Anda di halaman 1dari 17

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Customs-Trade Partnership Against Terrorism (C-TPAT)

Customs-Trade Partnership Against Terrorism (C-TPAT) adalah standar

keamanan perdagangan yang dibuat oleh U.S Customs and Border

Protections (CBP) atau Badan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan

Amerika Serikat. Tujuan dari C-TPAT adalah untuk bekerja sama dengan

perusahaan perdagangan internasional yang bertujuan untuk mengamankan

rantai pasokan internasional dan Amerika Serikat dari penyusupan yang

terindikasi sebagai tindakan teroris. Perusahaan yang tergabung dalam standar

C-TPAT atau peserta C-TPAT harus mendokumentasikan dan memvalidasi

prosedur keamanan rantai pasokan perusahaan tersebut sesuai dengan kriteria

C-TPAT atau pedoman yang berlaku (Protection, 2017).

Standar C-TPAT mempunyai kriteria keamanan minimal untuk

perusahaan yang akan mengekspor produknya ke Amerika Serikat. Kriteria

keamanan minimal ini pada dasarnya dimaksudkan sebagai unsur dasar bagi

perusahaan asing guna menjalankan praktik-praktik keamanan efektif dengan

tujuan untuk mengoptimalkan kinerja rantai pasokan sehingga dapat

memperkecil risiko kerugian, pencurian, penyelundupan barang gelap yang

memungkinkan teroris atau praktik terorisme memasuki rantai pasokan global,

sehingga perusahaan dituntut untuk memperketat keamanannya. Keamanan

ini dinilai dari titik asal atau pemasok sampai distribusi yang disesuaikan
commit to user
dengan model bisnis masing-masing perusahaan. C-TPAT memahami

1
kerumitan rantai pasokan internasional dan langkah-langkah keamanannya,

serta mendorong penerapan dan implementasi langkah-langkah keamanan

berdasarkan risiko, dengan demikian standar C-TPAT ini bersifat fleksibel

dan langkah-langkah keamanannya dapat dirancang sesuai dengan model

bisnis masing-masing perusahaan. Berikut adalah kriteria keamanan minimal

menurut Feliciano (2012: 3) :

1. Keamanan mitra bisnis

2. Keamanan peti kemas

3. Pengawasan akses fisik

4. Keamanan karyawan

5. Keamanan prosedur

6. Keamanan fisik

7. Keamanan teknologi informasi

8. Pelatihan keamanan dan kesadaran akan ancaman

Customs-Trade Partnership Against Terrorism (C-TPAT) mensyaratkan

importir untuk mengadakan program terdokumentasi untuk menilai risiko

keamanan penyalur dari luar negeri di seluruh rantai penawaran. Perusahaan

akan menjamin rantai penawaran yang lebih aman untuk pegawai mereka,

pemasok serta pelanggan sehingga dapat meningkatkan aliran perdagangan.

Proses pemuatan yang lebih cepat di perbatasan, mengurangi jumlah inspeksi,

diresmikannya jalur komersial untuk pelintasan batas yang lebih cepat dan

penekanan terhadap kebijakan diri sendiri daripada verifikasi pabean. Tanpa

sertifikat C-TPAT, importir akan menghadapi inspeksi dan penundaan yang


commit to user
tidak terhitung biayanya. Syarat-syarat yang harus dipenuhi bagi perusahaan

yang akan mendapatkan sertifikat C-TPAT menurut Cateora (2007: 199)

sebagai berikut :

1. Mengadakan penilaian terhadap diri sendiri secara menyeluruh atas

keamanan rantai pemasok menggunakan panduan dari C-TPAT yang

dibangun bersama oleh pabean Amerika Serikat dan komunitas

perdagangan.

2. Mengajukan kuesioner keamanan rantai pemasok ke pabean Amerika

Serikat.

3. Mengidentifikasi dan melengkapi cek keamanan atas penjual dan pemasok.

4. Mencatat dokumen penjelasan pabean dan pemesanan pembelian.

5. Menjamin standar keamanan minimal dan prosedur seleksi pegawai dan

fasilitas keamanan bagi penyalur.

6. Melaksanakan suatu program untuk mengomunikasikan panduan C-TPAT

bagi perusahaan dalam rantai pemasok dan bekerja dengan membangun

panduan ke dalam hubungan dengan perusahaan ini.

7. Memelihara prosedur keamanan kontainer yang tegas, termasuk segel

keamanan yang merupakan subjek pemeriksaan integritas yang keras

secara periodik dan kontrol akses fisik dalam area penyimpanan untuk

mengurangi barang-barang yang masuk secara ilegal, pencurian dan

sabotase.

Perusahaan yang akan mendapatkan sertifikat C-TPAT harus melalui

proses audit atau pemeriksaan prosedur keamanan rantai pasokan yang


commit to user
dilakukan oleh pihak ketiga yaitu CTPAT Supply Chain Security Specialist

(SCSS) atau lembaga penjamin rantai pasokan untuk industri manufaktur

yang berbasis Internasional. Proses audit ini sangat penting karena untuk

memverifikasi komitmen perusahaan untuk menerapkan standar C-TPAT.

1. Tujuan audit Customs-Trade Partnership Against Terrorism (C-TPAT)

Audit ini bertujuan untuk memastikan bahwa langkah-langkah

keamanan rantai pasokan perusahaan telah dilaksanakan oleh peserta C-

TPAT dan sesuai dengan pedoman C-TPAT.

2. Prinsip-prinsip audit Customs-Trade Partnership Against Terrorism (C-

TPAT)

Prinsip dari standar C-TPAT adalah meningkatkan dan menjamin

keamanan rantai pasokan antara pemerintah dengan industri. Standar C-

TPAT bersifat sukarela dan dirancang untuk berbagai informasi yang

akan melindungi rantai pasokan dari teroris atau organisasi teroris. Proses

audit ini memungkinkan U.S Customs and Border Protection dan peserta

C-TPAT untuk bersama-sama meninjau dan memastikan bahwa sistem

keamanan sedang efektif dijalankan. Selama proses tersebut juga akan ada

kesempatan untuk membahas masalah keamanan dengan tujuan akhir

mengamankan rantai pasokan internasional.

3. Proses seleksi audit Customs-Trade Partnership Against Terrorism (C-

TPAT)

Untuk memastikan akurasi, profil keamanan peserta C-TPAT akan

diaudit. Profil keamanan peserta C-TPAT akan dipilih untuk diaudit


commit to user
berdasarkan risiko rantai pasokan impor perusahaan yang termasuk

penyimpangan terkait keamanan, ancaman strategis yang ditimbulkan

oleh wilayah geografis, informasi risiko terkait lainnya. Audit tidak akan

dilakukan tanpa pemberitahuan kepada perusahaan. Audit akan dilakukan

setelah 30 hari pengajuan pemberitahuan tertulis bersama dengan

dokumen yang diperlukan.

4. Tim Audit Customs-Trade Partnership Against Terrorism (C-TPAT)

Tim audit yang terdiri dari C-TPAT Supply Chain Security Specialist

(SCSS) atau pihak ketiga yaitu lembaga penjamin rantai pasokan untuk

industri manufaktur yang berbasis Internasional dan peserta C-TPAT akan

melakukan audit secara bersama-sama. SCSS di tim audit terdiri dari

spesialis U.S Customs and Border Protection yang berpengetahuan dalam

masalah kemanan rantai pasokan internasional.

5. Prosedur Audit Customs-Trade Partnership Against Terrorism (C-TPAT)

Tim audit akan memberitahukan pemberitahuan jadwal audit secara

tertulis. Pemberitahuan tersebut dikeluarkan setidaknya 30 hari sebelum

dimulainya audit dan permintaan dokumen pendukung untuk proses audit.

Sebelum dimulainya audit, tim C-TPAT Supply Chain Security Specialist

(SCSS) akan meninjau profil keamanan perusahaan peserta C-TPAT dan

informasi tambahan yang diterima dari perusahaan.

6. Audit Lokasi

Audit akan dimulai dengan pengarahan dari pimpinan perusahaan

peserta Customs-Trade Partnership Against Terrorism (C-TPAT) melalui


commit to user
telepon. Tim audit akan membahas peran peserta dalam standar C-TPAT.

Tim audit juga akan fokus pada lokasi kunjungan di seluruh perusahaan

rantai pasokan peserta C-TPAT dan tim audit akan mengkoordinasikan

permintaan yang diperlukan kepada pimpinan perusahaan.

7. Laporan Audit

Tim audit selanjutnya membuat laporan hasil validasi yang diberikan

kepada peserta Customs-Trade Partnership Against Terrorism (C-TPAT).

Laporan ini mengidentifikasi keamanan rantai pasokan. Jika terdapat

sistem kemanan yang kurang baik atau lemah maka perusahaan tersebut

tidak lolos audit C-TPAT. Sebaliknya, jika kemananan rantai pasokan

perusahaan tinggi maka perusahaan mendapatkan sertifikat C-TPAT.

(Protection, 2017)

Perusahaan harus mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan

untuk keperluan audit. Dokumen checklist untuk audit C-TPAT yaitu :

1. Profil perusahaan.

2. Peta lokasi pabrik atau perusahaan.

3. Tanda daftar perusahaan (TDP).

4. Rinician keamanan karyawan.

5. Bagan organisasi perusahaan.

6. Bagan organisasi keamanan karyawan.

7. Prosedur operasional standar keamanan C-TPAT.

8. Perusahaan atau pabrik lay out.

9. Daftar sub
kontraktor. commit to user
10. Jadwal pemeriksaan keamanan fasilitas.

11. Laporan pemeriksaan keamanan fasilitas.

12. 10% cek acak barang jadi karton.

13. Daftar bahan kimia.

14. Kebijakan kekurangan dan kelebihan.

15. Laporan pemeriksaan petikemas.

16. Laporan pemeriksaan segel.

17. Buku catatan kontainer dan material.

18. Buku pengunjung.

19. Buku pergerakan keamanan.

20. Buku kendaraan.

21. Buku barang masuk dan keluar.

22. Pelatihan kesadaran keamanan.

Audit ini adalah laporan perusahaan yang terdokumentasi untuk

memastikan prosedur yang dimiliki perusahaan dilakukan dan diikuti secara

terus menerus sebagai bagian dari prosedur perusahaan yang diterapkan

sehari-hari yang selanjutnya diajukan dalam proses audit agar dapat melihat

kekurangan keamanan perusahaan (Protection, 2017).

2.2 Pengertian Produksi

Produksi adalah sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan baik

berbentuk barang (goods) maupun jasa (service) dalam suatu periode waktu

yang selanjutnya dihitung sebagai nilai tambah bagi perusahaan. Bentuk hasil

produksi dengan kategori barang (goods) dan jasa (service) sangat tergantung
commit to user
pada kategori aktivitas bisnis yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan

(Fahmi, 2012: 2).

Fungsi produksi adalah fungsi yang diserahi tugas dan tanggung jawab

untuk melakukan aktivitas pengubahan dan pengolahan sumber daya produksi

menjadi keluaran, barang atau jasa, sesuai dengan yang direncanakan

sebelumnya. Fungsi produksi menciptakan kegunaan bentuk, karena melalui

kegiatan produksi nilai dan kegunaan suatu benda meningkat akibat

dilakukannya penyempurnaan bentuk atas benda yang bersangkutan (Haming

dan Nurnajamuddin, 2007: 3).

Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa fungsi produksi

merupakan fungsi yang ada di sebuah perusahaan manufaktur atau jasa yang

mengemban fungsi untuk menciptakan kegunaan bentuk. Maka fungsi

produksi menjadi tempat terjadinya proses pengubahan secara fisik atas

sumber daya produksi menjadi keluaran. Secara umum, fungsi produksi

terbangun atas empat elemen yaitu subsistem masukan, subsistem proses,

subsistem keluaran dan subsistem umpan balik. Bentuk umum fungsi

produksi dapat dilihat pada gambar 2.1

commit to user
Masukan: Keluaran:
Bahan Barang
Tenaga kerja Jasa
Modal Proses Informasi
Keahlian
Energi
Informasi

Umpan-Balik (Informasi Produksi)

Gambar 2.1
Model Umum Fungsi Produksi
Sumber: Haming dan Nurnajamuddin, 2007

Model umum fungsi produksi yang digambarkan diatas menunjukkan

bahwa informasi dalam suatu perusahaan manufaktur khususnya pada bagian

produksi memiliki peran yang penting. Informasi sebagai masukan, keluaran

sekaligus umpan balik. Informasi sebagai masukan, informasi itu dapat

berupa pilihan teknologi pengolahan yang berkaitan dengan produksi,

informasi kebutuhan dan keinginan konsumen, informasi jumlah permintaan,

informasi daya beli masyarakat, aturan pemerintah mengenai perizinan dan

perpajakan dan lain sebagainya mengenai informasi dari luar yang dibutuhkan

perusahaan. Informasi sebagai keluaran, informasi ini dapat berupa

perbukuan, surat kabar, majalah, acara televisi atau radio dan lain sebagainya.

Informasi sebagai umpan balik, informasi itu dapat berupa kesesuaian hasil

produksi dengan spesifikasi dan kesesuaian biaya rata-rata.

Bagian produksi dalam suatu perusahaan atau organisasi bisnis

mempunyai peran yang sangat penting. Bagian produksi sebagai salah satu
commit to user
menentukan
fungsi manajemen yangpencipt aan produk serta
mempengaruhi
tingkat penjualan yang berarti produk yang diproduksi harus selalu mengikuti

standar produk yang diinginkan masyarakat bukan produk yang diproduksi

hanya untuk mengejar target perusahaan.

2.3 Pengertian Pengendalian Kualitas (Quality Control)

Quality Control adalah profesi inspecting, testing dan grading dengan

menggunakan statistik sebagai analisa angka-angka (data-data) yang tepat

sebagai jawaban untuk pembanding dan estimasi hasil yang baik dan yang

tidak baik dipisah-pisahkan (grading) untuk mencari mana yang dapat

diterima (accept) dan mana yang ditolak (reject) (Chang, 2003: 5).

Kualitas menurut ISO 9000 adalah kemampuan dari kesatuan

karakteristik produk, system atau proses untuk memenuhi persyaratan

konsumen atau pihak terkait yang dinyatakan atau tersirat.

Kualitas produk adalah kecocokan penggunaan produk untuk memenuhi

kebutuhan dan kepuasan konsumen. Kecocokan penggunaan itu didasarkan

atas lima ciri utama (Nasution, 2005: 2)

1. Teknologi, yaitu kekuatan atau daya tahan.

2. Psikologis, yaitu citra rasa atau statu.

3. Waktu, yaitu kehandalan.

4. Kontraktual, yaitu adanya jaminan.

5. Etika, yaitu sopan santun, ramah atau jujur.

Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah di setiap waktu

misalnya standar kualitas produk pada saat ini belum tentu berkualitas di

masa mendatang. Kualitas mencakup produk, tenaga kerja, proses dan


commit to user
lingkungan serta usaha perusahaan untuk memenuhi atau melebihi harapan

konsumen (Nasution, 2005:3).

Tugas quality control memberi data laporan harian kepada bagian

produksi mengenai produk yang lolos quality control dan tidak lolos quality

control dan juga membuat laporan bulanannya, sehingga analisa atas

perbandingan standar kualitas yang diserahkan kepada manager produksi

dapat memudahkan untuk penilaian hasil kualitas produksinya. Tujuan

menjalankan quality control adalah untuk mencari ketentuan atau keputusan

yang tepat dengan cara yang fleksible dan untuk menjamin agar konsumen

merasa puas dengan terpenuhinya keinginan konsumen terhadap produk dan

pelayanan (service), investasi bisa kembali serta tentunya perusahaan

mendapatkan keuntungan. Quality control merupakan sebuah proses

sistematis yang bertujuan untuk memastikan tingkat kualitas tertentu dalam

suatu produk dan jasa, melalui quality control ini seorang pengusaha dapat

mengetahui pelayanan produk atau jasa yang diterima konsumen sudah layak

atau belum, atau bahkan standar kualitasnya perlu ditingkatkan lagi (Chang,

2003:5).

Kebutuhan konsumen yang selalu berkembang mengakibatkan tuntutan

terhadap kualitas barang yang juga selalu berubah. Hal ini mengharuskan

pihak perusahaan sebagai produsen barang atau jasa selalu melakukan

berbagai perbaikan terus menerus (continous improvement) sesuai dengan

aspek-aspek perkembangan kebutuhan konsumen. Oleh karena itu, untuk

dapat menghasilkan producckombmmairttantog usaetrau jasa yang


berkualitas dan
memberikan kepuasan kepada konsumen, maka semua proses yang terkait

dengan produk atau jasa tersebut juga harus berkualitas.

2.4 Dimensi Kualitas

Untuk dapat menghasilkan produk yang berkualitas sehingga mampu

memenuhi keinginan konsumen, maka perlu mengenali dimensi kualitas.

Pengembangan dimensi kualitas menjadi delapan yang dapat digunakan

sebagai dasar perusahaan manufaktur yang menghasilkan barang. Dimensi

kualitas sebagai berikut (Yamit, 2004:10) :

1. Kinerja (performance) merupakan spesifikasi utama yang berkaitan

dengan fungsi produk dan seringkali menjadi pertimbangan konsumen

dalam membuat keputusan membeli atau tidak produk itu.

2. Keistimewaan (features) merupakan karakteristik produk yang mampu

memberikan keunggulan dari produk sejenis.

3. Kehandalan (reliability) merupakan aspek produk berkaitan dengan

profitabilitas untuk menjalankan fungsi sesuai dengan spesifikasinya

dalam periode waktu tertentu, yaitu tingkat kegagalan pemakaian yang

berkaitan dengan kemungkinan suatu produk berfungsi secara berhasil

dalam periode waktu tertentu yang dengan demikian kehandalan

merupakan karakteristik yang merefleksikan kemungkinan tingkat

keberhasilan dalam penggunaan suatu produk.

4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification) merupakan

aspek produk yang memperlihatkan kesesuaian antara spesifikasi dengan

kebutuhan konsumen. commit to user


5. Daya tahan (durability) merupakan ukuran kuantitatif (umur) produk,

menunjukkan sampai kapan produk dapat digunakan konsumen atau lama

produk dapat terus digunakan konsumen.

6. Kemampuan pelayanan (service ability) merupakan ciri produk berkaitan

dengan kecepatan, keramahan/kesopanan, kompetensi, kemudahan serta

akurasi dalam perbaikan.

7. Keindahan (estetika) produk terkait dengan bagaimana bentuk fisik produk

tersebut. Keindahan produk merupakan daya tarik utama konsumen untuk

membeli terhadap suatu produk.

8. Kualitas yang dirasakan (perceived quality) bersifat subyektif, berkaitan

dengan citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan

terhadapnya.

Dimensi kualitas untuk barang dan jasa berbeda, terkait dengan sifat

dasar kedua bentuk produk tersebut. Produk yang berbentuk barang lebih

mudah dilihat tingkat penerimaannya di mata konsumen. Hal ini terjadi

karena produk berbentuk kongret, dapat dilihat, dan dirasakan, sehingga

konsumen lebih mudah dalam melakukan perbandingan antar produk

(barang) yang sejenis. Selain itu kecacatan yang terjadi pada barang lebih

mudah dan cepat diatasi karena kecacatannya terlihat secara kasat mata dan

langsung dirasakan konsumen. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen

terhadap suatu barang lebih cepat terlihat, karena hal tersebut dirasakan

secara langsung, sesaat setelah menerima barang.

commit to user
Dimensi kualitas juga dapat dijadikan dasar bagi para pelaku bisnis untuk

mengetahui tingkat kualitas barang atau produk yang diharapkan konsumen

dengan kenyataan yang diterima konsumen. Harapan konsumen sama dengan

keinginan konsumen yang mereka peroleh melalui kebutuhan pribadi

konsumen, informasi melalui iklan dan promosi.

2.5 Prinsip Manajemen Pengendalian Kualitas

Manajemen pengendalian kualitas merupakan suatu konsep yang

berupaya melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia. Terdapat

empat prinsip utama dalam manajemen pengendalian kualitas adalah sebagai

berikut (Nasution, 2005:30).

1. Kepuasan konsumen

Kualitas tidak hanya bermakna keseuaian dengan spesifikasi-

spesifikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh konsumen.

Kebutuhan konsumen diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek

yang mencakup harga, keamanan dan ketepatan waktu, oleh karena itu

segala aktivitas perusahaan atau semua operasional perusahaan harus

dikoordinasikan untuk memuaskan para konsumen.

2. Respect terhadap setiap orang

Karyawan merupakan sumber daya yang paling bernilai, dalam

perusahaan yang kualitasnya tergolong kelas dunia, setiap karyawan

dipandang sebagai individu yang memiliki kemampuan dan kreativitas

yang tinggi, oleh karena itu setiap orang dalam organisasi diperlakukan

commit to user
dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam

pengambilan keputusan tim dalam suatu perusahaan.

3. Manajemen berdasarkan fakta

Perusahaan yang berkelas dunia atau perusahaan yang sudah dikenal

luar negeri berorientasi pada fakta. Berorientasi pada fakta ini

dimaksudkan bahwa setiap pengambilan keputusan selalu berdasarkan

pada data bukan sekedar perasaan (feeling).

4. Perbaikan berkesinambungan

Setiap perusahaan perlu melakukan proses sistematis dalam

melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan. Konsep yang berlaku

adalah siklus Plan-Do-Check-Action (PDCA), yang terdiri dari langkah-

langkah perencanaan dan melakukan tindakan korektif terhadap hasil yang

diperoleh.

Perbaikan
Bertindak Merencanakan
berdasarkan hasil perubahan atau
yang diteliti pengujian
Act Plan

4 1

Check Do

Mengamati 3 2
Melaksanakan
pengaruh perubahan
perubahan

Gambar 2.2
Siklus Planc-oDmmom-Cihttettcook-uAsceetirron (PDCA)
Sumber: Nasution, 2005
Gambar diatas menggambarkan siklus plan-do-check-action (PDCA)

yang termasuk dalam konsep perbaikan berkesinambungan. Siklus PDCA

umumnya digunakan untuk mengetes dan mengimplementasikan perubahan-

perubahan untuk memeperbaiki kinerja produk, proses atau sistem dimasa

yang akan datang. Siklus PDCA diatas berputar secara berkesinambungan,

setelah perbaikan tercapai perbaikan tersebut dapat memberikan isnpirasi

untuk perbaikan selanjutnya. Langkah-langkah plan-do-check-action (PDCA)

dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Mengembangkan rencana perbaikan (plan)

Merencanakan spesifikasi, menetapkan spesifikasi atau standar

kualitas yang baik, memberi penegrtian kepada bawahan akan pentingnya

kualitas produk, pengendalian kualitas dilakukan terus-menerus dan

berkesinambungan. Rencana perbaikan disusun berdasarkan prinsip 5W

(what, why, who, when, where) dan 1H (how) yang dibuat dengan jelas

dan rinci serta menetapkan sasaran dan target yang harus dicapai.

2. Melaksanakan rencana (do)

Rencana yang telah disusun diimplementasikan secara bertahap,

mulai dari skala kecil dan pembagian tugas secara merata sesuai dengan

kapasitas dan kemampuan dari setiap personil dan juga pada saat

melaksanakan rencana harus dilakukan pengendalian yang mengupayakan

agar seluruh rencana dilaksanakan dengan sebaik mungkin agar mencapai

sasaran atau target yang dccitoemntmmuiikttattnoo. user


3. Memeriksa atau meneliti hasil yang dicapai (check atau study)

Memeriksa atau meneliti merujuk pada penetapan apakah

pelaksanaannya berada dalam jalur, sesuai dengan rencana dan memantau

kemajuan perbaikan yang direncanakan. Membandingkan kualitas hasil

produksi yang telah ditetapkan, berdasarkan penelitian diperoleh data

kegagalan dan kemudian ditelaah penyebab kegagalannya.

4. Melakukan penyesuaian bila diperlukan (action)

Penyesuaian dilakukan bila dianggap perlu. Penyesuaian berkaitan

dengan standarisasi prosedur baru guna menghindari timbulnya kembali

masalah yang sama atau menetapkan sasaran baru bagi perbaikan

berikutnya.

2.6 Pengertian Ekspor

Ekspor adalah upaya untuk melakukan penjualan komoditi yang kita

miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengaharapkan

pembayaran dalam bentuk valuta asing, serta melakukan komunikasi dengan

memakai bahasa asing (Amir, 2004: 22). Ekspor menurut Marolop Tandjung

(2011: 269) adalah pengeluaran barang dari daerah pabean Indonesia untuk

dikirimkan ke luar negeri dengan mengikuti ketentuan yang berlaku terutama

mengenai peraturan kepabeanan dan dilakukan oleh seorang eksportir atau

yang mendapat izin khusus dari Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri

Departemen
Perdagangan.
commit to user

Anda mungkin juga menyukai