Anda di halaman 1dari 33

SKENARIO 1

STIMULASI OTAK
Seorang anak usia 2 tahun dibawa ibunya ke klinik tumbuh kembang untuk
berkonsultasi dengan dokter tentang pertumbuhan dan perkembanganya. Ibunya
menjelaskan bahwa dia sering menstimulasi anaknya berkomunikasi di setiap
aktivitasnya dan memperkenalkan anak dengan berbagai aktivitas dengan benda
bertekstur dokter menjelaskan semua aktivitas tersebut akan sangat berpengaruh
terhadap fungsi kognitif anak dimasa depannya karena merangsang fungsi
sensorik dan area broca di korteks cerebri dan fungsi luhur yang diatur oleh
beberapa bagian diotak.

STEP 1
1. Fungsi kognitif : Kemampuan atensi , memori, pemecahan masalah,
kemampuan untuk menyerap kembali informasi tersebut
2. Fungsi Luhur : Fungsi untuk memenuhi kebutuhan jasmani maupun
rohani sesuai nilai moral yang berlaku
3. Korteks Cerebri : Lapisan luar materi abu-abu menutupi seluruh
permukaan otak
4. Fungsi sensorik : Penghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat
(SSP).
5. Area Broca : Bagian otak manusia yang memiliki kemampuan berbahasa
dan berbicara
6. Motorik Halus: Gerakan yang melibatkan pergerakan kecil otot dan
membutuhkan konsentrasi tertentu
STEP 2

1. Bagaimana stimulasi dalam tumbuh kembang anak ?


2. Apa saja nutrisi yang dibutuhkan untuk perkembangan otak?
3. Bagaimana struktur otak manusia?
4. Bagaimana fungsi otak manusia ?
5. Bagaimana fungsi luhur pada otak?
6. Bagaimana susunan sel saraf ?
7. Apa saja macam- macam sel saraf ?
8. Apa saja pembagian sistem saraf ?
9. Apa fungsi sistem saraf motorik dan saraf sensorik ?
10. Bagaimana perbedaan otorik kasar dan mororik halus ?

STEP 3

1. Perangsangan yang datangnya dari lingkungan diluar individu otak


2. Nutrisi yang dibutuhkan dalam perkembangan otak adalah:
 Asam Amino
 B4
 B5
 B12
 B6
 Asam folat
 Kalium dan Natrium
3. Struktur otak dibagi menjadi
a. Cerebrum
Terdiri dari 4 lobus yaitu :
 Lobus Parietalis
 Lobus Frontalis
 Lobus Temporalis
 Lobus Occipitalis
b. Cerebellum
c. Mesencephalon
d. Medula Oblongata
e. Pons

GAMBAR 1. Struktur Otak (Netter, 2014)

4. Fungsi Otak dibagi menjadi:


a. Otak Kanan berfungsi untuk:
 Emosional
 Komunikasi
 EQ
b. Otak Kiri berfungsi untuk:
 Intelegen
 Logika
 IQ
5. Fungsi Luhur pada otak dibagi menjadi 5 bagian :
a. Bahasa
b. Memori
c. Emosi
d. Kognitif
e. Visuospatial

6. Bagian- bagian saraf


 Dendrit
 Badan sel
 Inti sel
 Akson
 Nodus Ranvier
 Selubung myelin
 Sel Schwan
 Sinaps

7. Macam- macam sel saraf


 Astrosit
 Oligodendrosit
 Mikroglia
 Sel Ependim

8. Sistem saraf dibagi menjadi:


a. Saraf saraf sadar
 Saraf tepi
 Saraf pusat
b. Saraf tidak sadar
9. Fungsi saraf sensorik
 Meneruskan Impuls dari sel saraf
 Membawa impuls saraf dari otak ke kelenjar
 Membawa impuls dari otak
Fungsi saraf motorik
 Menghantarkan impuls dari pusat saraf ke efektor

10. Motorik halus : Tidak membutuhkan banyak energi karena gerakan kecil
dan hanya melibatkan otot-otot kecil atau sedikit otot
Motorik kasar : Membutuhkan energi karena gerakannya melibatkan
banyak koordinasi otot otot tubuh.

STEP 4
1. Agar tumbuh kembang anak optimal, tidak hanya dibutuhkan
nutrisi yang baik namun dibutuhkan juga stimulasi yang
baik.Dapat dilakukan dengan cara menggendong dan mengganti
popok
2. Nutrisi yang dibutuhkan dalam perkembangan otak antara lain:
 Asam Amino berguna untuk membantu daya ingat
 Vitamin B4 berguna untuk menjaga sel saraf
 Vitamin B5 berguna untuk membantu transmisi sinyal pada sel
saraf
 Vitamin B12 pembentukan Spingolipid zat pembungkus sel
saraf
 Vitamin B6 berguna untuk Menjaga jaringan sistem saraf
 Asam folat berguna untuk Metabolisme asam lemak
 Kalium dan Natrium berguna untuk menghasilkan energi dalam
otak

3. Struktur otak
 Cerebrum untuk mengendalikan daya ingat
 Lobus Parietalis untuk perabaan
 Lobus Frontalis untuk pergerakan
 Lobus Temporalis untuk Pendengaran, penciuman,
pengecapan
 Lobus Occipitalis untuk penglihatan
 Cerebellum untuk mengontrol gerakan mengatur keseimbangan
tubuh
 Mesencephalon merupakan penghubung otak kecil dan otak
besar, berhubungan dengan penglihatan
 Medula oblongata bagian posterior berhubungan dengan
medula spinalis
 Pons : Banyaknya serabut - serabut pada permukaan anterior
cerebellum
 Meningens
 Duramater
 Arachnoidea mater
 Piamater

 Cerebrum
 Korteks cerebral
 Ventrikel I dan II
 Korpus Callosum
 Gyrus presentralis
 Gyrus postsentralis
 Gyrus temporalis

 Vaskularisasi Otak
Otak diperdarahi oleh dua arteria carotis interna dan dua arteria
vertebralis. Keempat arteri terletak didalam spatium
subarachnoideum, dan cabang-cabangnya beranastomosis pada
permukaan inferior otak untuk membentuk circulus Willisi.
Sedangkan terdiri dari Vena Cerebri Externa dan Vena Cerebri
Interna, Vena cerebri externa terbagi menjadi Vena Cerebri
superior yang akan berjalan keatas diatas permukaan lateral
hemispherium cerebri dan bermuara ke dalam sinus sagittalis
superio dan Vena cerebri media superficialis mengalirkan
darah dari permukaan lateral hemispherium cerebri. Vena ini
berjalan ke inferior didalam sulcus lateralis dan bermuara
kedalam sinus cavernosus.
4. Fungsi otak manusia
Otak kanan
 Berfungsi dalam emotional question
 Menerima rangsangan
 Mengirim perintah ke seluruh tubuh

Otak kiri
 Logika, Menulis, membaca
 Short term memory

5. Fungsi Luhur dibagi menjadi:


 Area Wernick: Memproses suatu bahasa (suara) dan
memahaminya
 Garis angularis: Bahasa yang di lihat
 Area Brocca: Melalui seabut vasikulus sebagai pusat bahasa
 Memori terbagi menjadi Short term memori dan Long term
memori. Bentuk memori terbagi menjadi immediate memory,
recent memory, serta remote memory.
 Emosi : Senang, marah, sedih
 Visuospatial: perlindungan diri dan lingkungan
6. Bagian- bagian saraf

GAMBAR 2. Struktur Saraf (Tortora, 2011)


Bagian- bagian saraf
 Dendrit berfungsi menghantarkan impuls
 Badan sel berfungsi menerima impuls
 Akson berfungsi mempercepat penghantaran impuls
 Nodus Ranvier berfungsi mempercepat proses menghantarnya
impuls
 Selubung myelin melindungi axon
 Sel Schwan berfungsi sebagai impuls dari axon ke dendrit serta
sebagai pelindung dan penyokong neuron – neuron di luar sistem
saraf pusat
 Sinaps berfungsi sebagai penyambung saraf

7. Macam- macam sel saraf


 Astrosit
Badan sel Astroglia berbentuk bintang dengan banyak tonjolan
dan kebanyakan berakhir pada pembuluh darah sebagai kaki perivaskular
atau “foot processes”. Astrosit dapat dibedakan menjadi 2:
a) Astrosit protoplasma
Terutama terdapat pada substansia grisea otak dan medulla
spinalis. Astrosit protoplasma mempunyai cabang-cabang pendek,
tebal dengan banyak cabang dan terletak di daerah neuron, daerah
sinaps dan pembuluh darah.
b) Astrosit fibrosa
Terutama terdapat dalam substansi alba dan mempunyai proses-
proses yang panjang dan langsing dengan beberapa cabang atau
sekali tidak bercabang.
 Oligodendrosit
Menyerupai astrosit tetapi badan selnya kecil dan jumlah prosesusnya
lebih sedikit dan lebih pendek
 Mikroglia
Ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah dan dipercaya memilik
peran fagositik.Sel glia berukuran kecil dan prosesusnya lebih sedikit
dari jenis sel glia lainnya.
 Sel ependim
Membentuk membran epitelial yang melapisi rongga serebral otak dan
medula spinalis
8. Pembagian sistem saraf
 Sistem Saraf tepi (Perifer) dikendalikan oleh otak
 Autonom (Tidak sadar) yang terbagi menjadi Simpatik serta
Parasimpatik
 Somatik (Sadar) yang terbagi menjadi Sensorik (aferen) dan Motorik
(eferen)
 Sistem Saraf pusat otak dan medula spinalis
9. Fungsi saraf sensorik : meneruskan rangsangan dari reseptpr ke
saraf pusat
Fungsi saraf motorik : membawa impuls dari otak dari sumsum
tulang belakang ke otak
10. Motorik halus : Tidak membutuhkan banyak energi karena
gerakan kecil dan hanya melibatkan otot-otot kecil atau sedikit
otot.
Contohnya mengedipkan mata
Motorik kasar :Membutuhkan energi karena gerakannya
melibatkan banyak koordinasi otot otot tubuh.
Contohnya menggerakan tangan
STEP 5
1. Hubungan struktur otak dan batang otak
a. Fungsi masing-masing (motorik,kognitif)
b. Anatomi, ex : korteks,sulkus,dan lain-lain (pemetaan broadman)
c. Bagian-bagian otak
d. Vaskularisasi
e. Struktur cerebellum dalam mengatur gerakan, ex : motorik halus dalam
menjaga keseimbangan
2. Mekanisme,macam-macam,struktur dan fungsi (makroskopis,mikroskopis)
sistem saraf.

Mind Map

Vaskularisasi Struktur
Otak

Nutrisi
Fungsi

Mekanisme Sistem Saraf Pembagian

Struktur Macam-
macam

Makroskopis Mikroskopis
Tepi Pusat

Sadar

Tidak
sadar
Saraf
STEP 6

Belajar Mandiri

STEP 7
1. Hubungan Struktur Otak dan Batang Otak

Hubungan struktur otak dengan batang otak yakni batang otak adalah penghubung
vital antara korda spinalis dan bagian - bagian otak yang lebih tinggi. Semua serat
datang dan pergi yang berjalan antara perifer dan pusat - pusat yang lebih tinggi
diotak harus berjalan melalui batang otak, dengan serat datang memancarkan
informasi sensorik ke otak dan serat pergi membawa sinyal perintah dari otak
untuk keluaran eferen. Sebagian besa saraf - saraf ini bersinaps didalam batang
otak untuk pemprosesan penting. Oleh karena itu, batang otak adalah jalur
penghubung penting antara bagian otak lain dan corda spinalis (Sherwood, 2013).

Fungsi motorik serta kognitif

Gambar 3. Peta somatotopik korteks somatosensorik dan korteks motorik primer


(Sherwood, 2013)
Sensasi dari permukaan tubuh, misalnya sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan
nyeri, secara kolektif dikenal sebagai sensasi somestetik (somestetik artinya
"perasaan tubuh"). Cara-cara bagaimana neuron aferen mendeteksi dan
menyalurkan informasi berbagai sensasi ini ke SSP . Di dalam SSP, informasi ini
diproyeksikan (disalurkan di sepanjang jalur saraf tertentu ke tingkat yang lebih
tinggi di otak) ke korteks somatosensorik. Korteks somatosensorik terletak di
bagian depan masing-masing lobus parietalis tepat dibelakang sulkus sentralis
pemrosesan dan persepsi awal di korteks rapat terhadap masukan somestetik serta
proprioseptif. Proprio-sepsi adalah kesadaran terhadap posisi tubuh. (Sherwood,
2013)

Setiap bagian di dalam korteks somatosensorik menerima masukan somestetik


dan proprioseptif dari suatu bagian spesifik di tubuh. Distribusi pemrosesan
sensorik di korteks ini diperlihatkan di (hornunkulus artinya "pria kecil") ini,
berbagai bagian tubuh tidak direpresentasikan dengan setara. Ukuran masing-
masing bagian tubuh dalam homunkulus ini menunjukkan proporsi relatif korteks
somatosensorik yang didedikasikan untuk bagian tersebut. Ukuran wajah, lidah,
tangan, dan genitalia yang berlebihan menunjukkan tingginya derajat persepsi
sensorik yang berkaitan dengan bagianbagian tubuh ini. (Sherwood, 2013)

Korteks somatosensorik di tiap-tiap sisi otak umumnya menerima masukan


sensorik dari sisi tubuh yang berlawanan karena sebagian besar jalur asendens
yang membawa informasi sensorik ke korda spinalis menyeberang ke sisi
berlawanan untuk akhirnya berakhir di korteks. Karena itu, kerusakan korteks
somatosensorik di hemisfer kiri menyebabkan defisit sensorik di sisi kanan tubuh,
sementara gangguan sensorik di sisi kiri berkaitan dengan kerusakan di separuh
kanan korteks. Kesadaran sederhana tentang sentuhan, tekanan, suhu, atau nyeri
dideteksi oleh talamus, suatu bagian otak tingkat bawah, tetapi fungsi korteks
somatosensorik lebih dari sekedar merasakan sensasi murni melainkan persepsi
sensorik yang lebih lengkap. Talamus menyebabkan kita untuk menyadari bahwa
ada sesuatu yang panas versus sesuatu yang dingin sedang menyentuh Anda,
tetapi tidak memberi tahu di mana atau berapa intensitasnya. Korteks
somatosensorik menentukan lokasi sumber masukan sensorik dan memperkirakan
derajat intensitas rangsangan. Bagian ini juga mampu melakukan diskriminasi
ruang, sehingga kita dapat mengetahui bentuk suatu benda yang sedang kita
pegang serta dapat mengetahui perbedaan ringan pada benda-benda serupa yang
berkontak dengan kulit. (Sherwood, 2013)
Korteks somatosensorik, pada saatnya, memproyeksikan masukan sensorik ini
melalui serat-serat substansia alba ke daerah sensorik yang lebih tinggi untuk
elaborasi, analisis, dan integrasi informasi serisorik lebih jauh. Daerah-daerah
yang lebih tinggi ini penting untuk persepsi pola rangsangan somatosensorik yang
kompleks-misalnya, apresiasi tekstur, kekerasan, suhu, bentuk dan posisi,
(Sherwood, 2013)

Daerah di bagian belakang lobus frontalis tepat di depan sulkus sentralis


dan di samping korteks somatosensorik adalah korteks motorik primer. Bagian
ini melaksanakan kontrol volunter atas gerakan yang dihasilkan oleh otot rangka.
Seperti pada pemrosesan sensorik, korteks motorik di masing-masing belahan
otak terutama mengontrol otot di bagian tubuh yang berlawanan. Jaras-jaras saraf
yang berasal dari korteks motorik hemisfer kiri menyeberang sebelum turun
menyusuri korda spinalis untuk berakhir di neuron motorik eferen yang memicu
kontraksi otot rangka di sisi kanan tubuh. Karena itu, kerusakan korteks motorik
di sisi kiri otak menyebabkan paralisis sisi kanan tubuh, dan demikian sebaliknya.
Stimulasi area korteks motorik primer yang berbeda menghasilkan gerakan di
bagian tubuh yang berbeda. Seperti homunkulus sensorik untuk korteks
somatosensorik, homunkulus motorik, yang menggambarkan lokasi dan jumlah
relatif korteks motorik yang didedikasikan ke otot tiap-tiap bagian tubuh,
terdistorsi. Jari tangan, jempol, dan otot yang penting untuk berbicara, terutama
otot bibir dan lidah, sangat besar, yang menunjukkan tingkat kontrol motorik yang
tinggi atas bagian-bagian tubuh ini. (Sherwood, 2013)

Bandingkan ini dengan betapa sedikitnya jaringan otak yang didedikasikan


untuk badan, lengan, dan ekstremitas bawah, yang tidak mampu melakukan
gerakan-gerakan kompleks tersebut. Karena itu, luas representasi di korteks
motorik setara dengan ketelitian dan kompleksitas keterampilan motorik yang
dibutuhkan oleh masing-masing bagian. Meskipun sinyal dari korteks motorik
primer berakhir di neuronneuron eferen yang memicu kontraksi otot rangka
volunter, korteks motorik bukan satu-satunya bagian otak yang terlibat dalam
kontrol motorik. Pertama, regio-regio otak bagian bawah dan korda spinalis
mengontrol aktivitas otot rangka involunter, misalnya dalam mempertahankan
postur. Beberapa regio yang sama ini juga berperan penting dalam memantau dan
mengoordinasikan aktivitas motorik volunter yang telah diaktifkan oleh korteks
motorik. Kedua, meskipun serat-serat yang berasal dari korteks motorik dapat
mengaktifkan neuron motorik untuk menimbulkan kontraksi motorik, korteks
motorik itu sendiri tidak dapat memulai gerakan volunter. (Sherwood, 2013)

Korteks motorik diaktifkan oleh pola lepas-muatan neuron yang luas, readiness
potential, yang terjadi sekitar 750 mdet sebelum aktivitas listrik spesifik
terdeteksi di korteks motorik. Tiga daerah motorik korteks yang lebih tinggi
berperan dalam periode pengambilan keputusan volunter ini. Daerah-daerah yang
lebih tinggi ini, yang semuanya membawahi korteks motorik primer, mencakup
daerah motorik suplementer, korteks pramotorik, dan korteks parietalis posterior.
Selain itu, regio subkorteks otak, serebelum, berperan penting dalam
merencanakan, memulai, dan menentukan waktu gerakan jenis tertentu dengan
mengirim masukan ke daerah motorik korteks. (Sherwood, 2013)

Ketiga daerah motorik yang lebih tinggi di korteks dan serebelum melaksanakan
fungsi-fungsi yang berbeda tetapi terkait yang semuanya penting dalam
memprogram dan mengoordinasikan gerakan-gerakan kompleks yang melibatkan
kontraksi simultan banyak otot. Meskipun stimulasi listrik pada korteks motorik
primer menyebabkan kontraksi otot tertentu, gerakan yang dihasilkannya tidak
bertujuan dan terkoordinasi, seperti menggerakkan tali secara serampangan tidak
akan menghasilkan gerakan boneka yang bermakna. Boneka memperlihatkan
gerakan yang bertujuan hanya jika talinya dimanipulasi secara terkoordinasi oleh
pemain boneka yang terampil. Dengan cara serupa, keempat regio ini (dan
mungkin bagian-bagian lain yang belum diketahui) membentuk suatu program
motorik untuk tugas volunter tertentu dan kemudian "menarik menarik"
serangkaian "tali" di korteks motorik primer untuk menghasilkan rangkaian
kontraksi otot-otot yang sesuai sehingga gerakan kompleks yang diinginkan
tercapai. (Sherwood, 2013)

Daerah motorik suplementer terletak di permukaan medial (dalam)


masing-masing hemisfer di anterior dari (di depan) korteks motorik primer.
Bagian ini melakukan per-siapan dalam memprogram rangkaian gerakan
kompleks. Stimulasi di berbagai bagian daerah motorik ini menghasilkan pola
gerakan kompleks, misalnya membuka atau menutup tangan. Lesi di sini tidak
menyebabkan paralisis tetapi menghambat pasien melakukan gerakan-gerakan
terintegrasi bertujuan yang kompleks. Korteks pramotorik, yang terletak di
permukaan lateral masing- masing hemisfer di depan korteks motorik primer,
penting dalam mengarahkan tubuh dan lengan ke sasaran tertentu. Untuk
memerintahkan korteks motorik primer melaksanakan kontraksi otot yang sesuai
untuk menghasilkan gerakan yang diinginkan, korteks pramotorik harus diberi
informasi tentang posisi tubuh saat itu terhadap sasaran. Korteks pramotorik
dituntun oleh masukan sensorik yang diproses oleh korteks parietal posterior,
suatu bagian yang terletak di posterior (di belakang) korteks somatosensorik
primer. Kedua daerah motorik yang lebih tinggi ini memiliki banyak interkoneksi
anatomik dan berkaitan erat secara fungsional. Jika salah satu daerah ini rusak,
orang yang bersangkutan tidak dapat memproses informasi sensorik kompleks
untuk melaksanakan gerakan bertujuan dalam konteks ruang; sebagai contoh,
pasien tidak dapat menggunakan peralatan makan dengan baik Meskipun daerah-
daerah motorik yang lebih tinggi ini memerintah korteks motorik primer dan
penting dalam persiapan eksekusi gerakan volunter bertujuan, para peneliti tidak
dapat menyatakan bahwa gerakan volunter benar-benar dimulai dari bagian ini.
(Sherwood, 2013)

Hal ini mendorong lebih jauh pertanyaan mengenai bagaimana dan di mana
aktivitas volunter dimulai. Mungkin tidak ada satu bagian yang bertanggung
jawab. tidak diragukan lagi, banyak jalur yang akhirnya dapat menghasilkan
gerakan volunter. misalnya sewaktu kita melakukan tindakan sederhana
mengambil apel untuk dimakan. Ingatan Anda memberi tahu bahwa buah tersebut
ada di wadah di dapur. Sistem sensorik, disertai pengetahuan Anda yang
didasarkan pada pengalaman sebelumnya, memungkinkan Anda membedakan
apel dari buah jenis lain di dalam wadah tersebut. Ketika menerima informasi
sensorik terpadu ini, sistem motorik mengeluarkan perintah ke otot-otot yang
tepat dalam urutan yang benar untuk memungkinkan Anda bergerak ke wadah dan
mengambil apel sasaran. Selama eksekusi tindakan ini, dilakukan penyesuaian-
penyesuaian kecil dalam perintah motorik, berdasarkan infoimasi baru yang terus-
menerus diberikan oleh masukan sensorik tentang posisi tubuh Anda relatif
terhadap sasaran. Kemudian terdapat isu motivasi dan perilaku. Apakah Anda
mencari apel karena Anda lapar (dideteksi oleh sistem saraf di hipotalamus) atau
karena skenario perilaku yang lebih rumit (misalnya, Anda mulai berpikir tentang
makanan karena Anda baru melihat seseorang makan di televisi)? Mengapa Anda
memilih apel dan bukan pisang jika kedua buah tersebut ada di wadah dan Anda
menyukai rasa keduanya, dan seterusnya? Karena itu, memulai dan melaksanakan
gerakan volunter bertujuan sebenarnya mencakup timbal-balik saraf kompleks
yang melibatkan keluaran dari region motorik yang dituntun oleh informasi
sensorik terpadu dan akhirnya bergantung pada sistem motivasi dan elaborasi
pikiran. Semua ini terjadi di atas latar gudang ingatan yang dapat Anda gunakan
untuk mengambil keputusan tentang gerakan yang diinginkan. (Sherwood,2013)
Bagian Otak

Gambar 4. Struktur dan komponen utama otak (Sherwood, 2013)

Keterangan fungsi :
Korteks Serebrum:
1. Persepsi sensorik
2. Kontrol gerakan sadar
3. Bahasa
4. Sifat kepribadian
5. Proses mental canggih, misalnya berpikir, mengingat,
mengambilkeputusan, kreativitas, dan kesadaran diri. (Sherwood,2013)
Nukleus Basal:
1. Inhibisi tonus otot
2. Koordinasi gerakan lambat menetap
3. Menekan pola gerakan yang tidak bermanfaat. (Sherwood,2013)
Talamus:
1. Stasiun pemancar untuk semua masukan sinaps
2. Kesadaran kasar terhadap sensasi
3. Berperan dalam kesadaran
4. Berperan dalam kontrol motorik(Sherwood, 2013)

Hipotalamus:
1. Regulasi banyak fungsi homeostatik, misalnya kontrol suhu, haus,
pengeluaran urine, dan asupan makanan
2. Penghubung penting antara sistem saraf dan endokrin
3. Banyak terlibat dalam emosi dan pola perilaku dasar
4. Berperan dalam siklus tidur-bangun. (Sherwood, 2013)

Serebelum:
1. Mempertahankan keseimbangan
2. Meningkatkan tonus otot
3. Mengoordinasikan dan merencanakan aktivitas otot sadar terampil.
(Sherwood,2013)

Batang otak:
1. Aral clari sebagian besar saraf kranialis perifer
2. Pusat kontrol kardiovaskular, respirasi, dan pencernaan
3. Regulasi refleks otot yang berperan dalam keseimbangan dan postur
4. Penerimaan dan integrasi semua masukan sinaps dari korda. spinalis;
pengaktifan korteks serebrumdan keadaan terjagai
5. Berperan dalam siklus tidur-bangun. (Sherwood,2013)
 Anatomi Otak

Gambar 5. Daerah-daerah fungsional korteks cerebrum (Sherwood, 2013)

Gambar 6. Struktur anatomi otak (Paulsen, 2010)


Vaskularisasi pada Otak

Otak diperdarahi oleh dua arteria carotis interna dan dua arteria vertebralis.
Keempay arteri terletak didalam spatium subarachnoideum, dan cabang-
cabangnya beranastomosis pada permukaan inferior otak untuk membentuk
circulus Willisi. (Snell, 2015)
Circulus Willisi
Terletak didalam fossa interpeduncularis pada basis cranii. Sirkulus ini dibentuk
oleh anastomosis antara kedua arteria vertebralis. Arteria communicans anterior,
arteria cerebri anterior, arteria carotis interna, arteria communicans posterior,
arteria cerebri posterior, dan arteria basilaris ikut membentuk sirkulus. Circulus
Willisi memungkinkan darah yang masuk melalui arteria carotis interna atau
arteria vertebralis dapat memperdarahi semua bagian dikedua hemispherium
cerebri. Cabang-cabang kortikal dan sentral berasal dari sirkulus dan
memperdarahi jaringan otak.
Variasi ukuran arteri yang membentuk sirkulus umum ditemukan, dan tidak
adanya satu atau kedua arteria communicans posterior juga dilaporkan.
(Snell, 2015).
Arteri untuk daerah Otak tertentu
Corpus striatum dan capsula interna terutama mendapat darah dari rami
centrales striatae mediales dan laterales arteriae cerebri mediae. Cabang-cabang
sentral arteria cerebri anterior memperdarahi struktur-struktur otak lainnya.
Thalamus terutama mendapat darah dari cabang-cabang arteria communicans
posterior, arteria basilaris, dan arteria cerebri posterior.
Mesencephalon diperdarahi oleh arteria cerebri posterior, arteria posterior
cerebelli, dan arteria basilaris.
Pons diperdarahi oleh arteria basilaris dan arteria anterior, inferior, dan superior
crebelli.
Medulla oblongata diperdarahi oleh arteria vertebralis, arteria spinalis anterior
dan posterior, arteria inferior posterior cerebelli, dan arteria basilaris.
Cerebellum diperdarahi oleh arteria cerebelli superior, inferior anterior cerebelli,
dan inferior posterior cerebelli.
(Snell, 2015).

Arteria Carotis Interna

Dimulai pada bifurcatio arteriae carotidis communis. Disini, biasanya terdapat


dilatasi setempat, disebut sinus caroticus. Arteri ini berjalan naik melalui leher dan
menembuh basis cranii melalui canalis caroticus ossis temporalis. Selanjutnya,
arteri berjalan secara horizontal kedepan melalui sinus cavernosus dan muncul
pada sisi medial processus clinoideus anterior dengan menembus dura meter.
Arteri tersebut lalu masuk kedalam spatium subarachnoideum dengan cara
menembus arachnoidea mater dan berbelok ke posterior menuju keujung medial
sulcus cerebri lateralis. Disini, arteria carotis interna terbagi dua menjadi arteria
cerebri anterior dan arteria cerebri media.  (Snell, 2015)

Cabang-Cabang Pars Cerebralis

1. Arteria ophthalmica berasal dari arteria carotis interna ketika muncul


dari sinus cavernosus. Arteria ophthalmica masuk keorbita melalui canalis
opticus dibawah dan lateral nervus opticus. Arteri ini memperdarahi
mataserta struktur-struktur orbita lainnya, dan cabang-cabang terminalnya
memperdarahi daerah frontal kulit kepala, sinus ethmoidalis, sinus
frontalis, dan dorsum nasi.
2. Arteria communicans posterior adalah pembuluh kecil yang berasal dari
arteria carotis interna dekat dengan cabang terminalnya. Arteria
communicans posterior berjalan kearah posterior diatas nervus
oculomotorius untuk bergabung dengan arteria cerebri posterior sehingga
ikut membentuk circulus Willisi.
3. Arteria choroidea sebuah cabang kecil, yang juga berasal dari arteria
carotis interna dekat cabang terminalnya. Arteria choroidea berjalan
keposterior didekat tractus opticus, masuk kedalam cornu inferius
ventriculi lateralis, dan berakhir pada plexus choroideus. Arteri ini
membentuk cabang-cabang kecil untuk struktur-struktur disekitarnya,
termasuk crus cerebri, corpus geniculatum laterale, tractus opticus, dan
capsula interna.
4. Arteria cerebri anterior merupakan cabang terminal arteria carotis
interna yang kecil. Arteria cerebri anterior berjalan kedepan dan medial,
superior terhadap nervus opticus, dan masuk ke fissura longitudinalis
cerebri. Disini, arteri ini berhubungan dengan arteria cerebri anterior sisi
kontralateral melalui ateria communicans anterior. Arteri melengkung
kebelakang diatas corpus callosum, dan akhirnya beranastomosis dengan
arteria cerebri posterior. Cabang-cabang kortikal memperdarahi seluruh
permukaan medial cortex cerebri dibagian posterior hingga mencapai
sulcus parietooccipitalis. Cabang-cabang tersebut juga memperdarahi
cortex cerebri selebar pita 1 inci (2,5 cm) pada permukaan lateral
hemispherium cerebri yang berdekatan. Dengan demikian, arteria cerebri
anterior memperdarahi ‘area tungkai’ gyrus precentalis. Sekelompok
cabang sentral menembus substansia perforata anterior dan membantu
memperdarahi bagian-bagian nucleus lentiformis, nucleus caudatus, dan
capsula interna.
5. Arteria cerebri media cabang terbesar arteria carotis interna, berjalan
kelateral didalam sulcus cerebri lateralis. Cabang-cabang kortikal
memperdarahi seluruh permukaan lateral hemispherium cerebri, kecuali
daerah pita sempit yang disuplai oleh arteria cerebri anterior, polus
occipitalis, dan permukaan inferolateral hemispherium cerebri, yang
diperdarahi oleh arteria cerebri posterior. Dengan demikian, arteri ini
memperdarahi seluruh daerah motorik, kecuali ‘area tungkai’. Cabang-
cabang sentral masuk ke substansia perforata anterior dan memperdarahi
nucleus lentiformis, nucleus caudatus, dan capsula interna.
(Snell, 2015)

Arteria Vertebralis

Cabang pertama bagian arteria subclavia, naik kedalam leher melalui enam
foramen proccesus transversus vertebrae cervicales bagian atas. Arteri ini masuk
ke cranium melalui foramen magnum dan menembus dura metes dan arachnoidea
mater untuk masuk kedalam spatium subarachnoideum. Selanjutnya, arteri
berjalan keatas, depan, dan medial terhadap medulla oblongata. Pada pinggir
bawah pons, areavertebralis sisi kontralateral untuk membentuk arteria basilaris.
(Snell, 2015)

Cabang-cabang Pars Cranialis


1. Rami meningei adalah cabang kecil dan memperdarahi tulang serta
dura di fossa cranii posterior.
2. Arteria spinalis posterior dapat berasal dari arteria vertebralis atau
arteria inferior posterior cerebelli. Arteri ini berjalan turun pada
permukaan posterior medulla spinalis dekat radices posterius nervi
spinalis. Cabang-cabang ini diperkuat oleh arteria radicularis zang
masuk canalis vertebralia melalui foramina intervertebralis.
3. Arteria spinalis anterior dibentuk dari cabang masing-masing arteria
vertebralis dekat bagian akhirnya. Sebagai arteri tunggal, arteria
spinalis anterior berjalan turun pada permukaan anterior medulla
oblongata dan medulla spinalis, serta terbenam didalam pia meter
disepanjang fissura mediana anterior. Arteri ini akan diperkuat oleh
arteria radicularis yang masuk canalis vertebralis melalui foramina
intervertebralia.
4. Arteria inferior posterior cerebelli, Cabang terbesar arteria
vertebralis, berjalan tidak teratur diantara medulla oblongata dan
cerebellum. Arteri ini memperdarahi permukaan inferior vermis, nuclei
centrales cerebelli, dan permukaan bawah hemispherium cerebelli;
serta memperdarahi medulla oblongata dan plexus chrocoideus
ventriculi quarti.
5. Arteria medullaris merupakan cabang-cabang yang sangat kecil yang
didistribusikan kemedulla oblongata. 

Arteria Basilaris
Terbentuk dari gabungan kedua arteria vertebralis, berjalan keatas
didalam sulkus pada permukaan anterior pons. Pada pinggir atas pons,
arteri ini bercabang menjadi dua arteria cerebri posterior.
Cabang-cabang

1. Arteria pontis adalah pembuluh-pembuluh kecil yang masuk kedalam


substansi pons.

2. Arteria labyrinthi merupakan arteri yang panjang dan sempit yang


menyertai nervus facialis dan nervus vestibulocochlearis masuk
kedalam meatus acusticus internus dan memperdarahi telinga dalam.
Arteri ini sering berasal dari cabang arteria inferior anterior cerebelli.
3. Arteria inferior anterior cerebelli berjalan kearah posterior dan lateral
untuk memperdarahi bagian anterior dan inferior cerebellum.
Beberapa cabang berjalan ke pons dan bagian atas medulla oblongata.
4. Arteria superior cerebelli berasal didekat bagian terminal arteria
basilaris. Arteri ini berkelok-kelok disekiran pendunculus cerebri dan
memperdarahi permukaan superior cerebellum.
Arteria cerebellaris superior juga memperdarahi pons, glandula pinealis,
dan velum medullare superior.
5. Arteria cerebri posterior melengkung kearah lateral dan belakang
disekeliling mesencephalon, kemudian bergabung dengn ramus
communicans posterior arteriae caroditis internae. Cabang-cabang
kortikal memperdarahi permukaan inferolateral dan medial lobus
tmporalis dan permukaan lateral dan medial lobus occipitalis. Dengan
demikian, arteria cerebri posterior memperdarahi konteks visual.
Cabang-cabang sentral menembus substansi otak dan memperdarahi
bagian-bagian thalamus dan nucleus lentiformis, serta mesencephalon,
glandula pinealis, dan corpus geniculatum mediale.
Ramus choroideus masuk kedalam cornuinferius ventriculi lateralis dan
memperdarahi plexus choroideus. Arteri ini juga memperdarahi plexus
choroideus ventriculi tertii.
(Snell, 2015)

2. Mekanisme sistem saraf

Gambar 7. Mekanisme sistem saraf (Guyton, 2011)


Gambar 8. Mekanisme sistem saraf (Guyton, 2011)

Jaras kolumna dorsalis –lemnikus medialis. Serat –serat saraf yang


memasuki kolumna dorsalis naik menuju medula dorsalis tanpa terputus dimana
serat-serat ini akan bersinaps pada nuklei kolumna dorsalis. Dari nuklei tersebut,
neuron orde kedua akan segera menyilang ke sisi batang otak yang berlawanan
dan naik ke lemnikus medialis ke talamus. Dalam jaras yang melewati batang otak
ini, setiap lemnikus medialis bergabung dengan serat-serat tambahan yang berasal
dari nukleus dan sensorik nervus trigeminal, serat-serat ini memiliki fungsi
sensorik yang sama untuk daerah kepala seperti fungsi serat kolumna dorsalis
untuk daerah untuk daerah tubuh. ( Guyton, 2011)
Struktur Sistem Syaraf

Gambar 9. Struktur Sistem Saraf (Sherwood, 2013)

1. Dendrit

Dendrit adalah percabangan dari badan sel saraf yang berupa tonjolan sitoplasma
yang pendek dan bercabang-cabang. Fungsi dendrit adalah untuk menerima dan
mengantarkan rangsangan ke badan sel.

2. Badan Sel

Badan sel adalah bagian utama dari sel saraf yang mengandung bagian-bagian
yang umumnya dimiliki oleh sel hewan. Di dalam badan sel terdapat sitoplasma,
nukleus (inti sel), dan nukleolus (anak inti sel). Fungsi badan sel adalah untuk
menerima impuls (rangsangan) dari dendrit dan meneruskannya ke neurit (akson).

3. Inti Sel

Inti sel (nukleus) adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel
saraf (neuron). Di dalam inti sel juga terdapat kromosom dan DNA yang
berfungsi untuk mengatur sifat keturunan dari sel tersebut.
4. Neurit

Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan penjuluran sitoplasma
badan sel. Neurit disebut juga akson. Neurit mirip dengan dendrit. Namun neurit
hanya ada satu dan berukuran lebih besar dan lebih panjang dari dendrit. Di dalam
neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Akson berperan
dalam menghantarkan impuls dari badan sel menuju efektor, seperti otot dan
kelenjar. Walaupun diameter akson hanya beberapa mikrometer, namun
panjangnya bisa mencapai 1 hingga 2 meter. Fungsi neurit adalah untuk
meneruskan impuls dari badan sel saraf ke sel saraf lainnya.

5. Selubung Mielin

Selubung mielin adalah selaput pembungkus neurit. Selubung mielin banyak


mengandung lemak dan bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen
disebut nodus ranvier. Selubung mielin dikelilingi oleh sel schwann. Sel yang
memproduksi selubung mielin disebut sel glial atau oligodendrosit. Fungsi
selubung mielin adalah untuk melindungi neurit dari kerusakan dan mencegah
impuls bocor. Fungsi selubung mielin mirip pembungkus kabel listrik yang
bersifat isolator.

6. Sel Schwann

Sel schwann adalah sel yan mengelilingi selubung mielin. Sel ini ditemukan oleh
Theodore Schwann, seorang ilmuwan dari Jerman. Sel schwann bekerja dengan
menghasilkan lemak dan membungkus neurit berkali-kali sampai terbentuk
selubung mielin. Fungsi sel schwann adalah untuk mempercepat jalannya impuls,
membantu menyediakan makanan untuk neurit, dan membantu regenerasi neurit.

7. Nodus Ranvier

Nodus ranvier adalah bagian pada neurit yang tidak terbungkus selubung mielin.
Selubung mielin berfungsi sebagai pelindung akson dan membungkusnya, namun
selubung ini tidak membungkus secara keseluruhan, dan yang tidak terbungkus
merupakan Nodus Ranvier. Fungsi utamanya sebagai loncatan untuk
mempercepat impuls saraf ke otak atau sebaliknya. Nodus ranvier berdiameter
sekitar 1 mikrometer dan ditemukan oleh Louis-Antoine Ranvier. Adanya nodus
ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang
lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan. Jika nodus ranvier
diselubungi oleh selubung myelin maka impul saraf tidak bisa loncat ke nodus
ranvier, akhirnya tidak terjadi respon apapun.

8. Oligodendrosit

Oligodendrosit adalah sebuah sel pendukung yang menyediakan isolasi bagi sel-
sel saraf dengan membentuk selubung mielin di sekitar akson. Fungsi
oligodendrosit adalah untuk membentuk selubung mielin yang sama pada sistem
saraf pusat dan sebagai sel penyokong. Oligodendrosit memiliki beberapa juluran
memanjang yang masing-masing membungkus (seperti dadar gulung) sepotong
akson antarneuron untuk membentuk segmen mielin.

9. Sinapsis

Sinapsis adalah titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron
lain. Pada setiap neuron, terminal aksonnya membengkak membentuk suatu
tonjolan kecil yang disebut tombol sinapsis. Pada setiap sinapsis terdapat celah
sinapsis. Sebuah sinapsis menyediakan koneksi antar neuron yang memungkinkan
informasi sensorik mengalir di antara mereka. Pada bagian ujung akson terdapat
kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang
disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan
kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.
Fungsi sinapsis adalah untuk mengirimkan impuls dari akson ke dendrit di sel
saraf lain.
(Snell, 2015)
SEL PENYOKONG
Dikenal 2 jenis sel penyokong ialah sel penyokong pada sistem saraf pusat dan sel
penyokong pada sistem saraf perifer
A. Sel penyokong pada sistem saraf pusat.
Sel penyokong memiliki jumlah kira-kira 10 kali lebih besar daripada sel
sarafnya sendiri. Umumnya berukuran kecil namun dalam jumlah melimpah.
Selnya memiliki taju-taju banyak namun sukar diperagakan tanpa
menggunakan pewarnaan khusus. Sel penyokong atau neuroglia/sel glia pada
sistem saraf pusat adalah:
1. makroglia, yang mencakup astroglia/astrosit dan
oligodendroglia/oligodensdrosit.
2. mikroglia, dan
3. sel ependimal. (Snell, 2015)

1. Astrositus/astroglia: berukuran paling besar di antara sel glia, demikian pula


ukuran nukleusnya. Bentuk sel sferis tidak teratur dan tercat pucat. Taju atau
procesus sel bercabang-cabang, dan pada ujungnya menggelembung disebut
pedikel/pediculus atau vascular end-feet. Pedikel-pedikel ini menyelubungi
kapiler piamater dan merupakan komponen penting untuk “blood-brain
barrier”/sawar darah otak. Jenis astrositus ada 2 ialah:
a. astrosit protoplasmik dan
b. astrosit fibrosa.
a. astrosit protoplasmik/astrocytus protoplasmicum: umumnya terdapat di dalam
substantia grisea. Sitoplasma penuh granula pendek-pendek dan tebal dan tajutaju
selnya bercabang banyak. Fungsinya menyimpan glikogen,mempunyai fungsi
fagositik,dan menjadi penyalur bahan-bahan dasar dan bahan metabolit.
b. astrosit fibrosa/astrocytus fibrosum, lebih banyak terdapat di dalam substantia
alba. Pada pewarnaan dengan perak, sitoplasma tampak penuh dengan material
fibrous. Taju-taju sitoplasmiknya panjang, kurang bercabang-cabang bila
dibandingkan dengan astrosit protoplasmik. Funginya menyediakan kerangka
penyokong sebagai insulator listrik, membatasi penyebaran neurotransmitter dan
mengambil ion K+. (Snell, 2015)
2. oligodendroglia/oligodendrosit, jumlahnya paling banyak di antara sel glia.
Terdapat baik pada substantia alba maupun substantia grisea. Nukleus berbentuk
sferis, ukurannya ada di antara ukuran astrosit dan mikroglia. Sel ini merupakan
sel pembentuk myelin seperti halnya sel Schwann. Fungsinya untuk myelin SSP
dan mempengaruhi biokimiawi neuron. (Snell, 2015)
3. Mikroglia. Berukuran paling kecil dan paling jarang dijumpai, umumnya dapat
dijumpai pada substania alba dan substantia grisea. Nukleusnya kecil dan
bentuknya memanjang (kadang seperti kacang), dengan kromatin terkondensasi
sehingga pada pewarnaan dengan HE tampak hitam/gelap. Taju selnya pendek
dan bercabangcabang. Mikroglia berasal dari mesenkim (mesodermal), atau
kemungkinan dan gliobiast yang berasal dan neuroepitelial.fungsinya Beberapa
mikroglia dapat berperan sebagai komponen sistem fagosit mononuclear,memiliki
kemampuan fagositik dan berpoliferasi pada penyakit. (Snell, 2015)
4. Sel ependim, berasal dari sel neuroepitelial yang melapisi bagian dalam crista
neuralis. Pada orang dewasa masih berbentuk epitelial alami, dan memiliki
beberapa cilia. Umumnya berbentuk silindris selapis, memiliki basal taju sel yang
meluas ke dalam substantia grisea. Pelapis enpendimal berlanjut menjadi epitel
kuboid pleksus koroideus. Fungsinya mengalirkan LCS dan mengangkut zat-zat
dari LCS ke sistem portal hipofisis. (Snell, 2015)

B. Sel penyokong sistem saraf perifer


1. Sel Schwann: satu sel Schwann dapat menyelubungi beberapa segmen akson
tak bermyelin atau menyelubungi satu segmen akson yang berselubung myelin.
Setiap segmen akson bermyelin diselubungi oleh berlapis-lapis taju-taju sel
Schwann dengan sitoplasmanya, dan sisa membran plasma sel Schwann yang
berlapis-lapis disebut myelin, tersusun terutama oleh fosfolipid. Jarak di antara
selubung myelin disebut nodus Ranvier atau nodus myelinicus.
2. Sel satelit, merupakan spesialisasi sel Schwann dalam ganglion craniocpinal
dan ganglion autonomik. Nukleusnya berbentuk sferis dan penuh kromatin. Pada
preparat sel satelit ini tampak khas sebagai talimutiara atau rentengan mutiara
menyelubungi sel ganglion besar. (Snell,2015)
Daftar Pustaka
1. Guyton A.C. and J.E. Hall. 2011. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 10.
Jakarta: EGC.
2. Netter, Frank H. 2014. Atlas of Human Anatomy 25th Edition. Jakarta: EGC.
3. Paulsen F. & J. Waschke. 2010. Sobotta atlas anatomi manusia kepala, leher,
dan Neuroanatomi.edisi 23 jilid 3. Jakarta:EGC.
4. Sherwood, Laurace.2013.Fisiologi dari sel ke sistem.Edisi 8.Jakarta:EGC
5. Snell, Richard S.2015.Neuroanatomi klinik. Edisi 7. Jakrta:EGC
6. Tortora, G.J. dan Derrickson, B. 2011. Principles of Anatomy and Physiology.
13th Edition. Volume I. Hoboken: John Wiley & Sons Inc.

Anda mungkin juga menyukai