2254 4607 1 SM
2254 4607 1 SM
Ary Widiyanto, Aji Winara, Edy Junaidi, Mohamad Siarudin, dan Yonky Indrajaya
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry,Badan Litbang Kementerian Kehutanan
Jl Raya Ciamis-Banjar KM 4, Ciamis
ABSTRACT.Wanggalem is an area located in Merauke district within Wasur National Park, Papua,dominated
by cajeput tree species. This research aimed to measure species diversity of cajuput tree species in those
area. A vegetation analysis was conducted by appliying 25 plots with 20 m x 20 m size of each plot. Each plot
was divided into 2 m x 2 m sub plot for seedling, 5 m x 5 m sub plot for sapling, and 10 m x 10 m sub plot for
poles.The results show that there are three cajuput tree species in this area, Melaleuca leucadendron. M.
sp and M. cajuputi. All of tree growth level (seedling, sapling, pole and tree) are dominated by M. cajuputi.
Species diversity in Wanggalem area is very low because only 4 (four) species from 2 (two) genera were
discovered.
ABSTRAK.Wanggalem merupakan daerah yang berlokasi di Distrik Merauke yang berada di dalam Taman
Nasional Wasur, Papua yang didominasi oleh tumbuhan penghasil kayu putih. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui keanekaragaman jenis tumbuhan penghasil kayu putih yang berada di daerah tersebut. Analisis
vegetasi dilakukan dengan membuat 25 plot berukuran 20 m x 20 m. Masing-masing plot dibagi menjadi sub
plot berukuran 2 m x 2 m untuk pengukuran tingkat semai, 5 m x 5 m untuk pengukuran tingkat pancang, 10
m x 10 m pengukuran tingkat tiang dan 20 m x 20 m pengukuran tingkat pohon Hasil penelitian menujukan
ada tiga jenis tumbuhan penghasil kayu putih yaitu Melaleuca leucadendron M. sp and M. cajuputi. Semua
tingkat pertumbuhan pohon (semai, pancang , tiang dan pohon) didominasi oleh jenis M. cajuputi. Hutan di
wilayah Wanggalem sangat rendah keanekaragaman jenisnya karena hanya ditemukan 4 (empat) jenis dari
2 (dua) genus.
266
Ary Widiyanto, dkk: Keanekaragaman Jenis Tumbuhan …………….…....(2):266-271
membuat pohon ini mampu tumbuh subur. mencapai lebih dari 90 cm. Tingkat keasaman
Kawasan Taman Nasional Wasur yang terletak tanah termasuk agak basa dengan pH tanah 6,7
di Kabupaten Merauke merupakan salah satu – 7. infiltrasi tanah tergolong rendah sehingga
taman nasional di Indonesia yang memiliki potensi membentuk genangan. Sementara itu Suhu
tipe vegetasi yang beragam dan didominasi oleh dilapangan mencapai 34 C. o
METODOLOGI Analisis
Data dianalisi smenggunakan Indeks Nila
Lokasi Penelitian iPenting (INP) yang diperoleh berdasarkan
Penelitian ini dilaksanakan di daerah perhitungan Kerapatan (K), Kerapatan Relatif (KR),
Wanggalem, yang termasuk wilayah SPTN III Wasur Frekuensi (F), Frekuensi Relatif (FR), Dominansi
Balai TN Wasur Kabupaten Merauke Provinsi Papua. (D), Dominansi Relatif (DR) seperti dijelaskan pada
Lokasi yang dipilih didasarkan pada pola sebaran persamaan (1) –(8):
ekologis kayu putih dari jenis dominan Melaleuca Jumlah individu
Kerapatan (K ) =
cajuputi. Sebaran jenis ini di wilayah Wanggalem Luas petak ukur
berada pada ketinggian yang hampir sama hingga Kerapatan satu jenis
Kerapatan Relatif (KR) = ×100%
25 mdpl. Kondisi topografi lahan termasuk datar. Kerapatan seluruh jenis
Jenis tanah yang dijumpai pada habitat hutan Jumlah petak penemuan suatu jenis
Frekuensi (F ) =
dominan Melaleuca cajuputi adalah jenis tanah Jumlah seluruh petak
inseptisol dengan kedalaman lapisan organik
267
Jurnal Hutan Tropis Volume 2 No. 3, Edisi November 2014
Indeks Nilai Penting (INP) = Gambar 1. Jumlah jenis dan genus pada setiap
KR + FR (tingkat semai dan pancang) tingkat pertumbuhan pada hutan
dominan kayu putih di wilayah
Selanjutnya, untuk menghitung indeks Wanggalem, TN Wasur.
keanekaragaman, kami menggunakan indeks Figure 1 .
Number of species and genera for
keanekaragaman Shannon-Wiener seperti disajikan each growth level in forest dominated
pada persamaan (9 ): by cajuput trees at Wanggalem, Wasur
National Park)
H=
Gambar 1. Menunjukan bahwa jumlah jenis dan
genus pada tingkat pertumbuhan semai, pancang dan
Dimana: tiang sama jumlahnya, yaitu dua jenis dan satu genus.
H = Indeks keanekaragaman Shannon-Wienner Variasi hanya dijumpai pada tingkat pohon yang terdiri
s = Jumlah spesies dari empat jenis dari dua genus. Meskipun jumlah
pi = n / N
i jenis dan genus terbanyak dijumpai pada tingkat
ni = jumlah individu jenis ke - i
pertumbuhan pohon, namun secara keseluruhan
N = jumlah total individu tipe vegetasi ini termasuk miskin keanekaragaman
jenis. Keanekaragaman jenis dalam satu areal hutan
dominan Asteromyrtus symphiocarpa dan Melaleuca
HASIL DAN PEMBAHASAN viridiflora bisa dilihat pada Gambar 2.
Terdapat beberapa tipe vegetasi di wilayah
Wanggalem meliputi hutan savana, hutan monsoon
dan padang rumput. Jenis kayu putih tersebar
secara luas pada tipe hutan savana baik savana
campuran maupun savana dominan jenis tertentu.
Jenis Melaleuca cajuputi banyak dijumpai pada
kondisi lahan yang terbuka, yang banyak tergenang
air, baik pada musim hujan maupun musim kering.
Kedua jenis tersebut ditemukan membentuk
vegetasi dominan tersendiri dan vegetasi campuran.
Gambar 2. Tipe hutan dominan Melaleuca cajuputi di
Hasil analisis vegetasi pada lokasi hutan
wilayah Wanggalem, TN Wasur, Papua
dominan genus Melaleuca di wilayah Wanggalem
Figure 2. Forest type dominated by Melaleuca
secara umum dijumpai sebanyak 4 (empat) jenis
cajuputi in Wanggalem, Wasur National
tumbuhan berkayu yang berasal dari 2 (dua)
Park, Papua)
genus. Sebaran jumlah jenis pada setiap tingkat
268
Ary Widiyanto, dkk: Keanekaragaman Jenis Tumbuhan …………….…....(2):266-271
269
Jurnal Hutan Tropis Volume 2 No. 3, Edisi November 2014
kerapatan individu dan INP sebesar 252,52 %. Hal hanya ditemukan pada 16, 2 dan 2 petak dari total
ini menunjukan bahwa potensi jenis M.viridiflora 25 petak contoh.
sebagai bahan baku minyak kayu putih sangat besar Pola sebaran jenis M. cajuputi dan M.sp di
dari aspek ketersediaan dan kemudahan panen. daerah Wanggalem, TN Wasur didominasi oleh
Karena umumnya daun kayu putih sebagai bahan tingkat pohon, dengan diameter diatas 20 cm.
baku kayu putih diambil dari tingkat pertumbuhan Bahkan beberapa diantara diketahui memiliki
tiang. diameter diatas 40 cm. Untuk tinggi pohon jenis M.
Sama halnya dengan nilai frekuensi, cajuputi dan jenis M. sp (sunggi) hampir sama yaitu
M.Viridiflora juga memiliki yang paling tinggi karena berkisar antara 14 – 23 m. hal ini cukup menyul;itkan
jenis ini ditemukan pada 16 petak contoh dari total dalam pengambilan (pengunduhan) daun yang
25 petak contoh, sedangkan A.symphiocarpa hanya akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan
ditemukan pada 4 petak contoh. kayu putih.
Sebaran diameter pohon penghasil minyak
Tingkat Pohon kayu putih bisa dilihat pada Gambar 3 di bawah ini.
Hasil analisis vegetasi pada tingkat pertumbuhan
pohon disajikan pada Tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4.
Keanekaragaman jenis tumbuhan tingkat
pohon di wilayah Wanggalem, TN Wasur
Table 4. Species diversity in trees level at
Wanggalem, Wasur National Park
No. Jenis K KR(%) FR(1%) DRDR
F D INP H Gambar 3.
Sebaran diameter tumbuhan kayu
1 (ind./ha)
Melaleuca
putih
1 101.92 65.43 100.00 55.56 3.92 63.87 184.86 0.1296
cajuputi
Fgure 3. Diameter performance of cajuput tree
2 Melaleuca sp. 50.00 32.10 64.00 35.56 2.20 35.93 103.59 0.1595
Jumlah 155.77 100 180.00 100.00 6.13 100.00 300.00 0.35511 Gambar 3 menunjukkan bahwa pohon jenis
Melaleuca cajuputi dan Melaleuca sp (sunggi)
sangat dominan pada kelas diameter antara 20,1 –
Tabel 4. menunjukkan bahwa jenis yang
30 cm, dan sangat sedikit ditemukan pada tingkatan
mendominasi tingkat pertumbuhan pohon adalah
tiang (diameter antara 10,1 - 20 cm)
jenis M. cajuputi dengan nilai kerapatan individu
101,92 ind/ha dan nilai INP sebesar 184,86 %, Secara umum kenakeanekaragaman jenis
tertinggi dibandingkan dengan jenis tumbuhan tumbuhan penghasil minyak kayu putih di wilayah
penghasil minyak kayu putih lain. Pada tingkat Wanggalem, Taman Nasional Wasur tergolong
pertumbuhan pohon, ditemukan jenis penghasil rendah. Hal ini ditunjukan dengan nilai indek
kayu putih yang tidak ditemukan pada tingkat keanekaragaman hayati shannon_wienner (H’)
pertumbuhan semai, pancang dan tiang yaitu M. yang berada pada rentang 0,0333– 0,1403 serta
leucadendron. Ditemukan juga tumbuhan atsiri hanya terdapat 4 (empat) jenis dari 2 (dua) genus.
lainnya yaitu Eucaliptus pelita, meskipun bukan Kondisi keanekaragaman jenis yang rendah pada
pengasil kayu putih. hutan dominan Melaleuca cajuputi belum diketahui
penyebabnya. Namun diperkirakan aspek tempat
M. cajuputi juga memiliki nilai frekuensi
tumbuh (jenis tanah) dan iklim mikro sangat
tertinggi, karena ditemukan pada pada semua
berpengaruh. Meskipun hutan dominan Melaleuca
petak contoh. Sedangkan jenis lain, yaitu M.sp, M.
cajuputi memiliki nilai keanekaragaman jenis yang
leucadendron dan Eucaliptus pelita masing-masing
270
Ary Widiyanto, dkk: Keanekaragaman Jenis Tumbuhan …………….…....(2):266-271
rendah, namun dari sudut produksi minyak kayu Indonesia Timur. Kerjasama Departemen
putih tidak menjadi pertimbangan penting, justru Kehutanan dan NRM/EPIQ Program
akan memudahkan dalam pengambilan daun, Protected Areas and Forest. Manado. http.
karena lokasinya yang mengumpul. www.nrm.bappenas.go.id.
271