Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Demokrasi Dan Pendidikan Demokrasi


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah: Pancasila
Dosen Pengampu: Drs.Sri Widodo,M.Pd

Disusun Oleh Kelompok V:


M Farkhan Ajiansyah
Ade Lefi Hayati

Mita Maemunah

AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA HUSADA CIREBON


Jl. Kalitanjung, Situgangga, Kec. Kesambi, Kota Cirebon

2020

i
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan anugrahnya, maka penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Demokrasi Dan Pendidikan Demokrasi” dengan baik.

Tanpa pertolongannya tentunya kami tidak sanggup untuk menyelesaikan


makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafaatnya diakhirat nanti. Tidak lupa pula kami menyampaikan banyak-banyak
terimakasih kepada Dosen pengampu kami yaitu Bapak Drs. Sri Widodo,M,Pd yang
telah membimbing serta mengajarkan kami.
Makalah ini di buat bertujuan agar dapat memahami dan mengembangkan
materi yang disajikan, Penulis sadar makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari
segi materi maupun penyusunannya, maka Penulis secara terbuka menerima kritik
dan saran yang bersifat membangun agar makalah selanjutnya menjadi lebih baik.

Dengan terselesaikanya makalah ini, Penulis berharap semoga bermanfaat


bagi pembaca dan rekan-rekan sekalian. Tidak lupa pula Penulis ucapkan terima
kasih juga kepada semua pihak yang membantu menyelesaikan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberi manfaat bagi para pembacanya. Terimakasih.

Cirebon, 18 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Demokrasi........................................................................................ 3
B. Teori-Teori Dan Model-Model Demokrasi........................................................ 4
C. Demokratisasi......................................................................................................7
D. Negara Demokrasi...............................................................................................7
E. Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia.............................................................. 11
F. Pendidikan Demokrasi...................................................................................... 12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................... 14
B. Saran................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara-negara modern dewasa ini menggolongkan diri mereka ke dalam demokrasi,


yaitu negara yang pemerintahanya dijalankan “oleh rakyat dan untuk rakyat”,sekalipun dalam
mekanisme pemerintahanya baik yang menyangkut infrastruktur politik maupun supra
struktur politik, berbeda satu dengan yang lain. Inggris misalnya, suatu kerajaan dengan
system pemerintahan parlementer dan pengorganisasian kekuatan social politiknya yang
sederhana tetapi mantap, yaitu terdiri dari dua partai besar yang secara menentukan jalanya
pemerintahan, adalah negara demokrasi. Amerika suatu republik, dengan sistem
pemerintahan presidensial, dimana kekuasaan pemerintah dibagi menjadi tiga dan diserahkan
masing-masing kepada tiga lembaga tinggi konstitusional, legislatif kepada Congress,
eksekutif kepada presiden, judikatif kepada supreme Court, dan pengorganisasian kekuatan
sosial politik yang longgar kedalam dua partai besar, juga merupakan negara demokrasi.
“Tidak ada demokrasi tanpa democrat”. Pengalaman pahit Jerman dimasa lalu telah
membuktikan kebenaran itu:Demokrasi pertama jerman pada masa republic Weimar (1919 –
1933) akhirnya runtuh dan berakhir dengan malapetaka terror kediktatoran rezim Nazi.
Friedrich Ebert, presiden pertama Jerman yang terpilih secara demokratis berjuang dengan
susah payah untuk membawa demokrasi kesetiap kehidupan masyarakat dimana ketika itu
mayoritas penduduk tidak berpikiran demokratis.

Negara Indonesia juga merupakan Negara demokrasi, seperti nampak pada Alinea
keempat Pembukaan UUD 1945 yang antara lain berbunyi “…dalam susunan Negara
indonsia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan yang maha esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan social
bagi seluruh rakyat Indonesia”. Bahwa Negara Indonesia adalah Negara demokrasi juga
nampak dalam pasal 1 ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi “kedaulatan adalah ditangan rakyat,
dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat”…., tetapi bukan
demokrasi liberal dan juga bukan demokrasi Rakyat, melainkan demokrasi Pancasila.

1
Demokrasi adalah tugas yang tiada akhir. Oleh sebab itu gagasan ini harus ditanamkan
kesetiap lapisan masyarakat dalam suatu Negara, melalui media, disekolah-sekolah dan
universitas-universitas serta pusat-pusat kebudayaan. Demokrasi tidak hanya terjadi pada saat
pemilu saja tetapi juga harus diterapkan pada hidup sehari-hari. Demokrasi yang hidup
mengharuskan partisipasi aktif masyarakat dalam partai politik yang demokratis, kelompok
masyarakat sipil dan masyarakat pada umumnya.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian demokrasi dan pendidikan demokrasi.

2. Teori dan model-model demokrasi.

3. Apa itu Demokratisasi.

4. Apa itu negara demokrasi.

5. Bagaimana pelaksanaan demokrasi di Indonesia.

C.Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian mengenai demokrasi dan pendidikan demokrasi.

2. Untuk mengenal dan memahami teori-teori dan model-model demokrasi.

3. Untuk mengetahui istilah demokratisasi dan penjabarannya.

4. Memberikan penjelasan mengenai Negara demokrasi dan cirinya.

5. Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan demokrasi di Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Demokrasi

Dari sudut bahasa (etimologis), demokrasi berasal dari bahasa yunani yaitu demos
yang berarti rakyat dan cratos atau cratein yang berarti pemerintahan. Jadi secara bahasa
Demokrasi adalah Pemerintahan rakyat atau kekuasaan rakyat. Konsep demokrasi lahir dari
yunani kuno yang dipraktikan dalam hidup bernegara antara abad ke-4 SM sampai abad ke-6
M. Demokrasi yang dipraktikan pada waktu itu adalah demokrasi langsung (direct
democracy), artinya hak rakyat untuk membuat keputusan-keputusan politik dijalankan
secara langsung oleh seluruh rakyat atau warga Negara. Hal ini dapat dilakukan karena
yunani pada waktu itu berupa Negara kota (polis) yang penduduknya terbatas pada sebuah
kota dan daerah sekitarnya, yang berpenduduk sekitar 300.000 orang. Meskipun ada
keterlibatan seluruh warga, namun masih ada pembatasan, misalnya para anak, wanita, dan
budak tidak berhak berpartisipasi dalam pemerintahan. Menurut International commission for
jurist, demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan di mana hak-hak untuk membuat
keputusan-keputusan politik di selenggarakan oleh warga Negara melalui wakil-wakil yang di
pilih oleh mereka dan yang bertanggung jawab kepada mereka melalui proses pemilihan yang
bebas.

Menurut C.F Strong, demokrasi adalah suatu system pemerintahan dalam mana
mayoritas anggota dewasa dari masyarakat politik ikut serta atas dasar system perwakilan
yang menjamin bahwa pemerintahan akhirnya bmempertanggungjawabkan tindakan-tindakan
kepada mayoritas.

Menurut Samuel Huntington, system politik sebagai demokratis sejauh para pembuat
keputusan kolektif yang paling kuat dalam system itu di pilih melalui pemilihan umum yang
adil, jujur, dan berkala dan di dalam system itu para calon bebas bersaing untuk memperoleh
suara dan hamper semua penduduk dewasa berhak memberikan suara.

Menurut Abraham Lincoln, demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat. Rakyat adalah pemegang kekuasaan tertinggi atau kedaulatan tertinggi di
Negara tersebut. Pemerintahan yang menempatkan rakyat sebagai pemegang kekuasaan
tertinggi. Pemerintahan demokrasi dapat dinyatakan pula sebagai sistem pemerintahan
kedaulatan rakyat.

3
B. Teori-Teori Dan Model-Model Demokrasi

A. Berikut ini empat teori demokrasi yang dalam prakteknya akan membawa makna tertentu
bagi semua negara saat ini :

1. Teori demokrasi ekonomis

Teori demokrasi ini berpandangan bahwa fungsi demokrasi pada prinsipnya sama
dengan pasar dalam ekonomi. Kaum elit menawarkan solusi alternatif untuk mengatasi
masalah-masalah politik suatu Negara. Kemudian rakyat memilih di antara elit-elit tersebut
meskipun mereka tidak memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam perumusan maupun
pelaksanaan program-program yang di tawarkan. Baik elit yang bertujuan untuk
mendapatkan jabatan, kekuasaan dan penghasilan maupun para pemilih yang bertindak untuk
kepentingan pribadinya. Tetapi melalui pemilihan umum yang demokratis kedua pihak pada
akhirnya akan memperoleh apa yang mereka harapkan. Elit-elit politik mengejar jabatan
bukan untuk mencapai kepentingan politik yang berkaitan dengan nilai-nilai tertentu tetapi
untuk mendapatkan keuntungan dari jabatannya seperti kekuasaan, penghargaan, dan
penghasilan. Tetapi untuk mendapatkan dukungan mayoritas suara mereka harus
menumbuhkan kepercayaan dari para pemilih. Mereka hanya akan berhasil apabila para
pemilih menentukan pilihan yang sesuai dengan kepentingannya dan program yang di
tawarkan oleh elit politik tersebut cocok dengan keinginan mayoritas pemilih. Para elit yang
bersaing pada prinsipnya bersedia menawarkan semua program kepada masyarakat pemilih
melalui kampanye terbuka. Selain itu mereka juga berusaha melaksanakan program-program
tersebut dengan sebaik-baiknya sehingga bisa meraih suara mayoritas dalam pemilihan
berikutnya. Dalam konteks teori ini hanya pasar suara yang di jamin oleh system demokratis,
yang memberikan jaminan bahwa kepentingan masing-masing pemilih akan di perhatikan
oleh pemimpin politik demi mencapai kekuasaannya. Menurut teori ini hal-hal seperti sikap
demokratis para pemilih dan elit, luasnya partisipasi warga pada pembentukan kehendak
politik dan pengawasan terhadap pelaksanaan kekuasaan tidak diperlukan untuk mrnciptakan
demokrasi yang baik. Yang terpenting bagi teori ini hanya system pemilihan umum yang
mengamankan pasar politik dan masyarakat bebas yang menjamin arus informasi.

2. Teori demokrasi langsung

Demokrasi langsung muncul dari pengalaman bahwa wakil-walkil politik maupun


lembaga-lembaga politik seperti partai, pemerintah dan parlemen pada umumnya berusaha

4
untuk memisahkan diri dari kepentingan rakyat. Mereka hanya memperjuangkan
kepentingannya sendiri dan kemudian secara perlahan mengabaikan kepentingan rakyat yang
di wakilinya. Demokrasi langsung berkeyakinan bahwa pada akhirnya tidak perlu ada
pemisahan antara pemerintahan dan rakyat demi mencapai tujuan demokrasi. Masyarakat
yang dapat mengatur kehidupannya sendiri secara demokratis dapat mempraktekan
demokrasi langsung dan tidak memerlukan lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi
sebagai perantara. Dalam demokrasi langsung waraga masyarakat dapat merumuskan
kepentingan bersama dan menemukan alternative pemecahan masalah serta melaksanakanya
dalam semangat kebersamaan. Menurut pandangan ini “masyarakat sipil” merupakan satu-
satunya wadah pembuat keputusan politik yang memadai untuk semua masalah politik.
Dengan demikian kehendak rakyat dapat diwujudkan dalam praktek keputusan politik tanpa
perantara dan tanpa manipulasi.

3. Demokrasi media yang populistik

Demokrasi media Populistik lebih merupakan bentuk kegiatan tertentu dari demokrasi
ketimbang sebuah model normative dari demokrasi modern. Dalam masyarakat modern
politik sepenuhnya ditentukan oleh media khususnya televisi. Demokrasi media merupakan
suatu fenomena dimana media masa khususnya televisi tidak hanya mempengaruhi
masyarakat yang kesadaran politik dan opini masyarakat, tapi juga perilaku para politisi dan
lembaga politik. Dalam demokrasi media massa masih terdapat partai-partai, asosiasi-asosiasi
dan masyarakat bebas, tetapi fungsi dan peran mereka mengalami perubahan yang besar.
Dalam demokrasi media pembentukan kehendak rakyat secara demokrasi dan pelaksanaanya
dalam system politik tidak lagi memainkan peran sentral.

4. Demokrasi partai yang partisipatif

Sesuai dengan namanya model ini berupaya untuk mengatasi kelemahan-kelemahan


ketiga teori yang telah disebutkan diatas. Demokrasi partai pluralistic dapat menggabungkan
efisiensi politik dan partisipasi. Dalam demokrasi multipartai terjadi persaingan sejumlah
partai untuk meraih pengauh dan kekuasaan, maupun untuk merencanakan kondisi kehidupan
masyarakat. Disatu pihak, partai-partai merupakan organisasi besar dengan tingkat
sentralisasi tertentu dan hadir diseluruh wilayah Negara. Jika mereka terorganisir dengan baik
maka mereka akan mampu melakukan pembentukan aspirasi politik pada tingkat akar
rumput, seperti di kabupaten, kecamatan dan desa. Mereka juga akan mampu
menggabungkan langkah-langkah pengambilan keputusan pada semua tingkatan organisasi

5
diseluruh wilayah Negara sampai ketingkat nasional. Demokrasi partai yang berfungsi
dengan baik berakar dalam masyarakat sipil yang aktif dan efektif.

B. Dua model demokrasi

Filsafat politik yang mendasari demokrasi pada prinsipnya bersifat Universal dan
dapat diterapkan pada semua masyarakat dewasa ini. Sebaliknya model-model yang
berkembang diberbagai masyarakat dalam berbagai era sangat bervariasi. Model-model
tersebut dapat dibagi menurut dua perspektif yang berbeda.

1. Demokrasi Presidensial atau Parlementer.

Dalam demokrasi presidensial presiden memiliki kedudukan kuat dalam pembuatan


keputusan dan kekuasaan politik yang kuat pula. Kekuasaan politik presiden sering kali
disejajarkan dengan parlemen atau bahkan lebih kuat dari parlemen. Sebaliknya dalam
demokrasi Parlementer, parlemenlah satu-satunya lembaga perwakilan tertinggi untuk
pengambilan keputusan. Peranan presiden pada kasus ini terbatas pada tugas-tugas mewakili
Negara dan penengah dalam situasi konflik. Dalam demokrasi parlementer kekuasaan
pengambilan keputusan politik dijalankan oleh wakil-wakil rakyat sesuai dengan hasil
pemilihan umum. Sebaliknya dalam demokrasi presidensial kepala Negara yang dipilih
secara langsung oleh rakyat merupakan pusat kekuasaan mandiri, yang juga berpengaruh baik
dalam pembentukan pemerintahan maupun penyusunan undang-undang. Sesuai dengan
budaya politik dalam pengalaman sebuah masyarakat, maka demokrasi presidensial secara
lebih kuat dapat menciptakanunsur kesinambungan dan stabilitas dalam proses
politik.Demokrasi presidensial memerlukan pembatasan kekuasaan yang jelas, untuk
menghindari terjadinya konsentrasi kekuasaan yana hamper menyerupai dictator. Jika
lembaga-lembaga pengimbang seperti parlemen dan pemerintah, partai dan masyarakat sipil
lemah maka mutu demokrasi presidensial dapat merosot secara tak terkendali dan bahkan
pada akhirnya menjadi sebuah kediktatoran.

2. Demokrasi perwakilan atau demokrasi langsung

Demokrasi perwakilan mempercayakan sepenuhnya pengambilan keputusan ditingkat


parlemen oleh wakil-wakil yang dipilih. Demokrasi langsung akan mengalihkan sebanyak
mungkin keputusan kepada rakyat yang berdaulat: misalnya melalui plebisit, referendum,
jajak pendapat rakyat, dan keputusan rakyat atau mengembalikan sebanyak mungkin
keputusan ketingkat komunitas local. Norma-norma dan aturan dasar demokrasi bersifat

6
universal tetapi cara pelaksanaanya harus diputuskan secara pragmatis sesuai dengan
preferensi masyarakat tertentu.

C. Demokratisasi

Sebelum kita berbicara mengenai negara demokrasi, kita harus mengenal terlebih
dahulu istilah demokratisasi, yaitu suatu penerapan kaidah-kaidah atau prinsip-prinsip
demokrasi pada setiap kegiatan politik kenegaraan. Tujuannya adalah terbentuknya
kehidupan politik yang bercirikan demokrasi. Demokratisasi melalui beberapa tahap:

Tahapan pertama adalah penggantian dari penguasa non demokrasi ke penguasa demokrasi.

Tahapan kedua adalah pembentukkan lembaga-lembaga dan tertib politik demokrasi.

Tahapan ketiga adalah konsolidasi demokrasi.

Tahapan keempat adalah politik demokrasi sebagai budaya bernegara.

D. Negara Demokrasi

Negara demokrasi adalah suatu negara yang menganut sistem pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat sekalipun dalam mekanisme pemerintahanya baik yang
menyangkut infrastruktur politik maupun suprastruktur politik berbeda satu dengan yang lain.
Dilihat dari paham yang dianut demokrasi dapat dibedakan menjadi:

1. Demokrasi Liberal (Negara Barat)

Sistem pemerintahan ini diterapakan di negara barat, kebebasan individu untuk


bergerak, berpikir dan mengeluarkan pendapat sangat dijunjung tinggi. Dengan demikian,
persamaan hak dalam bidang politik sangat dijunjung tinggi, namun pada bidang ekonomi
tetap memegang persaingan bebas. Akibatnya terjadi kesenjangan antara golongan ekonomi
kuat (kapitalis) dan golonagan ekonomi lemah (buruh). Di negara yang menganut demokrasi
liberal sistem masyarakatnya bebas merdeka, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia
setinggi-tingginya, bahkan kadang-kadang diatas kepentingan umum.

2. Demokrasi Sosialis (Negara Komunis)

Di negara yang menerapkan demokrasi sosialis menitikberatkan pada paham


kesamaan yang menghapus perbedaan antara kelas sesama rakyat. Oleh sebab itu, pada
negara sosialis tidak ada hak perseorangan, yang ada adalah hak kolektif atau hak umum.

7
Untuk mencapai masyarakat sosialis yang sejahtera dan sama rata (tujuan negara) pada
masyarakat itu masih berlaku kediktatoran proletar atau kediktatoran mayoritas (buruh dan
tani). Akan tetapi, kekuasaan negara hanya dikendalikan oleh satu partai yaitu komunis baik
pada bidang legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Kekuasaan legislatif meliputi dua badan yaitu
Dewan Uni atau Majelis Rendah yang anggotanya dipilih oleh rakyat, dan Dewan Nasional
yang anggotanya dipilih langsung oleh rakyat negara bagian. Badan eksekutif memegang
kekuasaan sangat luas, antara lain mengeluarkan keputusan-keputusan dan dekrit bahkan
kalau perlu memberhentikan anggota kabinet.

3. Demokrasi Pancasila

Pada hakikatnya Demokrasi adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat


kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Kerakyatan adalah kekuasaan yang
tertinggi ada di tangan rakyat. Hikmat kebijaksanaan adalah penggunaan akal pikiran atau
rasio yang sehat dengan selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa,
kepentingan rakyat, dan dilaksanakan dengan sadar, jujur, bertanggung jawab serta didorong
dengan itikad baik sesuai dengan hati nurani yang luhur. Permusyawaratan adalah suatu tata
cara khas kepribadian Indonesia dalam merumuskan dan memutuskan sesuatu hal
berdasarkan kehendak rakyat sehingga mencapai mufakat. Perwakilan adalah prosedur peran
serta rakyat dalam pemerintahan yang dilakukan melalui badan perwakilan.

Dari uraian di atas demokrasi Pancasila dapat diartikan Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang dijiwai dan diliputi sila
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beadab, Persatuan Indonesiaserta
untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Demokrasi Pancasila adalah
demokrasi yang bersumberkan pada kepribadian dan filsafat bangsa Indonesia, yaitu
Pancasila.

Ciri negara demokrasi adalah adanya kebebasan bagi warganya untuk mengurus diri
sendiri. Salah satu wujudnya adalah dengan adanya otonomi daerah. Dengan otonomi ini,
pemerintah daerah diberikan kebebasan oleh pemerintah pusat utuk mengurus diri sendiri.

8
Ciri-ciri Negara Demokrasi menurut Bingham Power Jr, yaitu :

1. Legitimasi pemerintah

2. Pengaturan organisasi secara teratur dalam negara paling tidak terdapat 2 partai politik

3. Setiap warga negara sudah memenuhi syarat berhak dalam pemilu

4. Setiap warga negara dalam pemilu dijamin kerahasiaannya

5. Masyarakat dijamin kebebasannya

Masalah-masalah dalam Negara demokrasi

1. Demokrasi dan ekonomi

Menurut persepsi liberal klasik, ekonomi adalah wilayah di luar kewenangan negara.
Meskipun negara harus menciptakan jaminan dan syarat-syarat bagi berjalannya ekonomi
tersebut, tetapi Negara tidak bertanggung jawab secara langsung dan tidak memiliki
kewenangan sah untuk melakukan intervensi atau kontrolterhadap ekonomi. Teori ini tidak
dapat dipertahankan dari sudut pandang model demokrasi yang berdasarkan kedaulatan
hukum. Oleh karena itu, negara demokrasi yang mengakui kedaulatan hukum memiliki
komitmen dan diberi wewenang untuk melakukan intervensi dalam ekonomi dengan maksud
untuk melindungi dan membentuk kondisi-kondisi ekonomi rakyat dan implikasinya. Negara
juga berkewajiban untuk menjamin stabilitas nilai tukar mata uang dan kondisi kerja yang
manusiawi. Selain itu Negara juga harus mencegah penyalahgunaan kekuasan ekonomi
terhadap pekerja perusahaan-perusahaan bisnis terhadap politik serta kekuatan-kekuatan
lainnya. Kalau pasar dibiarkan berjalan menurut kekuatannya sendiri, maka perekonomian
akan mengalami siklus kegairahan atau pertumbuhan ekonomi, depresi dan krisis. Dengan
demikian akan muncul masalah-masalah yang berkaitan dengan penggunaan tenaga kerja dan
ketersediaan lapangan kerja. Selain itu negara juga mengalami kesulitan dalam hal
pemungutan pajak.

2. Kemerosotan Demokrasi

Demokrasi yang sedang merosot memang ditandai dengan adanya basis demokrasi
yang penting dengan diperkenalkannya hak suara yang sama untuk semua orangdalam
pemilihan umum. Tetapi dalam berbagai aspek penting lainnya bentuk demokrasi tersebut
tidak memenuhi norma-norma demokrasi. Kalaupun norma-norma dipenuhi tingkatannya

9
sangat tidak memadai. Demokrasi yang mengalami kemerosotan memerlukan perhatian
khusus. Ada dua hal yang perku dilakukan. Melanjutkan demokratisasi yang sudah
dimulaidengan tujuan yang jelas dan terarah dan mencegah kemerosotan yang lebih parah.

3. Musuh-musuh Demokrasi

Sistem politik negara demokrasi memiliki beberapa cirri yang tidak disukai
penentangnya. Ciri-ciri tersebut mencakup pembatasan kekuasaan politik baik oleh waktu
maupun tindakan politik tertentu. Diseluruh dunia musuh demokrasi adalah pihak yang takut
bahwa pengakuan terhadap aturan-aturan demokrasi akan menghambat pencapaian
kepentinagan politik dan sosial mereka. Mereka juga khawatir system yang demokrasi akan
menimbulkan berbagai kerugian terhadap kepentingan mereka.

4. Pandangan kedepan

Demokrasi tidak bisa bertahan dalam jangkan panjang tanpa adanya jumlah
pendukung demokrasi yang memadai. Pendukung-pedukung tersebut benar-benar mengenal
lembaga-lembaga dan pilihan-pilihan demokrasi. Mereka mendukung demokrasi dengan
sepenuh hati berdasarkan keyakinannya tentang prinsip tersebut. Mereka bahkan memberikan
nafas hidup bagi demokrasi melalui keterlibatannya secara nyata dalam demokrasi.
Demokrasi juga ditopang oleh kemampuannya untuk senantiasa menyelesaikan masalah-
masalah yang dihadapin oleh masyarakat secara menyakinkan dan efektif. Dengan demikian
demokrasi memerlukan perhatian terus menerus dari para democrat bahkan di negara-negara
yang sudah memiliki lembaga-lembaga yang dapat diandalkan. Demokrasi menjadi kuat
karena tahan uji dan dapat mengelola konflik kepentingan dan nilai yang bisa menhancurkan
kediktatoran. Demokrasi menjadi rentan karena tidak dapat bertahan kalau orang tidak
menaruh kepercayaan terhadap demokrasi.

Selain itu demokrasi tersebut juga diterima demi kepentingan seluruh warga Negara dengan
menggunakan instrument kekuasaan yang sah. Dalam dunia zaman ini tugas demokrasi untuk
masa depan terletak dalam perluasannya menjangkau arena global.

10
E. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara yang menggunakan sistem demokrasi dalam
sistem pemerintahannya. Indonesia merupakan salah satu negara demokrasi yang dalam
pemerintahan telah ditentukan dalam UUD 1945 bahwa Indonesia menggunakan demokrasi
pancasila. Mengenai mekanisme atau pelaksanaan demokrasi pancasila sudah diatur dalam
UUD 1945, baik yang bertalian dengan pelaksanaan demokrasi pancasila pada lembaga-
lembaga konstitusional di tingkat pusat maupun yang bertalian dengan pelaksanaan
demokrasi pancasila pada lembaga-lembaga konstitusional di tingkat daerah.

1. Mekanisme Pada Lembaga-lembaga Konstitusional Tingkat Pusat

Pelaksanaan demokrasi Pancasila pada lembaga-lembaga pusat menurut UUD 1945,


harus mengikuti prinsip-prinsip yang termuat dalam UUD 1945. Beberapa prinsip mekanisme
demokrasi Pancasila :

a. Cita-cita Kenegaraan Kekeluargaan

b. Faham Unitarisme atau Kesatuan

c. Faham Negara Hukum

d. Faham konstitusionalisma

e. Supremasi MPR

f. Pemerintah yang Bertanggung Jawab

g. Pemerintah Berdasarkan Perwakilan

h. Sistem Pemerinyahan Presidensial

i. Pengawasan Parlemen terhadap Pemerintah

2. Mekanisme Pada Lembaga-lembaga Pemerintah Di Daerah

Pelaksanaan demokrasi Pancasila dibidang kehidupan politik menyangkut pula


lembaga-lembaga Pemerintah di daerah.Dengan pengarahan-pengarahan yang diberikan
dalam Garis-garis Besar Haluan Negara, maka ditetapkan Undang-undang Nomor 5 Tahun
1974 tentang Pokok-pokok pemerintahan di Daerah :

11
a. Pengarahan-pengarahan dan prinsip otonomi daerah, sepanjang bersangkutan dengan
daerah otonomadalah bahwa pemberian otonomi itu haruslah sesuai dan serasi dengan
pembinaan dan kesatuan bangsa, dapat menjamin hubungan yang serasi antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah dan dapat menjamin perkembangan dan pembangunan daerah.

b. Pembagian wilayah Negara R.I.,Uniteritorial .

c. Lembaga-lembaga Kenegaraan di Daerah.

d. Badan Pertimbangan Daerah.

3. Mekanisme Pada Kehidupan Politik Rakyat

Adapun pelaksanaan pelaksanaan demokrasi Pancasilan dibidang kehidupan politik


rakyat (infra struktur politik) kita dapat berpegang pada UUD 1945 dan UU Nomor 3 tahun
1975, tentang partai politik dan golongan karya.

F. Pendidikan Demokrasi

Demokrasi dewasa ini ternyata memerlukan syarat hidup yaitu warga Negara yang
memeliki dan menegakan nilai-nilai demokrasi. Tersedianya demokrasi ini membutuhkan
waktu yang lama, berat dan sulit. Oleh karena itu, secara substantif berdimensi jangka
panjang, guna mewujudkan masyarkat demokratis, pendidikan demokratis mutlak diperlukan.
Karena pada hakikatnya pendidikan demokrasi adalah sosialisasi nilai-nilai demokrasi supaya
bisa diterima dan dijalankan oleh oleh warga Negara. Tujuan pendidikan demokrasi adalah
mempersiapkan warga masyarakat berperilaku dan bertindak demokratis melalui aktivitas
menanamkan pada generasi muda akan pengetahuan, kesadaran, dan nilai-nilai demokrasi.

1. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional

Dalam Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


dinyatakan pula bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

12
2. PKN sebagai Pendidikan Demokrasi

Sekarang ini banyak kalangan menghendaki Pendidikan Kewarganegaraan baik


sebagai mata pelajaran di sekolah maupun mata kuliah di perguruan tinggi mengemban misi
sebagai pendidikan nasional. Tuntutan demikain tidak salah oleh karena secara teoritis,
pendidikan kewarganegaraan adalah salah satu ciri dari pemerintah yang demokratis.
International Commission of Jurist sebagai organisasi ahli hokum internasionaldalam
konferensinya di Bangkok 1965 mengemukakan bahwa syarat-syarat dasar untuk
terselenggaranya pemerintah yang demokratis di bawah Rule of Law ialah sebagai berikut :

a. Perlindungan konstitusionil, dalam arti konstitusi, selain menjamin hak-hak individu, harus
menentukan pula cara prosedural untuk memperoleh perlindungan atas hak-hak yang dijamin.

b. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak (independent and impartial tribunals)

c. Pemilihan umum yang bebas

d. Kebebasan untuk menyatakan pendapat

e. Kebebasan untuk berserikat/berorganisasidan beroposisi

f. Pendidikan kewarganegaraan (civic education).

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan perubahan UUD 1945 pasal 1 ayat 2 “kedaulatan berada ditangan rakyat
dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar”. Hal ini berarti kedaulatan tidak lagi
dilaksanakan oleh sepenuhnya oleh MPR. Selanjutnya Pasal 1 ayat 3 UUD 1945 yang
berbunyi “Indonesia adalah merupakan negara hukum”. Lembaga-lembaga negara
berdasarkan perubahan UUD 1945 adalah MPR, Presiden, DPR, DPD, BPK, MA, Mahkamah
Konstitusi. Dengan semangat era reformasi kita sepakat untuk tidak melakukan amandemen
pembukaan UUD 1945, maka demokrasi yang ditetapkan di Indonesia adalah Demokrasi
Pancasila.

Menurut Abraham Lincoln berpendapat bahwa demokrasi adalah sistem pemerintahan


dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (democracy is goverment of the people, by the
people, for the people) yang kemudian kita kenal dengan demokrasi modern. Ada dua asas
pokok tentang demokrasi yaitu pengakuan partisipasi rakyat di dalam pemerintahan dan
pengakuan hakikat dan martabat manusia.

B. Saran

Dari pengalaman sejarah kita harus banyak belajar dari keberhasilan kehidupan
demokrasi negara lain, antara lain dalam meningkatkan kedewasaan dalam berpolitik,
tanggung jawab sebagai bangsa dan kesadaran untuk mematuhi aturan main dalam kehidupan
demokrasi. Masalah praktik politik yang mengarah kepada tindakan anarkis, money politic,
dan kurang betanggung jawab harus kita hindarkan. Kita harus terbiasa untuk mengakui
keberhasilan orang lain dan kita siap belajar dari kegagalan untuk meraih sukses dimasa
depan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Pamudji,S. 1982. “Demokrasi Pancasila Dan Ketahanan Nasional”. Jakarta: PT BINA


AKSARA.

15

Anda mungkin juga menyukai