Anda di halaman 1dari 5

Nama : Mochamad Arif Dziniam

NIM : 2019.01.01.1240
Kelas : IQT 3A

Soal
1. Siapakah yang disebut sahabat? Bagaimana hukum periwayatannya? Sebutkan alasan dan
dalilnya!
2. Siapakah yang disebut tabi’in? siapakah tabi’in yang paling mulia menurut pengetahuanmu?
Sebutkan alasannya! Dan bagaimana hukum periwayatannya? Sebutkan alasan dan dalilnya!
3. Sebutkan kitab-kitab hadist yang menjadi refrensi primer dalam ilmu hadist beserta biografi
singkat para imam-imamnya! Dan jelaskan secara khusus biografi Imam Malik dan kitab
hadistnya!
4. Jelaskan hadist ‘ali dan nazil! Apa keistimewaan dan hukumnya?

Jawab
1. -Sahabat adalah orang yang berjumpa dengan Nabi Muhammad SAW beriman kepada
Nabi Muhammad SAW, dan wafat dalam keadaan mengimani Nabi Muhammad SAW.
-Semua sahabat Adl, yang secara etimologis berarti sesuatu yang menurut perasaan
terasa pas (Mustaqim) tidak memihak.
-Yang mana Adl merupakan salah satu unsur pokok dari kriteria seorang rawi. Unsur Adl
ini berpengaruh untuk menentukan apakah hadis yang diriwayatkan sahih atau tidak, Adl
dalam ilmu hadis berarti ketaatan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-
Nya, menjauhkan diri dari perbuatan keji, memelihara hak dan kewajiban memelihara
lidah dari kata-kata yang dapat merusak ajaran agama dan. berani menegakkan yang
benar (Muru'ah).
-Dalil kalau sahabat itu Adl salah satunnya ada di firman Allah Ta’ala Q.S. Al-Baqarah
ayat 143:
‫ول َعلَْي ُك ْم َش ِه ًيدا‬
ُ ‫الر ُس‬ ِ ‫ك َج َع ْلنَا ُك ْم أ َُّمةً َو َسطًا لِتَ ُكونُوا ُش َه َداءَ َعلَى الن‬
َّ ‫َّاس َويَ ُكو َن‬ ِ
َ ‫َوَك َٰذل‬
“Dan demikian aku jadikan engkau semuanya sebagai umat yang adil dan pilihan
agar engkau menjadi saksi-saksi atas manusia dan rasul (Nabi Muhammad SAW)
menjadi saksi atas-Mu semua”.
2. -Tabi’in adalah mereka yang berjumpa dengan sahabat, beriman kepada Nabiyullah
Muhammad SAW, dan wafat dalam keadaan megimani Nabi Muhammad SAW.
-Beliau Uwais Al-Qarni atau juga biasa dipanggil Uwais bin Amir.
-karena Imam Muslim dalam kitab sohihnya dari hadits umar bin khottob. Ia berkata
“saya mendengar Rasulullah SAW, Bersabda:
‫ الحديث‬.......‫إن خيرالتابعين رجل يقال له أويس‬
“sesungguhnya sebaik-baik tabi’in adalah seorang laki-laki yang disebut sebut
bernama uweis”.
3. -Kitab Al-Muwattho’ karangan beliau Imam Malik bin Annas
Beliau bernama Malik bin Anas bin Malik. Berkunyah Abu Abdillah dan
berlaqab Imam Darul Hijrah. Digelari dengan imam Darul Hijrah adalah karena beliau
tidak pernah keluar dari kota Madinah. Imam Malik lahir di Madinah pada tahun 93 H
demikian mayaritas ulama berpandangan berjarak 79 tahun dari wafatnya Rasulullah.
Beliau lahir bertepatan pada tahun dimana Anas, pelayan Rasulullah shollallahu ‘alaihi
wasallam wafat.
Kehidupan imam Malik erat kaitannya dengan berbagai hal yang menakjubkan.
Bahkan, hal-hal mengangumkan tersebut sudah dimulai sejak beliau belum lahir di dunia
ini. Dimana imam Malik berada dalam kendungan selama 3 tahun, padahal lazimnya para
ibu mengandung selama 9 bulan. Beliau rahimahullah meninggal pada usia 85 tahun tepat
pada 14 Rabi’ul Awwal 179 H di Madinah dan dimakamkan di Baqi’.
-Kitab Al-Musnad karangan beliau Imam Ahmad bin Hambal
Beliau adalah Abu Abdillah, Ahmad bin Ahmad bin Muhammad bin Hanbal asy-
Syaibani. Imam Ibnu al-Atsir mengatakan, “Tidak ada di kalangan Arab rumah yang
lebih terhormat, yang ramah terhadap tetangganya, dan berakhlak yang mulia, daripada
keluarga Syaiban.” Banyak orang besar yang terlahir dari kabilah Syaiban ini, di antara
mereka ada yang menjadi panglima perang, ulama, dan sastrawan. Beliau adalah seorang
Arab Adnaniyah, nasabnya bertemu denga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada Nizar
bin Ma’ad bin Adnan.
Imam Ahmad dilahirkan di ibu kota kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad, Irak,
pada tahun 164 H/780 M. Saat itu, Baghdad menjadi pusat peradaban dunia dimana para
ahli dalam bidangnya masing-masing berkumpul untuk belajar ataupun mengajarkan
ilmu. Dengan lingkungan keluarga yang memiliki tradisi menjadi orang besar, lalu
tinggal di lingkungan pusat peradaban dunia, tentu saja menjadikan Imam Ahmad
memiliki lingkungan yang sangat kondusif dan kesempatan yang besar untuk menjadi
seorang yang besar pula.
Imam Ahmad berhasil menghafalkan Alquran secara sempurna saat berumur 10
tahun. Setelah itu ia baru memulai mempelajari hadits. Sama halnya seperti Imam Syafii,
Imam Ahmad pun berasal dari keluarga yang kurang mampu dan ayahnya wafat saat
Ahmad masih belia. Di usia remajanya, Imam Ahmad bekerja sebagai tukang pos untuk
membantu perekonomian keluarga. Hal itu ia lakukan sambil membagi waktunya
mempelajari ilmu dari tokoh-tokoh ulama hadits di Baghdad.
Dan diantara kitab beliau yang paling fenomenal adalah “al-Muwattha’”. Kitab ini
adalah sebuah kitab yang pada masa Amirul mu’minin Harun ar-Rasyid ingin beliau
gantungkan di Ka’bah dan menganjurkan manusia untuk mengamalkannya. Namun, usul
itu ditolak oleh Imam Malik sendiri.
-Kitab As-sittah yang mana berisi:
1. Shohih Al-Bukhari karangan beliau Imam Bukhari
Nama beliau adalah: Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al Mughiroh bin
Bardizbah (ada yang berpendapat Badzduzbah) Al Ju’fi. Kunniyah beliau adalah: Abu
Abdillah. Ayah beliau adalah salah seorang ulama hadits yang sangat terkenal dan Ibu
beliau merupakan wanita yang taat beribadah. Sang alim ini bukan orang Arab, beliau
lahir di negeri Bukhara yang kepadanya beliau dinisbatkan sehingga dikenal dengan
nama Bukhari. Negeri Bukhara sekarang lebih dikenal dengan Uzbekistan. Beliau lahir
pada hari Jumat, tanggal 13 Syawal tahun 194 H. Beliau wafat pada malam Sabtu setelah
sholat Isya tepatnya saat malam ‘Idul Fitri tahun 256 H, dalam usia 62 tahun.
Imam Bukhori merupakan imam besar Ahlussunnah wal Jama’ah. Bukti tersebut dapat
kita ketahui dari perkataan beliau mengenai guru-gurunya “Saya tidak mengambil hadits kecuali
dari yang berkata bahwa iman adalah perkataan dan perbuatan”, tentu saja hal ini sesuai dengan
aqidah ahlusunnah wal jama’ah.
Para ulama berbeda pendapat mengenai madzhab beliau, apakah seorang
Syafi’iyyah, Hanabilah atau seorang mujtahid? Dan pendapat yang rajih -benar- adalah
bahwa beliau merupakan seorang mujtahid dan tidak terikat oleh madzhab fikih tertentu.
2. Shohih muslim karangan beliau Imam Muslim
Nama lengkap beliau ialah Imam Abdul Husain bin al-Hajjaj bin Muslim bin
Kausyaz al-Qusyairi an-Naisaburi. Dia dilahirkan di Naisabur tahun 206 H. Sebagaimana
dikatakan oleh al-Hakim Abu Abdullah dalam kitabnya "Ulama’ul Amsar. Imam Muslim
adalah penulis kitab syahih dan kitab ilmu hadits. Dia adalah ulama terkemuka yang
namanya tetap dikenal sampai kini.
Kehidupan Imam Muslim penuh dengan kegiatan mulia. Beliau meran-tau ke
berbagai negeri untuk mencari hadits. Dia pergi ke Hijaz, Irak, Syam, Mesir dan negara-
negara lainnya. Dia belajar hadits sejak masih kecil, yakni mulai tahun 218 H.   
Dalam perjalanannya, Muslim bertemu dan berguru pada ulama hadis. Di
Khurasan, dia berguru kepada Yahya bin Yahya dan Ishak bin Rahawaih. Di Ray, dia
berguru kepada Muhammad bin Mahran dan Abu Ansan. Di Irak, dia belajar kepada
Ahmad bin Hanbal dan Abdullah bin Maslamah. Di Hijaz, berguru kepada Sa’id bin
Mansur dan Abu Mas’ab. Di Mesir, belajar kepada ’Amar bin Sawad dan Harmalah bin
Yahya dan berguru kepada ulama hadits lainnya.
Setelah mengarungi kehidupan yang penuh berkah, Muslim wafat pada hari Ahad
sore, dan di makamkan di kampung Nasr Abad daerah Naisabur pada hari Senin, 25
Rajab 261 H. dalam usia 55 tahun. Selama hidupnya, beliau menulis beberapa kitab yang
sangat bermanfaat.
3. Sunan At-Tirmidli karangan beliau Imam Tirmidzi
Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Isa bin Saurah bin Adh-Dhahak As-
Salami Al-Bughi atau biasa dipanggil dengan sebutan Abu Isa. Imam At-Tirmidzi 
dilahirkan pada bulan zulhijah tahun 209 hijriah, diceritakan bahwa beliau dilahirkan
dalam keadaan buta. Sedari kecil beliau memang sangat senang mempelajari berbagai
ilmu keislaman, termasuk ilmu hadis. Kegemarannya terhadap ilmu hadis muncul setelah
beliau membaca karangan imam syafi’i yang disitu menjelaskan cara mengambil dalil
dari sebuah hadis.
4. Sunan An-Nasa'i karangan beliau Imam Nasa'i
Beliau Ahmad bin Syu’aib bin Ali bin Sinan bin Bahr atau yang kerap disapa
dengan panggilan Imam an-Nasa`i lahir pada tahun pada tahun 215 H, di Khurasan.
Imam Nasa`i mempunyai lawatan ilmiah cukup luas, Imam an-Nasa`i berkeliling ke
negeri-negeri Islam, baik di timur maupun di barat, sehingga Imam an-Nasa`i dapat
mendengar dari banyak orang yang mendengar hadits dari para hafizh dan syaikh. Di
antara negeri yang Imam an-Nasa`i kunjungi adalah sebagai berikut; Khurasan, Iraq;
Baghdad, Kufah dan Bashrah, Al Jazirah; yaitu Haran, Maushil dan sekitarnya, Syam,
Perbatasan; yaitu perbatasan wilayah negeri islam dengan kekuasaan Ramawi, Hijaz,
Mesir.
Setahun menjelang wafatnya, Imam an-Nasa`i pindah dari Mesir ke Damsyik.
Dan tampaknya tidak ada konsensus ulama tentang tempat meninggal Imam an-Nasa`i.
Al-Daruqutni mengatakan, Imam an-Nasa`i di Makkah dan dikebumikan di antara Shafa
dan Marwah. Pendapat yang senada dikemukakan oleh Abdullah bin Mandah dari
Hamzah al-’Uqbi al-Mishri.
Sementara ulama yang lain, seperti Imam al-Dzahabi, menolak pendapat tersebut.
Ia mengatakan, Imam al-Nasa’i meninggal di Ramlah, suatu daerah di Palestina.
Pendapat ini didukung oleh Ibn Yunus, Abu Ja’far al-Thahawi (murid al-Nasa’i) dan Abu
Bakar al-Naqatah. Menurut pandangan terakhir ini, Imam al-Nasa’i meninggal pada
tahun 303 H dan dikebumikan di Bait al-Maqdis, Palestina.
5. Sunan Abu Dawud karangan beliau Imam Abu Dawud
Nama lengkap beliau adalah Sulaiman bin al-Asy’asy bin Ishaq bin Basyir bin
Syidad bin Amr bin Umran al-Azdi al-Sijistani. Dari namanya, ulama ahli hadis ini
terlihat bukan dari bangsa Arab, sebagaimana juga Imam Bukhari, Muslim dan al-Nasa’i,
melainkan dari Sijistan, sebuah negeri Muslim di Asia Tengah yang kini termasuk dalam
bekas wilayah Uni Soviet. Abu Dawud lahir pada tahun 202 H/ 817 M. Bapak beliau
yaitu al-Asy'asy bin Ishaq adalah seorang perawi hadis yang meriwayatkan hadis dari
Hamad bin Zaid, dan demikian juga saudaranya Muhammad bin al-Asy'asy termasuk
seorang yang menekuni dan menuntut hadis dan ilmu-ilmunya juga merupakan teman
perjalanan Abu Dawud dalam menuntut hadis dari para ulama ahli hadis.
Sejak kecil Abu Dawud sangat mencintai ilmu dan bergaul dengan para ulama.
Minat dan kepribadiannya terbentuk oleh lingkungan. Ia harus mengembara keluar dari
Sijistan demi menuntut ilmu. Ia mengunjungi berbagai ulama hadis untuk belajar dari
mereka. Sejak usia anak, Abu Dawud sudah mengembara ke Hijaz, Syiria, Khurasan dan
kawasan lainnya yang menjadi pusat ilmu dan kebudayaan pada saat itu. Tradisi
mengembara sudah menjadi keharusan bagi siapa saja yang hendak mencari ilmu.
Terlebih di dalam ilmu hadis, ada keharusan mencari, melacak sanad, meneliti
keotentikan matan dan kualifikasi rawi, apakah memenuhi syarat atau tidak.
Kedudukannya dalam Buku Induk Hadis  menempati rengking pertama dalam
empat kitab Sunan dan mendekati  dua kitab Bukhari Muslim. Ia wafat di kota Bashrah
tanggal 16 Syawal 275 H (dalam usia 70-71 tahun).
6. Sunan ibnu Majah karangan beliau Imam Ibnu Majah
Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Yazid Ar-Rabi’ bin
Majah Al-Qazwini Al-Hafidz, atau yang lebih dikenal dengan Imam Ibnu Majah. Beliau
adalah seorang ulama ahli hadits yang telah banyak mengumpulkan hadits, karyanya
yang paling dikenal adalah menyusun kitab Sunan Ibnu Majah dan kitab ini termasuk
dalam kelompok kutub as-Sittah.
Imam Ibnu Majah lahir kisaran pada tahun 207 H di daerah Qazwin (salah satu
kota yang terkenal di kawasan Irak). Nama Majah dinisbatkan dari nama ayahnya Yazid,
yang dikenal juga dengan panggilan Majah Maula Rab’at.
Imam Ibnu Majah mulai menginjakkan kakinya di dunia pendidikan sejak usia
remaja, dan menekuni pada bidang hadits pada seorang guru ternama pada kala itu, yaitu
Ali bin Muhammad At-Tanafasi (wafat tanggal 233 H). Beliau belajar hadits sejak
menginjak usia 15 tahun. Bakat dan minat yang sangat besar yang dimilikinyalah yang
akhirnya membawa Imam Ibnu Majah berkelana ke penjuru negeri untuk menelusuri
ilmu hadits. Sepanjang hayatnya beliau telah mendedikasikan pikiran dan jiwanya dengan
menulis beberapa buku Islam, seperti buku fiqih, tafsir, hadits, dan sejarah.
4. -Hadits ‘Ali adalah hadits yang memiliki jumlah rawinya yang sedikit dalam satu sanad,
jika dibandingkan dengan sanad lain pada hadits yang sama.
-Hadits Nazil adalah hadits yang jumlah rawi dalam sanadnya sangat banyak.
-Hadits ‘Ali adalah hadits yang lebih utama, karena nilai plus dekat dengan baginda nabi
Muhammad SAW atau dekat dengan kitab hadits tertentu atau imam yang sang perowi
bersambung dengannya.
-Hukum hadits ‘Ali dan Nazil terkadang shohih,hasan atau dlo’if.

Anda mungkin juga menyukai