Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Biomedis 2(4) : 8-14: November 2017

Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Kedokteran Biomedis

EFEK KADAR ALBUMIN TERHADAP PERBAIKAN KLINIS PASIEN TB DI


INSTALSI PELAYANAN TUBERKULOSIS TERPADU (PTT) RSUDZA
Effect Between Amount albumin with Clinical Improvement patient TB In Instalasi
Pelayanan Tuberkulosis Terpadu (PTT) RSUDZA
Khairil umam*, Yulia Ramdhani, Zulfikar
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh-Indonesia
*Email: khairulumam67@yahoo.co.id

ABSTRAK
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi kronis yang menyerang paru maupun ekstraparu yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan termasuk golongan bakteri patogen
makrofag intraseluler. Mycobacterium tuberculosis berkembang dengan cepat jika daya imunitas
seseorang berkurang dan akan diperburuk oleh status gizi yang buruk, menyebabkan terjadinya
penurunan status gizi. Status gizi umumnya dinilai dengan menggunakan Index Massa Tubuh (IMT)
dan albumin. Penelitian untuk mengetahui efek kadar albumin terhadap perbaikan klinis pasien TB.
Metode yang digunakan adalah metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional
terhadap 33 sampel yang didapatkan. Lama penelitian selama 1 bulan dari tanggal 28 September
sampai 1 November 2016 didapatkan hasil analisis komparatif dengan uji korelasi Spearman
menunjukan adanya efek antara kadar albumin terhadap perbaikan klinis pasien TB dengan ( p =
0,026) pada pasien TB di Poli Instalasi Pelayanan Tuberkulosis Terpadu (PTT) RSUD dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh. Disimpulkan bahwa kadar albumin mempengarui perbaikan klinis pasien TB.
Kata Kunci : Tuberkulosis, status gizi, albumin, perbaikan klinis.

ABSTRACT
Tuberculosis is a chronic infectious disease that attacks the lungs as well as extrapulomonary which is
caused by the bacteria Mycobacterium tuberculosisand bacterial pathogens including the intracellular
macrophages. Mycobacterium tuberculosis grown quickly if a person’s immune system is redcued and
power will be aggravated by poor nutrition status in general led to a decline in nutritional status.
Nutrition status is assessed using the body mass index (BMI) and albumin. This study aimed to find out
the effect of albumin levels towards clinical improvements to patient TB. The methods used in this
research is observational analytical method with cross sectional approach against the 33 samples
obtained. Duration research as much as 1 month obatained the results of a comparative analysis with the
Spearman correlation test showed the presence of effects between the levels of albumin against TB
patients with clinical improvement (r =0,388=relation medium) on TB patient in the Poli Pelayanan
Tuberkulosis Terpadu(PTT) Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. It was concluded
that the levels of albumin can be effect to the clinical improvement of the patient’s TB.
Keyword :Tuberculosis, nutritional status, albumin, clinical improvement

http://www.jim.unsyiah.ac.id/FKB/
8
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Biomedis 2(4) : 8-14: November 2017

Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Kedokteran Biomedis

PENDAHULUAN
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberkulosis (M.tb) yang menyerang pada bagian paru dan menyebabkan berbagai komplikasi pada
organ lain bahkan kematian jika pada pengobatan pasien TB tidak dilakukan secara tuntas.(1)
Tuberkulosis (TB) dikategorikan sebagai beban penyakit yang ditargetkan oleh World Health
Organisation (WHO) dan dimasukkan kedalam United Nations’s Millennium Development Goals
(MDGs).(2)

Pada tahun 2014 kasus TB ditemukan oleh National Tuberculosis Programmes (NTPs) sebesar 6,3 juta
kasus dan dilakukan revisi oleh WHO bahwa kasus baru TB sebesar 6 juta kasus dan selebihnya dari
diagnosis sebelumnya yang melakukan pergantian pengobatan. Jumlah kasus terbanyak terdapat di
India (23%), Indonesia (10%) dan China (10%).(2)

Di Indonesia pasien TB ditemukan dan tercatat dengan menggunakan Case Notification Rate (CNR)
pada suatu wilayah tertentu dengan kisaran penduduk sekitar 100.000. Angka CNR didadapatkan
peningkatan kasus TB di tingkat nasional sejak tahun 1999 hingga 2014. Menurut Riskesdas tahun
2013 prevalensi TB cenderung meningkat sesuai dengan bertambahnya usia, laki-laki, kelompok
pekerja (Petani Nelayan, buruh) dan daerah yang memiliki tingkat prevalensi paling tinggi yaitu
provinsi Aceh.(3)

Data Dinkes Aceh pada tahun 2014 ditemukan jumlah 4062 kasus. Kasus TB ini meningkat bila
dibandingkan dengan kasus baru pada tahun 2013 sekitar 3815 kasus dan ditemukan jumlah kasus
tertinggi di Kota Lhokseumawe, Aceh Utara dan Bireuen sebesar 9 % dari jumlah kasus TB di Aceh,
diikuti dengan kabupaten Aceh Besar dan Pidie sekitar 8%.(4)

Peningkatan prevalensi setiap tahun di berbagai tempat terutama provinsi Aceh harus diusahakan
agar berkurang dengan melakukan berbagai upaya program pengendalian TB. Keberhasilan program
pengendalian TB terdiri beberapa indikator yaitu indikator penemuan kasus, indikator pengobatan
dan angka keberhasilan pengobatan TB. Indikator keberhasilan pengobatan TB merupakan bagian
yang penting agar pasien tidak berlanjut menjadi komplikasi . Angka keberhasilan pengobatan ini
dibentuk dari angka kesembuhan dan angka pengobatan lengkap.(5)

http://www.jim.unsyiah.ac.id/FKB/
9
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Biomedis 2(4) : 8-14: November 2017

Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Kedokteran Biomedis
Kesembuhan pasien TB diartikan terjadinya perbaikan pada pemeriksaan Bakteri Tahan Asam (BTA)
mikroskopik negatif 2 kali setalah pengobatan dan diikuti dengan perbaikan gambaran radiologi.
Kesembuhan setiap orang berbeda disebabkan pasien memiliki respon buruk ataupun respon baik
setelah pengobatan. (6)
Respon baik ditentukan oleh perubahan (konversi) sputum setelah 30 hari diberi pengobatan secara
adekuat, namun respon buruk terjadi jika perubahan sputum lebih dari 30 hari.(6)Perubahan sputum
tersebut dipengarui oleh C-Reaktif Protein (CRP)dan Albumin. Albumin merupakan pemeriksaan kimia
darah yang digunakan sebagai marker nutrisi dan memiliki nilai sensitivitas lebih dari hasil
pengukuran berat badan (weight) dan juga Body Mass Index (BMI).(7) Beberapa penelitian melaporkan
albumin sebagai predikator kematian pasien TB. Albumin juga memiliki hubungan signifikan terhadap
perubahan sputum pada pasien TB sehingga penting melakukan tindakan untuk memperbaiki status
nutrisi pada pasien TB selama proses pengobatan.(8)

Hasil pengobatan pasien TB sulit untuk diukur terutama untuk Basil Tahan Asam (BTA) negatif pada
pasien. WHO mendefinisikan hasil pengobatan antara lain sembuh, meninggal, gagal pengobatan,
pengobatan berhasil, ataupun ditransfer.(9) Ada beberapa penelitian pengukuran terhadap perbaikan
klinis menurut penelitian Christian Wejse dapat dinilai dengan menggunakan TB Score yang
menggunakan pendekatan menggunakan sign dan simptom pada pasien TB.(10)Dengan latar belakang
diatas maka peneliti ingin mengetahui seberapa besar efek kadar albumin dengan perbaikan klinis
pasien TB di Instalasi Pelayanan Tuberkulosis Terpadu (PTT) Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh.

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional.
Penelitian ini dilakukan di Ruang Poli Pelayanan Tuberkulosis Terpadu (PTT) pada bulan September-
November 2016.

Sampel diambil secara dengan menggunakan teknik accidental sampling. Sampel penelitian adalah
pasien rawat inap dan rawat jalan di Instalasi Pelayanan Tuberkulosis Terpadu (PTT). Dalam
penelitian ini, data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diambil
melalui wawancara dan pemeriksaan.Data sekunder didapatkan dari buku registrasi dan rekam medis
maupun TB-01 untuk menentukan jumlah kadar albumin.

http://www.jim.unsyiah.ac.id/FKB/
10
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Biomedis 2(4) : 8-14: November 2017

Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Kedokteran Biomedis
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini TB-01 yang digunakan untuk mendapatkan data
sekunder, Lembar kuisoner untuk mencatat semua data pasien yang diperlukan dalam penelitian.
Lembar hasil TB-01 untuk melihat kadar albumin awal dan status pasien TB, lembar
persetujuan,termometer, meteran.

Penelitian ini menggunakan analisa univariat dan bivariat. Analisa univariat dilakukan untuk
mengetahui distribusi frekuensi setiap variabel. Data yang diperoleh kemudian disajikan dalam
bentuk tabel distribusi, frekuensi dan persentase. Analisa bivariat digunakan untuk menguji hipotesis
pada α: 0,05. Analisa bivariat yang digunakan adalah uji korelasi Spearman.

HASIL
Analisis univariat
Total responden selama penelitian sebanyak 33 responden penelitian. Distribusi frekuensi
karakteristik pasien TB yang di dibagi atas 6 karakteristik, yakni karakteristik jenis kelamin, umur,
jenis rawatan, riwayat pendidikan terakhir, distribusi gejala klinis, BMI(Body mass Index).
Karakteristik responden akan ditunjukkan pada tabel 1.

Tabel 1 Karakteristik responden umur jenis kelamin, jenis rawatan, riwayat pendidikan,
distribusi gejala klinis, BMI.
Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)
Umur (tahun)
<60 23 70
≥60 10 30
Jenis Kelamin
Laki-laki 21 63,6
Perempuan 12 36,4
Jenis Rawatan
Inap 26 78,8
Jalan 7 21,2
Riwayat pendidikan terakhir
SD 18 54
SMP 7 21
SMA 6 18
S1 2 6
Distribusi gejala klinis
Batuk 22 66
Haemoptisis 7 21
Sesak nafas 22 66
Nyeri dada 19 57
Keringat dingin 10 30

http://www.jim.unsyiah.ac.id/FKB/
11
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Biomedis 2(4) : 8-14: November 2017

Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Kedokteran Biomedis
Demam 8 24
BMI
Underweight (<18,5) 13 39
Normal weight 20 61
Overweight (>24) 0 0

Analisis Bivariat
Untuk mengetahui efek kadar albumin terhadap perbaikan klinis pasien TB di Poli Instalasi Pelayanan
Tuberkulosis Terpadu (PTT) RSUDZA.
Tabel 2 Hasil uji korelasi Spearman
Uji korelasi Spearman P

Kadar albumin Perbaikan klinis 0,026

Berdasarkan tabel 2, menunjukan hasil uji korelasi Spearman dengan tingkat kepercayaan 95% dan a
0,05 didadapatkan nilai p value sebesar 0,032 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga Ho
ditolak dan hipotesis diterima. Terdapat efek kadar albumin terhadap perbaikan klinis pasien TB di
Poli Instalasi Pelayanan Tuberkulosis Terpadu (PTT) RSUDZA.

PEMBAHASAN
Penelitian yang dilakukan oleh Octavio Mangabeira dengan menggunakan studi cohort prospective
sebesar 373 responden didapatkan hasil bahwa serum albumin yang rendah menyebabkan prognosis
TB buruk.(11) Hal yang sama ditemukan penelitian agus prastowo didapatkan hasil bahwa perbaikan
hipoalbumin akan menyebabkan terjadinya perbaikan klinis pasien TB dengan menggunakan studi
case control metode simple random sampling pada 75 responden.(12)

Pada beberapa penelitian menunjukan bahwa kadar albumin turun secara bermakna pada penderita
TB disebabkan oleh faktor gizi yaitu berupa asupan makan rendah dan perkembangan dari
Mycobacterium tuberkulosis.Penurunan kadar albumin tersebut (hipoalbuminemia) mengakibatkan
ikatan beberapa obat TB terganggu yaitu rifampisin dan isoniazid. Rifampisin dan isoniazid telah
dianalisis oleh Paolo dengan menggunakan teknik spectrofluorimetrically.(13)Hipoalbuminemia itu
sendiri juga akan menggangu imunitas host melwan Mycobacterium tuberculosis melewati
pengurangan produksi sitokin termasuk interferon-y atau pengurangan dari CD4 dan CD8 ditambah

http://www.jim.unsyiah.ac.id/FKB/
12
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Biomedis 2(4) : 8-14: November 2017

Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Kedokteran Biomedis
bakteri Mycobacterium tuberculosis menumbuhkan diri di dalam jaringan yaitu di jaringan
interseluler. Merkea bertempat tinggal umumnya intraseluler di monosit dan makrofag. Lokasi
intraseluler adalah salah satu bagian pengobatan yang sulit dilakukan untuk pengobatan secara tuntas
dan akan mengalami perburukan perbaikan klinis jika bakteri Mycobacterim tuberculosis berkembang
dengan pesat jika tidak memiliki sistem imun yang kuat dan pemberian obat yang adekuat salah
satunya rifampisisn dan isoniazid yang merupakan pengobatan lini pertama untuk pasien
TB.(14)Sehingga apabila terjadi penurunan kadar albumin akan mempengarui perbaikan klinis pasien
TB.

KESIMPULAN
1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan kesimpulan terdapatnya efek kadar
albumin terhadap perbaikan klinis pasien TB.
2. Kadar albumin rendah (hipoalbuminemia) pada pasien TB di Poli Instalasi Pelayanan Tuberkulosis
Terpadu RSUDZA sebesar 72,7%.
3. Hasil yang didapatkan dari peneliti bahwa mayoriatas pasien TB yang memiliki hipoalbuminemia
mengalami perbaikan klinis yang buruk sebesar 54,2%.

DAFTAR PUSTAKA
1. WD Atimiati . Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2012;1(5):1047–53.
2. Global Tuberculosis Report WHO Library Cataloguing-in-Publication Data.2015;36-40.
3. Kemenkes RI. Tuberkulosis Temukan Obati Sampai Sembuh. 2015. p. 2–3.
4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.2013. Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013.Jakarta;p 15-17.
5. A kumar, Jones DD, Hanna MA, Soediono B, Bartocci AC.Journal of Chemical Information And
Modeling. 2009;53(3):556–81.
;6. Y Ootsu , I Akiyama , K Hatsuda . Albumin Level upon Hospitalization Predicts Responsiveness to
Anti- Tuberculosis Therapy. 2014;2:2–5.
7. Profil Kesehatan Provinsi Aceh.2012.p
8. Matos ED, Lemos ACM. Association between serum albumin levels and in-hospital deaths due to
tuberculosis.2006;10(12):1360–6.
9. RD Soetikno . Kesesuaian antara Foto Toraks dan Mikroskopis Sputum pada Evaluasi Respons
Pengobatan Tuberkulosis Paru setelah Enam Bulan Pengobatan Compatibility between Chest
Radiograph and Microscopic Sputum Examination at Response Evaluation of Lungs Tuberculosis.
2005;43(3):140–5.
10. Wejse C, Gustafson P, Nielsen J,.TBscore: Signs and symptoms from tuberculosis patients in a low-

http://www.jim.unsyiah.ac.id/FKB/
13
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Biomedis 2(4) : 8-14: November 2017

Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Kedokteran Biomedis
resource setting have predictive value and may be used to assess clinical course. Scand J Infect Dis.
2008;40(2):111–20.
11 Prastowo agus, lestariana wirayatun, siti nurdjanah, sutomo retno. Efektifitas pemberian ekstra
putih telur terhadap peningkatan kadar albumin pada pasien tuberkulosis dengan
hipoalbumin.2014. p 6-7
12 Ascenzi paolo, bolli alessandro, alessandra di masi, grazia, fanali, massimo,et all. Isoniazid and
rifampicin inhibit allosterically heme binding to albumin and peroxynitrite isomerization by
heme-albumin.2011.p 10-11
13 Jawetz, Melnick,adelberg’s. Medical microbiology 26th Edition. p 806-808
14. SK Nalobothu,Role of serum albumin in monitoring nutritional status in patients with
pulmonarytuberculosis.

http://www.jim.unsyiah.ac.id/FKB/
14

Anda mungkin juga menyukai