Anda di halaman 1dari 14

BAHAN AJAR

Sekolah : SD Negeri 1 Kendari


Kelas /Semester : VI/2( Dua )
Tema 8 : Bumiku
Muatan Pembelajaran : Bahasa Indonesia dan IPA
Kompetensi Dasar : 3.8/4.8 dan 3.8/4.8

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan ke 7
1) menemukan informasi penting berdasarkan bacaan teks non fiksi
2) membuat kesimpulan bacaan teks non fiksi dengan menggunakan peta
pikiran
3) menjelaskan terjadinya peristiwa rotasi dan revolusi bumi
4) menjelaskan terjadinya peristiwa rotasi dan revolusi bulan
5) menjelaskan perbedaan antara kalender masehi an kalender hijriah
Pertemuan ke 8
1) melakukan percobaan gerhana bulan atau gerhana matahari di rumah

B. MATERI PEMBELAJARAN
Ayo Membaca!

1. ROTASI DAN REVOLUSI BUMI


a. ROTASI BUMI
Bumi merupakan salah satu planet di tata surya kita ini. Dimana pada
tata surya tersebut planet-planet lain yang terdiri dari Merkurius, Venus,
Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus berputar mengelilingi
matahari sehingga membentuk suatu sistem tata surya. Selain berputar
mengelilingi matahari, bumi juga berputar pada porosnya. Perputaran bumi
pada porosnya mengakibatkan beberapa akibat yang sering kita temui
dalam kehidupan sehari-hari.
Rotasi bumi adalah gerakan bumi pada porosnya. Poros adalah sumbu
bumi. Sumbu itu hanya bersifat khayal. Bumi berputar berlawanan dengan
arah jarum jam yaitu dari barat ke timur. Perputaran bumi sebesar 360°
ditempuh dalam waktu 24 jam. Jadi setiap 1° bujur ditempuh selama 4
menit.
Kala rotasi adalah waktu yang dibutuhkan oleh suatu benda untuk
berputar pada porosnya. Sekali berotasi bumi memerlukan waktu 23 jam
56 menit atau 24 jam kurang 4 menit. inilah yang menyebabkan adanya
tahun kabisat dimana perbedaan waktu 4 menit tersebut membuat jumlah
hari pada bulan februari ditahun kabisat berjumlah 29 hari.
Beberapa akibat rotasi bumi adalah sebagai berikut.
1) Pergantian siang dan malam
Perputaran Bumi pada porosnya mengakibatkan terjadinya siang dan
malam. Bumi membutuhkan waktu 24 jam untuk menyelesaikan
perputaran pada porosnya, dan inilah yang dikenal sebagai 1 hari bagi
manusia. Matahari tampak terbit di Timur karena Bumi bergerak ke arah
timur dan menuju ke barat.
Permukaan Bumi yang sedang menghadap Matahari mengalami
siang. Sebaliknya permukaan Bumi yang membelakangi Matahari
mengalami malam. Akibat rotasi Bumi, permukaan Bumi yang
menghadap dan membelakangi Matahari bergantian. Ini adalah
peristiwa siang dan malam. Karena periode peredaran semu harian
Matahari 24 jam, panjang siang atau malam di sekitar garis khatulistiwa
rata-rata 12 jam.
Namun, panjang siang hari yang dialami di lokasi-lokasi tertentu
pada waktu tertentu di sepanjang tahun sebenarnya berbeda. Ada
kalanya suatu lokasi di utara/selatan mengalami siang / malam yang
panjang. Hal ini disebabkan karena poros atau sumbu Bumi ternyata
memiliki kemiringan 23,5º. Sudut kemiringan tersebut dihitung dari
perpotongan bidang ekuatorial Bumi dan bidang orbit Bumi terhadap
Matahari. Kemiringan poros Bumi ini juga memberi pengaruh pada
musim di Bumi dan menyebabkan terjadinya perubahan musim (panas,
dingin, gugur dan semi)
2) Perbedaan waktu berbagai tempat di muka Bumi
Kala rotasi bumi memerlukan waktu 24 jam. Satu kali rotasi
semua tempat di permukaan bumi putarannya 360° bujur. Hal ini
berarti bahwa setiap wilayah yang memiliki perbedaan bujur 15° akan
mengalami perbedaan waktu sekitar 1 jam. Jika jaraknya 30°, maka
perbedaan waktunya dua jam, dan seterusnya. Angka ini berasal dari
pembagian sudut tempuh dengan waktu tempuh (360° : 24 = 15°).

Garis bujur 0° melalui kota Greenwich, sehingga waktu pangkal


ditetapkan di Greenwich (Greenwich Mean Time = GMT). Jika waktu
standar di sebelah barat bujur 0° waktunya dikurangi, sebaliknya di
sebelah timur 0° waktunya ditambah. Waktu Indonesia Bagian Barat
adalah GMT +7, WITA = GMT+8, dan WIT =GMT +9. Bujur 180° telah
ditetapkan sebagai batas penanggalan internasional (International Date
Line). Wilayah bumi bagian timur, dari 0° sampai 180° BT, 1 hari lebih
awal daripada tanggal di belahan bumi bagian barat, dari 0° sampai
180° BB. Letak batas penanggalan internasional berada di Samudera
Pasifik.
Indonesia terletak di antara 95° BT dan 141° BT. Artinya, panjang
wilayah Indonesia adalah 46°. Jika setiap jarak 15° selisih waktunya
satu jam, maka Indonesia memiliki tiga daerah waktu. Tiga daerah
waktu tersebut, yaitu Waktu Indonesia Barat (WIB), WITA (Waktu
Indonesia Tengah), dan WIT (Waktu Indonesia Timur.
1. Waktu Indonesia bagian Barat (WIB) meliputi Sumatera, Jawa,
Madura, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah;
2. Waktu Indonesia bagian Tengah (WITA) meliputi Sulawesi, Bali,
Kalimantan Timur, Kalimantan
3. Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur;
4. Waktu Indonesia bagian Timur (WIT) yang meliputi kepulauan Maluku
dan Papua.
3) Gerak Semu Harian Bintang
Bintang-bintang (termasuk Matahari) yang tampak bergerak
sebenarnya tidak bergerak. Akibat rotasi Bumi dari arah barat ke timur,
bintang-bintang tersebut tampak bergerak dari timur ke barat. Rotasi
Bumi tidak dapat kita saksikan, yang dapat kita saksikan adalah
peredaran Matahari dan benda-benda langit melintas dari timur ke
barat.
Matahari terbit di sebelah timur dan terbenam di sebelah barat.
Pergerakan dari timur ke barat yang tampak pada Matahari dan benda-
benda langit ini dinamakan gerak semu harian bintang. Karena gerak
semu ini dapat diamati setiap hari, disebut gerak semu harian. Karena
bumi berotasi dari arah barat ke timur, maka benda-benda langit seperti
matahari dan bintang kelihatan bergerak dari timur ke barat.
4) Perbedaan Percepatan Gravitasi di Permukaan Bumi
Rotasi Bumi juga menyebabkan penggembungan di khatulistiwa dan
pemapatan di kedua kutub Bumi. Rotasi bumi menimbulkan gaya
sentrifugal. Gaya sentrifugal yaitu gaya yang arahnya menjauhi pusat.
Gaya sentrifugal yang diakibatkan oleh rotasi bumi menyebabkan bumi
tidak bulat sempurna tetapi pepat pada kedua kutubnya dan
menggembung pada khatulistiwa sehingga diameter kutub bumi lebih
kecil daripada diameter khatulistiwa. Hal ini menyebabkan percepatan
gravitasi bumi lebih besar di daerah kutub daripada derah khatulistiwa.
5) Terjadinya gerakan udara (angin)
Penyinaran matahari pada bagian permukaan bumi tertentu
mengakibatkan pergantian suhu pada siang maupun malam hari. Udara
bergerak dari kutub utara dan selatan ke arah khatulistiwa yang selalu
bersuhu lebih tinggi. Dari kutub utara udara berbelok ke kiri dan dari
kutub selatan udara berbelok ke kanan.
Di daerah terbatas juga terjadi gerakan udara. Matahari menyinari
dan memanasi daratan dan lautan. Pada siang hari daratan lebih cepat
panas dan lautan lebih lambat panas. Akibatnya udara bergerak dari
laut ke darat. Terjadilah angin laut. Pada malam hari, daratan lebih
cepat dingin dan tekanan udara menjadi maksimum. Sementara, lautan
lebih panas dan tekanan udara minimum. Akibatnya, udara akan
bergerak dari darat ke laut. Saat itu terjadilah angin darat.
b. REVOLUSI BUMI
Selain berputar pada porosnya (berotasi), Bumi juga mengelilingi
Matahari. Gerakan bumi mengelilingi Matahari dinamakan revolusi.
Revolusi bumi dilakukan bersama-sama dengan bulan. Revolusi Bumi
adalah peredaran bumi mengelilingi matahari. Revolusi bumi merupakan
akibat tarik menarik antara gaya gravitasi matahari dengan gaya gravitasi
bumi, selain perputaran bumi pada porosnya atau disebut rotasi
bumi. Kala revolusi bumi dalam satu kali mengelilingi matahari adalah
365¼ hari. Bumi berevolusi tidak tegak lurus terhadap bidang ekliptika
melainkan miring dengan arah yang sama membentuk sudut 23,50
terhadap matahari, sudut ini diukur dari garis imajiner yang
menghubungkan kutub utara dan kutub selatan yang disebut dengan
sumbu rotasi.
Beberapa akibat yang terjadi karena peristiwa revolusi bumi adalah
sebagai berikut.
1) Terjadinya Pergantian Musim
Di negara-negara belahan utara dan selatan, seperti negara-negara
Eropa, Amerika bagian Utara dan Australia, memiliki empat musim, yaitu
musim panas, semi, gugur dan dingin. Sedangkan di negara yang terletak
di dekat garis khatulistiwa seperti negara kita yang terletak di
AsiaTenggara, Amerika bagian tengah, dan beberapa negara di Afrika
memiliki musim dua musim, yaitu kemarau dan hujan.
Tidak seperti yang terjadi di negara-negara belahan Bumi utara atau
selatan, yang memiliki empat musim. Keempat musim tersebut adalah
musim dingin, semi, gugur, dan panas. Di sana ada musim dingin saat
Bumi diselimuti salju seputih kapas.
Pada musim semi bunga-bunga bermekaran dengan indahnya. Musim
gugur, saat daun-daun berwarna cokelat keemasan akan berguguran
melepaskan diri dari batangnya. Ada pula musim panas, saat jangka waktu
siang hari berlangsung sangat lama dan malam hari bahkan dapat
berlangsung hanya selama 4-5 jam saja.
Ternyata, perbedaan musim itu terjadi karena poros rotasi Bumi
mengalami kemiringan dalam perjalanannya saat mendekati dan menjauhi
Matahari selama sepanjang tahun. Sumbu rotasi Bumi yang memiliki
kemiringan sebesar 23,5 derajat saat mengeliilingi matahari (revolusi
Bumi). Kemiringani ni menyebabkan pancaran sinar matahari yang
diterima oleh Bumi berubah-ubah secara berkala melalui tiga zona, yaitu
tropicof cancer (daerah di Bumi yang dilalui garis lintang utara 23,5
derajat), tropic of equator (daerah di Bumi yang dilalui garis lintang 0
derajat) dan tropicof capricorn (daerah di Bumi yang dilalui garis lintang
selatan 23,5derajat).
Pada bulan Desember, saat poros di belahan Bumi bagian utara
mengalami kemiringan terjauh dari Matahari, maka pada saat yang sama
belahan Bumi itu paling sedikit mendapatkan sinar Matahari, sehingga
terjadilah apa yang kita kenal sebagai musim dingin.
Di sisi belahan Bumi bagian selatan, pada waktu yang bersamaan,
terjadi hal sebaliknya. Musim panas berlangsung karena kemiringan poros
Bumi berada pada posisi terdekat dengan Matahari, sehingga belahan Bumi
itu mendapatkan sinar Matahari paling banyak. Sehingga perbedaan
musim belahan bumu selatan dan utara adalah sebagai berikut.
Belahan Bumi
No. Tanggal Belahan Bumi Utara
Selatan
Belahan selatan agak
Belahan utara mulai
menjauhi Matahari,
21 Maret - 21 mendekati Matahari, Belahan
1. Belahan bumi selatan
Juni bumi utara mengalami musim
mengalami musim
semi
gugur
Belahan selatan pada
Belahan utara posisi condong posisi terjauh
21 Juni - 21 ke Matahari, Belahan bumi Matahari, Belahan
2.
Sept utara mengalamai musim bumi selatan
panas mengalami musim
dingin
Belahan selatan agak
mulai mendekat
Belahan utara agak menjauh
21 Sept - 21 Matahari, Belahan
3. dari Matahari, Belahan bumi
Des bumi selatan
utara mengalami musim gugur
mengalami musim
semi
Belahan selatan
berada pada posisi
Belahan utara pada posisi
terdekat dengan
21 Des - 21 terjauh dari Matahari, Belahan
4. Matahari, Belahan
Maret bumi utara mengalami musim
bumi selatan
dingin
mengalami musim
panas

Sementara itu, pada bagian ’tengah’ poros Bumi, yaitu bagian yang
dekat dengan garis ekuator, poros tidak terlalu mengalami kemiringan,
sehingga banyaknya sinar Matahari juga cenderung stabil sepanjang tahun.
Pada bagian Bumi ini, arah dan kecepatan anginlah yang berperan
mempengaruhi musim. Angin terjadi karena perbedaan tekanan udara.
Musim hujan di Indonesia biasanya terjadi pada bulan Oktober sampai
dengan April. Namun itu bisa bergeser jika terjadi perubahan alam seperti
perubahan angin. Musim hujan di Indonesia sendiri disebabkan oleh adanya
Angin Muson Barat. Angin Muson Barat berasal dar benua Asia yang
bertekanan lebih tinggi menuju ke benua Australia yang bertekanan rendah.
Dari Asia, angin tersebut membawa uap air yang kemudian diturunkan di
Indonesia.
Di Indonesia, musim kemarau biasanya terjadi pada bulan April sampai
dengan Oktober. Namun terkadang bisa menjadi lebih panjang atau lebih
pendek. Musim kemarau ini terjadi karena adanya angin muson timur yang
bergerak dari benua Australia ke benua Asia. Hembusan angin ini membawa
sedikit uap air sehingga menyebabkan musim kemarau terjadi di Indonesia.
Wilayah yang terletak pada garis tengah Bumi disebut wilayah ekuator.
Ekuator adalah garis khayal yang mengelilingi bagian tengah Bumi. Wilayah
ini tidak memiliki banyak musim seperti di belahan Bumi utara dan selatan.
Karena terus-menerus menerima sinar Matahari, maka wilayah ini hanya
mengalami 2 musim. Jika dalam beberapa Bulan curah hujan banyak, saat
itulah terjadi musim hujan. Sebaliknya, saat beberapa bulan lainnya curah
hujan sedikit disebut musim kemarau.

2) Terjadinya gerak semu tahunan matahari


Pergeseran posisi matahari ke arah belahan bumi utara (22 Desember
– 21 Juni) dan pergeseran posisi matahari dari belahan bumi utara ke
belahan bumi selatan (21 Juni – 21 Desember ) disebut gerak semu harian
matahari. Disebut demikian karena sebenarnya matahari tidak bergerak.
Gerak itu akibat revolusi bumi dengan sumbu rotasi yang miring. Matahari
seolah-olah terbit dari titik yang berbeda setiap periode tertentu dalam satu
tahun.
o Posisi matahari tanggal 21 Maret. Bila dilihat dari Bumi, Matahari terbit
tepat di sebelah timur dan terbenam tepat di sebelah barat. Posisi
matahari tepat pada 0°.
o Posisi matahari tanggal 21 Juni. Bila diamati dari Bumi, Matahari terbit
tidak tepat di sebelah timur namun bergeser sedikit ke utara.
Sebenarnya, Bumilah yang saat itu berada di selatan khatulistiwa pada
posisi 23½° LS.
o Posisi matahari tanggal 21 September. Bumi bergerak sedikit ke atas
dan kembali sejajar dengan Matahari. Bila diamati Matahari terbit tepat
di sebelah timur pada posisi 0°.
o Posisi matahari tanggal 21 Desember. Bumi mulai bergerak ke atas dan
seolah-olah Matahari berada di sebelah selatan. Pada kenyataannya
Bumilah yang berada pada posisi 23½ ° LU (di sebelah utara
khatulistiwa).
3) Perubahan Kenampakan Rasi Bintang
Rasi bintang adalah susunan bintang-bintang yang tampak dari bumi
membentuk pola-pola tertentu. Bintang-bintang membentuk sebuah rasi
sebenarnya tidak berada pada lokasi yang berdekatan. Karena letak
bintang-bintang itu sangat jauh, maka ketika diamati dari bumi seolah-olah
tampak berdekatan. Ketika bumi berada disebelah timur matahari, kita
hanya dapat melihat bintang-bintang yang berada di sebelah timur
matahari. Ketika bumi berada di sebelah utara matahari, kita hanya dapat
melihat bintang-bintang yang berada di sebelah utara matahari. Akibat
adanya revolusi bumi, bintang-bintang yang nampak dari bumi selalu
berubah.

2. GERAKAN BULAN
Bulan memiliki dua macam gerakan, yaitu rotasi dan revolusi. Akibat
yang ditimbulkan oleh rotasi dan revolusi Bulan antara lain sebagai berikut
:
a. Rotasi Bulan
Perputaran Bulan pada porosnya disebut rotasi Bulan. Untuk satu kali
rotasi, Bulan membutuhkan waktu sebulan (29½ hari). Rotasi Bulan tidak
memberikan pengaruh apa pun terhadap kehidupan di Bumi.
b. Revolusi Bulan
Sebagai satelit Bumi, Bulan bergerak mengelilingi Bumi. Gerakan Bulan
mengelilingi Bumi disebut revolusi Bulan. Waktu yang diperlukan Bulan
untuk satu kali revolusi adalah sebulan (29½ hari). Saat berevolusi, luas
bagian Bulan yang terkena Matahari berubah-ubah. Oleh karena itu,
bentuk Bulan dilihat dari Bumi juga berubah-ubah. Pasang purnama
terjadi pada saat Bulan purnama dan Bulan baru. Pasang perbani terjadi
pada saat Bulan paruh. Perubahan bentuk Bulan itu disebut fase-fase
Bulan.

Dalam sekali revolusi, Bulan mengalami delapan fase. Apabila dirata-rata,


setiap fase Bulan berlangsung selama kurang lebih 3–4 hari. Fase bulan
adalah bentuk bulan yang selalu berubah-ubah jika dilihat dari bumi. Fase
bulan itu tergantung pada kedudukan bulan terhadap matahari dilihat dari
bumi. Fase bulan disebut juga aspek bulan. Berikut ini adalah deskripsi
dari masing-masing fase Bulan :

Fase Tanggal Keterangan


Bulan baru (New Moon) Tanggal 1 Bulan berada pada posisi 0°.
Bagian Bulan yang tidak terkena
sinar Matahari menghadap ke
Bumi. Akibatnya, Bulan tidak
tampak dari Bumi.
Bulan Sabit Pertama Tanggal 4 Bulan berada pada posisi 45°.
(Waxing Crescent) Dilihat dari Bumi, Bulan tampak
melengkung seperti sabit.
Kuartir Pertama (First Tanggal 8. Bulan berada pada posisi 90°.
Quarter) Bulan tampak berbentuk setengah
lingkaran.
Waxing Gibbous Tanggal 11 Bulan berada pada posisi 135°.
Dilihat dari Bumi, Bulan tampak
seperti cakram. Bulan terlihat
hampir penuh (masih ada sedikit
gelap berbentuk sabit).
Bulan Purnama (Full Tanggal 14 Bulan berada pada posisi 180°.
Moon) Pada posisi ini, Bulan tampak
seperti lingkaran penuh.
Waning Gibbous Tanggal 17 Bulan berada pada posisi 225°.
Dilihat dari Bumi, penampakan
Bulan kembali seperti cakram.
Last Quarter Tanggal 21 Bulan berada pada posisi 270°.
Penampakan Bulan sama dengan
Bulan pada posisi 90°. Bulan
tampak berbentuk setengah
lingkaran.
Waning Crescent Tanggal 25 Penampakan Bulan pada posisi ini
sama dengan posisi Bulan pada
45°. Bulan tampak berbentuk
seperti sabit. Selanjutnya, Bulan
akan kembali ke kedudukan
semula, yaitu Bulan mati. Posisi
Bulan mati sama dengan posisi
Bulan baru. Bedanya, Bulan baru
menunjukkan fase awal,
sedangkan Bulan mati
menunjukkan fase akhir.

Bulan mengelilingi bumi dari arah barat ke timur dengan satu kali
revolusi penuh bulan memerlukan waktu rata-rata 27 hari 7 jam 43,2 menit.
Para ahli astronomi mengakui adanya dua jenis bulan, yaitu:

 Bulan Sinodis, yaitu fase orbit bulan selama 29,5 hari. Sinodis (syahru
iqtirani) yaitu waktu yang ditempuh bulan dari posisi sejajar (iqtiran)
antara matahari, dan bumi ke posisi sejajar berikutnya.waktu iqtiran
ditempuh rata-rata 29 hari 12 jam 44 menit 2,8 detik atau di bulatkan
menjadi 29,5 hari.
 Bulan Sideris, yaitu fase orbit bulan selama 27,5 hari. Sideris ( Syahru
nujumi) yaitu waktu yang ditempuh bulan untuk kembali ke asalnya.
Revolusi bulan ini dijadikan dasar bulan qomariyah, tetapi waktu yang
dipergunakannya bukan waktu sideris melainkan waktu yang sinodis.
c. Revolusi bulan mengelilngi matahari
Selain berputar pada porosnya dan bergerak mengelilingi bumi, bulan
juga bergerak mengelilingi matahari. Waktu yang diperlulan bulan untuk
bergerak mengelilingi matahari sama dengan waktu yang diperlukan bumi
untuk bergerak mengelilingi matahari. Sehingga dalam 1 tahun bulan hanya
satu kali bergerak mengelilingi matahari dan duabelas kali bergerak
mengelilingi bumi. Hal inilah yang menyebabkan ada 12 bulan selama 1
tahun di dalam kalender masehi.
Selain mengakibatkan perubahan fase bulan, revolusi bumi dan bulan
terhadap matahari juga mengakibatkan beberapa kejadian langka yang
sangat menarik, di antaranya adalah gerhana bulan dan gerhana matahari.

 Gerhana bulan terjadi ketika bulan, bumi, dan matahari terletak pada garis
lurus. Cahaya matahari yang menuju bulan terhalang oleh bumi, sehingga
bulan tampak gelap.
 Gerhana matahari terjadi ketika bumi, bulan, dan matahari terletak pada
garis lurus. Cahaya matahari yang menuju bumi terhalang bulan, sehingga
bayangan bulan mengakibatkan bagian bumi yang tertutup tersebut menjadi
gelap.

3. GERHANA MATAHARI DAN GERHANA BULAN


Peristiwa gerhana sering terjadi dalam kehidupan sehari-sehari. Jaman
dahulu peristiwa gerhana baik gerhana matahari maupun gerhana bulan
selalu dikaitkan dengan hal-hal yang berbau mistis. Menurut tradisi orang
jawa gerhana bulan adalah peristiwa batara Kala yang sedang menelan
bulan. Gerhana adalah peristiwa tertutupnya sebuah objek disebabkan
adanya benda/objek yang melintas di depannya. Kedua objek yang terlibat
dalam gerhana ini memiliki ukuran yang hampir sama jika diamati dari
Bumi. Contohnya gerhana Matahari dan gerhana Bulan.
Melihat secara langsung ke fotosfer matahari (bagian cincin terang dari
Matahari) walaupun hanya dalam beberapa detik dapat mengakibatkan
kerusakan permanen retina mata karena radiasi tinggi yang tak terlihat yang
dipancarkan dari fotosfer. Kerusakan yang ditimbulkan dapat mengakibatkan
kebutaan. Mengamati gerhana Matahari membutuhkan pelindung mata
khusus atau dengan menggunakan metode melihat secara tidak langsung.
a. Gerhana Matahari
Gerhana matahari yaitu peristiwa tertutupnya matahari oleh bulan yang
mengakibatkan terhalangnya cahaya matahari untuk sampai ke bumi.
Gerhana matahari akan terjadi jika matahari, bumi, dan bulan terletak
pada satu garis lurus. Pada saat gerhanan matahari bulan terletak diantara
matahari dan bumi. Pada saat gerhana matahari bulan beraa diantara
bumi dan matahari.
Ada dua jenis daerah di bumi ketika terjadi gerhana matahari, yaitu
daerah daerah umbra dan daerah penumbra. Daerah umbra yaitu daerah
di bumi yang menerima bayangan inti bulan. Daerah penumbra yaitu
daerah di bumi yang menerima bayangan kabur bulan, daerah penumbra
lebih terang daripada daerah umbra.
Gerhana matahari ada tiga macam yaitu gerhana matahari total,
gerhana matahari sebagian, dan gerhana matahari cincin.
 Gerhana Matahari Total. Gerhana matahari total atau disebut juga
gerhana matahari sempurna. terjadi jika permukaan bumi tertutupi oleh
bayang-bayang umbra bulan. Gerhana ini terjadi hanya di daerah yang
terkena umbra (bayangan inti) bulan.
 Gerhana Matahari Sebagian/ Gerhana matahari sebagian terjadi jika
permukaan bumi tertutupi penumbra bulan. Jadi, matahari tidak
tertutup sempurna oleh bulan. Pada gerhana matahri sebagian, masih
ada bagian matahari yang yang terlihat terang. Waktu berlangsungnya
gerhana matahari sebagian lebih lama dibanding dengan waktu
berlangsungnya gerhana matahri total. Hal ini karena penumbra bulan
lebih luas dari umbra bulan.
 Gerhana Matahari Cincin. Gerhana matahari cincin terjadi pada saat
bulan berada pada titik terjauhnya dari bumi. Pada kedudukan ini
panjang kerucut umbra tidak cukup menutupi bumi tetapi
perpanjangan umbra bulan yang menutupi bumi. Daerah di permukaan
bumi yang terletak di perpanjangan umbra bulan mengalami gerhana
cincin. Di daerah yang mengalami gerhana ini, matahari tampak
bercahaya yang bentuknya seperti cincin. Sedangkan di bagian
tengahnya tampak kabur.
Gerhana Matahari 26 Januari 2009 adalah gerhana Matahari cincin
yang terlihat sepanjang koridor yang melewati Samudera India bagian
selatan, ujung selatan Pulau Sumatera (Lampung), Selat Sunda, Pulau
Bangka bagian selatan, Pulau Belitung, dan Kalimantan. Salah satu daerah
di Indonesia yang memiliki waktu puncak gerhana paling lama adalah
Pringsewu, Lampung, dengan lama fase cincin 6 menit 12 detik, puncak
gerhana terjadi pukul 16.41). Beberapa kota penting lainnya di Indonesia
yang dapat menyaksikan GMC ini adalah Bandar Lampung, Serang, Anyer,
Tanjungpandan, Ketapang, Purukcahu, dan Samarinda.
Di negara kita juga pernah mengalami gerhana matahari total yaitu
11 Juni 1983. Pada gerhana tahun 1983 tersebut, Gerhana Matahari Total
mampir di Bumi Nusantara/ Gerhana Matahari tahun 1983 istimewa
karena panjangnya durasi waktu dan luasnya wilayah yang akan
mengalami gerhana, maka sejak jauh hari peristiwa tersebut telah menjadi
perhatian dunia internasional.
b. Gerhana Bulan
Gerhana bulan terjadi ketika kedudukan matahari, bumi dan bulan berada
dalam satu garis lurus. Gerhana Bulan terjadi ketika Bulan berada di
penumbra dan umbra yang berlangsung selama ± 6 jam.
Penumbra adalah bayangan kabur yang terjadi pada saat gerhana atau
terjadinya bayangan pada benda gelap (tidak tembus pandang). Umbra
adalah bayangan inti yang berada di bagian tengah sangat gelap pada saat
terjadinya gerhana Bulan. Gerhana bulan bisa dibagi menjadi tiga jenis:
1. Ketika Bulan berada di penumbra disebut gerhana Bulan penumbra.
2. Ketika Bulan sebagian berada di penumbra dan sebagian lagi berada di
umbra disebut gerhana Bulan sebagian.
3. Ketika Bulan berada di umbra disebut gerhana Bulan total. Gerhana Bulan
total berlangsung selama ±1 jam 40 menit.

Setiap tahun diperkirakan gerhana bulan bisa terjadi dua hingga lima
kali. Gerhana bulan total lebih jarang terjadi. Lain halnya dengan gerhana
matahari, gerhana bulan dapat dinikmati dengan mata telanjang sehingga
aman untuk dilihat secara langsung dan tidak berbahaya. Untuk dapat
menikmati gerhana bulan dengan jelas, bisa dengan menggunakan teleskop
atau teropong.
Gerhana Bulan terjadi saat Bulan masuk ke dalam bayangan Bumi,
sehingga Bulan tidak menerima cahaya Matahari. Dari Bumi, ketampakan
Bulan mulamula seluruhnya terang, kemudian pelan-pelan agak gelap dan
akhirnya gelap semua. Perlahan-lahan Bulan akan tampak kembali sampai
kelihatan seluruhnya.
4. KALENDER MASEHI DAN KALENDER HIJRIAH
Perputaran Bumi mengelilingi Matahari (revolusi bumi) dan perputaran
Bulan mengelilingi Bumi (revolusi bulan) digunakan untuk menentukan
tahun Masehi dan tahun Hijriah. Sistem penanggalan Masehi ditentukan
berdasarkan kala revolusi bumi. Sistem penanggalan Hijriah ditentukan
berdasarkan kala revolusi bulan.
a. Tahun Masehi
Tahun Masehi juga disebut tahun Syamsiah atau tahun Matahari. Tahun
Masehi ditentukan berdasarkan kala revolusi bumi (waktu yang diperlukan
Bumi untuk sekali mengelilingi Matahari). Kala revolusi bumi adalah 365
1/4 hari. Satu tahun Masehi dibagi menjadi 12 bulan dengan pembagian
jumlah hari sebagai berikut.
Nama Bulan Jumlah Hari Nama Bulan Jumlah Hari
Januari 31 Juli 31
Pebruari 28/29 Agustus 31
Maret 31 September 30
April 30 Oktober 31
Mei 31 November 30
Juni 30 Desember 31

Tahun Masehi pertama kali ditetapkan oleh Julius Cesar (Romawi) pada
tahun 47. Julius Cesar menetapkan jumlah hari dalam satu tahun 365 hari.
Berdasarkan kala revolusi bumi, 1 tahun = 365 1/4 hari. Sisa 1/4 hari dari
setiap tahun dikumpulkan sehingga setelah 4 tahun akan terkumpul menjadi
1 hari. Jadi, setiap 4 tahun sekali, jumlah hari dalam 1 tahun = 366 hari dan
disebut tahun kabisat.
Tahun kabisat adalah tahun bilangannya habis dibagi 4 (empat),
misalnya tahun 2000, 2004, dan 2008. Berdasarkan perhitungan yang lebih
teliti, kala revolusi bumi adalah selama 365 hari 5 jam, 48 menit.
b. Tahun Hijriah
Tahun Hijriah juga disebut tahun Komariyah atau tahun Bulan. Tahun
Hijriah ditentukan berdasarkan kala revolusi bulan (waktu yang diperlukan
Bulan untuk sekali mengelilingi Bumi). Kala revolusi bulan adalah 29 1/2 hari
sehingga jumlah hari dalam satu tahun = 29 1/2 hari x 12 = 354 hari. Satu
tahun Hijriah dibagi menjadi 12 bulan dengan pembagian jumlah hari sebagai
berikut.
Nama Bulan Jumlah Hari Nama Bulan Jumlah Hari
Muharam 30 Rajab 29
Safar 29 Syaban 30
Robiul Awal 30 Ramadhan 30
Robiul Akhir 29 Syawal 29
Jumadil Awal 30 Zulkaedah 30
Jumadil Akhir 29 Zulhijah 29/30
Kalender Hijriah juga mengenal tahun kabisat. Jumlah hari dalam
tahun kabisat Hijriah 1 hari lebih lama dibandingkan tahun Hijriah biasa,
yaitu 355 hari. Pada tahun kabisat Hijriah, jumlah hari dalam bulan Zulhijah
adalah 30 hari. Berdasarkan hal tersebut, hari-hari besar Islam setiap tahun
bergeser lebih awal 11 hari pada tahun Hijriah biasa, dan bergeser 12 hari
pada tahun kabisat.

Karangan Nonfiksi
Karangan nonfiksi ialah karangan yang dibuat berdasarkan fakta, realita, atau
peristiwa yang benar-benar terjadi. Tulisan nonfiksi biasanya berbentuk
tulisan ilmiah dan ilmiah populer, laporan, artikel, feature, skripsi, tesis,
desertasi, makalah, dan sebagainya. Perbedaan antara fiksi dan nonfiksi
terletak pada masalah faktual atau tidak, imajiner atau tidak. Perbedaan
antara keduanya sama sekali tidak ada hubungannya dengan gaya bahasa
atau apa pun selain masalah fakta atau khayalan.
Karangan nonfiksi berusaha mencapai taraf objektivitas yang tinggi,
berusaha menarik, dan menggugah nalar (pikiran) pembaca. Bahasa karangan
nonfiksi bersifat denotatif dan menunjukkan pada pengertian yang sudah
terbatas sehingga tidak bermakna ganda. Nonfiksi dibagi menjadi 2 seperti
berikut.
1. Nonfiksi murni berisi pengembangan berdasarkan data-data yang autentik.
2. Nonfiksi kreatif berawal dari data autentik kemudian dikembangkan sesuai
imajinasi penulisnya yang pada umumnya dalam bentuk novel, puisi, prosa.
C. TUGAS MANDIRI
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Nama :
Hari/Tanggal :
Petunjuk:

Pertemuan ke 7
Ayo Berlatih
1. Bacalah teks non fiksi di atas.
2. Petunjuk :
a. Pilihlah salah satu gagasan utama berikut ini!
1. Rotasi Bumi
2. Revolusi Bumi
3. Gerakan Bulan
4. Gerhana Matahari
5. Gerhana Bulan
6. Kalender Masehi dan Hijriah
b. Temukan informasi penting dari salah satu pilihan gagasan utama di
atas.
c. Tuliskan informasi yang kamu temukan dalam bentuk peta pikiran!
d. Buatlah kesimpulan berdasarkan peta pikiran tersebut!

Pertemuan ke 8
Ayo Mencoba
Petunjuk :
a. Pilihlah percobaan di bawah ini kemudian lakukan di rumah!
1. Gerhana Bulan atau
2. Gerhana Matahari
b. Silahkan lakukan salah satu bentuk percobaan di bawah ini, bersama
anggota keluargamu kemudian video atau foto hasil percobaanmu!

1. Kegiatan Percobaan “Peristiwa Gerhana Bulan“

Laporan Kegiatan Percobaan Peristiwa Gerhana Bulan


Kelompok : Kelompok 3
Tujuan : Memahami proses terjadinya gerhana bulan dan
Percobaan penyebabnya.
Alat dan :1. Senter
bahan 2. Bola sepak
3. Bola tenis.
Langkah- : Langkah-langkah Percobaan:
langkah 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan!
2. Bagilah peran untuk tiap anggota kelompok: 1 orang
sebagai Matahari (memegang senter), 1 orang sebagai
Bumi (memegang bola), 1 orang sebagai Bulan (memegang
bola tenis), 1 orang sebagai pengarah, dan 1 orang sebagai
pengamat dan pencatat.
3. Lakukan kegiatan di dalam ruangan gelap atau sedikit
cahaya.
4. Posisikan Matahari, Bumi, dan Bulan dalam satu garis
lurus. Nyalakan senter yang diibaratkan sebagai
Matahari.
5. Anggota kelompok yang berperan sebagai pengamat
melakukan pengamatan pada bola tenis dari sisi bola
sepak yang tidak terkena cahaya.
6. Amati peristiwa yang terjadi pada kegiatan percobaa
tersebut.
Hasil :1. Tampilan Bulan dari sisi bola sepak yang gelap adalah
Percobaan bulan (bola tenis) tampak gelap
2. Gambar posisi Matahari, Bumi, dan Bulan saat terjadi
gerhana bulan adalah sebagai berikut

3. Kapan terjadi peristiwa gerhana bulan? Gerhana bulan


terjadi pada malam hari, ketika kedudukan Bulan, Bumi,
dan Matahari membentuk garis lurus. Kedudukan Bumi
berada di antara Bulan dan Matahari.
4. Apakah semua daerah di Bumi dapat menyaksikan
gerhana bulan?Tidak semua daerah di Bumi dapat
menyaksikan gerhana bulan, hal ini dikarenakan letak
yang berbeda-beda.
5. Apa yang akan terjadi pada bagian Bumi yang mengalami
gerhana bulan? Bagian bumi yang mengalami gerhana
bulan akan menjadi gelap
Kesimpulan : Dari pengamatan yang telah dilakukuan dapat disimpulkan
bahwa gerhana bulan terjadi pada malam hari ketika
kedudukan Bulan, Bumi, dan Matahari membentuk garis
lurus, dan Bumi berada di antara Bulan dan Matahari.
Tidak semua daerah di Bumi dapat menyaksikan gerhana
bulan, hal ini dikarenakan letak yang berbeda-beda.
Bagian bumi yang mengalami gerhana bulan akan menjadi
gelap

2. Kegiatan Percobaan “Peristiwa Gerhana Matahari“


Percobaan A
Laporan Kegiatan Percobaan Peristiwa Gerhana Matahari (A)
Kelompok : Kelompok 4
Tujuan : Memahami proses terjadinya gerhana matahari dan
Percobaan penyebabnya.
Alat dan :1. Senter (model Matahari)
bahan 2. Bola plastik ukuran kecil/bola tenis (model Bulan)
3. Bola plastik ukuran besar/globe (model Bumi)
Langkah- : Langkah-langkah Percobaan:
langkah 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan!
2. Bagilah tanggung jawab dalam kelompokmu. 1 orang
memegang senter (Matahari), 1 orang memegang bola
plastik kecil (Bulan), 1 orang memegang bola plastik besar
(Bumi), 1 orang memberikan instruksi untuk
menyalakan/mematikan senter, dan memastikan bahwa
kedudukan senter, bola kecil, dan bola besar mengikuti
garis lurus. 1 orang mengamati dan mencatat Buat posisi
seperti pada gambar!
3. Nyalakan senter dan amati apa yang terjadi.
4. Usahakan kamu melakukan kegiatan ini di ruang gelap.
5. Coba kamu perhatikan posisi Bulan. Bagaimanakah
kenampakan Bulan dari Bumi?
Hasil : Bulan menerima cahaya matahari pada bagian yang
Percobaan menghadap matahari, sedangkan bagian yang menghadap
bumi tidak menerima cahaya matahari. Penyebab
kegelapan dari bola tenis (bulan) karena tidak mendapat
sinar senter (matahari).
Kesimpulan : Dari pengamatan yang telah dilakukuan dapat disimpulkan
bahwa gerhana matahari terjadi ketika Bulan, Bumi, dan
Matahari dalam satu garis lurus. Bulan berada di antara
Bumi dan Matahari sehingga cahaya Matahari ke Bumi
terhalang oleh Bulan. Penyebab kegelapan dari bola tenis
(bulan) karena tidak mendapat sinar senter (matahari).

Percobaan B
Laporan Kegiatan Percobaan Peristiwa Gerhana Matahari (B)
Kelompok : Kelompok 3
Tujuan : Memahami proses terjadinya gerhana matahari dan
Percobaan penyebabnya.
Alat dan :1. Senter
bahan 2. Benang
3. Globe/bola ukuran besar
4. Bola tenis
5. Dudukan bola
Langkah- : Langkah-langkah Percobaan:
langkah 1. Letakkan globe/bola besar di atas meja.
2. Ikatlah bola tenis dengan tali, kemudian gantungkan pada
dudukan bola.
3. Letakkan bola tenis di depan globe.
4. Nyalakan senter, kemudian arahkan cahaya pada bola
tenis sehingga membentuk garis lurus.
5. Amati dan catatlah apa yang kamu lihat.
6. Usahakan kamu melakukan kegiatan ini di ruang yang
gelap.
7. Amati peristiwa yang terjadi pada percobaan yang
dilakukan.
Hasil : Bulan menerima cahaya matahari pada bagian yang
Percobaan menghadap matahari, sedangkan bagian yang menghadap
bumi tidak menerima cahaya matahari. Bumi menerima
cahaya matahari, namun sebagian permukaan bumi ada
yang tertutup oleh bayangan bulan.
Kesimpulan : Dari pengamatan yang telah dilakukuan dapat disimpulkan
bahwa gerhana matahari terjadi ketika Bulan, Bumi, dan
Matahari dalam satu garis lurus. Bulan berada di antara
Bumi dan Matahari sehingga cahaya Matahari ke Bumi
terhalang oleh Bulan. Bulan menerma cahaya matahari
pada bagian yang menghadap matahari saja, sedangkan
bagian yang menghadap bumi tidak menerima cahaya
matahari. Bumi menerima cahaya matahari, namun ada
sebagain permukaan bumi yang tertutup oleh bayangan
bulan.

Anda mungkin juga menyukai