Anda di halaman 1dari 10

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dunia pendidikan sangat berhubungan dengan kurikulum, karena
kurikulum merupakan suatu pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran
terutama dalam mencapai tujuan pendidikan. Di mana tujuan pendidikannya
sudah tertera dalam UUD No.20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 dijelaskan
bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab”.
Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi, dan ilmu pengetahuan
yang mengalami banyak perubahan berdampak pada kurikulum yang harus
terus berkembang pula. Kurikulum pun terus berkembang, Perkembangan
Kurikulum 1947 hingga Kurikulum 2013 mengalami pembaharuan terus
menerus, kurikulum dilandasi dengan ketercapaian pembelajaran apakah
sudah sesuai atau tidaknya dengan tujuan pendidikan serta mengikuti
perkembangan dunia pendidikan.
Dalam pengembangan kurikulum tentu saja harus menggunakan dengan
memperhatikan komponen-komponen pengembangan kurikulum tersebut.
Adanya pengembangan kurikulum diharapkan mampu memudahkan guru
dalam proses belajar mengajar.
2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, ada beberapa masalah
yang akan dibahas antara lain:
1. Apa yang dimaksud pengembangan kurikulum?
2. Apa yang dimaksud komponen tujuan?
3. Apa yang dimaksud komponen isi/materi?
4. Apa yang dimaksud komponen proses?
5. Apa yang dimaksud komponen evaluasi?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diperoleh beberapa tujuan
antara lain:
1. Menjelaskan tentang pengembangan kurikulum.
2. Menjelaskan tentang komponen tujuan.
3. Menjelaskan tentang komponen isi/materi.
4. Menjelaskan tentang komponen proses.
5. Menjelaskan tentang komponen evaluasi.
3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan Kurikulum

Menurut Tyler dalam buku Yulaelawati (2007:32) menyatakan bahwa


Pada tahun 1945 Tyler mengidentifikasi empat pertanyaan sebagai parameter
penentuan kurikulum, yaitu:

1. Tujuan pendidikan apa yang harus dicapai di sekolah?


2. Pengalaman pendidikan apakah yang dapat disediakan untuk mencapai
tujuan pendidikan tersebut?
3. Bagaimana pengalaman pendidikan ini dapat dikelola secara efektif?
4. Bagaimana kita dapat menentukan bahwa tujuan pendidikan ini telah
dicapai?

Menurut Patimah (2015:360) menyatakan bahwa “Curriculum


development is defined is the process of selecting, organizing, executing and
evaluating learning experience on the basis of the needs, abilities, and interest
of the learners and the nature of the society or community”, Artinya
Pengembangan kurikulum didefinisikan adalah proses pemilihan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi pengalaman belajar berdasarkan
kebutuhan, kemampuan, dan minat peserta didik dan sifatnya masyarakat atau
masyarakat.

Menurut Rogers dan Taylor 1998 dalam jurnal Affiliations (2015:360)


menyatakan bahwa “Curriculum development describes all the ways in which
training or teaching organisation plans and guides learning.”, Artinya
Pengembangan kurikulum menggambarkan semua cara di mana rencana
pelatihan atau pengajaran organisasi dan panduan belajar.

B. Komponen Tujuan
4

Menurut Arifin (2014: 82) menyatakan bahwa dalam penyusunan suatu


kurikulum, perumusan tujuan ditetapkan terlebih dahulu sebelum menetapkan
komponen yang lainnya. Tujuan pendidikan suatu negara tidak bisa
dipisahkan dan merupakan penjabaran dari tujuan negara atau falsafah negara,
karena pendidikan merupakan alat untuk mencapai tujuan negara.
Menurut Hilda Taba dalam buku Arifin (2014:84) menyatakan bahwa
memberikan beberapa petunjuk tentang cara merumuskan tujuan, yaitu (a)
tujuan itu hendaknya berdimensi dua, yaitu dimensi proses dan dimensi
produk. Dalam dimensi proses termasuk menganalisi, menginterpretasi,
mengingat, dan sebagainya, sedangkan yang termasuk dalam dimensi produk
adalah bahan yang terdapat dalam tiap mata pelajaran. (b) menganalisis tujuan
yang bersifat umum dan kompleks menjadi tujuan yang spesifik, sehingga
diperoleh bentuk kelakuan yang diharapkan, (c) memberi petunjuk tentang
pengalaman apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu, (d) suatu tujuan
tidak selalu dapat dicapai dengan segera, kadang-kadang memerlukan waktu
yang lama, (e) tujuan harus realitas dan dapat diterjemahkan dalam bentuk
kegiatan atau pengalaman belajar tertentu, dan (f) tujuan itu harus
komprehansif, artinya meliputi segala tujuan yang ingin dicapai di sekolah,
bukan hanya penyampaian informasi, tetapi juga keterampilan berpikir,
hubungan social, sikap terhadap bangsa dan negara, dan sebagainya.
Menurut Mahmud (2014: 109) menyatakan bahwa tujuan kurikulum pada
hakikatnya, adalah tujuan dari setiap program pendidikan, yang akan diberikan
kepada siswa atau peserta didik. Mengingat kurikulum adalah alat untuk
mencapai tujuan pendidikan, maka tujuan kurikulum harus dijabarkan dan
disesuaikan dengan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional
yaitu sebagaimana dikehendaki UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Naional adalah “meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yakni
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang berdemokratis dan tanggung jawab”.
5

C. Komponen isi/materi
Materi atau program dalam kurikulum pada hakikatnya adalah isi
kurikulum atau konten itu sendiri. Pemilihan dan penentuan materi
disesuaikan dengan tujuan yang telah dirumuskan dan ditetapkan.
Menurut Oemar Hamalik, (1999: 25) dalam buku Mahmud (2014:111)
menyatakan bahwa sesuai dengan rumusan tersbut, isi kurikulum
dikembangkan dan disusun berdasarkan prinsip-prinsi sebagai berikut:
1. Materi kurikulum berupa bahan pembelajaran yang terdiri atas bahan
kajian atau topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh peserta didik
dalam proses pembelajaran.
2. Materi kurikulum mengacu pada pencapaian tujuan masing-masing
satuan pendidikan. Perbedaan ruang lingkup dan urutan bahan
pelajaran disebabkan oleh perbedaan tujuan satuan pendidikan
tersebut.
3. Materi kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Ini
berarti tujuan pendidikan nasional merupakan target tertinggi yang
hendak dicapai melalui penyampaian materi.

Oleh karena itu, materi kurikulum sebagaimana dikatakan oleh Nana


Syaodih Sukmadinata (2004: 35) dalam buku Mahmud (2014:111-112)
menyatakan bahwa harus mengandung beberapa aspek tertentu sesuai
dengan tujuan kurikulum, yang meliputi:

a. Teori, ialah seperangkat konstruk atau konsep, definisi dan proposisi


yang saling berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik
tentang gejala dengan menspesifikasi hubungan-hubungan antara
variabel-variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan gejala
tersebut.
b. Konsep, adalah suatu abstraksi yang dibentuk oleh generalisasi dari
kekhususan-kekhususan konsep adalah definisi singkat dari
sekelompok fakta atau gejala.
6

c. Generalisasi, adalah kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang


khusus, bersumber dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam
penelitian.
d. Prinsip, adalah ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang
mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.
e. Prosedur, adalah suatu seri langkah-langkah yang berurutan dalam
materi pelajaran yang harus dilakukan oleh siswa.
f. Fakta, adalah sejumlah informasi khusus data materi yang dianggap
penting terdiri dari terminologi, orang dan tempat dan kejadian.
g. Istilah, adalah kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus
diperkenalkan dalam materi.
h. Contoh atau Ilustrasi, ialah suatu hal atau tindakan atau proses yang
bertujuan untuk memperjelas suatu uraian atau pengertian tentang
suatu kata dalam garis besarnya.
i. Definisi, adalah penjelasan tentang makna atau pengertian tentang
suatu hal atau suatu kata dalam garis besarnya.
j. Proposisi, adalah suatu pernyataan atau theorem atau pendapat yang
tak perlu diberikan argumentais. Proposisi sama dengan asumsi dan
paradigm.
Adapun kriteria yang digunakan dalam memilih materi atau isi kurikulum:
Pertama, mata pelajaran dalam kerangka pengetahuan keilmuan.
Artinya mata pelajaran yang dipilih sebagai isi kurikulum harus jelas
kedudukannya dalam konteks pengetahuan ilmiah sehingga jelas apa yang
harus dipelajari (ontologi), jelas bagaimana mempelajari metodenya
(epistemologi) dan jelas manfaatnya bagi anak didik manusia dalam
(aksiologi).
Kedua, mata pelajaran harus tahan diuji. Artinya, mata pelajaran
tersebut diperkirakan bisa bertahan sebagai pengetahuan ilmiah dalam
kurun waktu tertentu sehingga kelangsungannya relatif lama tidak lekas
berubah dan diganti oleh pengetahuan lain.
7

Ketiga, mata pelajaran harus memiliki kegunaan (Fungsional) bagi


peserta didik dan masyarakat pada umumnya. Maksudnya, mata pelajaran
yang dipilih bermanfaat dan memiliki kontribusi tinggi terhadap
perkembangan peserta didik dan perkembangan masyarakat (Nana
Sudjana, 2002:34).
Menurut Sudjana (2002:35) dalam buku mahmud (2014: 114), isi
kurikulum harus dapat menentukan berhasil tidaknya suatu tujuan. Adapun
isi kurikulum itu adalah sebagai berikut:
1) Isi kurikulum harus sesuai tepat dan bermakna bagi perkembangan
siswa atau peserta didik. Artinya, sejalan dengan tahap
perkembangan anak.
2) Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan social, artinya sesuai
dengan tuntutan hidup nyata dalam masyarakat.
3) Isi kurikulum dapat mencapai tujuan yang komprehensif, artinya
mengandung aspek intelektual, moral, dan social secara seimbang
(balance).
4) Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan
uji, artinya tidak cepat lapuk hanya karena tuntutan hidup sehari-
hari.
5) Isi kurikulum harus mengandung bahan pelajaran yang jelas, teori,
prinsip, konsep yang terdapat di dalamnya bukan hanya sekedar
informasi factual.
Isi kurikulum harus dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
Isi kurikulum disusun dalam bentuk program pendidikan yang nantinya
dijabarkan dan dilaksanakan melalui proses pengajaran/ pengalaman
belajar anak didik.
D. Komponen Proses
Proses pelaksanaan kurikulum harus menunjukan adanya kegiatan
pembelajaran, yaitu upaya guru untuk membelajarkan peserta didik, baik
di sekolah melalui kegiatan tatap muka, maupun di luar sekolah melalui
8

kegiatan terstruktur dan mandiri. Menurut Arifin (2014:92) menyatakan


bahwa dalam konteks inilah, guru dituntut untuk menggunakan berbagai
starategi pembelajaran, metode mengajar, media pembelajaran, dan
sumber-sumber belajar.
E. Evaluasi
Menurut Hamalik (1999:196) dalam buku Mahmud (2014: 117)
menyatakan bahwa kata evaluasi berasal dari kata to evaluate yang sering
diartikan dengan menilai. Istilah nilai (value) pada mulanya dipopulerkan oleh
filosof, dan Plato-lah yang mula-mula mengemukakannya. Penilaian dalam
pendidikan berarti seperangkat tindakan atau proses untuk menentukan nilai
sesuatu yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Menurut Ilmu jiwa evaluasi
berarti menentukan fenomena yang dianggap berarti di dalam hal yang sama
berdasarkan suatu standar.
Menurut Arifin (2014:93) menyatakan bahwa dari hasil studi beberapa
literature dapat dikemukakan beberapa model evaluasi kurikulum, antara lain
model measurement (Thorndike dan Ebel), model congruence (Ralph
W.Tyler) model CIPP (Daniel L.Stufflebeam), model evaluasi sistem
pendidikan, model illuminative (Malcolm Parlett), dan model formative dan
summative (Scriven).

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN
9

Berdasarkan isi makalah yang telah dipaparkan dari awal sampai akhir
seharusnya kita sebagai calon guru/pendidik dan khususnya calon guru
Sekolah Dasar lebih mendalami tentang kurikulum pembelajaran agar kita
dapat mengetahui pengetahuan tentang komponen-komponen apa saja yang
terdapat dalam pengembangan kurikulum yang didalamnya terdapat
komponen tujuan, komponen isi/materi, komponen proses, dan komponen
evaluasi. Selain itu agar kita dapat
10

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai