Oleh:
1. Amar dwi Purnomo (193210774)
2. Bella kistiana (193210075)
3. Dwi tamala (193210119)
4. Salsa dhua berlina putri(193210412)
5. Shinta lestari (193210015)
KELAS D
Kelompol stratigrafi
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A.latar belakang
B.rumusan masalah
C.tujuan pembasan
BAB II PEMBAHASAN
A.PEMBENTUKAN BATUAN SEDIMEN
Batuan sedimen yang terbentuk akibat proses sedimentasi, dalam hal ini pelapukan,
transportasi dan pengendapan yang prosesnya berkesinambungan akan mempengaruhi
penggolongan batuan sedimen. Pada proses pelapukan terbagi menjadi dua jenis pelapukan yaitu
secara kimiawi atau dekomposisi dan secara mekanis atau disintegrasi. Proses pelapukan
kimiawi yang meliputi dari proses pelarutan, yaitu penghancuran material oleh air, contohnya
material yang berasal dari organisme laut terlarutkan oleh air laut. Kemudian proses dehidrasi
yang dimana kondisi kadar air berkurang, lalu terakhir proses karbonisasi dimana pembentukan
mineral karbonat yang pada akhirnya menjadi semen pada batuan sedimen. Proses pelapukan
mekanis hanya terjadi secara dua tahapan yaitu pemecahan dan pelapukan yang dipengaruhi oleh
angin, air ataupun sinar matahari. Dari proses pelapukan atau genesanya, batuan sedimen dapat
diklasifikasikan yaitu secara mekanis dan kimiawi. Namun beberapa ahli geologi juga
menyatakan ada batuan sedimen organik, yaitu proses keterbentukannya dibantu oleh organisme,
hampir menyerupai proses kimiawi.
Proses transportasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi mineral penyusun batuan
sedimen baik itu berupa mineral stabil, mineral tak stabil dan campuran kedua mineral tersebut.
Mineral penyusun batuan sedimen meliputi mineral kuarsa, terdapat pada batu lanau, serpih, dan
patu pasir kuarsa. Mineral feldspar, terdapat pada batu lanau dan serpih sebagai mineral autigen,
terdapat pada batu pasir sebagai komponen detritus. Mineral mika, yang merupakan campuran
mineral biotit dan muskovit sebagai mineral autigen atau klastika. Namun di alam pada batuan
sedimen jarang ditemukan mineral biotit. Mineral berat, mineral ini umumnya terdapat pada
batuan beku namun dapat bertahan pada proses sedimentasi, contohnya rutil, zirkon, garnet,
topaz, magnetit. Mineral lempung, kelompok mineral dengan kristal sangat kecil, biasanya dapat
dilihat dengan mikroskop, merupakan gabungan dari alumina sheet dan silica sheet. Oksida besi
dan alumina, hasil pelapukan dari bauksit, limonit, gibsit, magnetit dan hematit. Mineral
karbonat, mineral yang mempunyai kandungan karbonat . dengan unsur Ca maupun Mg, seperti
kalsit dan dolomit pada batuan sedimen. Mineral silika, pada umumnya berbentuk kuarsa, namun
karena terjadi pengendapan dapat berubah menjadi opal, tridimit dan kristobalit. Mineral silikat,
mineral sisa pelapukan seperti feldspar autigen. Mineral golongan sulfida, halida, dan fosfat yang
keterdapatannya sangat sedikit pada batuan sedimen.
Proses pengendapan yang terjadi pada daerah yang berbentuk cekungan dimana material
yang mempunyai berat jenis lebih besar dari material lain akan tertumbuk terlebih dahulu pada
zona pengendapan dibandingkan dengan material dengan berat jenis lebih kecil. Proses
pengendapan ini bahan akan terkontaminasi material-material lain yang terdapat di alam
sehingga mempengaruhi tekstur batuan yang terbentuk. Proses pengendepan identik dengan
litifikasi, yaitu proses pemadatan atau pengompakan material dan diagenesa, yaitu pembentukan
batuan untuk kedua kalinya, pembentukan pertama merupakan pembentukan batuan induk itu
sendiri.
Sumber: riachr.wordpress
Gambar 1
B.KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN BERDASARKAN PEMBENTUKAN
Batuan sedimen dapat diklasifikasikan berdasarkan genesanya dan berdasarkan proses
pembentukannya. Berdasarkan proses pembentukannya, dibagi menjadi 2, yaitu batuan sedimen
klastik dan batuan sedimen non klastik. Berdasarkan genesanya, batuan sedimen dibagi menjadi
3, yaitu sedimen kimiawi, sedimen mekanis dan sedimen organik. Perbedaan yang jelas dari
sedimen klastik dan non klastik yaitu pada butir, sedimen klastik mempunyai ukuran butir dan
bentuk butir sedangkan non klastik tidak mempunyai keduanya.
1.BATUAN SEDIMEN KLASIK
Batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari hasil penghancuran
batuan lain, kemudian mengalami proses transportasi dan pengendapan. Batuan sedimen klastik
didasarkan pada ukuran butir, mengacu pada skala Wentworth. Batuan sedimen klastik terdiri
dari fragmen dan matriks, fragmen adalah butir itu sendiri sedangkan matriks adalah yang
mengikat semua fragmen yang terdapat pada batuan. Contoh batuan sedimen klastik yaitu batu
pasir, batu lempung, batu serpih, breksi dan konglomerat.
Batu pasir (sandstones), batu yang terdiri dari partikel pasir berukuran mineral, batu
maupun bahan organik, mempunyai matriks dan semen yang mengikat butiran pasir.
Batu pasir merupakan batuan sedimen yang ada di semua cekungan sedimen di
seluruh dunia.
Batu Pasir
Batu lempung, batu yang terangkai oleh mineral silikat dari hasil peleburan ataupun
pelapukan batuan silika.
Foto batu lempung
Batu serpih, batuan sedimen yang berbutir halus yang terbentuk dari kompaksi lumpur,
mempunyai ciri khas yaitu berlaminasi
Batuan breksi
Konglomerat, batuan yang mempunyai fragmen besar membundar.
Foto batuan konglomerat