Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PKN

(BELA NEGARA)

Nama : Steven Hogy Sugiarto


NRP : 11219023
Prodi : Akuntansi
BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

            Bagi warga negara Indonesia, usaha pembelaan negara dilandasi oleh kecintaan pada
tanah air (wilayah Nusantara) dan kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia dengan
keyakinan pada Pancasila sebagai dasar negara serta berpijak pada UUD 1945 sebagai
konstitusi negara.

Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap warganegara untuk
berkorban demi mempertahankan kemerdekaan kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia, keutuhan wilayah Nusantara dan yuridiksi nasional serta nilai-nilai
Pancasila dan UUD 1945.

            Sebelum kemerdekaan ditegakkan di negara kita, peranan para mahasiswa dan para
pemuda Indonesia sangat penting untuk kemajuan bangsa. Khusunya untuk terselenggaranya
kemerdekaan bangsa ini. Bahkan sampai setelah kemerdekaan negara kita dikumandangkan,
para pemuda dan para mahasiswa tetap ikut serta dalam memajukan negara. Kepedulian
mereka terhadap kondisi negara yang saat itu dalam masa penjajahan sangatlah tinggi demi
kemajuan Negara.

            Namun karena zaman sudah berbeda peranan seorang pemuda dan mahasiswa saat ini
adalah dengan memperteguh penanaman nilai-nilai pancasila di dalam kehidupan sehari-hari.
Karena saat ini masyarakat Indonesia sudah mulai meninggalkan dan bahkan melupakan
nilai-nilai pancasila, yang notabene menjadi ideologi dan jati diri bangsa Indonesia,  seolah–
olah sudah tidak lagi mewarisi semangat nasionalisme yang dimiliki pemuda pada zaman
dulu. Hal ini disebabkan arus teknologi yang semakin canggih, sehingga membuat para
pemuda saat ini terlena lupa akan tugas sebagai pemegang estafet pembangunan masa depan.
Dan ada banyak yang menjadi pemicu lunturnya semangat kebangsaan yang merupakan
warisan para pendahulu salah satunya adalah kejenuhan para pemuda dalam memandang
wacana kebangsaan yang di kumandangkan elite politik di Indonesia. Sebab lainnya adalah
tidak adanya kepercayaan dari golongan tua kepada golongan muda untuk mengadakan
transfer ilmu, pengalaman dan kewenangan.

            Selain itu peniruan  gaya hidup kebarat-baratan merupakan salah satu dampak yang
kini menyerang banyak dari saudara-saudara kita yang mabuk-mabukan, terlibat di dunia
malam bahkan kasus narkoba. Gaya hidup seperti inilah yang dapat merusak generasi muda.
Selain itu kebanyakan dari mahasiswa lebih banyak menghabiskan waku dengan kegiatan
yang kurang jelas manfaatnya, forum-forum diskusi mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan kenegaraan tidak pernah dijejali oleh mahasiswa, sebaliknya tempat-tempat hiburan
malah disukai oleh mahasiswa. Bila generasi muda menjadi rusak, bisa-bisa negara kita di
jajah lagi oleh bangsa lain. Sekarang saja sudah terlihat dengan banyaknya kekayaan bangsa
indonesia yang digerogotin oleh bangsa lain di tambah hutang indonesia kepada bangsa lain
semakin banyak saja.

            Oleh karena itu, para generasi muda sekarang harus dapat menyikapi perkembangan
yang terjadi di dunia, selalu mengambil sisi positif, dan meninggalkan sisi negatifnya.
Memiliki semangat jiwa muda yang dapat membangun Negara Indonesia yang mandiri,
bersatu dan damai walaupun berbeda agama, suku, dan budaya, dapat berpikir Rasional,
Demokratis, dan Kritis dalam menuntaskan segala masalah yang ada di Negara kita. Dengan
cara cinta tanah air dan rela berkorban bagi bangsa Indonesia, serta menjunjung tinggi nilai
nasionalisme dan persaudaraan antar agama, ras atau suku bagi semua bangsa Indonesia agar
tidak terjadi perpecahan ataupun perselisihan antar bangsa Indonesia.
BAB II

ISI

A.    Pengertian Bela Negara

            Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaan kepada negara kesatuan republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan uud
1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. pembelaan negara bukan
semata-mata tugas tni, tetapi segenap warga negara sesuai kemampuan dan profesinya dalam
kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non-fisik, secara fisik dengan
mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh, secara non-fisik dapat
didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertanankan Negara dengan cara
meningkatkan rasa nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan
kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara.

Landasan pembentukan bela negara adalah wajib militer. Bela negara adalah pelayanan oleh
seorang individu atau kelompok dalam tentara atau milisi lainnya, baik sebagai pekerjaan
yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer). Beberapa negara
(misalnya Israel, Iran) meminta jumlah tertentu dinas militer dari masing-masing dan setiap
salah satu warga negara (kecuali untuk kasus khusus seperti fisik atau gangguan mental atau
keyakinan keagamaan). Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak
memerlukan layanan dari wajib militer warganya, kecuali dihadapkan dengan krisis
perekratan selama masa perang.

Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Spanyol dan Inggris, bela negara
dilaksanakan pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam sebulan. Mereka dapat
melakukannya sebagai individu atau sebagai anggota resimen, misalnya Tentara Teritorial
Britania Raya Dalam beberapa kasus milisi bisa merupakan bagian dari pasukan cadangan
militer, seperti Amerika Serikat National Guard. Di negara lain, seperti Republik China
(Taiwan), Republik Korea, dan Israel, wajib untuk beberapa tahun setelah seseorang
menyelesaikan dinas nasional.

Sebuah pasukan cadangan militer berbeda dari pembentukan cadangan, kadang-kadang


disebut sebagai cadangan militer, yang merupakan kelompok atau unit personil militer tidak
berkomitmen untuk pertempuran oleh komandan mereka sehingga mereka tersedia untuk
menangani situasi tak terduga, memperkuat pertahanan negara.

B.     Pemuda Sebagai Wajah Bangsa

            Kekuatan sebuah bangsa terletak di tangan para pemudanya. Karena merekalah  akan
menunjukkan wajah kehormatan suatu bangsa dalam kontes kehidupan. Jika para pemuda
dalam suatu negara mengalami kerusakan moral dan agama, maka nasib bangsa perlu
dikhawatirkan. Bagaimanapun, pemuda adalah kader bangsa yang harus dibina dengan segala
bentuk pendidikan, baik pendidikan kejiwaan (Psikologi) sampai pendidikan politik. Jangan
sampai pendidikan yang dirancang dan dilaksanakan oleh negara tidak memerhatikan masa
depan para pemudanya. Apalagi hanya mengedepankan kepentingan pribadi atau golongan
saja.

            Pemuda harus sadar bahwa masa depan bangsa dan kepemimpinan negara berada di
tangannya. Karena itu pemuda harus mengetahui asas kepemimpinan. Asas Kepemimpinan
adalah kesadaran dan kemauan. Sikap dan ciri pemimpin yang baik adalah:

1.      Berilmu, berakhlak, berintegritas, professional, dan pandai


2.      Dapat membuat keputusan dan bertangguing jawab atas keputusannya.
3.      Dapat mempengaruhi bukan dipengaruhi dan mampu menjadi contoh.
4.      Bersedia mendengar masukan dan kritik.
5.      Bisa memberi semangat dan motivasi.

Pemuda perlu memiliki pengetahun tentang kepemimpinan. Dari apa itu pemimpin, ciri-ciri,
dan tugasnya. Pemimpin adalah seseorang yang pandai dan menggunakan kepandaian
tersebut untuk menggerakkan diri, organisasi dan masyarakat. Diantara kepandaian yang
harus dikuasai adalah:
-       Pandai mengurus diri dan organisasi, termasuk mengatur waktu, keperluan
diri sendiri, dan kerja
-       Pandai mendengar dan menghormati apapun pendapat dan kritikan
-       Pandai menganalisa dalam membuat keputusan
-       Pandai berkomunikasi dengan bahasa yang santun
-       Pandai menulis dan mendokumentasi dan mengerti Iptek

             Seorang pemuda dituntut untuk tidak apatis (masa bodoh) atas segala masalah yang
menimpa bangsa dan negara. Baik itu masalah bencana alam sampai bencana sosial ekonomi
dan politik yang dimana alam bernegara dirusak oleh kebanyakan generasi tua yang haus
akan kekuasaan. Pemuda sebagai generasi penerus dan pemegang tali kekuasaan, harus
melawan segala kerbobrokan yang ada. Baik di area sosial atau pun politik.

C.  Peran Serta Pemuda

             Disaat kondisi bangsa sedang tidak baik peranan generasi muda sebagai pilar
penggerak, pengawal jalannya reformasi, dan pembangunan sangat diharapkan. Dengan
organisasi dan jaringannya yang luas, pemuda dapat memainkan peran yang lebih besar untuk
mengawal jalannya reformasi dan pembangunan. Permasalahan yang dihadapi saat ini, justru
banyak generasi muda atau pemuda yang mengalami disorientasi, dislokasi, dan terlibat pada
kepentingan politik praktis. Seharusnya melalui generasi muda terlahir inspirasi untuk
mengatasi berbagai kondisi dan permasalahan yang yang ada. Generasi muda yang
mendominasi populasi penduduk Indonesia saat ini, mesti mengambil peran sentral dalam
berbagai bidang untuk membangun bangsa dan Negara.

             Sudah Saatnya pemuda menempatkan diri sebagai agen sekaligus pemimpin
perubahan. Pemuda harus memperjuangkan cita-cita bangsa melalui perjuangannya. Generasi
muda yang relatif bersih dari berbagai kepentingan akan menjadi asset yang potensial dan
mahal dimasa depan. Saatnya pemuda memimpin perubahan. Pemuda yang tergabung dalam
berbagai Organisasi Kemasyarakatan, pemuda yang memiliki persyaratan awal untuk
memimpin perubahan. Mereka memahami dengan baik kondisi daerahnya dari berbagai sudut
pandang. Kemudian proses kaderisasi formal, informal dalam organisasi, serta interaksi yang
kuat dengan berbagai lapisan sosial.
             Pemuda harus bersatu dalam kepentingan yang sama (common interest) untuk suatu
kemajuan dan perubahan. Tidak ada yang bisa menghalangi perubahan yang diusung oleh
kekuatan generasi muda, sepanjang moral dan semangat juang tidak luntur. Namun
bersatunya pemuda dalam satu perjuangan bukanlah persoalan mudah. Dibutuhkan syarat
minimal agar pemuda dapat berkumpul dalam satu kepentingan. Pertama, moral perjuangan
harus terpenuhi, yakni terbebas dari kepentingan pribadi atau kepentingan kelompok. Kedua,
kesamaan agenda perjuangan secara umum. Ketiga, terlepasnya unsur-unsur primordialisme
dalam perjuangan bersama yang sensitive dalam kebersamaan.

             Mengembalikan semangat nasionalisme dan patriotisme dikalangan pemuda akan


mengangkat moral perjuangan generasi muda. Nasionalisme adalah kunci integritas suatu
negara atau bangsa. Sementara visi reformasi seperti pemberantasan KKN, amandeman
konstitusi, otonomi daerah, budaya demokrasi yang wajar, dan egaliter juga dapat memacu
semangat pemuda untuk memulai perubahan.

             Pemuda menjadi aktor untuk terwujudnya demokrasi politik dan ekonomi yang
sebenarnya. Tidak dapat dihindari bahwa politik dan ekonomi masih menjadi bidang
eksklusif bagi sebagian orang, termasuk generasi muda. Pemuda harus menyadari , bahwa
sumber daya (resource) negeri ini merupakani aset yang harus dipertahankan supaya tidak
terjebak dalam konspirasi ekonomi kapitalis. Pemuda harus dapat memainkan perannya
sebagai kelompok penekan (pressure group) agar kebijakan-kebijakan strategis pemerintah
betul-betul bermanfaat bagi kepentingan bangsa.

D.  Terbentuknya Resimen Mahasiswa

            Sebagai realisasi pelaksanaan UU Nomor 29 Tahun 1954, diselenggarakan Wajib


Latih di kalangan mahasiswa dengan pilot proyek di Bandung pada tanggal 13 Juni 1959 – 14
September 1959, yang kemudian dikenal dengan WALA 59 (Wajib Latih tahun 1959).
WALA 59 merupakan batalyon inti mahasiswa yang merupakan cikal bakal Resimen
Mahasiswa sekarang ini. Kemudian disusul Batalyon 17 Mei di Kalimantan Selatan.
Mahasiswa yang memperoleh latihan ini siap mempertahankan home-front dan bila perlu ikut
memanggul senapan medan laga. Mahasiswa Wajib Latih ini dididik di Kodam VI/Siliwangi
dan para mahasiswa ini diberi hak untuk mengenakan lambang Siliwangi.
            Bermula dari itulah, pada masa demokrasi terpimpin dengan politik konfrontasi dalam
hubungan luar negeri, telah menggugah semangat patriotisme dan kebangsaan mahasiswa
untuk mengabdi kepada nusa dan bangsa sebagai sukarelawan. Penyelenggaraan pendidikan
dan latihan kemiliteran selanjutnya dilaksanakan untuk mempersiapkan mahasiswa sebagai
potensi pertahanan dan keamanan negara melalui RINWA (Resimen Induk Mahasiswa), yang
selanjutnya namanya berubah menjadi MENWA (Resimen Mahasiswa). Adapun Tujuan dan
Tugas Pokok Resimen Mahasiswa adalah sebagai berikut.

                Tujuan Resimen Mahasiswa Indonesia adalah:

1. Mempersiapkan mahasiswa yang memiliki pengetahuan, sikap disiplin, fisik dan mental
serta berwawasan kebangsaan agar mampu melaksanakan tugas Tri Dharma Perguruan
Tinggi dan menanamkan dasar-dasar kepemimpinan dengan tetap mengacu pada tujuan
pendidikan nasional.
2. Sebagai wadah penyaluran potensi mahasiswa dalam rangka mewujudkan hak dan
kewajiban warga Negara dalam Bela Negara.
3. Mempersiapkan potensi mahasiswa sebagai bagian dari potensi rakyat dalam Sistem
Pertahanan Rakyat Semesta (SISHANRATA).

            Tugas pokok Resimen Mahasiswa Indonesia meliputi:

1. Melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi serta membantu terlaksananya kegiatan dan
program lainnya di Perguruan Tinggi.
2. Merencanakan, mempersiapkan dan menyusun seluruh potensi mahasiswa untuk
memantapkan ketahanan nasional, dengan melaksanakan usaha dan atau kegiatan bela
negara.
3. Membantu terwujudnya penyelenggaraan fungsi perlindungan masyarakat (LINMAS),
khususnya Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP)
4. Membantu terlaksananya kesadaran bela negara dan wawasan kebangsaan dalam
organisasi kepemudaan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Begitu besarnya kiprah pemuda dalam melakukan perubahan-perubahan di negara indonesia


sebagai wujud sikap bela negara. Dahulu para pemuda indonesia bersatu padu untuk
memperoleh kemerdekaan, dan saat ini peran dan fungsi pemuda sebagai generasi penerus
bangsa dan pengisi kemerdekaan sebagaimana dilakukan pemuda tempo dulu masih sangat
diidamkan oleh seluruh elemen bangsa.

Semangat juang dan patah semangat yang dimiliki kaum muda hendaknya dimanfaatkan
sebagai dasar pergerakan pemuda. Pemuda kala ini hendaknya ikut serta dalam usaha
pembelaan negara yang dilakukan dengan cara mengisi kemerdekaan dengan manampilkan
sikap-sikap positif yang sesuai dengan ideologi bangsa dan konstitusi yang berlaku di
indonesia.

Salah satu upaya bela Negara yang dapat dilakukan generasi muda adalah dengan mengikuti
Resimen Mahasiswa. Resimen Mahasiswa (disingkat menwa) adalah salah satu kekuatan sipil
yang dilatih dan dipersiapkan untuk mempertahankan NKRI sebagai perwujudan Sistem
Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata). Markas komando Menwa
bertempat diperguruan tinggi di kesatuan masing-masing yang anggotanya adalah mahasiswa
atau mahasiswi yang berkedudukan di kampus tersebut. Menwa merupakan komponen
cadangan pertahanan negara yang diberikan pelatihan dasar militer seperti penggunaan
senjata, taktik pertempuran, survival, terjun payung, bela diri militer, senam militer,
penyamaran, navigasi dan sebagainya.

B. Referensi
http://teguhtresna.blogspot.com/
https://id.scribd.com/
https://www.wantannas.go.id/

Anda mungkin juga menyukai