Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

MORFOLOGI KUTU
PARASITOLOGI II

OLEH
KELOMPOK 4

LINA NUR KHASANAH


CANTIKA OKTAVIA DUKALANG
REGINA SEPTIANI UMAR
SUCIYANTI N. TAYEB
FATMA PAKAYA

PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN


ESESHATAN
ONTALO
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum Parasitologi II dengan judul Morfologi Kutu yang disusun


oleh :

NAMA : KELOMPOK 4
KELAS :A
PRODI : D- III ANALIS KESEHATAN

Pada hari ini....................... tanggal........... bulan .................................... telah di


periksa dan disetujui oleh asisten, maka dengan ini dinyatakan diterima dan dapat
mengikuti percobaan berikutnya.

Gorontalo, .........................2020

Asisten I Asisten II

Agusrianto Yusuf, S.Pd., M.Si Hendri Djafar

1
LEMBAR ASISTENSI

NAMA : KELOMPOK 4
KELAS :A
PROGRAM : D-III ANALIS KESEHATAN
PRAKTIKUM : PARASITOLOGI

Hari/tanggal Koreksi Paraf

Selasa/27-10-2020 -Daftar isi sesuaikan dengan sub sub


yang ada
-. . .Bab 4 keterangan

2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warrahmatulahi wabarokatuh

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segalah limpahan nikmat dan

karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan praktikum dan penyusunan

laporan ini sebagai salah satu syarat untuk nilai praktikum pada mata kuliah

Parasitologi program studi D-III Analis kesehatan. Sholawat serta salam senantiasa

kita curahkan kepada nabi besar kita nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya

yang sampai sekarang mengikuti ajaran-ajaran beliau.

Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan teman-teman dan pembimbing

dalam mengikuti praktikum di laboratorium sehingga praktikum berjalan dengan

baik.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini sepenuhnya masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa.apabila pembaca

belum puas dengan laporan yang kami buat, kami memohon kritik dan saran yang

membangun agar kami bisa membuat laporan yang lebih bagus dan lebih baik.

Penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini bermanfaat bagi bangsa dan

negara yang khususnya bagi kemajuan ilmu pengetahuan.

Wassalamu’allaikum warrahmatulahi wabarokatuh

Gorontalo, 24 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1

1.3 Tujuan Praktikum.........................................................................................2

1.4 Manfaat Praktikum.......................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................3

2.1 Pengertian Kutu Kepala...............................................................................3

2.2 Klasifikasi Kutu Kepala...............................................................................3

2.3 Morfologi Kutu Kepala................................................................................4

BAB III METODE PRAKTIKUM....................................................................7

3.1 Alat...............................................................................................................7

3.2 Bahan...........................................................................................................7

3.3 Prosedur kerja..............................................................................................7

BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................8

4.1 Tabel Hasil Pengamatan...............................................................................8

4.2 Pembahasan..................................................................................................8

BAB V PENUTUP.............................................................................................11

5.1 Kesimpulan................................................................................................11

5.2 Saran..........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Morfologi adalah sebuah cabang ilmu biologi yang secara khusus

mempelajari tentang bentuk struktur atau bentuk luar dari sebuah organisme,

terutama pada hewan dan tumbuhan yang mencakup bagian-

bagiannya.Morfologi sangat erat kaitannya dengan pengklasifikasian yang

terjadi terhadap mahluk hidup.

Pediculus humanus kapitis atau yang dikenal dengan kutu rambut

merupakan ektoparasit yang hidup pada kulit kepala manusia.Kutu dewasa

dapat bertahan hidup dengan tdiak makan selama sepuluh hari pada suhu

50ºc.Parasit mudah ditularkan melalui kontak langsung dengan penderita seperti

melakukan aktivitas duduk berdekatan, menggunakan barang-barang yang

bersamaan seperti sisir, topi, bantal dan lain sebagainya.

Kutu rambut ini juga merupakan parasit yang dapat berkolonisasi pada

rambut kepala manusia dan sejenis parasit penghisap darah yang biasanya hidup

di bagian kepala. Kutu rambut kepala ini mempunyai nama latin ialah

Pediculus humanus capitis. Kutu ini termasuk golongan serangga yang tidak

mempunyai sayap dan mengkonsumsi darah manusia, gejala yang dapat

ditimbulkan berupa gatal-gatal kemerahan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam praktikum ini yaitu

bagaimana morfologi kutu?

1
1.3 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan yang terdapat dalam praktikum ini yaitu untuk mengetahui

morfologi kutu.

1.4 Manfaat Praktikum

Adapun manfaat yang terdapat dalam praktikum ini yaitu dapat mengetahui

morfologi kutu.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1.Pengertian Kutu Kepala (Pediculus Humanus Capitis)

Pediculus humanus capitis atau yang dikenal dengan kutu rambut

merupakan ektoparasit yang hidup pada kulit kepala manusia.Kutu dewasa

dapat bertahan hidup dengan tidak makan selama sepuluh hari pada suhu

50C.Kutu rambut bukan merupakan bahaya utama pada kesehatan maupun

sebagai vektor penyakit, namun dapat mengganggu karena menyebabkan

eritema kulit kepala, gatal dan bahkan menyebabkan kemungkinan terjadinya

infeksi sekunder (James, 2015).

Kutu kepala tidak bertindak sebagai vektor penyakit pada manusia namun

demikian dapat ditemukan adanya infeksi bakteri Bartonella quintana pada

kutu kepala (Veracx and Raoult 2017).Kutu kepala (Pediculus humanus

capitis) hanya ditemukan sebagai parasit pada manusia dan tidak dapat menular

ke anjing, kucing atau hewan peliharaan lainnya (Pray 2015).

2.2. Klasifikasi klasifikasi kutu kepala

Sub Ordo : Anoplura


Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Phthiraptera
Familia : Pediculidae
Genus : Pediculis
Spesies : Pediculus Humanus Capitis

3
2.3.Morfologi Kutu Kepala

Kutu kepala berukuran 1 – 3 mm dan berwarna keabu-abuan.Tubuh

dewasa terdiri atas tiga bagian yaitu kepala, toraks dan abdomen. Bagian

kepala berbentuk mengerucut dan memiliki antena pendek berbentuk filiform

dengan lima segmen. Mata majemuk biasanya kurang berkembang dan bahkan

tidak ada.Bagian mulut termodifikasi menonjol terdiri atas tiga bagian yang

berasal dari fusi rahang atas (maxillary).Toraks berbentuk kecil dan menyatu,

sedangkan abdomen memiliki sembilan segmen.Tiga pasang kaki yang

berkembang dengan baik yang terdiri atas coxa, trochanter, femur, tibia dan

tarsus (Marjan et al. 2015). Pada ujung tarsus berbentuk seperti cakar untuk

menggenggam pada rambut. Kutu mampu 4 bergerak dengan kecepatan hingga

23 cm per menit, namun tidak mampu terbang ataupun melompat (Nutanson et

al. 2018).

Kutu rambut jantan berukuran 2mm, alat kelamin berbentuk seperti

huruf“V”.Sedangkan kutu rambut betina berukuran 3mm, alat kelamin

berbentuk seperti huruf“V” terbalik.Pada ruas abdomen terakhir mempunyai

lubang kelamin di tengah bagian dorsal dan 2 tonjolan genital di bagian lateral

yang memegang rambut selama melekatkan telur.Jumlah telur yang diletakkan

selama hidupnya diperkirakan 140 butir.

a. Nimfa. Nimfa berbentuk seperti kutu rambut dewasa, hanya bentuknya

lebih kecil.

b. Telur. Telur berwarna putih mempunyai oper culum 0,6-0,8 mm disebut

“nits”. Bentuknya lonjong dan memiliki perekat, sehingga dapat melekat erat

pada rambut. Telur akan menetas menjadi nimfa dalam waktu 5-10 hari.

4
Gambar 1. Morfologi kutu kepala

Patogenesis

Kutu kepala merupakan parasit manusia saja dan tersebar di seluruh

dunia.Tempat-tempat yang disukainya adalah rambut pada bagian belakang

kepala. Kutu rambut kepala dapat bergerak dengan cepat dan mudah berpindah

dari satu hospes ke hospes lain. Kutu rambut ini dapat bertahan 10 hari pada

suhu 5oc tanpa makan, dapat menghisap darah untuk waktu yang lama, mati

pada suhu 400c.Panas yang lembang pada suhu 600c memusnahkan telur

dalam waktu 15-30 menit. Kutu rambut kepala mudah ditularkan melalui

kontak langsung atau dengan perantara barang-barang yang dipakai bersama-

sama. Misalnya sisir, sikat rambut, topi dan lain-lain.Kutu kepala dapat bersifat

simtomatik maupun asimtomatik.

Pada keadaan simtomati, rasa gatal akan ditemukan dalam presentase

variabel yang tinggi pada seseorang (Chosidow, 2016). Rasa gatal dpat muncul

akibat dari gigitan kutu pada kulit kepala maupun karena adanya reaksi alergi-

iritatif yang disebabkan karena adanya kontak kulit kepala dengan saliva kutu

(Chosidow, 2016; Flinders dan Schweinitz, 2018) Pada infeksi berat, helaian

rambut akan melekat satu dengan yang lainnya dan mengeras, dapat ditemukan

5
banyak kutu rambut dewasa, telur (nits) dan eksudat nanah yang berasal dari

gigitan yang meradang.

Infeksi mudah terjadi dengan kontak langsung.Pencegahan dilakukan

dengan menjaga kebersihan kepala.Kelainan pada kulit yang timbul disebabkan

oleh garukan untuk menghilangkan rasa gatal.Gatal tersebut timbul karena

pengaruh liur dan ekskreta dari kutu yang masuk ke dalam kulit waktu

menghisap darah. Kutu ini dapat bertahan selama 1 hingga 2 hari jika tidak

berada di kulit kepala bahkan telah ditemukan penelitian bahwa dapat bertahan

sampai 4 hari dengan kondisi tertentu. Transmisi terjadi melalui kontak

langsung atau melalui sisir, sikat, blow dryer, aksesoris rambut, tempat tidur,

helm dan tutup kepala lainnya (Djuanda, 2017).

6
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Prarasitologi II dilaksanakan pada hari Kamis, 21 Oktober 2020

pukul 10.00 sampai dengan selesai.Dilaksanakan secara daring (online).

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Adapun alat yang digunakan yaitu :

1. Kaca pembesar

2. Kaca preparat

3. Jarum ose.

3.2.2 Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :

1. Kutu.

3.3 Prosedur Kerja

Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian cuci tangan

sebelum melakukan pengamatan, lalu gunakan handscoon. Letakkan Kutu diatas

kaca preparat, lalu amati kutu dengan menggunakan kaca pembesar agar kutu

yang diamati terlihat lebih jelas, setelah itu catat hasil identifikasi morfologi

kutu yang telah diamati. Mata, Antena, Mulut, Thoraks, Abdomen dan Jumlah

Kaki.

7
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1Tabel Hasil Pengamatan

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan pada hari kamis tanggal

22 oktober pukul 10:00 sampai dengan selesai. Dilaksanakan secara daring

(online) maka diperoleh hasil adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil pengamatan kutu kepala (Pediculus Humanus Capitis)

Gambar Keterangan
Kutu kepala

(Pediculus Humanus Capitis) A. Kepala (cepalus)

B. Mata

C. Antenna

D. Alat tusuk (proboscis)

E. Torax

F. Abdomen

G. kaki
4.2 Pembahasan

Pada praktikum pengamatan morfologi kutu kali ini praktikan menemukan

kutu kepala (Pediculus Humanus Capitis).

Pediculus Humanus Capitisadalah suatu parasit yang terdapat pada rambut

atau kepala manusia dan menghabiskan siklus hidupnya pada manusia.

Pediculus Humanus Capitis ini dapat menginfeksi secara cepat dengan kona

langsung maupun tidak langsung karena kutu rambutatau kepala tersebut tidak

8
bias terbang ataupun loncat, penyebarannya berlangsung dengan cepat pada

lingkungan yang kurang baik.

Pediculus Humanus Capitis hanya terbatas pada daerah kulit atau ambut

kepala manusia terutama dibelakang kepala dekat telinga.Pediculus Humanus

Capitis lebih suka pada rambut yang kotor, lembab, jarang disisir dan jarang

keramas.

Pediculus Humanus Capitis dewasa dapat bergerak sangat cepat,

perletakan telurnya pada pangkal rambut yang sangat dekat dengan kulit

kepala.Telurnya memiliki perekat (cement). Setelah menetas nimfa Pediculus

Humanus Capitis hanya dapat bertahan paling lama 7 jam tanpa makanan,

sedangkan Pediculus Humanus Capitis dewasa dapat bertahan diluar kepala

hingga 2 hari tanpa makanan. Saat baru menetas nimfa Pediculus Humanus

Capitis tidak dpat bergerak secara aktif.

Kutu kepala berukuran 1 – 3 mm dan berwarna keabu-abuan.Tubuh

dewasa terdiri atas tiga bagian yaitu kepala, toraks dan abdomen. Bagian

kepala berbentuk mengerucut dan memiliki antena pendek berbentuk filiform

dengan lima segmen. Mata majemuk biasanya kurang berkembang dan bahkan

tidak ada.Bagian mulut termodifikasi menonjol terdiri atas tiga bagian yang

berasal dari fusi rahang atas (maxillary).Toraks berbentuk kecil dan menyatu,

sedangkan abdomen memiliki sembilan segmen.Tiga pasang kaki yang

berkembang dengan baik yang terdiri atas coxa, trochanter, femur, tibia dan

tarsus.Pada ujung tarsus berbentuk seperti cakar untuk menggenggam pada

rambut. Kutu mampu 4 bergerak dengan kecepatan hingga 23 cm per menit,

namun tidak mampu terbang ataupun melompat.

9
BAB V

PENUTUP

10
5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan didapatkan hasil bahwa untuk standar identifikasi

suatu spesies dapat dilakukan dengan identifikasi berdasarkan morfologi.Pada

pengamatan morfologi kutu kali ini didapatkan kutu kepala (Pedikulosis

Humanus Capitis). Pada kutu kepala (Pedikulosis Humanus Capitis)

didapatkan morfologi antara lain : Kepala (cepalus) dimana pada bagian kepala

terdapat mata, antenna, dan alat tusuk (proboscis), torax, abdomen dan kaki.

5.2 Saran

Adapun saran kepada asisten pembimbing praktikum agar kiranya dapat

membantu kami para praktikan dalam mempelajari pengamatan morfologi pada

insekta, sehingga para praktikan dapat mengetahui dan memahami lebih lanjut

tentang morfologi.

DAFTAR PUSTAKA

11
Flinder DC, Schweinitz PD. Pediculosis and Scabies. Am Fam Physician.

2016;69(2):341-4. Djuanda, Adhi, Hamzah M, Aisyah S. 2017. Ilmu

Penyakit Kulit dan kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia. Hlm. 128 – 36

James S. A. Review of the regulation of head lice treatments in


Australia.Medicines evaluation committee.Department of Health and
Ageing Therapeutic Goods Administration.Australian Government,
October; 2015. Nutanson I, Steen CJ, Schwartz RA, Janniger CK. 2018.
Pediculosis Humanus Capitis: An update .Acta Dermatoven APA. 17(4):
147–53.

Pray WS. 2015. Head Lice Perfectly Adapted Human Predators. American J
Pharma Edu 63(2):204 – 8.

Veracx A, Raoult D. 2017.Biology and Genetics of Human Head and Body Lice.
Trends Parasitol 28(12): 563 – 571.

12
LAMPIRAN

Peralatan yang digunakan dalam pengamatan morfologi

Pengamatan morfologi pada kutu kepala (Pedikulosis Humanus Capitis)

13

Anda mungkin juga menyukai