengakuan bangsa terhadap tuhan
sebagai pencipta alam semesta. Adanya nilai ketuhanan sendiri menjadikan
bangsa Indonesia merupakan bangsa yang religius. Nilai ketuhanan menjadi
kontrol bangsa Indonesia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan serta
bertindak dalam bertatanegara. Secara hirerarki nilai ini merupakan nilai teringgi
yang bersifat mutlak. Secara empiris, pandangan demikian bisa dibuktikan dari
setiap perbuatan yang melanggar nilai, kaidah dan hukum tuhan. Nilai ketuhanan
juga merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang telah
disepakati secara sistematik dan diuji dengan metode yang diakui dalam bidang
ilmu tententu. Dari sudut filsafat, ilmu pengetahuan dibentuk karena manusia
yang berpikir. Nilai ketuhanan mengimplementasikan ilmu pengetahuan,
menciptakan antara rasional dan irrasional, antara akal dan kehendak.

2. Nilai Kemanusiaan Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu

Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan
perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan
hati nurani masing-masing, dengan memperlakukan sesuatu hal dengan
sebagaimana semestinya.
a. Memberi arah dan mengendalikan ilmu pengetahuan, ilmu dikembalikan pada
fungsinya semula yaitu kemanusiaan, tidak hanya untuk kelompok atau lapisan
tertentu.
b. Memberikan dasar-dasar moralitas bahwa manusia dalam mengembangkan
iptek haruslah secara beradab, membangan iptek harus berdasarkan kepada usaha-
usaha yaitu untuk mencapai kesejateraan umat manusia.
c. Ilmu pengetahuan dan teknologi harus diabadikan untuk peningkatan harkat dan
martabat manusia, bukan menjadikan manusia sebagai makhluk yang angkuh dan
sombong akibat memiliki ilmu pengetahuan.
Nilai kemanusian mempunyai peran bagi bangsa Indonesia agar dalam
mengembangkan iptek tidak jauh dan lepas dari nilai-nilai kemanusian. T. Jacob
(2000) berpendapat bahwa Pancasila mengandng hal yang penting dalam
mengembangkan iptek. Nilai kemanuasian maenjasi acuan bangsa Indonesia
untuk mengembangkan iptek dengan tujuan mensejahterakan dengan cara-cara
yang berperikemanusian. Tekhnologi yang diciptakan haruslah bermanfaat dan
tidak merugikan manusia.
Pada dasarnya, ilmu mengungkap realitas, hasil dari keilmuan memberikan
alternatif untuk mengambil suatu keputusan. Nilai kemanusian menjadi dasar
bahwa manusia terutama bangsa Indonesia dalam mengembangkan iptek harus
bersikap beradab, karena iptek merupakan hasil dari kebudayaan yang beradab
dan bermoral.

3. Nilai Persatuan Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu

Nilai persatuan Indonesia memberikan kesadaran kepada bangsa Indonesia akan


rasa nasionalisme bangsa Indonesia. Oleh karena itu ilmu pengetahuan dan
teknologi harus dapat dikembangkan untuk memperkuat rasa persatuan dan
kesatuan bangsa. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi hendaknya
diarahkan demi kesejahteraan umum manusia termasuk di dalam nya
kesejahteraan bangsa Indonesia dan rasa nasionalismenya.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mewujudkan negara
persatuan dapat diperkuat dengan budaya gotong royong dalam kehidupan
masyarakat sipil dan politik dengan terus mengembangkan pendidikan kewargaan
dengan dilandasi prinsip-prinsip kehidupan publik yang lebih partisipatif dan non-
diskriminatif.
Sila persatuan Indonesia mengkomplementasikan nilai universal dan
internasionalisme kemanusiaan. Pengembangan iptek harusnya dapat
mengembangkan rasa nasionalisme. Pengembangan iptek diarahkan demi
kesejahteraan umat terutama bangsa Indonesia sendiri. Dengan iptek, persatuan
dan kesatuan bangsa Indonesia dapat terwujud.
Kondisi alam Indoensia yang terdiri dari beribu pulau menjadikan bangsa
Indonesia tersebar di pulau-pulau tersebut. Maka dari itu, diperlukan persatuan
agar negara ini tidak mudah terpecah belah. Dengan adanya perkembangan iptek
terutama dalam bidang transportasi dan informasi, menjadikan bangsa ini
terhubung satu sama lain sehingga terjadi koneksi yang memeperkuat persatuan
masyarakat antar daerah.
4. Nilai Kerakyatan Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu

Nilai kerakyatan mendasari pengembangan ilmu pengetahuan dan secara


demokratis, yang artinya setiap ilmuwan haruslah memiliki kebebasan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan tetapi juga harus saling menghormati dan
menghargai kebebasan orang lain. Ilmu pengetahuan yang telah teruji
kebenarannya harus dapat dipersembahkan untuk kepentingan masyarakat.
Nilai kerakyatan juga mensyaratkan adanya wawasan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang mendalam yang mengatasi ruang dan waktu tentang materi yang
dimusyawarahkan.
Dalam mengembangkan iptek, ilmuwan juga harus menghormati dan menghargai
kebebasan orang lain serta harus memiliki sikap terbuka untuk dikritik, mengakaji
ulang sampai dibandingkan dengan ilmuwan lain.
Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyarawatan perwakilan, meminta kita membuka kesempatan yang sama
bagi semua warga untuk dapat mengembangkan IPTEK dan mengenyam hasilnya
sesuai kemampuan dan keperluan masing-masing, sehingga tidak adanya
monopoli IPTEK. (T. Jacob, 2000;155)
Nilai ini sangat berpengaruh pada masyarakat dalam mengembangkan iptek.
Masyarakat dapat mengembangkan kreativitas untuk menghasilkan suatu karya
cipta dalam bidang apapun yang dapat mensejahterakan rakyat. Tidak hanya
ilmuwan saja yang dapat mengembangkan iptek, namun para pemuda Indoensia
juga bisa turut andil berinovasi membuat suatu karya. Anak muda yang kini hidup
di era globalisasi yang mana tekhnologi semakin maju dapat memanfaatkan
kesempatan tersebut untuk mengharumkan nama bangsa di dunia internasional.
Selain itu, sumbangan pemikiran dari berbagai pihak juga bisa membantu
mensejahterakan negara Indonesia.

5. Nilai Keadilan Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu

Berdasarkan nilai keadilan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus


menjadi keseimbangan dan keadilan dalam kehidupan manusia, yaitu
keseimbangan dan keadilan dalam hubungan antara manusia dengan sesamanya,
manusia dengan penciptanya, dan manusia dengan lingkungan di mana mereka
berada.
Pengembangan ilmu pengetahuan yang berkeadilan harus dapat teraktualisasi
dalam pengelolaan kekayaan alam sebagai milik bersama bangsa Indonesia untuk
kemakmuran rakyat.

Dengan adanya nilai-nilai tersebut, membantu masyarakat serta anak muda untuk
terus mengembangkan tekhnologi serta ilmu penegtahuan di tengah arus
modernisasi. Nilai tersebut menjadi pedoman anak muda bahwa anak muda akan
tetap bisa berkarya berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Pancasila dengan nilainya
tidak akan membatasi anak muda untuk terus berinovasi dan berkarya di tengah
arus globalisasi. Justru sebaliknya, Pancasila akan menjadi guide anak muda
dalam berkarya.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sebagai Ideologi yang terbuka, Pancasila memiliki peran yang strategis untuk
anak muda dalam mengembangkan pola pikir berdasarkan Pancasila. Anak muda
sebagai agen perubahan banyak membawa dampak besar bagi kemajuan bangsa.
Maka, penanaman nilai Pancasila sebagai kontrol anak muda dalam bertingkah
serta berperilaku merupakan hal yang penting mengingat anak muda sekarang
hidup di tengah kemajuan tekhnologi yang mana hasil atau dampak dari
tekhnologi tersebut membawa pengaruh yang tidak selalu positif. Banyak
pengaruh negatif yang menjadikan anak muda berperilaku menyimpang hingga
lupa akan budayanya sendiri. Hal ini tentunya jika dibiarkan akan mengancam
kelangsungan hidup bangsa. Gaya hidup anak muda yang kini sudah mulai
terkontaminasi oleh budaya luar menyebabkan lunturnya nilai kebudayaan bangsa.
Peran Pancasila sebagai kontrol anak muda dalam betingkah laku sangatlah
berpengaruh terhadap keberadaan anak muda yang saat ini menjadi harapan agar
bisa membawa Indonesia menuju zaman keemasan. Maka, penanaman karakter
serta pola pikir berpacasila terhadap anak muda menjadi sesuatu yang penting
untuk menyiapkan generasi emas 2045. Pemerintah dalam bidang pendidikan,
perlu menggalakkan pendidikan karakter di lembaga pendidikan seperti sekolah
dan universitas. Sehinggga, generasi muda Indonesia bisa memahami serta
menerapkan nilai-nilai Pancasila baik di lingkungan sekolah, masyarakat dan
bernergara. Yang mana hal itu nantinya menjadi kebiasaan yang mereka bawa
hingga dewasa sehingga bisa memegang negara serta bisa menghadapi ancaman
dan hambatan dari luar yang mengancam keberadaan Indonesia.
B. SARAN

Penerapan nilai-nilai Pancasila harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.


Pancasila menjadi ideologi bangsa yang harus dijaga eksistensinya sehingga
negara Indonesia akan aman dari berbagai hambatan dan gangguan yang berasal
dari luar.
Pemerintah harus membuat program-progam pengembangan sikap dan karakter
untuk mendukung anak muda dalam menyiapkan generasi emas di tahun 204
DAFTAR PUSTAKA

Asmaroini, A. P. (2016). Implementasi nilai-nilai pancasila bagi siswa Di era

globalisasi. Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, 4(2),

440. https://doi.org/10.25273/citizenship.v4i2.1077

Hartatii, N. (2019). Posisi kaum muda dalam pancasila Dan negara bagi

Indonesia. https://doi.org/10.31219/osf.io/tfp92

Misbahudholam, M. (2016). Implementasi Pendidikan Multikurtural Melalui

Pendekatan Nilai Luhur Budaya Dan Pancasila Untuk Membangun Karakter

Mahasiswa Dalam Meghadapi Arus Globalisasi. Jurnal Teori dan Praksis

Pembelajaran IPS, 1(2), 89-101. https://doi.org/10.17977/um022v1i22016p089

Parmiti, G. K. (2020). Pancasila Dan ketahanan jati diri bangsa Di era

globalisasi. https://doi.org/10.31219/osf.io/ztr4c

Pemuda Pancasila Di mata publik. (2001).

Puji Asmaroini, A. (2017). Menjaga eksistensi pancasila Dan penerapannya bagi

masyarakat Di era globalisasi. Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, 2(1), 59-

72. https://doi.org/10.24269/v2.n1.2017.59-72

Ruslan, R. (2020). Penanaman Pendidikan Moralitas Dan Nilai Pancasila Anak

Usia Dini dalam Perkembangan IPTEK. Abdimas: Papua Journal of Community

Service, 2(1), 11. https://doi.org/10.33506/pjcs.v2i1.807

Tilasanti, M. F. (2019). Pancasila menurut Machiavelli Dan relevansinya bagi

anak milenial. https://doi.org/10.31219/osf.io/gyz2e

Anda mungkin juga menyukai