Laporan Gravimetri
Laporan Gravimetri
PENDAHULUAN
1.1.7 VITAMIN C
Vitamin adalah suatu senyawa organik yang terdapat di dalam
makanan dalam jumlah sedikit dan dibutuhkan jumlah yang besar untuk
fungsi metabolisme yang normal. Vitamin dapat larut di dalam air dan
lemak. Vitamin yang larut dalam lemak adalah Vitamin A, D, E, dan K
dan yang larut di dalam air adalah vitamin B dan C. Vitamin C adalah
Kristal putih yang mudah larut dalam air. Vitamin C yang disebut juga
sebagai asam askorbik merupakan vitamin yang larut dalam air. Dalam
keadaan kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin
C mudah rusak karena bersentuhan dengan udara (oksidasi) terutama
apabila terkena panas. Vitamin C tidak stabil dalam larutan alkali, tetapi
cukup stabil dalam larutan asam.
Di dalam tubuh, vitamin C terdapat di dalam darah (khususnya
leukosit), korteks anak ginjal, kulit, dan tulang. Vitamin C akan diserap di
saluran cerna melalui transpor aktif.
Asam askorbat (vitamin C) adalah turunan heksosa dan
diklasifikasikan sebagai karbohidrat yang erat kaitannya dengan
monosakarida. Vitamin C dapat disintesis dari D-glukosa dan D-galaktosa
dalam tumbuh-tumbuhan dan sebagian besar hewan. Vitamin C terdapat
dalam dua bentuk di alam, yaitu L-asam askorbat (bentuk tereduksi) dan
L-asam dehidro askorbat (bentuk teroksidasi). Oksidasi bolak-balik L-
asam askorbat menjadi L-asam dehidro askorbat terjadi apabila
bersentuhan dengan tembaga, panas, atau alkali.
I- + 2e ↔ 3 I-
Mempunyai potensial standar +0.54 V . Iodium karenanya
merupakan pereaksi oksidasi jauh lebih lemah dari pada kalium
permanganat,senyawa serium(IV), dan kalium dikromat. Sebaliknya ion
Iodida merupakan suatu pereaksi reduksi yang cukup kuat. Dalam proses
analitik iodium digunakan sebagai reaksi oksidasi (iodimetri) dan ion
iodida digunakan sebagai pereaksi reduksi (iodometri). (Underwood:1980)
3. Indikator Kanji
2.1 Alat
- Gelas kimia - Erlenmeyer 250 ml
- Gelas ukur - Oven
- Batang Pengaduk - Pipet volum
- Botol Semprot - Magnetik Stirer
- Corong Kaca - Neraca Digital
- Spatula - Bulp
- Pipet Tetes - Kertas Saring No.42
- Kondensor - Kaca Arloji
2.2 Bahan
- Larutan HNO3
- Hablur NaCl
- Larutan AgNO3
- Aquadest
No Sampel Keterangan
1. Massa NaCl 30.4 mg
2. Larutan NaCl + AgNo3 0.1N Terbentuk endapan pada larutan
NaCl+AgNo3 ↔ AgCl ↓ +NaNO3
(endapan putih)
3 Larutan NaCl + AgNo3 0.1N Terbentuk Endapan AgCl yang
(dipanaskan) semakin banyak
4 Larutan NaCl + AgNo3 0.1N Tidak terbentuk penambahan
(didiamkan) endapan baru
5. Larutan NaCl + AgNo3 0.1N Tidak terbentuk penambahan
(didiamkan) + ditetesi AgNo3 endapan baru
0.1N
6. endapan setelah dioven Endapan menjadi abu dan berwarna
biru
3.2 Pembahasan
Tahap kerja dari proses ini langkah pertama yaitu penimbangan sampel
(NaCl) yang berfungsi untuk menghitung berat NaCl yang akan dipakai,
setelah penimbangan sampel dilarutkan dengan aquades, pelarutan bertujuan
agar analit uyang ingin kita ambil/endapkan tidak tercampur dengan analit
yang lain (analit yang tidak dibutuhkan) agar endapan tersebut murni apayang
https://annisanfushie.wordpress.com/2009/01/04/gravimetri/
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
diodewananda.blogspot.2016/12. LAPORAN-PENENTUAN-KADAR-VITAMIN-C.
(30/01/20018)
BE K2Cr2O7 = 49
mg K 2Cr 2O 7
Jawab : Ntio=
fp ×Vtio × BE K 2 Cr 2 O7
500 mg
¿
4 × 25.60 ml ×49
500 mg
¿
5017.6 ml
¿ 0.0997 N
B. Standarisasi Iod
Dik : Vthio = 25ml
Nthio= 0.0997 N
V 1+ V 2
V iod=
2
25.7 ml+25.4 ml
¿ =25.55 ml
2
Dit : Niod = ?
Jawab: Niod × V iod = Nthio× Vthio
Nthio ×Vthio
Niod=
V iod
0.0997 N × 25 ml
¿
25.55 ml
2∙ 4925 Nml
¿
25 ∙ 55 ml
¿ 0 ∙ 0976 N
C. Penentuan Kadar vitamin C (vitacimin)
¿ 25.80 %
Botol Buret
Labu Ukur