PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
lebih kreatif dalam berkarya seiring dengan perkembangan IPTEK yang semakin
pesat, tetapi seringkali terjadi hal yang sebaliknya. Perkembangan IPTEK yang
besar bagi pendidik maupun peserta didik. Hal ini tentu berkaitan langsung dengan
dengan perangkat modern tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan
alam sekitar secara ilmiah. Mata pelajaran Kimia adalah salah satu mata pelajaran
dan deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam
sekitar. Selain itu, kimia juga mendasari pengembangan teknologi. Namun terlepas
dari itu, kimia bagi sebagian besar peserta didik hanyalah mata pelajaran dengan
sekumpulan rumus yang rumit dan harus di hafal. Padahal jika dikaji lebih jauh, maka
didalamnya terkandung konsep dan teori yang berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari. Menyadari akan pentingnya peranan kimia, maka peningkatan berbagai aspek
pengetahuan dan kemampuan dalam belajar kimia di setiap jenjang pendidikan perlu
strategi yang sesuai dalam pembelajaran kimia agar mudah dipahami serta dapat
yang optimal dan menarik perhatian peserta didik, diperlukan suatu proses
belajar itu sendiri. Salah satu pendekatan pembelajaran yang di harapkan dapat
mewujudkan hal tersebut dan dapat menjadi tantangan baru bagi guru seiring
Hal ini didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomof 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum, dimana diatur
kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk masyarakat, berbangsa,
serta berkonstribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Pada Kurikulum 2013 di
kembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan
pembelajaran itu sendiri merupakan suatu proses ilmiah. Pendekatan ini dirancang
sedemikian rupa agar peserta didik lebih aktif dalam mengonstruksi pengetahuan dan
terhadap suatu fenomena guna kebenaran ilmiah. Peserta didik di latih untuk berpikir
logis, runut, dan sistematis dengan menggunakan kapasitas berpikir tingkat tinggi.
Selain itu, di maksudkan pula untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik
bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, tidak tergantung pada informasi searah
dari guru. Lebih lanjut, dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan Dasar dan Menengah terdapat beberapa kompetensi yang terkait dengan
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan,
mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan dirinya sebagai cerminan
pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ramah abstrak dan konkret terkit
Berpikir kritis merupakan salah satu jenis kegiatan berpikir, oleh Huitt (1998)
dalam Irani (2007) dinyatakan sebagai salah satu atribut penting untuk sukses di abad
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
Bantaeng?
2. Untuk menjelaskan pengaruh metode pendekatan Scientific ditinjau dari
D. MANFAAT PENELITIAN
Secara khusus, penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait,
diantaranya :
2. Bagi guru khususnya guru mata pelajaran Kimia di SMA Negeri 4 Bantaeng
hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan menjadi salah
3. Bagi sekolah hasil-hasil dari penelitian ini dapat digunakan oleh pihak sekolah
ilmiah agar kelak dapat dijadikan modal sebagai guru dalam mengajar.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Variabel Penelitian
terikat yaitu berpikir kritis ditinjau dari motivasi belajar peserta didik kelas
2. Desain Penelitian
Group Design. Dalam desain ini terdapat dua kelas yang dipilih secara
random yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diajar
mengkomunikasikan/membentuk jaringan.
2 Pembelajaran konvensional adalah proses pembelajaran pada kelas
diperoleh dari hasil tes pilihan ganda pada peserta didik yang menjadi
4 Motivasi belajar adalah nilai yang diperoleh peserta didik setelah mengisi
baik.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
atas VII kelas dan setiap kelas terdapat 26 sampai 30 peserta didik. Dalam
populasi tidak terdapat kelas unggulan, dimana dalam satu kelas terdapat
2. Sampel
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Sampel dalam
penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
F. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Bantaeng dengan
1. Tahap Persiapan
yaitu:
2. Tahap Pelaksanaan
eksperimen dan kelas kontrol dilakukan tes hasil belajar kimia peserta
3. Tahap Akhir
data.
G. Instrumen Penelitian
belajar yang diberi rentang skor 1-4. Bentuk alat ukur motivasi belajar
menggunakan 4 kriteria yaitu, sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju
(TS), sangat tidak setuju (STS) sesuai dengan indikator motivasi yang
perbedaan motivasi belajar peserta didik antara kelas eksperimen dan kelas
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data hasil tes
kepada guru kimia SMA Negeri 4 Bantaeng untuk ditelaah. Dari hasil telaah
tersebut, dipilih sebanyak 25 nomor soal yang akan diberikan kepada sampel
penelitian. Cara penilaian hasil tes adalah jawaban benar diberi skor satu dan
tes (post test) dalam bentuk pilihan ganda yang berhubungan dengan materi
asam dan basa. Setiap soal memiliki skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0
(3.1)
eksperimen dan kelas kontrol setelah proses pembelajaran. Dalam hal ini
teknik analisis deskriptif yang digunakan yaitu penyajian tabel, nilai rata-
kelompok kontrol disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan gambar berapa
x́ ¿
∑ . f . xi (3,1)
∑ .f
(Tiro, 2008, 172)
S2 = n . ∑ f . xi2−¿ ¿ (3,2)
S = n . ∑ . f . x 21−¿ ¿ ¿
√ (3,3)
Keterangan :
S2 : varians
S : standar deviasi
n : jumlah sampel
s N −n s N −n
x́-t p
√
√ n N−1
≤ μ ≤ x́ +t p
√n √ N −1
(3,4)
1
(n-1) dan p = (1+γ )
2
Keterangan :
x́ : skor rata-rata
S : standar deviasi
N : jumlah populasi
n : jumlah sampel
μ : rentang rata-rata
Kategori penilaian hasil tes kemampuan berpikir kritis peserta didik
Interval
Presentase Keterangan
(%)
81-100 Sangat kuat
61-80 Kuat
41-60 Cukup
21-40 Lemah
0-20 Sangat lemah
2. Statistik Inferensial
kedua kelas penelitian dan untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan.
homogenitas.
a. Uji Normalitas
distribusi normalitas data skor hasil tes kemampuan berpikir kritis dalam
pembelajaran kimia pada peserta didik kelas kontrol dan kelas eksperimen
(Arifin,2012:288)
Dimana :
x2 = Nilai Chi-kuadrat
fo = Frekuensi Observasi
Dengan kriteria pengujuan: Apabila x2 hitung < x2tabel dengan derajat kebebasan
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
bersifat homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan uji varians
varians terbesar
Fhitung = (3,6)
varians terkecil
Dengan kriteria pengujian, jika Fhitung ¿ F tabel maka varians kedua data
c. Uji Hipotesis
antara
kelompok yang diajar dengan pendekatan saintifik dan yang diajar dengan
Atau,
HO : μ 1 = μ 2
H1 : μ 1 ≠ μ 2
Dengan,
dengan
pembelajaran konvensional
dengan
pendekatan scientific
x1 −x
´ 2
1
dimana,
t=
s
√
n 1+1
n2
(3,7)
–t ≤t ≤, t
dengan kriteria pengujian, jika (1− 12 α ) (1− 12 α ), HO di terima dan HO di
−t t
tolak jika t¿ (1− 12 α )atau t¿ (1− 12 α )(Tiro, 2008, 252)
Keterangan :
t : nilai t hitung
S : standar deviasi
s2 : variens gabungan