Anda di halaman 1dari 14

GANGGUAN / KELAINAN PADA SISTEM EKSRESI

ARTIKEL 1

1. Primary Biliary Cholangitis

Primary Biliary Cholangitis yang dahulu dikenal dengan primary biliary cirrhosis adalah penyakit kronis
dimana saluran empedu pada hati menjadi rusak secara perlahan-lahan.

Empedu adalah cairan yang dibuat di hati. Empedu membantu proses pencernaan dan membantu tubuh
Anda menyingkirkan kolesterol, racun dan sel darah merah yang sudah buruk.

Ketika saluran empedu rusak, cairan empedu akan menumpuk pada hati dan akan menyebabkan
terbentuknya jaringan parut permanen pada jaringan hati yang dikenal dengan sirosis (cirrhosis) dan
pada akhirnya akan menyebabkan gagal hati.

Primary biliary Cholangitis dianggap sebagai penyakit autoimun, yang berarti sistem kekebalan tubuh
secara salah menyerang sel dan jaringan yang sehat. Kombinasi antara genetik dan lingkungan
diperkirakan dapat pula menjadi faktor pemicu dari penyakit ini. Kondisi ini biasanya muncul pada usia
40-an dan berkembang secara perlahan. PBC biasanya menyerang wanita. Penggunaan obat–obatan
dapat memperlambat kerusakan hati, terutama jika pengobatan dimulai sejak dini.

Lebih dari setengah penderita PBC tidak memiliki gejala yang mencolok ketika didiagnosa menderita
PBC. Kondisi ini dapat terdiagnosa secara tidak sengaja ketika dilakukan pemeriksaan darah untuk
kondisi kesehatan lainnya.

Gejala akan berkembang selama 5 hingga 20 tahun kedepan.

Orang–orang yang memiliki gejala ketika didiagnosa memiliki hasil akhir yang lebih buruk. Gejala–gejala
awal diantaranya:

 Kulit terasa gatal yang disebabkan oleh adanya penumpukan racun dalam tubuh, selalu merasa
kelelahan, mata dan mulut menjadi kering.

 Tanda dan gejala lebih lanjut meliputi:

 Nyeri pada sendi, tulang ataupun otot

 Perut bagian kanan atas terasa sakit

 Berat badan menurun

 Pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki (edema)

 Kulit dan mata menjadi berwarna kekuningan (jaundice)

 Pembengkakan limpa
 Akumulasi cairan didalam rongga perut karena gagal hati (asites)

 Deposit lemak (xanthelasma) pada kulit sekitar mata, kelopak mata atau lipatan dari telapak
tangan, telapak kaki, siku dan lutut

 Kulit yang menjadi lebih gelap (hiperpigmentasi) yang tidak disebabkan oleh paparan sinar
matahari

 Osteoporosis yang dapat menyebabkan fraktur

 Kadar kolesterol yang tinggi

 Diare dimana terdapat steatorrhea (feses berminyak)

Peradangan hati yang terlihat pada primary biliary cholangitis dimulai ketika jenis sel darah putih
tertentu yang disebut sel T (T limfosit) mulai berkumpul di hati. Biasanya, sel-sel imun ini mendeteksi
dan membantu mempertahankan diri melawan kuman, seperti bakteri. Tetapi pada primary biliary
cholangitis, mereka secara keliru menghancurkan sel-sel sehat yang melapisi saluran empedu kecil di
hati.

Peradangan pada saluran yang paling kecil menyebar dan pada akhirnya merusak sel-sel lain di
dalam hati. Ketika sel-sel mati, mereka digantikan oleh jaringan parut (fibrosis) yang dapat
menyebabkan sirosis. Sirosis adalah jaringan parut pada jaringan hati yang mempersulit hati Anda untuk
bekerja dengan benar.

Faktor–faktor dibawah ini dapat meningkatkan risiko terkena PBC, antara lain:

 Jenis kelamin: PBC seringkali menyerang wanita.

 Usia: PBC paling sering menyerang antara usia 30 sampai 60 tahun

 Faktor Genetik: orang yang memiliki riwayat keluarga dengan PBC lebih mungkin terkena kondisi
ini.

 Geografi: PBC paling umum ditemui pada Eropa Utara dan Amerika Utara.

 Faktor genetik yang dikombinasikan dengan faktor lingkungan tertentu diperkirakan menjadi
faktor pemicu dari PBC. Faktor lingkungan tersebut antara lain :

 Infeksi yang disebabkan oleh bakteri, jamur atau parasit

 Merokok

 Bahan kimia yang toksik (beracun)

Cholangitis dapat didiagnosis dengan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter umumnya akan bertanya
mengenai keluarga Anda dan riwayat kesehatan Anda. Dokter juga akan melakukan:
 Tes darah seperti pemeriksaan kadar kolesterol yang biasanya tinggi pada PBC, serta
pemeriksaan fungsi hati yaitu dengan memeriksa enzim pada darah yang biasanya dapat
menunjukkan penyakit hati dan cedera pada saluran empedu,

 Pemeriksaan Antibodi untuk tanda–tanda penyakit autoimun. Anda positif terkena primary
biliary cholangitis jika Anda memiliki minimal dua dari hal-hal berikut: tingginya kadar alkaline
fosfatase, antimitochondrial antibodies (AMA) yang positif.

 Jika hasil AMA negatif, maka biopsi hati diperlukan untuk menegakkan diagnosa PBC, karena
kadar alkaline fosfatase yang tinggi dapat disebabkan oleh banyak kondisi medis lainnya. Biopsi
hati dilakukan untuk menegakkan diagnosa atau untuk menentukan derajat penyebaran (tahap)
dari penyakit.

 Tes pencitraan mungkin tidak diperlukan. Namun pemeriksaan ini dapat membantu untuk
menegakkan diagnosa atau menyingkirkan kondisi medis lainnya yang memiliki tanda dan gejala
yang serupa. Tes pencitraan yang dapat dilakukan antara lain:

 USG untuk melihat struktur organ dalam tubuh.

 MRCP (Magnetic resonance cholangiopancreatography) menghasilkan gambar secara detail dari


organ tubuh dan saluran empedu.

 MRE (Magnetic resonance elastography) yaitu kombinasi antara MRI dan USG menciptakan peta
visual (elastogram) dari organ dalam tubuh. Pemeriksaan ini digunakan untuk mendeteksi
pengerasan dari hati yang dapat menjadi tanda dari sirosis hati.

 ERCP (Endoscopic retrograde cholangiopancreatography) untuk mengambil gambar dari saluran


empedu. Prosedur ini adalah prosedur yang invasif dan dapat menyebabkan komplikasi. Dengan
MRI yang canggih, seringkali pemeriksaan ini tidak diperlukan.

Tidak ada obat untuk cholangitis, tetapi obat-obatan tersedia untuk membantu memperlambat
perkembangan penyakit dan mencegah komplikasi. Beberapa obat tersebut adalah Ursodeoxycholic
acid, Obeticholic acid, Fibrates, Methotrexate and Colchicine.

Jika obat-obatan tidak dapat lagi mengobati primary biliary cholangitis dan fungsi hati mulai
gagal, maka transplantasi hati dapat menolong memperpanjang usia hidup Anda. Transplantasi hati
berkaitan dengan hasil jangka panjang yang baik untuk penderita primary biliary cholangitis, namun
terkadang penyakit ini dapat kambuh kembali beberapa tahun setelahnya pada hati yang sudah
ditransplantasi.

Pengobatan untuk gejala:

 Pengobatan untuk fatique (kelelahan)


 PBC dapat menyebabkan kelelahan, tetapi kebiasaan sehari–hari dan kondisi medis lain dapat
memengaruhi seberapa lelah yang dirasakan. Obat-obatan seperti Modafinil masih diteliti
apakah dapat membantu mengurangi rasa kelelahan pada orang dengan PBC.

 Pengobatan untuk gatal

 Obat–obatan yang dapat dipakai untuk mengurangi rasa gatal, seperti

 Antihistamine: diphenhydramine dan loratadine biasanya dipakai untuk mengurangi rasa gatal,
dan dapat membantu meningkatkan kualitas tidur, terutama jika rasa gatal mengganggu.

 Cholestyramine adalah bubuk yang harus dicampur dengan makanan atau cairan. Walaupun
obat ini hampir cocok pada semua orang, bubuk ini mempunyai rasa yang tidak enak.

 Rifampin adalah antibiotik yang dapat menghentikan rasa gatal. Cara kerjanya tidak diketahui
secara pasti.

 Antagonis opioid seperti naloxone dan naltrexone dapat membantu mengurangi rasa gatal yang
disebabkan oleh penyakit hati.

Beberapa cara mencegah cholangitis antara lain adalah dengan memantau hipertensi portal dan
pembuluh darah yang membesar jika Anda memiliki penyakit hati, berolahraga beberapa kali dalam
seminggu untuk membantu meningkatkan kepadatan tulang, dan mengonsumsi suplemen vitamin A, D,
E dan K serta kalsium.

Segeralah berkonsultasi dengan dokter jika Anda memiliki tanda atau gejala yang mengkhawatirkan
Anda. Anda sebaiknya memperhatikan jika ada larangan (seperti membatasi diet) sebelum Anda
membuat janji dengan dokter, membuat daftar gejala-gejala yang sudah Anda alami, membuat daftar
informasi pribadi, dan membuat daftar semua obat, vitamin dan suplemen yang Anda pakai serta
dosisnya.
Rangkuman penyakit primary biliary cholangitis

Primary Biliary Cholangitis yang dahulu dikenal dengan primary biliary cirrhosis adalah penyakit kronis
dimana saluran empedu pada hati menjadi rusak secara perlahan-lahan.

Gejala akan berkembang selama 5 hingga 20 tahun kedepan.

Orang–orang yang memiliki gejala ketika didiagnosa memiliki hasil akhir yang lebih buruk. Gejala–gejala
awal diantaranya:

 Kulit terasa gatal yang disebabkan oleh adanya penumpukan racun dalam tubuh, selalu merasa
kelelahan, mata dan mulut menjadi kering.

 Tanda dan gejala lebih lanjut meliputi:

 Nyeri pada sendi, tulang ataupun otot

 Perut bagian kanan atas terasa sakit

 Berat badan menurun

 Pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki (edema)

 Kulit dan mata menjadi berwarna kekuningan (jaundice)

 Pembengkakan limpa

Faktor–faktor dibawah ini dapat meningkatkan risiko terkena PBC, antara lain:

 Jenis kelamin: PBC seringkali menyerang wanita.

 Usia: PBC paling sering menyerang antara usia 30 sampai 60 tahun

 Faktor Genetik: orang yang memiliki riwayat keluarga dengan PBC lebih mungkin terkena kondisi
ini.

 Geografi: PBC paling umum ditemui pada Eropa Utara dan Amerika Utara.

 Faktor genetik yang dikombinasikan dengan faktor lingkungan tertentu diperkirakan menjadi
faktor pemicu dari PBC. Faktor lingkungan tersebut antara lain :

 Infeksi yang disebabkan oleh bakteri, jamur atau parasit

 Merokok

Cara menanggulangi
Beberapa cara mencegah cholangitis antara lain adalah dengan memantau hipertensi portal dan
pembuluh darah yang membesar jika Anda memiliki penyakit hati, berolahraga beberapa kali dalam
seminggu untuk membantu meningkatkan kepadatan tulang, dan mengonsumsi suplemen vitamin A, D,
E dan K serta kalsium.

 Segeralah berkonsultasi dengan dokter jika Anda memiliki tanda atau gejala yang
mengkhawatirkan Anda. Anda sebaiknya memperhatikan jika ada larangan (seperti membatasi
diet) sebelum Anda membuat janji dengan dokter, membuat daftar gejala-gejala yang sudah
Anda alami, membuat daftar informasi pribadi, dan membuat daftar semua obat, vitamin dan
suplemen yang Anda pakai serta dosisnya.

Pengertian Jerawat

Jerawat (acne) adalah gangguan pada kulit yang berhubungan dengan produksi minyak (sebum)
berlebih. Jerawat terjadi ketika folikel rambut atau tempat tumbuhnya rambut tersumbat oleh minyak
dan sel kulit mati. Hal tersebut menyebabkan peradangan serta penyumbatan pada pori-pori kulit.
Peradangan ini ditandai dengan munculnya benjolan kecil (yang terkadang berisi nanah) di atas kulit.
Gangguan kulit ini dapat terjadi di bagian tubuh dengan kelenjar minyak terbanyak, yaitu di wajah,
leher, bagian atas dada, dan punggung.

Gejala Jerawat

Beberapa gejala umum dari jerawat, antara lain:

Benjolan berwarna kemerahan atau kuning (karena mengandung nanah).

Benjolan kecil (papul) yang muncul di atas kulit.

Sensasi panas atau terbakar akibat adanya peradangan.

Timbul rasa gatal pada benjolan.

Jika diperparah oleh peradangan:


Pustula, yaitu benjolan kecil yang di ujungnya terdapat nanah.

Papula, yaitu benjolan kecil kemerahan yang disertai nyeri.

Nodul, yaitu benjolan keras yang terbentuk di bawah permukaan kulit dan dapat disertai nyeri.

Kista, yaitu benjolan besar yang terbentuk di bawah permukaan kulit yang berisi nanah dan disertai
nyeri.

Penyebab Jerawat

Beberapa kondisi penyebab jerawat, antara lain:

Produksi sebum berlebih, yaitu zat yang diproduksi oleh kelenjar minyak untuk mencegah kulit kering.

Sumbatan pada folikel rambut oleh campuran sel kulit mati dan sebum.

Bakteri jenis Propionibacterium acnes yang berkembang, menyumbat folikel rambut, serta
menyebabkan peradangan.

Faktor genetik atau keturunan, jika salah satu orangtua memiliki masalah jerawat,

Folikel yang tersumbat bisa membengkak dan membentuk komedo putih atau komedo hitam bila
terpapar dengan dunia luar. Kondisi tersebut sebaiknya jangan dianggap remeh, karena bisa
berkembang menjadi pustula, papula, nodul, atau bahkan kista, apabila terkontaminasi oleh bakteri
kulit.

Hormon, yaitu saat aktivitas hormon androgen berlebih atau saat terjadi perubahan hormon saat masa
menstruasi.

Penggunaan kosmetik yang tidak selalu dapat ditoleransi oleh kulit setiap orang.

Stres yang dapat memengaruhi gaya hidup seseorang, termasuk dalam pola makan yang dapat memicu
jerawat.

Faktor Risiko Jerawat

Beberapa faktor risiko jerawat, antara lain:


Gesekan kulit dengan benda, misalnya jerawat di wajah akibat terlalu sering mengenakan penutup
kepala, jerawat di leher karena pemakaian baju yang terlalu ketat di bagian kerah, atau jerawat di
punggung akibat sering menggunakan ransel.

Kebiasaan merokok.

Keturunan, jika terdapat anggota keluarga yang bermasalah dengan jerawat.

Konsumsi obat yang mengandung litium, kortikosteroid, atau obat antikejang.

Masa pubertas, akibat peningkatan aktivitas hormon testosteron, yang memicu kelenjar minyak
menghasilkan sebum dalam jumlah lebih banyak.

Penggunaan kosmetik.

Perubahan hormon, misalnya menjelang menstruasi, tiga bulan pertama masa kehamilan, atau akibat
PCOS.

Stres, yang dapat memperburuk kondisi jerawat yang sudah ada.

Diagnosis Jerawat

Dokter akan mendiagnosis jerawat dengan melakukan wawancara medis serta pemeriksaan fisik, yang
bertujuan untuk menentukan tingkat keparahan jerawat, baik dari segi jumlah maupun tingkat
peradangan.

Pencegahan Jerawat

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah jerawat, antara lain:

Membersihkan rias wajah sebelum tidur.

Mencuci muka dua kali sehari dengan pembersih wajah bebas minyak.

Mengelola stres dengan baik.

Menghindari penggunaan pakaian yang terlalu ketat.

Menghindari produk kosmetik yang mengandung minyak.

Menjaga kebersihan tubuh dengan selalu mandi setelah beraktivitas.

Pengobatan Jerawat

Beberapa langkah pengobatan untuk mengatasi jerawat, antara lain:

Mengurangi produksi minyak.


Melawan infeksi bakteri.

Mempercepat pergantian sel kulit dan mengurangi peradangan.

Untuk mendapatkan pengobatan yang tepat, konsultasikan terlebih dahulu kondisi jerawat dengan
dokter. Dokter umumnya memberikan obat-obatan yang mengandung sulfur, resorsinol, asam salisilat,
antibiotik, dan isotretinoin. Penggunaan obat-obatan ini harus dalam pengawasan dokter, karena efek
samping yang dapat ditimbulkan. Wanita hamil tidak dianjurkan menggunakan isotretinoin, karena
dapat menyebabkan kecacatan pada janin. Beberapa upaya lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi
jerawat, antara lain:

Membersihkan peralatan kosmetik dengan menggunakan sabun dan air hangat secara rutin.

Memilih kosmetik non-comedogenic, yang sifatnya tidak menutup pori-pori di kulit.

Menggunakan pelembap non-comedogenic, yang tidak dapat menyebabkan jerawat dan sesuai dengan
jenis kulit.

Menghindari memencet dan memegang jerawat, karena dapat memicu jerawat bertambah banyak.

Menghindari menggosok wajah dengan menggunakan kain atau sarung tangan dengan permukaan
kasar.

Menjaga kebersihan tubuh dengan segera mandi setelah beraktivitas, karena minyak berlebih di wajah
dapat memicu terjadi jerawat.

Menjaga kebersihan wajah dengan membersihkan wajah dua kali dalam sehari, untuk mengangkat sel-
sel kulit mati, minyak yang berlebihan, serta sisa kosmetik di permukaan kulit.

Komplikasi Jerawat

Komplikasi akibat jerawat yang paling umum terjadi adalah jaringan parut atau bekas luka jerawat yang
sering disebut bopeng.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika mengalami gejala seperti benjolan berwarna kemerahan atau bernanah pada kulit yang disertai
dengan rasa panas atau gatal pada benjolan yang sangat mengganggu, dapat segera memeriksakan diri
ke dokter spesialis kulit untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut. Untuk melakukan
pemeriksaan, kamu bisa langsung membuat janji dengan dokter di rumah sakit sesuai domisilimu di sini.
Pertanyaan Seputar Jerawat

Dok bagaimana cara mengatasi jerawat pada punggung? Sudah pakai sabun untuk mengatasi jerawat,
tapi sama saja.

Ditanyakan oleh: azelizeli

Dijawab oleh: dr. Verury Verona Handayani

Jerawat di punggung sebenarnya hampir sama dengan jerawat di wajah. Jerawat di punggung terbentuk
karena adanya minyak berlebih dan kotoran yang menyumbat pori-pori di kulit bagian punggung,
sehingga menimbulkan jerawat. Munculnya jerawat di punggung juga dapat diperparah oleh adanya
bakteri. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasinya, antara lain:

Segera mandi setelah banyak berkeringat.

Oleskan krim yang mengandung benzoil peroksida atau asam salisilat atau sulfur pada daerah yang
berjerawat.

Kenakan pakaian yang berbahan katun, tidak ketat, dan dapat menyerap keringat.

Jaga kebersihan kulit dengan mandi secara teratur dua kali dalam sehari.

Hindari menggunakan tas punggung.

Hindari memencet atau memecahkan jerawat yang timbul.

Hindari mandi dengan air panas, sebaiknya gunakan air biasa.

Gunakan sabun yang lembut dan tidak mengiritasi kulit.

Gunakan sabun antibakteri untuk daerah punggung dan bilas hingga bersih.

Ganti seprai dan sarung bantal secara teratur.

Ganti dan cuci pakaian dan handuk secara rutin.

Cuci rambut secara teratur.

Bilas sisa sabun dan sampo hingga benar-benar bersih.

Jika jerawat pada punggung tidak kunjung membaik, sebaiknya periksakan diri ke dokter spesialis kulit
untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.

Perawatan untuk kulit berjerawat serta kulit sensitif gimana yang tepat?

Ditanyakan oleh: annisyahsrdi

Dijawab oleh: dr Rizal Fadli


Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi kulit berjerawat antara lain :

Cuci lembut wajah sekali atau dua kali sehari dengan air hangat dan sabun yang lembut atau produk
pembersih wajah berjerawat.

Cucilah wajah dengan lembut dengan gerakan berputar.

Jagalah agar rambut tidak menempel di wajah. Rambut yang menempel atau menutupi wajah dapat
menyebabkan jerawat.

Hindari menggosok, memegang, atau memencet jerawat.

Jika wajah terasa kering setelah dibersihkan, gunakanlah pelembap.

Mandilah sesegera mungkin setelah aktivitas apapun.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk perawatan kulit sensitif meliputi:

Gunakan pembersih yang sangat lembut dan menggunakan air hangat suam-suam kuku.

Jangan menggosok kulit saat mengeringkan, tapi cukup dengan ditepuk-tepuk.

Hindari penggunaan produk yang mengandung alkohol, sabun, asam, atau pengharum, karena dapat
mengiritasi kulit.

Penggunaan scrub juga dapat menyebabkan iritasi, sehingga harus dilakukan dengan sangat hati-hati
dan tidak terlalu sering.

Semakin sederhana produk perawatan Anda, kulit sensitif akan lebih sehat.

Rangkuman penyakit jerawat

Jerawat (acne) adalah gangguan pada kulit yang berhubungan dengan produksi minyak (sebum) berlebih
. Peradangan ini ditandai dengan munculnya benjolan kecil (yang terkadang berisi nanah) di atas kulit.
TUGAS BIOLOGI
GANGGUAN ATAU KELAINAN PADA EKSKRESI

Disusun Oleh :

Nama : Nada shifa karima

Kelas : XI MIPA A

No Absen : 35
SMA NEGERI 1 BATANG
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
TUGAS BIOLOGI
GANGGUAN ATAU KELAINAN PADA EKSKRESI

Disusun Oleh :

Nama : Yosi Anindya Y.

Kelas : XI MIPA A

No Absen : 35
SMA NEGERI 1 BATANG
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai