97-Article Text-283-1-10-20190314
97-Article Text-283-1-10-20190314
6
MODERASI KURIKULUM PERGURUAN TINGGI ISLAM DALAM
DERADIKALISASI AGAMA DI INDONESIA
Pendahuluan
Akhir-akhir ini kehidupan umat beragama di Indonesia
mengalami dinamika yang cukup keras. Terutama karena
Rumusan Masalah
Rumusan penelitian ini adalah bagaimana moderasi
kebijakan kurikulum perguruan tinggi Islam dalam upaya
deradikalisasi agama di Indonesia. Perguruan tinggi Islam yang
akan diteliti dibatasi pada perwakilan secara kelembagaan
untuk tingkat universitas, institut, Sekolah Tinggi dan
pemilihan berdasakan lokasi baik di pedesaan atau di
perkotaan, yaitu UIN Syarif Hidayatullah Jakata, IAIN
Surakarta, dan STAIN Kediri. Dari rumusan tersebut, dibentuk
dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
bagaimana bentuk-bentuk moderasi kurikulum di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, IAIN Surakata dan STAIN Kediri? Dan,
bagaimana dampak kebijakan kurikulum di tiga Perguruan
Tinggi tersebut terhadap masyaakat, khususnya tehadap civitas
akademik?
2. Landasan Teori
a. Moderasi
Moderasi atau al-wasthiyah diartikan sebagai titik
tengah, seimbang, tidak terlalu kanan (ifrath) dan tidak
terlalu kiri (tafrith) atau tidak berlebihan dan tidak
melakukan reduksi, yang mengandung makna keadilan,
kemuliaan, dan persamaan. Ibnu Faris mengemukakan
bahwa kata al-wasyathiyah memiliki makna yang berkisar
pada keadilan, baik, tengah, dan seimbang1. Dalam terbitan
buku Kementrian Agama Negara Kuwait, kata al-
wasyathiyah didefinisikan sebagai metode berpikir,
berinteraksi, dan berprilaku yang didasari atas sikap
tawazun (seimbang) dalam menyikapi dua keadaan perilaku
yang dimungkinkan untuk dianalisis dan dibandingkan,
sehingga dapat ditemukan sikap yang sesuai dengan
kondisi dan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip
ajaran agama dan tadisi masyarakat2. Dengan pengertian ini
c. Radikalisme
Radikalisme (at-taharruf) secara bahasa (etimologis)
berasal dari kata: tharafa, yatharifu, tharfan. Ibnu Fariz
menjelaskan, tharafa memiliki dua makna, yaitu sesuatu
yang menunjukan batas dan akhir, dan sesuatu yang
menunjukkan gerakan pada sebagian anggota tubuh.3
Makna lain dari at-tharfa adalah sebuah kelompok.
Sementara tatharrafa artinya mendatangi sisi yang lain. Jika
3 Ibnu Faris, Maqayis al-Lughah, Jilid 2, hal.90; Lisan al-‘Arab, Jilid VII,
h. 427.
2. Analisis Data
Metode untuk menganalisis semua data yang ada
menggunakan metode induktif. Metode induktif adalah
jalan berpikir dengan mengambil kesimpulan dari data-
data yang bersifat khusus. Bertolak dari pengertian ini,
peneliti menggunakannya untuk menyimpulkan hasil
observasi, wawancara, dan data yang terkumpul lainnya.
Data tersebut kemudian diinterpretasi dengan
mempertimbangkan pemahaman para informan. Tak jarang
terjadi perbedaan penafsiran terhadap data tentang
peristiwa yang sama. Alat analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis historis-sosiologis dan
korelatif. Analisis sosiologis dilakukan dalam rangka
melihat perbedaan dinamika kelembagaan perguruan
tinggi hususnya di UIN Jakarta, IAIN Surakarta, dan
STAIN Kediri. Sedangkan analisis korelatif digunakan
untuk melihat hubungan dan dampak dari moderasi
kebijakan kurikulum terhadap deradikalisasi agama di tiga
perguruan tinggi Islam tersebut.
Kesimpulan
Moderasi kurikulum di tiga Perguruan Tinggi Islam di
Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, IAIN Surakarta,
dan STAIN Kediri dalam deradikalisasi agama mempunyai
kemiripan. Membenahi sistem kurikulum dalam pendidikan,
justru lebih berdaya guna dalam pencegahan dan penangkalan
radikalisme. Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Pertama, integrasi dan internalisasi keilmuan, yaitu
mengembangkan dan mengintegrasikan aspek keislaman,
keilmuan, kemanusiaan, dan keindonesiaan, dengan cara
reintegrasi keilmuan pada tingkat ontologi, epistimologi, dan
aksiologi, sehingga tidak ada lagi dikotomi ilmu umum dan
ilmu agama. Dengan kata lain, menyelenggarakan program
pendidikan akademis dan/atau profesional dalam bidang ilmu
agama Islam yang terpadu dengan pengetahuan umum, dan
Wawancara Tokoh
Wawancara dengan Saifullah Munir, STAIN Kediri, 30
September 2015.
Wawancara dengan Muhammad Yasin.
Wawancara dengan Erna Nurkholis, STAN Kediri, 1 Oktober
2015.
Wawancara dengan Giyoto, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) Surakarta, 05 Oktober 2015.
Media Online
http://www.crisisgroup.org/home/index (diakses 10 November
2015).