Barisan Bagian Dan Teorema Bolzano-Weierstrass
Barisan Bagian Dan Teorema Bolzano-Weierstrass
( ) (
X ' = xnk = xn1 , xn2 , xn3 , )
disebut barisan bagian dari barisan X .
Contoh:
1 1 1
Diberikan barisan X = = 1, , , . Barisan-barisan berikut merupakan barisan
n n 2 3
bagian dari X :
1 1 1 1 1 1 1 1
, , , , , , , , , ,
2 4 6 2k 2 4 8 2k
1 1 1 1 1 1
1, , , , , 1, , , , ,
3 5 2k − 1 2! 3! k!
1 1 1 1 1 1 1 1
,1, , , , , , 0, , 0, , 0,
3 7 5 11 9 2 4 6
Teorema
Jika suatu barisan bilangan real X = ( xn ) konvergen ke suatu bilangan real x , maka
Bukti:
( )
sedemikian hingga xn − x , untuk setiap n K ( ) . Misalkan X ' = xnk sebarang barisan
bagian dari X = ( xn ) . Karena n1 n2 nk merupakan barisan bilangan asli yang
naik monoton tegas, maka mudah ditunjukkan bahwa selalu berlaku nk k . Akibatnya, jika
( ) juga konvergen ke x .
bagian xnk
Kriteria Divergensi
Jika barisan X = ( xn ) memenuhi salah satu sifat berikut, maka X merupakan barisan yang
divergen:
(a) X memiliki dua barisan bagian X ' = xnk ( ) dan ( ) yang konvergen, tetapi nilai
X " = xrk
limitnya tidak sama.
(b) X tidak terbatas.
Contoh:
(a) Barisan X := (( −1) ) = ( −1,1, −1,1, ) merupakan barisan yang divergen karena barisan
n
bagian suku genap X ' := ( ( −1) ) = (1,1,1, ) konvergen ke 1, sedangkan barisan bagian
2n
1 1 1
(b) Barisan 1, ,3, ,5, , merupakan barisan yang divergen karena barisan bagian
2 4 6
suku ganjilnya adalah (1,3,5, ) , yang merupakan barisan yang tak terbatas.
Bukti:
Mula-mula didefinisikan bahwa suku ke- m , yaitu xm , dikatakan sebagai “puncak” apabila
xn xm , untuk setiap n m (dengan kata lain, tidak ada suku setelah xm yang lebih besar
dari xm ). Jika suatu barisan naik monoton, maka tidak ada suku “puncak”. Jika suatu barisan
turun monoton, maka setiap suku merupakan “puncak”. Selanjutnya pembuktian dibagi ke dua
kasus, tergantung apakah banyaknya suku “puncak” pada barisan X berhingga atau tak
berhingga.
Dalam kasus ini, suku-suku “puncak” tersebut dapat dituliskan: xm1 , xm2 , , xmk , , dengan
m1 m2 mk . Karena xm1 suku “puncak” dan m1 m2 , maka xm1 xm2 . Karena m2
suku “puncak” dan m2 m3 , maka xm2 xm3 . Demikian seterusnya hingga diperoleh
Kasus 2: Barisan X memiliki berhingga banyak suku “puncak” (atau mungkin tidak ada).
Dalam kasus ini, suku-suku “puncak” tersebut dapat dituliskan xm1 , xm2 , , xmk , dengan
m1 m2 mk . Karena xmk adalah suku “puncak” terakhir, maka semua suku setelahnya
bukan merupakan suku “puncak”. Misalkan s1 = mk + 1 , maka xs1 bukan merupakan suku
“puncak”, sehingga terdapat s2 s1 sehingga xs1 xs2 . Karena xs2 juga bukan suku “puncak”,
maka terdapat s3 s2 sehingga xs2 xs3 . Demikian seterusnya hingga diperoleh
xs1 xs2 xs3 xsk dengan s1 s2 s3 sk . Jadi diperolehlah barisan
( ) dari
bagian xsk X yang naik monoton.
Dari kedua kasus tersebut, terbukti bahwa barisan X memiliki barisan bagian yang monoton,
setidaknya salah satu antara yang naik monoton atau yang turun monoton (mungkin juga ada
keduanya).
Teorema Bolzano-Weierstrass
Setiap barisan bilangan real yang terbatas memiliki barisan bagian yang konvergen.
Bukti:
Menurut Teorema Barisan Bagian Monoton, setiap barisan bilangan real X = ( xn ) memiliki
( )
suatu barisan bagian yang monoton, namakan X ' = xnk . Jika X merupakan barisan yang
terbatas, maka X ' juga terbatas, sehingga X ' memiliki supremum dan infimum. Akibatnya
jika X ' merupakan barisan yang naik monoton, maka X ' akan konvergen ke supremumnya;
dan jika X ' merupakan barisan yang turun monoton, maka X ' akan konvergen ke
infimumnya. Jadi barisan bilangan real terbatas X memiliki barisan bagian X ' yang
konvergen.