MAKALAH
Disusun oleh:
Muhammad Priyaddin
(1904056004)
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Penysusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………….………………………2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..…..3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………..…..4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….....6
BAB III
PENUTUP……………………………………………………………………………..16
A. Kesimpulan…………………………………………………………………16
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………17
3
BAB I
PENDAHULUAN
1
Aulia Fikriarini, “Arsitektur Islam: Seni Ruang dalam Perdaban Islam”, el-Harakah. Vol.12,
No.3, 2010, Hlm. 196.
4
B. Rumusan Masalah
Agar pembahasan lebih terarah maka permasalahn dapat dirumuskan
menjadi beberapa pertanyaan yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah Masjid Agung Kordoba?
2. Apa saja perkembangan arsitektur Masjid Agung Kordoba dari masa ke
masa?
3. Bagaimana detail arsitektur Masjid Agung Kordoba?
5
BAB II
PEMBAHASAN
2
Robert Hillenbrand, Islamic Art and Architecture, Thames and Hudson, London. 1999. Hlm. 171.
3
AWG97, Masjid Kordoba, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Masjid_Kordoba (diakses pada 07 April 2020,
pukul 15.43 WITA)
6
katedral saat penguasa Spanyol menguasai kembali Cordoba pada 643 H/1236
M.4
4
Ahmad Rofi’ Usmani, Jejak-jejak Islam, (Jakarta Selatan: PT Bentang Pustaka, 2015), Hlm. 98.
7
berbeda ini bentuknya segi empat panjang cukup luas. Sisi terpanjang
melebar tegak lurus arah kiblat 180 m, sisi terpendek sejajar arah kiblat 40
m. pintu gerbang utama Masjid Agung Kordoba mulanya di tengah dalam
satu sumbu, bila ditarik garis dari mihrab. Di barat-utara atau sisi kanan
pintu masuk utama terdapat minaret.
8
pelengkung, bagian penambahan baru yang penting adalah
mihrab dan didepannya ada tiga buah kubah satu ditengah terbesar diapit
kembar kiri kanan yang lebih kecil. Ada kemungkinan dalam hal ini, yang
berbentuk kubah hanyalah bagian dalam saja, sedangkan diluar bentuk
atapnya kerucut.
Perluasan kedua ini menyebabkan bagian-bagian haram di tengah
gelap, tidak cukup mendapatkan cahaya alami, karena jauh dari jendela di
sisi-sisinya. Oleh karena itu kubah dengan jendela-jendela ata, berfungsi
selain menandai adanya maqsura bagian dalam masjid untuk raja, kerabat
dan orang-orang dekatnya, juga untuk mengatasi gelapnya ruang ditengah.
Konstruksi mihrab, cukup unik terdiri dari blok susunan batu massif sangat
tebal tidak kurang dari 10x10 m2, kemudian di dalamnya dibuat ceruk.
Maqsura, mihrab dan kubah penambahan penting dalam tahap ini, hingga
sekarang masih ada, karena sudah tidak diperpanjang kearah kiblat lagi
semenjak itu. Bagian sekitar mihrab lebih mewah dan terang disbanding
bagian lainnya karena adanya kubah dengan jendela di atas. Kubah, mihrab
dan bagian-bagiannya juga penuh dengan hiasan seperti bagian lain dengan
bermozaik berpola arabesque, kaligrafi, juga bentuk floral, disini berwarna
keemasan berkaitan dengan fungsinya sebagai bagian dari kerjaan. Untuk
membuat mihrab dari Masjid Agung Kordoba pada tahap perluadan kedua
9
ini, didatangkan pengrajin-pengrajin dan bahan-bahan dari Konstatinopel
karen seni dari pan-Mediterranean5 sangat terkenal keindahannya.
5
Robert Hillenbrand, Islamic Art and Architecture, Thames and Hudson, London. 1999. Hlm. 172.
10
selain pula sebagai hiasan ruang dalam. Lampu sejumlah itupun hanya
sedikit mengurangi ketertutupan haram yang kecuali sangat luas juga
atapnya relatif rendah.
Minaret juga tidak berbeda dengan yang ada di Masjid Agung
Damaskus, denahnya bujur sangkar, meruncing ke atas. Menurut
Hillenbrand dalam bukunya Islamic Art and Architecture6, adanya minaret
menjulung vertical ke atas adalah unsur klasik Kristen-Gotik merupakan
perpaduan yang kontras dengan bentuk horisontalisme hypostyle yang serba
datar. Unsur arsitektur muslim Afrika Utara terlihat pada denah minaret segi
empat bujur sangkar, bertumpuk makin ke atas makin kecil.
Dari segi lokasi atau tata-letak lingkungan Masjid Agung Kordoba
tidak berbeda dengan Masjid Agung Damaskus, yaitu pada lingkungan
permukiman padat. Dengan situasi semacam ini minaret selain berfungsi
untuk adzan juga sebagi tanda (landmark) dan simbol keberadaan masjid,
sehingga mudah dilihat dari segala arah, meskipun dalam lingkungan padat.
6
Ibid. Hlm. 170.
11
Masjid Agung (Great Mosque) Kordoba, denah hasil perluasan terakhir
(saat ini) (kiri).
Legenda:
a) Ruang sembahyang jaman Abdur Rahman I (786 H)
b) Perluasan oleh Abdur Rahman II (832 H)
c) Perluasan jaman al-Hakam II
d) Maqsura dan mihrab (987 H)
e) Perluasan oleh Al-Mansyur (salah seorang mentri dari Hisyam II)
f) Halaman agung (Great Courtyard).
g) Minaret. a-a-a-a. Katedral ditengah bekas masjid.7
2. Denah potongan melintang (b-b) dari maqsuraI dan mihrab dibangun pada
masa al-Hakam II
7
Yulianto Sumalyo, Arsitektur Masjid dan Monumen Sejarah Masjid, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2006). Hlm. 214.
12
3. Masjid Agung Kordoba pelengkung-pelengkung pada maqsura, mihrab,
berhias keramik dan marmer dibangun pada perluasan jaman al-Hakam II
(987 H)8
8
Ibid. Hlm. 215.
13
6. Ceruk pada kubah dengan pola iga (ribs-system)
7. Kubah atau copula didepan mihrab dengan dokrasi arabic-geometric
berwarna emas, dibangun untuk al-Hakam II dengan mozaik dari
Konstatinopel.
14
9. Mesjid Agung Kordoba Perspektif aksonometris (mata-cacing) bangunan
dengan 600 kolom dari Masjid Agung Kordoba, terlihat pula letak katedral
dibangun oleh Charles V, bercorak arsitektur Reneissance ditenga-tengah
ruang dahulu merupakan haram atau ruang sembahyang utama.9
9
Ibid. Hlm. 217.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mesjid Agung Kordoba (Great Mosque of Cordoba) mula pertama
dibangun oleh Abdur Rahman I (756-788) pendiri Dinasti Umayah di Spanyol,
melengkapi kota selain sebagai pusat pemerintahan juga pusat kebudayaan
muslim.
Masjid Agung Kordoba dari mula pertama dibangun hingga menjadi
salah satu masjid terbesar didunia, telah mengalami tiga kali perluasan dala masa
sekita tiga abad yaitu pada masa Abdur Rahman II, Al-Hakam II, Al-Mansyur
salh seorang menteri dari Hisyam II.
16
DAFTAR PUSTAKA
17