Anda di halaman 1dari 5

Resume

Analisis Kurikulum Pendidikan Dasar


“ Pengembangan Kurikulum Tematik (2013)”

Oleh:
Fadhila Salmanura
Nim: 19004134

Dosen Pembimbing:
Prof.Dr.Alwen Bentri, M.Pd.

Kurikulum Teknologi Pendidikan


Fakultas Ilmu Pendidikan
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
1. Pendekatan Pengembangan Kurikulum Tematik (2013)

Pembelajaran Tematik Terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang  


secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar   mata
pelajaran. DengaN adanya  pemaduan itu, peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan
ketrampilan  secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta didik.
Makna  pembelajaran Tematik Terpadu adalah pendekatan pembelajaran yang melibatkan  
beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik.
Dikatakan bermakna pada pembelajaran TematikTerpadu artinya, peserta didik akan memahami
konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkan dengan
konsep yang lain yang sudah mereka pahami.

2. Pendekatan tematik dalam kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Di dalamnya dirumuskan secara


terpadu kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dikuasai peserta didik.
Juga dirumuskan proses pembelajaran dan penilaian yang diperlukan peserta didik mencapai
kompetensi yang diinginkan tersebut. Dalam kurikulum 2013 diatur bahwa kurikulum untuk
SD/MI menggunakan pendekatan tematik integratif dari kelas 1 sampai kelas VI
Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan
berbagai kompetensi dari bebagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Pengintegrasian
tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam
proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut makna
berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan
demikian, pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin
pada berbagai tema yang tersedia (Kemdikbud, 2013). Dalam pembelajaran tematik integratif,
tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Untuk kelas I, II, dan III,
keduanya merupakan pemberi makna yang substansial terhadap mata pelajaran PPKn, Bahasa
Indonesia, Matematika, Seni-Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan. Di sinilah kompetensi dasar dari IPA/IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain
memiliki peran penting sebagai pengikat dan pengembang kompetensi dasar mata pelajaran
lainnya. Dari sudut pandang psikologis, peserta didik belum mampu berpikir abstrak untuk
memahami konten mata pelajaran yang terpisah, kecuali siswa kelas IV, V, dan VI sudah mulai
mampu berpikir abstrak. Menurut Jean Piaget, perkembangan kognitif anak berusia antara 6 – 12
tahun berada pada tahap concrete-operational, bahkan usia 6-7 tahun anak masih berada pada
tahap pre-operational. Setelah berusia 11 tahun, barulah anak masuk pada tahap formal-
operational. Secara rata-rata, siswa di kelas awal SD/MI (kelas I, II, III) adalah anak yang berada
pada rentangan usia 6-9 tahun. Berdasarkan perkembangan kognitifnya, pada usia ini siswa telah
memiliki kesadaran eksistensi suatu benda atau keadaan, meskipun bendanya tak dapat dilihat
lagi, atau peristiwanya tak dapat dilihat. Dalam rentang usia ini siswa baru mampu berpikir
sistematis terhadap benda-benda dan situasi/peristiwa yang konkret. Memperhatikan tahapan
perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga
ciri, yaitu: konkret, integratif, hirarkis (Muhibbin Syah, 67-73).

3. Prosedur pengembangan kurikulum tematik

Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang tersusun secara Tematik Terpadu di
dalam kurikulum 2013 adalah mata pelajaran IPA dan IPS.
    Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran Tematik Terpadu bergantung pada kesesuaian  
rencana yang dibuat dengan kondisi dan potensi peserta didik (minat, bakat, kebutuhan, dan
kemampuan). Penentuan Tema Pembelajaran IPA/IPS Terpadu
1. Tidak  terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan memadukan banyak banyak
indikator
2. Tema harus bermakna artinya bahwa tema yang dipilih untuk dikaji harus  memberikan
bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya
3. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak.
4. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan penstiwa peristiwa otentik yang terjadi
dalam rentang waktu belajar,
5. Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
    Untuk menyusun perencanaan pembelajaran Tematik Terpadu perlu dilakukan langkah
langkah seperti berikut
1. Langkah-langkah perencanaan pembelajaran tematik terpadu seperti yangdisajikan pada
diagram di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut :
2. Menganalisis  KI dan KD  mata pelajaran IPA atau  IPS
3. Menentukan   Tema yang sesuai dengan konsep konsep yang ada    dalam setiap nomor
KDIPA atau IPS
4. Penjabaran (perumusan) Kompetensi   Dasar ke dalam indikator sesuai topik/tema
5. Membuat peta hubungan antar indikator dengan judul tema
6. Pengembangan Silabus
7. Menyusun RPP Tematik Terpadu

4. Manfaat Pengembangan kurikulum tematik

ada pembelajaran di SD/MI dan sederajat, Kurikulum 2013 menyarankan keutamaan


penggunaan model pembelajaran dengan pendekatan tematik terpadu (PTP) atau pembelajaran
tematik integratif. Mengapa demikian? Tentunya ada banyak manfaat yang dapat diraih oleh
pembelajaran yang mengimplementasikan model pembelajaran ini. Berikut beberapa di
antaranya:

 Melalui penerapan model pembelajaran tematik terpadu (PTP) maka akan


tercipta suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan.
Suasana kelas memungkinkan semua orang yang ada di dalamnya (utamanya siswa dan
guru) akan mempunyai perasaan bersedia menanggung resiko bersama-sama. Contohnya saja,
semua orang yang ada di dalam kelas akan berusaha menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang
bahkan berupa pertanyaan yang tidak semestinya atau tidak benar tanpa harus menyinggung
perasaan sang penanya. Prosedur-prosedur kerja keseharian, memastikan bahwa semua jadwal
dapat diprediksi, dan terdapat jaminan bahwa siswa akan merasa aman saat berada di kelas
maupun  di luar kelas.  Keterampilan hidup yang dipelajari dapat dikenali, didiskusikan dan
dipraktikkan oleh siswa dengan interaksi yang tepat dan dengan perasaan senang di dalam
komunitasnya di ruang kelas.

 Penerapan Pembelajaran Tematik Teerpadu (PTP) mendorong siswa untuk


belajar memecahkan masalah sosial dan saling menghargai
Di dalam kehidupan mereka nanti pada saat bermasyarakat di usia dewasanya, siswa-
siswa kelas rendah sangat perlu untuk menguasai berbagai keterampilan sosial. Mereka harus
mampu dan mempuanyai keterampilan bekerjasama di dalam kelompoknya, melakukan
kolaborasi dengan berbagai rekan kerja atau siapa saja, belajar berada di dalam kelompok, dan
kemampuan memecahkan konflik di antara anggota kelompok yang selanjutnya akan
mendodong mereka untuk dapat memecahkan masalah sosial di sekitarnya dengan tetap saling
menghargai.

 Lingkungan belajar yang ramah pada pendekatan pembelajaran terpadu


tematik memberikan peluang sebesar-besarnya bagi siswa untuk belajar dengan
lebih baik
Di dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran tematik terpadu, guru
harus dapat menggunakan seoptimal mungkin semua lingkungan belajar yang ada di sekitar.
Optimalisasi lingkungan belajar akan menciptakan kelas menjadi tempat yang ramah otak untuk
pembelajaran. Dengan cara ini, maka guru telah memberikan peluang yang sebesar-besarnya
bagi semua siswa untuk mengeksplorasi materi ajar secara luas dan mendalam, kemudian
melibatkan mereka secara langsung dalam aktivitas belajar-mengajar.

 Kecepatan proses pengolahan informasioleh siswa melalui pembelajaran


tematik terpadu
Siswa, melalui pendekatan pembelajaran tematik terpadu akan membuat mereka secara
cepat dan tepat waktu mampu memproses informasi yang disediakan. Proses pengolahan
informasi oleh siswa ini tentu tidak hanya dalam hal kuantitas, tetapi yang penting juga adalah
kualitasnya. Melalui pendekatan tematik terpadu dapat membantu siswa dalam mengeksplorasi
konsep-konsep baru dan membantu mereka agar siap mengembangkan pengetahuannya.

 Aplikasi materi pembelajaran langsung dalam konteks kehidupan sehari-


hari (real life situation)
Beberapa waktu yang lalu santer dibicarakan tentang pembelajaran di kelas yang harus berangkat
dari masalah nyata dari kehidupan sehari-hari siswa (real life situation) atau kontekstual.
Pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang sangat bersesuaian dengan prinsip
kontekstualitas pembelajaran di kelas ini. Pada model pembelajaran tematik terpadu, materi
pembelajaran yang disampaikan oleh guru seharusnya akan dapat diaplikasikan langsung oleh
siswa dalam konteks kehidupannya sehari-hari.

 Model pembelajaran tematik terpadu menganut prinsip  mastery


learning (belajar tuntas)
Di kelas siapapun guru pasti maklum betul bahwa kecepatan belajar siswa sangatlah
variatif dan beragam. Hal ini harus diakomodasi oleh guru sehingga semua siswanya
memperoleh kesempatan untuk menguasai materi ajar. Dalam model pembelajaran tematik
terpadu, siswa-siswa yang relatif mengalami keterlambatan dalam menyelesaikan program
belajar dimungkinkan untuk mengejar ketertinggalanya dengan dibantu oleh guru melalui
pemberian bimbingan khusus dan penerapan prinsip belajar tuntas. Selanjutnya, dengan
program pembelajaran yang bersifat ramah otak memungkinkan guru untuk mewujudkan
ketuntasan belajar dengan menerapkan variasi cara penilaian.

Anda mungkin juga menyukai