Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PEPPGM

“INTERVENSI PANGAN DAN GIZI JANGKA PENDEK


SEBAGAI DASAR PERENCANAAN PANGAN DAN GIZI NASIONAL”

DOSEN PENGAJAR :

LUSYANA GLORIA DOLOKSARIBU SKM, M.Kes

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 12

NAMA ANGGOTA :
1. AGNES TIURMA NATASIA SINURAT (P01031218057)
2. CANTIKA ARMELIA SIHOMBING (P010312180)
3. CINDY Br. SEBAYANG (P010312180)
4. SELIA MAHULAE (P01031218097)

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN


JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas untuk mata kuliah PEPPGM : “Intervensi
Pangan Dan Gizi Jangka Pendek Sebagai Dasar Perencanaan Pangan Dan Gizi
Nasional”
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa,saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan sepenuhnya.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen PEPPGM ,Ibu Lusyana


Gloria Doloksaribu SKM, M.Kes dan seluruh yang membantu pembuatan makala
ini.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh
karena itu, saya mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya saya berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Medan,8 Februari 2021

Penulis

Kelompok 12
Daftar Isi
Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintregasi dan
berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan
kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh
pemerintah dan/atau masyarakat (Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan).
Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan kesehatan,
tumbuh kembang dan perkembangan mental. Keadaan gizi normal
tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi. Faktor yang
mempengaruhi status gizi terdapat dua jenis yaitu faktor secara langsung
dan faktor secara tidak langsung. Faktor secara langsung adalah asupan.
Makan dan penyakit infeksi sedangkan faktor secara tidak langsung yang
mempengaruhinya yaitu faktor ekonomi, keluarga, produktivitas dan
pengetahuan tentang gizi anak tersebut. Salah satu indikator kesehatan
yang dinilai keberhasilan pencapaiannya dalam MDGs adalah status gizi
anak balita. Masa anak balita merupakan kelompok yang rentan
mengalami kurang gizi salah satunya adalah stunting (Unicef, 2013).
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak usia di bawah lima tahun
(balita) akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan stimulasi
psikososial yang tidak memadai terutama dalam 1.000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia dua tahun. Anak
tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah
minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya
(Kementerian Kesehatan RI, 2018).
Stunting dapat berpengaruh pada anak balita pada jangka panjang
yaitu mengganggu kesehatan, pendidikan serta produktifitasnya di
kemudian hari. Anak balita stunting cenderung akan sulit mencapai
potensi pertumbuhan dan perkembangan yang optimal baik secara fisik
maupun psikomotorik (Aridiyah et al, 2015). Kejadian balita pendek atau
biasa disebut dengan stunting merupakan salah satu masalah gizi yang
dialami oleh balita di dunia saat ini.
Ketahanan pangan keluarga merupakan kemampuan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan pangan anggota rumah tangga dari segi jumlah,
mutu, dan ragamnya sesuai dengan budaya setempat. Sedangkan
ketahanan pangan rumah keluarga tercemin dari ketersediaan,
kemampuan daya beli, dan keterjangkauan keluarga dalam memenuhi
kebutuhan pangan. Bila keluarga mengalami kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan pangan yang disebabkan oleh ketidakmampuan dalam
menyediakan makanan karena jarak tempuh untuk mendapatkan
makanan tidak terjangkau atau tidak mampu membeli karena segi
ekonomi, maka keluarga tersebut dikatakan tidak tahan pangan. Kondisi
pangan yang menurun, berakibat pada status gizi yang buruk terhadap
keluarga

B. Tujuan
1. Mengetahui jenis – jenis intervensi pangan dan gizi
2. Implikasi intervensi dengan program pembangunan
3. Perencanaan intervensi
4. Rasionalisasi intervensi
5. Pemilihan model intervensi
6. Evaluasi intervensi
Bab II
Pembahasan

A. Pengertian Intervensi
Intervensi adalah serangkaian aktivitas spesifik dan berkaitan dengan
penggunaan bahan untuk menanggulangi masalah. Menurut KBBI, intervensi
berarti campur tangan dalam perselisihan antara dua pihak (orang, golongan,
negara dan sebagainya). Bisa juga diartikan, intervensi adalah sebuah
perbuatan atau tindakan campur tangan yang dilakukan oleh satu lembaga
(badan) terhadap sebuah permasalahan (pertikaian) yang terjadi di antara
dua pihak atau beberapa pihak sekaligus, yang mana tindakan yang
dilakukan tersebut akan merugikan salah stau pihak yang sedang bermasalah
(bertikai). 

B. Pengertian Intervensi Gizi


Upaya perubahan terencana terhadap individu, kelompok,maupun komunitas.
Yang dimana didalamnya mencakup perencanaan dan implementasi untuk
mengatasi masalah gizi yang sudah diidentifikasi.

C. Jenis – Jenis Intervensi Gizi dan Pangan


Intervensi gizi dan pangan ada 2 yaitu :
- Intervensi Gizi Spesifik
Stunting disebabkan oleh berbagai faktor sehingga dalam penanganannya
memerlukan kolaborasi nutrisionis, dietisien dengan profesi medis, bidan,
perawat, sanitarian, dan tenaga kesehatan lainnya. Penanganan yang
dilakukan oleh tenaga medis bersifat jangka pendek. Yang merupakan
intervensi spesifik :
 Suplementasi Makanan Ibu saat Hamil
Suplemen kesehatan adalah produk kesehatan yang
mengandung satu atau lebih zat yang bersifat nutrisi atau obat, yang
bersifat nutrisi termasuk vitamin, mineral, dan asam asam‐ amino,
sedangkan yang bersifat menyembuhkan umumnya diambil dari
tanaman atau jaringan tubuh hewan yang memiliki khasiat
meyembuhkan. Ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan
yang mengandung zat besi dan asam folat. Zat besi berguna untuk
mengurangi risiko anemia saat proses persalinan. Sementara asam
folat berperan penting dalam perkembangan otak dan sumsum tulang
belakang bayi serta mempersempit risiko stunting. Saat masa
kehamilan, seorang ibu juga perlu mengkonsumsi Tablet Tambah
Darah (TTD) minimal 90 tablet.

 Pendidikan Gizi
Intervensi ini ditujukan untuk meningkatkan penggunaan bahan
makanan yang bergizi tinggi yang tersedia di lingkungan. Di samping
itu juga bertujuan memperbaiki cara pengolahan makanan yang kurang
baik dll yang ada di masyarakat. Intervensi ini merupakan sebuah
tindakan dan usaha dengan maksud untuk merubah pikiran serta sikap
masyarakat dengan tujuan menanamkan pengertian kepada
masyarakat mengenai gizi yang baik dikonsumsi sehari-hari.
Berikut ini merupakan beberapa contoh mengenai pendidikan gizi yang
biasa diberikan kepada masyarakat:
 Pemberian penyuluhan kepada ibu mengenai pentingnya ASI
 Pemberian penyuluhan kepada masyarakat mengenai manfaat
diversifikasi pangan dalam status gizi
 Pemberian penyuluhan mengenai konsep gizi seimbang kepada
masyarakat
 Pemberian penyuluhan kepada para ibu mengenai manfaat
pemberian makanan tambahan pada anak-anak yang masih
menyusu.
 Fortifikasi Pangan
Intervensi ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah kekurangan zat-
zat gizi tertentu dalam makanan sehari-hari. Penambahan zat gizi
tersebut dilakukan pada bahan makanan yang banyak dikonsumsi. Zat
gizi yang ditambahkan umumnya adalah vitamin dan mineral. Tujuan
utama adalah untuk meningkatkan tingkat konsumsi dari zat gizi yang
ditambahkan untuk meningkatkan status gizi populasi.
 Makanan Formula
Formulasi adalah rangkaian kegiatan untuk merumuskan kebutuhan
gizi spesifik penderita masalah gizi, memilih bahan-bahan makanan
yang berkhasiat, dan kemudian menentukan proses pengolahan,
distribusi serta penyajian yang tepat
Intervensi ini bertujuan menciptakan makanan campuran untuk anak
berumur 6 sampai 36 bulan. Makanan tersebut dapat dibuat sendiri di
rumah atau diproduksi oleh pabrik. Intervensi ini perlu diikuti dengan
pendidikan gizi seperti pada PMT
 Subsidi Harga
Intervensi ini dilakukan dengan memberi subsidi kepada konsumen
bahan makanan tertentu. Diharapkan kelompok sasaran dapat
mengkonsumsi zat gizi yang diperlukan. • Subsidi dapat diberikan
dalam berbagai bentuk yaitu melalui pengendalian harga, kupon
makanan, dll. Bahan makanan yang disubsidi biasanya makanan
pokok, makanan formula, bahan makanan yang difortifikasi.

 Produksi Pertanian
Dari segi intervensi gizi, intervensi ini bertujuan meningkatkan
ketersediaan pangan bagi golongan rawan. Dampak perbaikan gizi
dapat dicapai melalui peningkatan produksi pangan, peningkatan
penghasilan petani kecil dan buruh tani atau melalui harga pangan
yang dikonsumsi.

 Program Terpadu
Keadaan gizi erat hubungannya dengan kesehatan yaitu melalui
pengaruh sinergis dari penyakit infeksi dan kurang gizi. Di samping itu
status gizi juga berkaitan dengan variabel-variabel kependudukan.
Akhir-akhir ini telah disadari bahwa perbaikan gizi, kesehatan
lingkungan dan masalah-masalah demografi memerlukan upaya yang
terpadu. • Di samping intervensi-intervensi di atas yang besifat jangka
panjang, masih ada intervensi jangka pendek seperti pemberian kapsul
vitamin A untuk penanggulangan masalah kurang vitamin A (KVA).
Program lain yang terintegrasi yang mendukung perubahan status gizi
masyarakat.
- Penyediaan air bersih
- Penyetaraan gender
- Penanggulangan kemiskinan

 Pencegahan Dan Manajemen Penyakit


Menanamkan perilaku hidup sehat mulai dari lingkungan keluarga akan
meminimalkan potensi segala bentuk penyakit. Mulailah dari hal-hal
kecil seperti menjaga kebersihan lingkungan atau mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan.

D. Implikasi Intervensi Gizi dan Pangan dalam Pembangunan


Gizi dan pangan merupakan sebagai input pembangunan nasional.
Gizi yang memadai akan mempengaruhi kualitas hidup dan produktivitas
kerja sehingga dengan gizi yang memadai maka pembangunan nasional
tersebut akan berhasil. Pangan dan gizi adalah sebagai output dalam
pembanguanan nasional. Peningkatan HDI akan mempengaruhi pendidikan ,
pendapatan dan usia harapan hidup

E. Perencanaan Intervensi Pangan dan Gizi


Ada 5 bagian yang merupakan perencanaan intervensi pangan dan
gizi antara lain :
- Diagnosa masalah konsumsi pangan dan gizi
1. Masalah gizi mencakup malnutrisi yang antara lain :
 Kekurangan gizi dan kelebihan gizi
2. Masalah Pangan antara lain :
 Menyangkut ketersediaan pangan dan kerawanan konsumsi
pangan
 Kerawanan konsumsi pangan dipengaruhi oleh kerawanan
kemiskinan,pendidikan,dan adat atau kepercayaan yang
terkait dengan tabu makanan
Diagnosa masalah meliputi :
a. Siapa yang mengalami kurang gizi? (analisis penduduk, faktor
ekologi, dan sumber daya).
b. Apa tipe kurang gizi itu? (identifikasi masalah, hambatan,
rintangan, pendorong).
c. Berapa luas kasus gizi kurang itu? (analisis jumlah penderita,
golongan penduduk, dan sebagainya).
d. Dimana lokasi golongan sasaran
e. Apakah yang menyebabkan kasus gizi kurang?
(determinasi/penyebab)

- Sasaran Spesifik
 Siapa sasaran perbaikan gizi? (kelompok golongan
rawan, kelompok masy. Beresiko kekurangan gizi)
 Apakah tujuan usaha perbaikan gizi nasional dan yang
mana tujuan spesifik yang mengarah langsung ke
intervensi gizi? (susun semua kebijakan gizi, pelayanan,
program, dsb).
 Apakah tujuan-tujuannya dapat terukur secara kuantitatif
(penurunan penderita, prioritas, dan sebagainya).
 Berapa lamakah dampak pangan dan gizi akan timbul.

- Tujuan Intervensi dan Seleksi Pangan dan Gizi


Mengatasi atau memperbaiki masalah gizi dan meningkatkan
status gizi masy dengan perencanaan dan implementasi intervensi gizi
yang tepat (perilaku, faktor resiko,lingkungan, dan status kesehatan.
Menurut James E. Austin dan M. F. Zeithin (1981), efektivitas
intervensi gizi akan tinggi apabila direncanakan dan dirancang dgn
kerangka konsep yg luas.
- Seleksi Model Intervensi
Tipe intervensi yang manakah yang paling efektif dapat
memecahkan masalah? Bagaimana rencana intervensi disusun
untuk kondisi di suatu daerah? ( pisahkan atas unit administrasi,
sosial,kebijakan local, ekonomi,target ). Berapa biaya intervensi
pangan dan gizi? ( ini termasuk dampak gizi ). Bagaimana
intervensi dapat saling menunjang dengan intervensi lain?
Dapatkah intervensi pangan dan gizi yang spesifik menjadi bagian
dari kegiatan pembangunan? Dapatkah kebijakan program
pembangunan berorientasi terhadap perbaikan konsumsi pangan
golongan sasran yang sangat membutuhkan?

- Program Implementasi
Program Implementasi Pelaksanaan ( Implementasi )
•Siapa lembaga, organisasi atau individu yang bertanggung jawab
terhadap intervensi?
• Bagaimana hubungan antar dan inter organisasi atau lembaga?
• Dalam bentuk dan mekanisme apa lokasi pembiayaan?
• Kapan waktu yang terbaik untuk pelaksanaan intervensi?

- Evaluasi
o Apa keuntungan dari evaluasi?
o Untuk siapa?
o Apa kebutuhan spesifik dari konsumen?
o Sampai sejauh mana intervensi dapat berhasil?
o Apa pengaruhnya secara fisik dan tingkah laku golongan
sasaran?
o Apa penyebab kegagalan?
Daftar Pustaka

https://www.slideshare.net/hushahatimah/intervensi-konsumsi-pangan-dan-gizi?
from_action=save
https://www.kompasiana.com/latifahkusuma/5bac5c10677ffb13d45c17b5/apakah-
intervensi-gizi-sensitif-lebih-akurat-daripada-intervensi-gizi-spesifik-dalam-
penanganan-stunting?page=1
http://scholar.unand.ac.id/35270/2/BAB%201%20Pendahuluan%20shintia.pdf
https://www.academia.edu/20300247/INTERVENSI_GIZI
http://mkm.helvetia.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/PERTEMUAN-1516-PERAN-
GIZI-DALAM-PEMBANGUNAN-1.pdf

Anda mungkin juga menyukai