Anda di halaman 1dari 16

MODUL 1

UJI TARIK

LAPORAN PRAKTIKUM
TME 243 - Praktikum Material Teknik

Nama : Bintang Setiadarma


NIM : 201904510013
Shift/Kelompok : MA/Kelompok 3
Tanggal Praktikum : 7 Desember 2020
Asisten : Adhitya Pratama P. S.

LABORATORIUM KARAKTERISASI dan REKAYASA


MATERIAL
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
JAKARTA
2020
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Menentukan kekuatan dan keuletan baja serta memperkirakan
ketangguhannya.

II. TEORI DASAR


Terminologi Uji Tarik diberikan bila pada sebuah spesimen
diberikan beban tarik (kuasi statis) secara bertahap hingga putus. Uji
tarik merupakan satu dari sekian banyak uji mekanik yang paling
sederhana.
Dalam uji tarik dibutuhkan sebuah spesimen dengan penampang
dapat berbentuk bulat (a), persegi (b), artinya spesimen dapat
berbentuk silinder atau pelat. Bagian tengah atau dikenal dengan gauge
length dari spesimen berdiameter lebih kecil dari bagian pinggir,
meskipun tidak selalu demikian. Untuk spesimen berbentuk silinder
sesuai dengan standar ASTM E8-8, ukuran grip spesimen yang
digunakan ialah 19 mm dan ukuran diameter dalam (d) iadalah 12.8
mm. Gauge length (L0) yang digunakan berukuran 50 mm dan
panjang reduced section (Lc) adalah 60 mm.
Tegangan didefinisikan sebagai gaya yang terdistribusi secara
internal di dalam material, sedangkan regangan merupakan perubahan
panjang yang terjadi akibat perubahan tegangan dalam proses
penarikan secara linier.
F
Tegangan Teknik σ E= [MPa]
Ao
ΔL
Tegangan Teknik ε E= ×100 % [
Lo

mm
%¿
mm

Keterangan :
F : Gaya tarik [N]
A0 : Luas penampang awal [mm2]
Δ L : Perubahan panjang [mm]
L0 : Panjang awal [mm]

Perubahan bentuk pada spesimen. perubahan bentuk ini terbagi


menjadi 2 yaitu deformasi plastis dan deformasi elastis. Deformasi
elastis adalah deformasi atau perubahan bentuk yang terjadi pada suatu
benda saat gaya atau beban itu bekerja, dan perubahan bentuk akan
hilang ketika gaya atau bebannya ditiadakan. Artinya bila beban
ditiadakan maka benda kembali ke bentuk dan ukuran semula.
Sedangkan, deformasi plastis adalah deformasi atau perubahan bentuk
yang terjadi pada benda secara permanen, walaupun beban yang
bekerja ditiadakan.
Pada kenyataannya luas penampang selalu berubah pada saat
penarikan, dengan demikian tegangan yang sebenernya tidaklah turun
pada saat material putus namun akan meningkat.

F
Tegangan Sebenarnya σT = =σ E (1+ ε E ) [MPa]
Ai
Li mm
Regangan Sebenarnya ε T =ln =ln(1+ ε E) [ ]
L0 mm

Keterangan :
Ai : Luas penampang pada setiap kondisi penarikan (mm2)
Li : Pertambahan panjang pada setiap kondisi penarikan (mm)
L0 : Panjang awal (mm)

Keuletan (ductility) merupakan suatu sifat mekanik material yang


mengukur besar deformasi plastik yang terjadi. Ketangguhan
(toughness) merupakan sifat mekanik material yang menyatakan
kemampuan material untuk menyerap energi hingga putus..
Permukaan patahan logam dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
patah ulet dan patah getas (ductile and brittle fracture).
III. PERALATAN PRAKTIKUM
a. Mesin uji tarik Hung Ta HT 9501, Gambar 3.1
b. Caliper, penggaris dan penitik.
c. Spesimen Baja ST41

Gambar 3.1 Mesin Uji Tarik Hung Ta HT 9501(Properti Lab.


KRM)

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Ukur panjang specimen dan catat pada lembar data.
2. Ukur panjang awal (gauge length, Lo)
3. Ukur diameter/tebal spesimen.
4. Dokumentasikan benda uji.
5. Letakan specimen pada tempatnya di mesin uji tarik, kencangkan
gripper agar tidak terjadi slip. Tentukan beban uniaksial yang
pertama harus diberikan dan lakukan penarikan sampai specimen
patah.
6. Satukan patahan dari specimen uji dan ukur panjang akhir (L f),
diameter/tebal akhir spesimen.
V. TUGAS DAN PERTANYAAN
PERTANYAAN :
1. Jelaskan apakah perbedaan antara deformasi elastik dan deformasi
plastik ditinjau secara mikroskopik?
Jawab:
Deformasi elastik adalah perubahan bentuk yang terjadi saat gaya yang
bekerja , dan menghilang setelah beban ditiadakan. Sedangkan
deformasi plastis adalah perubahan bentuk yang permanen.
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan continuous yielding dan
discontinuous yielding? Bagaimana fenomena yielding tersebut
dapat terjadi?
Jawab:
Continuous yielding adalah saat melakukan uji tarik pada spesimen
pada baja yang memiliki kadar karbon tinggi. Sedangkan,
Discontinuous yielding adalah saat melakukan uji tarik pada spesimen
baja yang memiliki kadar karbon rendah.

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan (ducility)? Bagaimana cara


menentukan keuletan logam? Serta jelaskan pengaruh gauge length
terhadap keuletan logam?
Jawab:
Keuletan (ductility) yaitu sifat mekanik material yang mengukur besar
deformasi plastik yang terjadi. Cara untuk menentukan keuletan logam
yaitu dengan cara melakukan pengujian uji tarik , dengan spesimen
yang terbuat dari material yang akan diuji coba akan ditarik sampai
putus, sehingga kita dapat mendapat besar deformasi plastisnya
melalui grafik tegangan – regangan yang terbentuk.
Gauge length tidak berpengaruh pada terhadap keuletan logam.
4. Jelaskan mengapa nilai kekuatan tarik dan kekuatan luluh penting
untuk ditentukan dalam bidang teknik?
Jawab:
Nilai kekuatan tarik dan kekuatan luluh penting untuk ditentukan
dalam bidang teknik karena kita harus mengetahui berapa besar
kekuatan material tersebut dan memilih material mana yang sesuai
untuk objek yang akan dibuat.

5. Jelaskan apakah ciri-ciri dari patah getas dan patah ulet?


Jawab:
A. Ciri Patah Ulet :
 Adanya deformasi plastis yang cukup besar di sekitar patahan
 Permukaan patahan nampak kasar ,berserabut (fibrous), dan
berwarna kelabu.

B. Ciri Patah Getas :


 Penjalaran retak yang lebih cepat dibanding patah ulet
 Tidak disertai dengan deformasi plastis
VI. LEMBAR DATA, PERHITUNGAN, DAN ANALISIS

6.1 LEMBAR DATA


VI.2 PERHITUNGAN
Dari data yang diperoleh buatlah diagram tegangan-regangan teknik
(engineering) dan sebenarnya (true), dari diagram tersebut berapakah
nilai kekuatan tarik (ultimate tensile strength) dan kekuatan luluh
(yield strength), keuletan logam serta perkirakanlah ketangguhannya?
Jawab :
Semua data contoh perhitungan berdasarkan data ke-3:

F
Tegangan Teknik = σ E=
A0
4,0596 N
=
125,88
= 0,0322 MPa

ε
Regangan Teknik = E=
∆L
L0
× 100%

( 50−0,2475 )
= ×100 %
50
49,7525
= × 100 %
50
= 0,99505 %

F
Tegangan Sebenarnya = σT = =σ E ( 1+ε E )
A1
= 4,0596 ( 1+0,2475 )
= 5,0644 MPa

L1
Regangan Sebenarnya = ε T =ln =ln ( 1+ ε E )
L0
= ln ( 1+0,2475 )
= 0,2211 MPa

Diagram Regangan- Tegangan Teknik


600
500
400
300
200
100
0
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
0 07 00 7 0 07 0 07 00 7 00 7 0 07 00 7 00 7 0 07 00 7 00 7 0 07 00 7 00 7 00 7 00 7 0 07 0 07 00 7 0 07 0 07 00 7 0 07 0 07 00 7
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0, 0 , 0, 0, 0 , 0 , 0, 0 , 0 , 0, 0 , 0 , 0, 0 , 0 , 0 , 0 , 0, 0, 0 , 0, 0, 0 , 0, 0, 0 ,

Contoh perhitungan tegangan teknik berdasarkan data ke-20:


Data Ke- Tegangan Teknik (MPa) Regangan Teknik (MPa)
20 0,139749 63
21 0,139749 64,715
22 0,139749 66,18
23 0,139749 67,9
24 0,139749 69,365
25 0,225748 71,085
26 0,257998 72,8
27 0,257998 74,265
28 0,279498 75,985
29 0,279498 77,45

Tegangan Data ke-20:


F 17,5916
σ= = =0,139749 MP a
A 0 125,88

Regangan Data ke-20:


ΔL
ε= ×100 %
L0
0,625−0,61
ε= × 100 %
50
ε =63 MPa

Diagram Regangan – Tegangan Sebenarnya


6

3 x
y

0
Category 3

Keuletan Logam :
Luas Persegi Panjang = p ×l
= 0,00075 ×300
= 0,375 J /m3

(a+ b)
Luas Trapesium = ×t
2
( 0,00075+0,00075 )
= × 200
2
= 0,15 J /m3

Keuletan Logam = L . Persegi Panjang+ L .Trapesium


= 0,375 J /m 3+ 0,15 J /m3
= 0.525 J /m3

F max
Kekuatan Tarik =
A0
6643,48
=
125,88
= 52,776 N /mm2
Kekuatan Luluh = 24435,35 N /mm2
Diagram Ketangguhan

1
Luas Segitiga = ×a × t
2
1
¿ ×0,00075 ×500
2
¿ 0,1875 J /mm3

Luas Persegi Panjang ¿ p ×l


= 0,00075 ×500
= 0,375 J /m3

( a+b )
Luas Trapesium = ×t
2
(0,00075+ 0,00075)
= × 200
2
= 0,15 J /m3

Ketangguhan = L . Segitia+ L . Persegi Panjang+¿


L .Trapesium
= 0,1875+0,375+ 0,15
= 0,7125 J /m 3
6.3 ANALISIS
Percobaan yang telah dilakukan yaitu uji tarik yang tujuannya
untuk menentukan kekuatan dan keuletan baja serta memperkirakan
ketangguhan baja tersebut. Di bagian tengah spesimen tersebut terdapat
gauge length. Gauge length adalah pengecilan penampang yang biasa ada
pada spesimen terstandar. Kegunaan dari daerah gauge length ini adalah
untuk memastikan agar kerusakan yang terjadi pada saat pengujian tarik
berada pada daerah gauge length ini.
Dari percobaan uji tarik ini, kita mendapat data yang didapat dari
mesin uji tarik melalui spesimen yang telah diuji. Data–data yang didapat
yaitu luasan area yang terbentuk, perubahan panjang, dan grafiknya. Dari
data tersebut bisa dicari nilai kekuatan tarik, keuletan logam.
Deformasi elastis adalah deformasi atau perubahan bentuk yang
terjadi pada suatu benda saat gaya atau beban itu bekerja, dan perubahan
bentuk akan hilang ketika gaya atau bebannya ditiadakan Sedangkan,
deformasi plastis adalah deformasi atau perubahan bentuk yang terjadi
pada benda secara permanen, walaupun beban yang bekerja ditiadakan.
Pada percobaan hasil uji traik ini kita mendapat hasil dari nilai
diagram regangan – tegangan teknik memiliki perbedaan nilai dengan hasil
diagram regangan–tegangan sebenarnya. Karena pada teori
perhitungannya hanya menggunakan nilai perubahan panjang. Sedangkan
pada percobaan secara langsung ,kita memperhitungkan diameter luas
penampang spesimen tersebut. Perbedaan ini sangat penting karena luas
permukaan menentukan keuletan spesimen terebut yang mengalami suatu
beban.
VII. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :


 Jika spesimen yang memiliki luas permukaan yang luas maka spesimen
tersebut semakin ulet dan jika spesimen yang memiliki luas permukaan
yang kecil maka akan semakin cepat putus spesimen tersebut.
 Deformasi ada 2 yaitu deformasi plastis dan deformasi elastis. Deformasi
elastis adalah deformasi atau perubahan bentuk yang terjadi pada suatu
benda saat gaya atau beban itu bekerja, dan perubahan bentuk akan hilang
ketika gaya atau bebannya ditiadakan. Sedangkan, deformasi Plastis
adalah deformasi atau perubahan bentuk yang terjadi pada benda secara
permanen, walaupun beban yang bekerja ditiadakan.
 Percobaan uji tarik untuk menentukan kekuatan dan keuletan baja serta
memperkirakan ketangguhannya.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

[1] ---------, (2000): ASM Metals Handbook Volume 8: Mechanical


Testing and Evaluation, ASM International, Ohio.

[2] Callister, W.D., (2001): Fundamentals of Materials Science and


Engineering, John Willey & Sons, New York.

[3] ---------, (1991): Annual Book of ASTM Standards, Section 3:


Metal Test Methods and Analytical Procedure, Philadelphia.
[4] Dieter, G.E., (1988): Mechanical Metallurgy, McGraw Hill Book
Co., London.

[5] Davis, H.E., et al, (1964): The Testing and Inspection of


Engineering Materials, McGraw Hill Book Co., London.

IX. LAMPIRAN

Gambar 9.1. Mesin Uji Tarik HT 9501


Gambar 9.2. Caliper Digital

Gambar 9.3. Baja ST41

Gambar 9.4. Spesimen Berbentuk Silinder

Anda mungkin juga menyukai