Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UMUM

Disusun oleh :

Nama : Deko Yaris Akbar

NPM : E1C020040

Prodi : Peternakan

Kelompok :1

Hari/tanggal : Kamis, 26 November 2020

Dosen : 1. Dra. Devia Silsila, M.Si

2. Drs. Syafnil, M.Si

Ko-Ass : 1. Aulya Rahma Dhita (E1G017016)

Objek Praktikum : IDENTIFIKASI SENYAWA ORGANIK

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ilmu kimia merupakan ilmu yang secara luas mempelajari suatu bahan
dan senyawa. Di antara banyaknya hal yang di pelajari dalam ilmu kimia
tersebut tentu kita mengenal bagianya yang di sebut kimia organik dimana
cabang ini mempelajari senyawa organik yaitu suatu senyawa yang
mengandung unsur karbon dan hidrogen, oksigen dan nitrogen. Senyawa
organik adalah senyawa-senyawa yang dibentuk oleh unsur karbon yang
memiliki sifat–sifat fisit dan siwat–siwat kimia yang khas. Bahwa senyawa
organik harus dipisah pembahasanya dari senyawa unsur lain semata-mata
karena alasan jumlahnya yang demikian besar.
Identifikasi setruktur senyawa organik merupakan masalah yang sering
dahadapi dalam laboratorium kimia organik. Senyawa organik tersebut dapat
diperoleh dari hasil suatu reaksi maupun isolasi bahan-bahan alam. Dalam
melakukan identifikasi senyawa organik yang belum diketahui perlu dilakukan
pemisahan dan pemumian komponen-komponen penyusun campuran semua
metode pemisahan disarankan pada perbedaan sifat fisik dari komponen-
komponen penyusun campuran. Teknik pemisahan seperti ekstraksi, yang di
dasarkan pada perbedaan kelarutan, destilasi fraksinasi dan destilasi uap, yang
didasarkan pada perbedaan tekanan uap.
Senyawa organik begitu penting untuk dilakukan pengidentifikasikan,
Dimana dapat mengetahui sifat-sifat dari suatu senyawa organik yang belom
diketahui namanya atau sample larutan tidak tertera nama larutan atau
senyawanya. Identifikasi senyawa organik sangat penting bagi orang yang akan
menghabiskan waktunya bekerja dalam laboratorium atau orang yang akan
melakukan penelitian sangat penting untuk mempelajari identifikasi senyawa
organik.
Dalam mengidentifikasi senyawa organik dapat dilakukan pengujian
dengan menggunakan suatu pelarut yang khusus untuk menguji suatu senyawa
organik diantaranya eter, air, larutan HCl dan lain-lain.

1.2. Tujuan Percobaan


1. Untuk mengenal sifat-sifat yang dimiliki oleh senyawa-senyawa karbon
melalui uji reaksi kimia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Gugus fungsional sering ditemui pada senyawa organik adalah alkohol,


aldehid, keton, asam karboksilat, ester, dan benzene. Gugus Fungsional diantaranya
dapat menghasilkan turunan senyawa seperti fenol, amina, dan amida. Setiap gugus
yang memiliki sifat berbeda tentunya akan mempunyai reaksi yang berbeda pada
suatu indikator. Zat tertentu dapat digunakan sebagai indikator untuk menunjukkan
adanya suatu gugus secara kualitatif (Elizabeth, 2010).
Ikatan pada alkana merupakan ikatan tunggal, kovalen, dan non polar
sehingga alkana relatif tidak reaktif. Alkana tidak bereaksi dengan kebanyakan asam,
basa, pengoksi- dasi atau pereduksi, karena sifatnya yang tidak bereaksi ini, alkana
dapat digunakan sebagai pelarut untuk ekstraksi atau untuk melakukan reaksi-reaksi
kimia zat lain. Alkana bereaksi dengan beberapa pereaksi seperti oksigen dan
halogen. alkana dan halogen yang di simpan pada suhu rendah dalam kamar gelap
maka reaksi tidak terjadi (Rasyid, 2010)
Tujuan dari identifikasi adalah untuk mengenali gugus fungsi tertentu yang
terdapat dalam suatu senyawa melalui reaksi kimia tertentu yang spesifik, yaitu reaksi
kimia yang hanya dapat bereaksi dengan senyawa yang mengandung gugus fungsi
tertentu dan tidak dapat bereaksi dengan gugus fungsi yang lain. Senyawa organik
asing-masing memiliki sifat tertentu yang bergantung pada gugus fungsional yang
dimilikinya. Senyawa dengan gugus fungsi berbeda dapat memiliki sifat yang
sama/mirip (Prasojo, 2010)
Aldehida dan keton adalah senyawa-senyawa yang mengandung salah satu
dari gugus penting didalam kimia organik, yaitu gugus karbonil C=O, semua senyawa
yang mengandung gugus ini disebut senyawa karbonil. Gugus karbonil adalah
senyawa yang paling menentukan sifat kima aldehid dan keton. Banyak sekali sifat
fisik lain senyawa-senyawa ini adalah mirip satu sama lainnya. Reaksi untuk
pembuatan aldehid Salah satunya adalah oksidasi dari alkohol primer. Oksidator
umumnya tak dapat dipakai karena akan mengoksidasi aldehidnya menjadi asam
karboksilat. Oksidasi khrompiridin kompleks seperti piridinium khlor kromat adalah
oksidator yang dapat merubah alkohol primer menjadi aldehid tanpa merubahnya
menjadi asam karboksilat (Petrucci, 2011)
Akuades merupakan hasil penyulingan air sehingga tidak terdapat kandungan
mineral didalamnya. Akuades berupa zat yang berfase cair, tidak berwarna, tidak
berbau, dan tidak berasa. Akuades termasuk bahan yang stabil sehingga tidak
memerlukan perlakuan khusus. Akuades tidak berbahaya jika terhirup maupun
tertelan dan tidak menyebabkan korosi jika terjadi kontak dengan tubuh (Sciencelab,
2013).
Etanol dalam keadaan suhu kamar berwujud cair tidak berwarna. Etanol
memiliki berat molekul sebesar 46,07 g/mol dan titik didih serta titik lelehnya sebesar
78℃ dan -155℃. Etanol dapat larut dalam air, eter, aseton, dan asam. Etanol mudah
menguap jika dipanaskan sedikit. Penanganan jika terjadi kontak dengan tubuh segera
basuh dengan air selama 15 menit, jika bahan tertelan jangan memaksakan untuk
dimuntahkan, segera cari bantuan medis (Sciencelab, 2013)
BAB III
METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan


Alat
1. Botol semprot
2. gelas piala
3. Gelas ukur
4. Pipet tetes
5. Erlemeyer
6. Tabung reaksi + rak
7. Penjepit tabung reaksi
8. Pipet volume 5 ml
9. Batang pengaduk

Bahan
1. Sample
2. Larutan Br2 5%
3. 2,4-dinitrofenil hidrazin
4. Larutan 2% KMnO4
5. FeCl3
6. Fehling A
7. Asam kromat
8. Fehling B
9. Etanol 95 %
10. Minyak goreng
11. NaOH 10 %
12. Ammonium hidroksida encer
13. Aseton
14. Akuades

3.2. Prosedur Kerja


3.2.1. Uji kimia ketidak jenuhan
a. Reaksi dengan Brom
1. Memasukkan 4 tetes sampel masing-masing ke dalam 4 tabung reaksi
bersih dan kering.
2. Menambahkan 2 ml Br2, dikocok campuran perlahan-lahan sampai
tidak terjadi perubaha warna.
b. Oksidasi dengan KMnO4
1. Memasukkan 4 tetes sampel masing-masing ke dalam 4 tabung reaksi
bersih dan kering.
2. Menambahkan tetes demi tetes larutan KMnO4 sampai terjadi endapan
hitam (atau larutan menjadi keruh).
3.2.2. Test asam kromat (test karakteristik alcohol)
1. Menyiapkan tabung reaksi dan masukkan 2 ml sampel yang yang akan
diuji kedalamnya.
2. Menambahkan 1 ml aseton, kemudian tambahkan 1 tetes asam kromat.
Warna orange dari asam kromat akan berubah menjadi biru kehijauan
atau terbentuk endapan jika yang ditambahkan berupa alkohol primer
atau sekunder.
3.2.3. Test FeCl3 ( test karakteristik untuk fenol)
1. Menyiapkan tabung reaksi lalu masukkan sample yang akan diuji.
2. Menambahkan 5 tetes larutan FeCl3 dan dilakukan penggojokan. Jika
tidak terbentuk warna menunjukkan bahwa senyawa tersebut bukan
senyawa fenol.
3.2.4. Test Karakteristik aldehid dan keton
a. Test 2,4-dinitrofenil hidrazin
Memasukkan 2 ml etanol 95 %. Ditambahkan 3 tetes sample yang akan
diuji kedalam tabung reaksi tersebut. Kedalam tabung reaksi ini
dimasukkan 1 ml larutan 2,4- dinitrofenilhidrazin dan dilakukan
pengojokan kuat-kuat. Jika tidak dihasilkan endapan panaskan larutan
tersebut dengan pemanas air selama 1 menit dan selanjutnya ditambah
5 tetes air. Jika terbentuk endapan kuning sampai merah orange
menunjukkan test positif untuk adanya gugus karbonil dari keton atau
aldehid.
b. Test pereaksi tollens
Didalam tabung reaksi dimasukkan 1 ml larutan perak nitrat 5%
selanjutnya ditambahkan 1 tetes NaOH 10% dan dikocok. Tambahkan
kedalam campuran tersebut larutan encer ammonium hidroksida hingga
endapan perak hidroksida melarut (hindari penggunaan larutan
ammonium berlebihan). Tambahkan 2 tetes larutan yang akan diuji.
Kocok dan biarkan selama 10 menit, jika reaksi tidak terjadi dalam 10
menit panaskan tabung reaksi diatas penengas air selama 5 menit.
Reaksi positif akan ditunjukkan dengan terbentuknya cermin perak
pada dinding atau endapan metalik.
c. Tes Fehling
Fehling B: 65 g NaOH dan 173 g KNa tartarat dalam 500 ml larutan
Dimasukkan 1 ml sampel, 1 ml reagen Fehling A dan 1 ml reagen
Fehling B ke dalam tabung reaksi. Dipanaskan tabung reaksi di dalam
penangas air mendidih selama sekitar 5 menit. Diamati warna endapan
yang terbentuk.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

No Sampel Percobaan Hasil pengamatan Keterangan


1 2.2.1. a Tidak ada perubahan +
Heksana
warna
2.2.1. b Tidak ada endapan -
2 2.2.1. a. Reaksi Ada ikatan
Larutan jernih
dengan Born rangkap
Minyak Goreng menjadi keruh
2.2.1. b Reaksi Ada ikatan
Ada endapan
dengan KMnO4 rangkap
3 Kuning menjadi biru
Methanol 2.2.2 +
kehijauan
4 Warna
2.2.2. Test Asam
Etanol Tidak berubah warna menjadi
Kromat
kehijauan
5 Termasuk
Fenol 2.2.3. Test FeCl3 Berubah warna
senyawa fenol
6 2.2.4.a Ada endapan kuning +
Asetaldehid
2.2.4.b Ada cermin perak +
(etanal)
2.2.4.c Tidak ada endapan -
7 Tidak
2.2.4.a Test
Aseton (-) terbentuk
prekasi Tollens
Aseton lapisan perak,
2.2.4.b
Aseton (+) Terbentuk
2.2.4.c
lapisan perak

BAB V
PEMBAHASAN
Prinsip dari uji feri klorida adalah mendeteksi keberadaan fenol pada sampel
dengan penambahan larutan feri klorida yang uji positifnya akan menghasilkan warna
ungu, merah, hijau atau biru sebagai akibat dari adanya reaksi gugus OH pada fenol
bereaksi dengan larutan feri klorida. Warna yang diperoleh bergantung pada subtituen
yang terikat pada fenol. Dari data hasil praktikum yang telah dilakukan dapat
diketahui bahwa pada sampel fenol ketika ditambah reagen warnanya menjadi ungu.
Artinya hasil uji feri klorida dengan fenol adalah positif. Hal ini sesuai dengan
literatur bahwa fenol akan bereaksi dengan feri klorida yang ditandai dengan
terbentuknya warna ungu (Sudarmo, 2006).
Etanol biasa dikenal dengan sebutan etil alkohol, alkohol solut, alkohol murni
atau alkohol saja. Rumus molekul dari etanol itu sendiri adalah C2H5OH. Etanol
termasuk dalam alkohol primer. Sifat-Sifat Etanol dibagi menjadi 2 yaitu berdasarkan
sifat kimanya: reaksi asam basa, halogenasi, pembuatan ester, dehidrasi, oksidasi dan
pembakaran. Berdasarkan sifat fisikanya dipengaruhi oleh: keberadaan gugus
hidroksil, pendeknya rantai karbon etanol, gugus hidroksil dapat berpartisipasi ke
dalam ikatan hidrogen, sehingga membuatnya cair dan lebih sulit menguap dari pada
senyawa organik lainnya dengan massa molekul yang sama. Etanol digunakan untuk
bahan baku industri atau pelarut. Dari data hasil praktikum yang telah dilakukan
dapat diketahui bahwa pada sampel etanol ketika ditambah asam kromat warnanya
menjadi kehijauan.
Aldehin dan keton mengandung gugus karbonil dengan atom oksigen
berikatan rangkap dengan karbon. Aldehid dan keton adalah senyawa yang penting.
Beberapa daripadanya seperti atom aseton (CH3COCH3) dan metaletil keton
(CH3COCH2CH3) dipakai dalam jumlah besar sebagai pelarut. Larutan formaldehid
dipakai untuk mengawetkan jaringan hewan dalam penelitian biologi. Salah satu
reaksi penting yang terjadi pada gugus karbonil aldehid dan keton adalah adisi ikatan
rangkap karbon-oksigen.
Hasil – hasil dari praktikum yang telah dilakukan secara khusus. Aldehid dan
keton memiliki sifat – sifat yang nyaris mirip satu sama lain. Namun demikian, oleh
karena perbedaan gugus yang terikat pada gugus karbonil antara aldehid dan keton
maka menimbulkan adanya perbedaan sifat kimia yang paling menonjol antara
keduanya, yaitu Aldehid cukup mudah teroksidasi sedangkan keton sulit dan Aldehid
lebih reaktif dari pada keton terhadap adisi nukleofilik, yang mana reaksi ini
merupakan karakteristik terhadap gugu karbonil.
Pada uji pengamatan langsung, diamati bahwa baik senyawa aldehid
(formaldehid) maupun keton (aseton) memiliki bau yang tajam dan keduanya
memperlihatkan kelarutan yang baik dalam pelarut air. Hal ini sesuai teori bahwa
aldehid dan keton larut dalam air. Pada percobaan reaksi dengan pereaksi tollens.
Diperoleh hasil bahwa aseton jika dicampurkan dengan pereaksi Tollens dan
dipanaskan akan terbentuk endapan lapisan perak yang artinya hasil pengamatanya
positif. Tetapi pada Aldehid jika dicampurkan dengan pereaksi Tollens dan
dipanaskan tidak terbentuk endapan lapisan perak yang artinya hasil pengamatan
negatif.

BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Dari praktikum kita dapat mengetahui sifat-sifat dari senyawa karbon yaitu
Alkohol, Senyawa alkohol dengan jumlah atom satu hingga empat merupakan
cairan bening sedangkan alkohol dengan lebih dari 12 atom karbon berfasa padat.
Dalam suhu rendah alkohol tidak memiliki rasa namun akan memberikan efek
terbakar pada mulut.
Eter, Senyawa eter mudah terbakar karena uapnya akan membentuk campuran
yang eksplosif. Eter dapat menjadi pelarut bagi minyak dan lemak Keton Larut
dalam air jika rantai karbon relatif kecil Kelarutan dalam air berkurang seiring
bertambahnya rantai karbon.
Aldehida Dapat larut di dalam air. Senyawa aldehida dengan satu dan dua
atom karbon berwujud gas, 3 hingga 12 atom karbon berwujud cair dan berwujud
padat dengan lebih dari 12 atom karbon.
Asam karboksilat Nilai kelarutan dalam air tinggi Nilai kelarutan di dalam air
dapat menurun jika berat molekul bertambah.
Ester Merupakan senyawa volatil (mudah menguap) Memiliki bau yang
sedap.
Haloalkana Larut di dalam pelarut polar Memiliki titik didih dan titik leleh
yang tinggi.

6.2. Saran
Diharapkan kepada praktikan dalam menonton video praktikum konsentrasi
larutan kita harus benar-benar mamperhatikan jumlah dan ukuran zat terlarut dan
pelarut yang akan dipakai untuk membuat larutan tersebut. Apabila praktikan
mencoba untuk membuat larutan sendiri dirumah maka bacalah buku penuntun
dengan cermat dan memperhatikan video tidak ada kesalahan dalam percobaan.

DAFTAR PUSTAKA
Kristiani, Elisabeth. 2010. Petunjuk Praktikum Kimia. Salatiga: UKSW

Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Prasojo. 2010. Kimia Organik I. Yogyakarta : Gajah Mada Press.

Rasyid, Muhaidah. 2009. Kimia Organik I. Makassar : UNM

Sciencelab. 2013. Material Safety Data Sheet Aceton. America: John Wiley and Sons.

Anda mungkin juga menyukai