Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Hutan Tropis Volume 2 No.

3 November 2014 ISSN 2337-7771


E-ISSN 2337-7992

KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN KAYU PUTIH DI DAERAH


WANGGALEM, TAMAN NASIONAL WASUR, PAPUA
Cajuput Species Diversity in Wanggalem Area, Wasur National Park, Papua

Ary Widiyanto, Aji Winara, Edy Junaidi, Mohamad Siarudin, dan Yonky Indrajaya
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry,Badan Litbang Kementerian Kehutanan
Jl Raya Ciamis-Banjar KM 4, Ciamis

ABSTRACT.Wanggalem is an area located in Merauke district within Wasur National Park, Papua,dominated
by cajeput tree species. This research aimed to measure species diversity of cajuput tree species in those
area. A vegetation analysis was conducted by appliying 25 plots with 20 m x 20 m size of each plot. Each plot
was divided into 2 m x 2 m sub plot for seedling, 5 m x 5 m sub plot for sapling, and 10 m x 10 m sub plot for
poles.The results show that there are three cajuput tree species in this area, Melaleuca leucadendron. M.
sp and M. cajuputi. All of tree growth level (seedling, sapling, pole and tree) are dominated by M. cajuputi.
Species diversity in Wanggalem area is very low because only 4 (four) species from 2 (two) genera were
discovered.

Keywords: Cajuput tree species, vegetation analysis, species diversity

ABSTRAK.Wanggalem merupakan daerah yang berlokasi di Distrik Merauke yang berada di dalam Taman
Nasional Wasur, Papua yang didominasi oleh tumbuhan penghasil kayu putih. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui keanekaragaman jenis tumbuhan penghasil kayu putih yang berada di daerah tersebut. Analisis
vegetasi dilakukan dengan membuat 25 plot berukuran 20 m x 20 m. Masing-masing plot dibagi menjadi sub
plot berukuran 2 m x 2 m untuk pengukuran tingkat semai, 5 m x 5 m untuk pengukuran tingkat pancang, 10
m x 10 m pengukuran tingkat tiang dan 20 m x 20 m pengukuran tingkat pohon Hasil penelitian menujukan
ada tiga jenis tumbuhan penghasil kayu putih yaitu Melaleuca leucadendron M. sp and M. cajuputi. Semua
tingkat pertumbuhan pohon (semai, pancang , tiang dan pohon) didominasi oleh jenis M. cajuputi. Hutan di
wilayah Wanggalem sangat rendah keanekaragaman jenisnya karena hanya ditemukan 4 (empat) jenis dari
2 (dua) genus.

Kata kunci: Tumbuhan kayu putih, analisis vegetasi, keanekaragaman jenis

Penulis untuk korespondensi, Surel: ary_301080@yahoo.co.id

PENDAHULUAN yang berada di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa


Barat berupa hutan tanaman kayu putih (Mulyadi
Potensi tanaman kayu putih di Indonesia cukup
2005). Minyak kayu putih yang berasal dari jenis
besar mencangkup antara lain daerah Maluku, Nusa
pohon Melaleuca leucadendron atau Melaleuca
Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Bali dan Papua
cajuputi itu banyak tumbuh liar di pulau Buru. Iklim
yang berupa hutan alam kayu putih. Sementara itu
pulau Buru yang panas dan rendah curah hujannya

266
Ary Widiyanto, dkk: Keanekaragaman Jenis Tumbuhan …………….…....(2):266-271

membuat pohon ini mampu tumbuh subur. mencapai lebih dari 90 cm. Tingkat keasaman
Kawasan Taman Nasional Wasur yang terletak tanah termasuk agak basa dengan pH tanah 6,7
di Kabupaten Merauke merupakan salah satu – 7. infiltrasi tanah tergolong rendah sehingga
taman nasional di Indonesia yang memiliki potensi membentuk genangan. Sementara itu Suhu
tipe vegetasi yang beragam dan didominasi oleh dilapangan mencapai 34 C. o

jenis tumbuhan yang berasal dari famili Myrtaceae.


Menurut Purba (1999), terdapat 4 formasi vegetasi Bahan dan Alat
di kawasan TN Wasur yang menyimpan potensi Bahan dan alat yang digunakan dalam
minyak kayu putih antara lain vegetasi hutan dominan penelitian ini meliputi meteran 50 m, dendrometer,
Meulaleuca (33.535 ha), vegetasi hutan Codominan kompas, tali rafia dan alat tulis.
Melaeuca-Eucalyptus (33.874 Ha), hutan jarang
(34.539 ha) dan hutan savana campuran (169.809 METODE PENELITIAN
Ha). Jenis kayu putih yang mendominasi beberapa
tipe vegetasi di TN Wasur adalah jenis Melaleuca Cara Pengumpulan Data
cajuputi (Winara, dkk, 2008; Winara, dkk, 2009).
Untuk mengetahui potensi keanekaragaman
Sementara itu menurut Raharyo (1996), terdapat
jenis tumbuhan penghasil kayu putih di alam
sembilan jenis Meulaleuca di kawasan TN Wasur
dilakukan teknik analisis vegetasi melalui metode
antara lain Melaleuca delbata, M. magnifica,
garis transek sesuai dengan sebaran alami minyak
M. cornucopiae, M.argentea, M.cuninghamii,
kayu putih. Penempatan plot dilakukan secara
M.leptospermum, M.cajuputi, M. leucadendra dan
disengaja (purposive sampling) pada titik-titik
M. sympiocarpa.
sebaran kayu putih.
Wilayah Wanggalem merupakan daerah di
Jumlah plot sampel sebanyak 25 plot berukuran
wilayah Taman Nasional Wasur yang didominasi
20 m x 20 m, sehingga luas total sampel adalah
oleh Melaleuca (Balai Taman Nasional Wasur,
10.000 m2. Dalam setiap setiap plot dibuat sub
1999). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
plot berukuran 2 m x 2 m untuk pengukuran tingkat
keanekaragaman jenis tumbuhan penghasil kayu
semai, 5 m x 5 m untuk pengukuran tingkat pancang,
putih di daerah Wanggalem, kawasan TN Wasur di
10 m x 10 m untuk pengukuran tingkat dan 20 m x
Papua.
20 m untuk pengukuran tingkat pohon.

METODOLOGI Analisis
Data dianalisi smenggunakan Indeks Nila
Lokasi Penelitian iPenting (INP) yang diperoleh berdasarkan
Penelitian ini dilaksanakan di daerah perhitungan Kerapatan (K), Kerapatan Relatif (KR),
Wanggalem, yang termasuk wilayah SPTN III Wasur Frekuensi (F), Frekuensi Relatif (FR), Dominansi
Balai TN Wasur Kabupaten Merauke Provinsi Papua. (D), Dominansi Relatif (DR) seperti dijelaskan pada
Lokasi yang dipilih didasarkan pada pola sebaran persamaan (1) –(8):
ekologis kayu putih dari jenis dominan Melaleuca Jumlah individu
Kerapatan (K ) =
cajuputi. Sebaran jenis ini di wilayah Wanggalem Luas petak ukur
berada pada ketinggian yang hampir sama hingga Kerapatan satu jenis
Kerapatan Relatif (KR) = ×100%
25 mdpl. Kondisi topografi lahan termasuk datar. Kerapatan seluruh jenis
Jenis tanah yang dijumpai pada habitat hutan Jumlah petak penemuan suatu jenis
Frekuensi (F ) =
dominan Melaleuca cajuputi adalah jenis tanah Jumlah seluruh petak
inseptisol dengan kedalaman lapisan organik

267
Jurnal Hutan Tropis Volume 2 No. 3, Edisi November 2014

Frekuensi suatu jenis pertumbuhan disajikan pada Gambar 1.


Frekuensi relatif (FR) = ×100%
Frekuensi seluruh jenis

Luas bidang dasar suatu jenis


Dominansi (D) =
Luas petak ukur
Dominansi suatu jenis
Dominansi Relatif (DR) = ×100%
Dominansi seluruh jenis

Indeks Nilai Penting (INP) =


KR + FR + DR (tingkat tiang dan pohon)

Indeks Nilai Penting (INP) = Gambar 1. Jumlah jenis dan genus pada setiap
KR + FR (tingkat semai dan pancang) tingkat pertumbuhan pada hutan
dominan kayu putih di wilayah
Selanjutnya, untuk menghitung indeks Wanggalem, TN Wasur.
keanekaragaman, kami menggunakan indeks Figure 1 . 
Number of species and genera for
keanekaragaman Shannon-Wiener seperti disajikan each growth level in forest dominated
pada persamaan (9 ): by cajuput trees at Wanggalem, Wasur
National Park)
H=
Gambar 1. Menunjukan bahwa jumlah jenis dan
genus pada tingkat pertumbuhan semai, pancang dan
Dimana: tiang sama jumlahnya, yaitu dua jenis dan satu genus.
H = Indeks keanekaragaman Shannon-Wienner Variasi hanya dijumpai pada tingkat pohon yang terdiri
s = Jumlah spesies dari empat jenis dari dua genus. Meskipun jumlah
pi = n / N
i jenis dan genus terbanyak dijumpai pada tingkat
ni = jumlah individu jenis ke - i
pertumbuhan pohon, namun secara keseluruhan
N = jumlah total individu tipe vegetasi ini termasuk miskin keanekaragaman
jenis. Keanekaragaman jenis dalam satu areal hutan
dominan Asteromyrtus symphiocarpa dan Melaleuca
HASIL DAN PEMBAHASAN viridiflora bisa dilihat pada Gambar 2.
Terdapat beberapa tipe vegetasi di wilayah
Wanggalem meliputi hutan savana, hutan monsoon
dan padang rumput. Jenis kayu putih tersebar
secara luas pada tipe hutan savana baik savana
campuran maupun savana dominan jenis tertentu.
Jenis Melaleuca cajuputi banyak dijumpai pada
kondisi lahan yang terbuka, yang banyak tergenang
air, baik pada musim hujan maupun musim kering.
Kedua jenis tersebut ditemukan membentuk
vegetasi dominan tersendiri dan vegetasi campuran.
Gambar 2. Tipe hutan dominan Melaleuca cajuputi di
Hasil analisis vegetasi pada lokasi hutan
wilayah Wanggalem, TN Wasur, Papua
dominan genus Melaleuca di wilayah Wanggalem
Figure 2. Forest type dominated by Melaleuca
secara umum dijumpai sebanyak 4 (empat) jenis
cajuputi in Wanggalem, Wasur National
tumbuhan berkayu yang berasal dari 2 (dua)
Park, Papua)
genus. Sebaran jumlah jenis pada setiap tingkat

268
Ary Widiyanto, dkk: Keanekaragaman Jenis Tumbuhan …………….…....(2):266-271

Tingkat Semai Pada tingkat pancang terlihat bahwa


Potensi keanekaragaman hayati hutan kayu keanekaragaman jenis sama dibanding tingkat
putih dominan Melaleuca cajuputi pada tingkat semai, yaitu hanya ditemukan dua jenis tumbuhan
semai disajikan pada Tabel 1. dan keduanya penghasil kayu putih, yaitu
Melaleuca cajuputi dan Melaleuca sp (sunggi).
Tabel 1. 
Keanekaragaman jenis tumbuhan tingkat
Tabel 2 menunjukan bahwa jenis M. Cajuputi juga
semai di wilayah Wanggalem, TN Wasur
mendominasi tingkat pertumbuhan pancang dengan
Table 1. Species diversity in seedling level at
kerapatan individu sebesar 2.523,08 ind/ha atau
Wanggalem, Wasur National Park
sebesar 88,17 % dari total kerapatan. Sedangkan
No. Jenis K KR FR
jenis pengasil kayu putih lainnya, yaitu Melaleuca
    (ind./ha) ((%) F ((%) INP H
Melaleuca sp (sunggi) memiliki nilai kerapatan sebesar 338,46
1 cajuputi 3,269.23 73.91 48.00 85.71 159.63 0.07816
ind/ha(11.83 %).
Melaleuca
2 sp. 1,153.85 26.09 8.00 14.29 40.37 0.14028 Pada nilai frekuensi, M. cajuputi juga memiliki
  Jumlah 4,423.08 100 56.00 100 200 0.2380 yang lebih tinggi karena jenis ini ditemukan pada 20
petak contoh dari total 25 petak contoh, sedangkan
Tabel 1 menunjukan bahwa jenis Melaleuca Melaleuca sp (sunggi) hanya ditemukan pada 8
cajuputi mendominasi tingkat pertumbuhan semai petak contoh saja. Meskipun M. cajuputi memiliki
dengan kerapatan individu sebesar 3.269,25 ind/ha nilai INP sebesar 159,60 % yang lebih besar
atau mencapai 73,23% dari total kerapatan. Hal ini dibandingkan dengan nilai INP Melaleuca sp 40,40
menunjukan bahwa pada tingkat semai regenerasi %, tetapi Melaleuca sp memiliki tingkat indeks
jenis M. cajuputi sangat baik. Demikian juga dari nilai keanekaragaman hayati yang lebih tinggi.
frekuensi jenis M. cajuputi memiliki nilai frekuensi yang
lebih tinggi karena jenis ini ditemukan pada 12 petak Tingkat Tiang
contoh, sedangkan Melaleuca sp (atau dikenal oleh Hasil analisis vegetasi tingkat pertumbuhan
masyarakat lokal sebagai sunggi) hanya ditemukan tiang disajikan pada Tabel 3.
pada 2 petak contoh dari total 25 petak contoh.
Tabel 3. 
Keanekaragaman jenis tumbuhan tingkat
Pada tingkat semai terlihat bahwa tiang di wilayah Wanggalem, TN Wasur
keanekaragaman jenis sangat miskin karena hanya Table 3. Species diversity in poles level at
ada dua jenis saja yang ditemukan. Wanggalem, Wasur National Park
No. Jenis K KR FR DR
Tingkat Pancang     (ind./ha) ((%) F ((%) D ((%) INP H

Hasil analisis vegetasi tingkat pertumbuhan Melaleuca


1 cajuputi 184.62 75.00 64.00 80.00 0.35 97.52 252.52 0.0630
pancang disajikan pada Tabel 2. Melaleuca
2 sp. 61.54 25.00 16.00 20.00 0.01 2.48 47.48 0.1267
Tabel 2 
Keanekaragaman jenis tumbuhan tingkat
  Jumlah 246.15 100 80.00 100 0.36 100 300 0.2380
pancang di wilayah Wanggalem, TN Wasur
Table 2. 
Species diversity in sapling level at
Sama hal pada tingkat semai dan pancang,
Wanggalem, Wasur National Park
ada dua jenis yang merupakan penghasil minyak
No. Jenis K KR FR
kayu putih, yaitu Melaleuca cajuputi dan Melaleuca
    (ind./ha) ((%) F ((%) INP H
Melaleuca sp (sunggi). Tabel 3 menunjukan bahwa jenis
1 cajuputi 2,523.08 88.17 80.00 71.43 159.60 0.0782 M.viridiflora mendominasi tingkat pertumbuhan
Melaleuca
2 sp. 338.46 11.83 32.00 28.57 40.40 0.14032 tiang dengan nilai kerapatan dan INP yang besar
  Jumlah 2,861.54 100 112.00 100 200 0.2380 jika dibandingkan dengan jenis penghasil kayu
putih lainnya, yaitu sebesar 184,62 ind/ha untuk

269
Jurnal Hutan Tropis Volume 2 No. 3, Edisi November 2014

kerapatan individu dan INP sebesar 252,52 %. Hal hanya ditemukan pada 16, 2 dan 2 petak dari total
ini menunjukan bahwa potensi jenis M.viridiflora 25 petak contoh.
sebagai bahan baku minyak kayu putih sangat besar Pola sebaran jenis M. cajuputi dan M.sp di
dari aspek ketersediaan dan kemudahan panen. daerah Wanggalem, TN Wasur didominasi oleh
Karena umumnya daun kayu putih sebagai bahan tingkat pohon, dengan diameter diatas 20 cm.
baku kayu putih diambil dari tingkat pertumbuhan Bahkan beberapa diantara diketahui memiliki
tiang. diameter diatas 40 cm. Untuk tinggi pohon jenis M.
Sama halnya dengan nilai frekuensi, cajuputi dan jenis M. sp (sunggi) hampir sama yaitu
M.Viridiflora juga memiliki yang paling tinggi karena berkisar antara 14 – 23 m. hal ini cukup menyul;itkan
jenis ini ditemukan pada 16 petak contoh dari total dalam pengambilan (pengunduhan) daun yang
25 petak contoh, sedangkan A.symphiocarpa hanya akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan
ditemukan pada 4 petak contoh. kayu putih.
Sebaran diameter pohon penghasil minyak
Tingkat Pohon kayu putih bisa dilihat pada Gambar 3 di bawah ini.
Hasil analisis vegetasi pada tingkat pertumbuhan
pohon disajikan pada Tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4. 
Keanekaragaman jenis tumbuhan tingkat
pohon di wilayah Wanggalem, TN Wasur
Table 4. Species diversity in trees level at
Wanggalem, Wasur National Park
No. Jenis K KR(%) FR(1%) DRDR
F D INP H Gambar 3. 
Sebaran diameter tumbuhan kayu
1    (ind./ha)

Melaleuca
putih
1 101.92 65.43 100.00 55.56 3.92 63.87 184.86 0.1296
cajuputi
Fgure 3. Diameter performance of cajuput tree
2 Melaleuca sp. 50.00 32.10 64.00 35.56 2.20 35.93 103.59 0.1595

3 Eucaliptus 1.92 1.23 8.00 4.44 0.00 0.03 5.71 0.0327


species
pelita
Melaleuca
4 1.92 1.23 8.00 4.44 0.01 0.17 5.85 0.0333
leucadendra

  Jumlah 155.77 100 180.00 100.00 6.13 100.00 300.00 0.35511 Gambar 3 menunjukkan bahwa pohon jenis
Melaleuca cajuputi dan Melaleuca sp (sunggi)
sangat dominan pada kelas diameter antara 20,1 –
Tabel 4. menunjukkan bahwa jenis yang
30 cm, dan sangat sedikit ditemukan pada tingkatan
mendominasi tingkat pertumbuhan pohon adalah
tiang (diameter antara 10,1 - 20 cm)
jenis M. cajuputi dengan nilai kerapatan individu
101,92 ind/ha dan nilai INP sebesar 184,86 %, Secara umum kenakeanekaragaman jenis
tertinggi dibandingkan dengan jenis tumbuhan tumbuhan penghasil minyak kayu putih di wilayah
penghasil minyak kayu putih lain. Pada tingkat Wanggalem, Taman Nasional Wasur tergolong
pertumbuhan pohon, ditemukan jenis penghasil rendah. Hal ini ditunjukan dengan nilai indek
kayu putih yang tidak ditemukan pada tingkat keanekaragaman hayati shannon_wienner (H’)
pertumbuhan semai, pancang dan tiang yaitu M. yang berada pada rentang 0,0333– 0,1403 serta
leucadendron. Ditemukan juga tumbuhan atsiri hanya terdapat 4 (empat) jenis dari 2 (dua) genus.
lainnya yaitu Eucaliptus pelita, meskipun bukan Kondisi keanekaragaman jenis yang rendah pada
pengasil kayu putih. hutan dominan Melaleuca cajuputi belum diketahui
penyebabnya. Namun diperkirakan aspek tempat
M. cajuputi juga memiliki nilai frekuensi
tumbuh (jenis tanah) dan iklim mikro sangat
tertinggi, karena ditemukan pada pada semua
berpengaruh. Meskipun hutan dominan Melaleuca
petak contoh. Sedangkan jenis lain, yaitu M.sp, M.
cajuputi memiliki nilai keanekaragaman jenis yang
leucadendron dan Eucaliptus pelita masing-masing

270
Ary Widiyanto, dkk: Keanekaragaman Jenis Tumbuhan …………….…....(2):266-271

rendah, namun dari sudut produksi minyak kayu Indonesia Timur. Kerjasama Departemen
putih tidak menjadi pertimbangan penting, justru Kehutanan dan NRM/EPIQ Program
akan memudahkan dalam pengambilan daun, Protected Areas and Forest. Manado. http.
karena lokasinya yang mengumpul. www.nrm.bappenas.go.id.

Raharjo, G.T. 1996. Studi Penyebaran Jenis


SIMPULAN Melaleuca spp dan Identifikasinya pada
kawasan Taman Nasional Wasur Merauke.
Jenis Melaleuca cajuputi mendominasi semua
Skripsi sarjana Fakultas Pertanian
tingkat pertumbuhan tanaman (semai, pancang
Universitas Cenderawasih. Manokwari.
tiang dan pohon). Tidak dipublikasikan.www.papua-web.org.
Ada tiga jenis tanaman penghasil minyak kayu diakses pada tanggal 29 Februari 2009.
putih yang ditemukan pada daerah Wanggalem,
Siagian, Y.T. dan H.A. Adinugraha. 2001. Pengaruh
yaitu Melaleuca sp (sunggi), M,cajuputi dan Pohon Induk Terhadap Daya Perakaran Stek
M.leucadendron. Pucuk Melaleuca cajuputi.Buletin Penelitian
Hutan di wilayah Wanggalem sangat rendah Pemuliaan Pohon. Volume 05 Nomor
keanekaragaman jenisnya karena hanya ditemukan 03 Tahun 2001. Balai Besar Penelitian
4 (empat) jenis dari 2 (dua) genus. Pemuliaan Tanama Yoyakarta. Yogyakarta.

Winara,A., K. Lekitoo & H. Warsito. 2008. Kajian


DAFTAR PUSTAKA Biofisik Taman Nasional di Papua (I): Taman
Nasional Wasur. Laporan Hasil Penelitian
Balai Taman Nasional Wasur. 1999. Rencana
Balai Penelitian Kehutanan Manokwari.
Pengelolaan Taman Nasional Wasur. Buku
BPK Manokwari. Tidak diterbitkan.
II. Balai Taman Nasional Wasur – WWF.
Merauke. Tidak dipublikasikan. --------------, K. Lekitoo, R. G. N. Triantoro & L.
Mandibodibo 2009. Kajian Potensi Biofisik
Leksono, B. 1998. Sebaran Alami jenis Melaleuca
Taman Nasional di Papua (II): Taman
cajuputi da Jenis-Jenis Melaleuca lainnya di
Nasional Wasur. Laporan Hasil Penelitian
Provinsi Maluku. Buletin Kehutanan No.36
Balai Penelitian Kehutanan Manokwari.
tahun 98.
BPK Manokwari. Tidak diterbitkan.
Purba, M. 1999. Prospek dan Kontribusi Taman
Nasional Wasur Terhadap Pembangunan
Daerah. Prociding Pertemuan Regional
Pengelolaan Taman Nasional Kawasan

271

Anda mungkin juga menyukai