Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih (WHO, 2010).

Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan

akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi

suatu proses yang disebut Aging Process penuaan, proses penuaan ini adalah

siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan-tahapan menurunnya berbagai

fungsi organ tubuh , yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh terhadap

berbagai serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian misalnya pada

system kardiovaskuler dan pembuluh darah, pernafasan, pencernaan, endokrin

dan lain sebagainya (Fatma, 2010; Nauli, 2014; Zainaro 2018).

Lansia adalah sekelompok orang yang mengalami suatu proses perubahan

secara bertahap dalam jangka waktu tertentu. Jumlah lansia di dunia termasuk

Negara Indonesia bertambah setiap tahunnya. Pada tahun 2012 persentase

penduduk usia 60 tahun keatas adalah 7,58%, sedangkan pada tahun 2013

meningkat menjadi 8,00%, pada tahun 2014 meningkat menjadi 8,2% dan tahun

2015 meningkat menjadi 8,5% (BPS 2015; Azalista, 2015). Sedangkan penduduk

lansia berumur 60 ke atas di tiongkok semakin meningkat. Pada tahun 2013 jumlah

lansia tiongkok sekitar 9,7% dari jumlah duduk tiongkok yang berkisar 1,34 milyar

orang (Zhou dan Feng 2015). Maka pada tahun 2016, jumlah penduduk lansia di

tiongkok telah mencapai 230,8 juta jia atau 16,7% dari jumlah total penduduk

tiongkok (China Daily, 2017).

Secara alami lansia mengalami kemunduran fisik, psikis dan sosial sehingga

tergantung pada orang lain. Ketergantungan tersebut dapat dikurangi jika lansia
sehat, aktif, produktif, mandiri dan memiiki kualitas hidup yang baik. WHO berharap

terjadinya penuaan aktif (active ageing) yaitu proses yang memungkinkan

diperolehnya kesehatan, partisipasi dan keamanan dalam upaya meningkatkan

status kesehatan lansia (Nursilmi, Clara M. Kusharto, Cesilia Meti Dwiriani, 2017).

Pelayanan kebutuhan penanggulangan permasalahan lanjut usia masih

berkisar pada aspek kesehatan lansia, ekonomi dan sosial. Kebutuhan dasar

secara batin (immaterial needs, basic needs atau psychological needs) masih

kurang tersentuh. Proses pelayanan seharusnya sesuai dengan karakteristik lanjut

usia, sehingga kebutuhan mereka secara psikologis terpenuhi. Pembinaan kualitas

kesehatan, emosi, kepekaan sosial dan esteris lanjut usia diperlukan untuk

pemenuhan diri dan berkespresi diri seperti halnya melakukan kegiatan-kegiatan

positif dengan melakukan kegiatan kreatifitas kerajinan tangan dan melakukan

kreasi seni dengan tujuan agar kehidupannya bahagia. Selain itu dengan

memberikan kegiatan berkreasi seni juga dapat menghasilkan pengalaman yang

bermakna, menyenangkan, memberi energy, dan menghasilkan peningkatan

kualitas hidup dan kesehatan lansia (Wengler, 2015)

Menurut Robert Bulter dan Lewis (2017) “mental health personnel can learn

much about how to help older people by respecting and benefiting rom what the

elderly have to create by them. Old age can be a time of emotional and sensory

aareness an enjoyment” (Pelayanan kesejahteraan sosial seharusnya dapat lebih

banyak belajar tentang bantuan bagi para lansia. Caranya dengan belajar

menanggapi dan bertindak sesuai dengan kemampuan lansia untuk berkreasi

sendiri. Lansia dapat sewaktu-waktu menyadari kemampuan diri dan emosinya

sendiri). Kegiatan yang dilakukan para lanjut usia idealnya dilakukan didalam

maupun diluar ruang seperti menemukan kegemaran (hobby) keterampilan,


kegiatan keagamaan, olahraga, kerajinan tangan dan berorganisasi. Kegiatan

kreatifitas yang bervariasi ini dapat menyebabkan para lanjut usia dapat menikmati

masa tuanya dan tidak merasa bosan serta dapat meningkatkan status

kesehatannya. Dalam kondisi ini kesehatan dan kualitas hidup lansia akan lebih

baik. Selain itu, dengan melakukan kegiatan kreatifitas di waktu senggang mereka

dapat tetap merasa mampu dan berarti bagi orang lain khususnya teman,

keluarga.bahkan bagi masyarakat luas (Febriyati dan suyanto, 2017).

Salah satu upaya peningkatan kesehatan dan kesejahteraan lansia adalah

posyandu lansia, menurut undang-undang No.13 tahun 1998 posyandu merupakan

wadah pelayanan kepada lansia di masyarakat yang menitikberatkan pelayanan

kesehatan, psikologis, rohani agar lansia dapat memenuhi keutuhan kesehatan

dan kesejahteraan hidup sosial yang memadai. Kegiatan posyandu lansia diadakan

setiap satu bulan satu kali. Kegiatan yang dilakukan posyandu lansia meliputi

pelayanan status kesehatan, pelayanan psikologis, pelayanan rohani atau

pemberian bimbingan rohani (Azizah Nurul Karohmah, Ilyas, 2017)

Kegiatan kreatifitas posyandu merupakan salah satu kegiatan yang dapat

meningkatkan status kesehatan lansia dan kesejahteraan lansia karena dengan

kegiatan yang berkesenirupaan atau kreatifitas ini dapat dijadikan pendekatan

pelayanan dalam menciptakan suasana, situasi dan kondisi yang akomodatif serta

kondusif. Dengan melakukan kegiatan kreatifitas ini juga lanjut usia uga tetap dapat

berperan serta mengembangan dan mengatualisasikan diri bahkan mandiri

dimasyarakat. Kegiatan batin yang menyenangkan, bebas berekspresi, bahkan

dapat meningkatkan produktivitas hasil karyanya (Indro Moerdisuroso, Ataswarin

Oetopo, Yufiarti, 2018).


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian

adalah apakah berpengaruh kegiatan kreatifitas terhadap status kesehatan pasien.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh kegiatan kreatifitas terhadap status kesehatan lansia

1.3.2 Tujuan Khusus

1. mengidentifikasi kegiatan kreatifitas posyandu

2. mengidentifikasi fasilitas pelayanan kesehatan posyandu

3. mengidentiikasi status kesehatan lansia

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Profesi Keperawatan

Setalah dilakukan penelitian ini dapat memberikan informasi baru bagi profesi

keperawatan khususnya keperaatan Gerontik tentang pengaruh kegiatan

kreatifitas posyandu terhadap status kesehatan lansia.

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai sumber data baru yang bisa di

gunakan yang ada kaitannya dengan sebagai tambahan pengetahuan dari hasil

penelitian untuk dikembangkan pada penelitian berikutnya.

1.4.3 Bagi Lahan Penelitian

Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi baru bagi lahan peneliti tentang

pengaruh kegiatan kreatiffitas posyandu terhadap status kesehatan lansia.

1.4.4 Bagi Responden

Dapat digunakan untuk mengetahui tentang pengaruh kegiatan kreatifitas

posyandu terhadap status kesehatan lansia.


1.4.5 Bagi Peneliti

Dapat menambah pemahaman dan wawasan terhadap ilmu pengetahuan

tentang pengaruh kegiatan kreatifitas posyandu terhadap status kesehatab

lansia.

Anda mungkin juga menyukai