Pulpen

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 1

Catatan tertulis tertua mengenai pena yang dilengkapi kantong tinta berasal dari abad ke-10 M.

Pada 953, khalifah Ma'ād al-Mu'izz dari Mesir menginginkan pena yang tidak mengotori tangan dan


bajunya dengan tinta. Ia diberi pena yang dilengkapi penyimpanan tinta, dan tintanya mengalir ke
mata pena dengan bantuan kapilaritas dan gravitasi. Seperti dicatat oleh kadi al-Nu'man al-
Tamimi (974) dalam Kitdb al-Majalis wa 'l-musayardt, al-Mu’izz yang memimpin proyek pembuatan
pena memberi instruksi:
Kami ingin membuat pena yang bisa dipakai menulis tanpa harus bolak-balik menceluplan pena ke
tempat tinta, dan pena tersebut harus dilengkapi kantong tinta di dalamnya. Pemilik pena dapat
meletakkannya di lengan baju atau di mana saja ia ingini tanpa terkena noda tinta atau tinta bocor
dari pena. Tinta hanya mengalir kalau pemilik memakainya untuk menulis. Sepengetahuan kami
belum ada orang yang pernah membuat (pena seperti ini), dan sebagai "bahan perenungan" bagi
siapa saja yang menyadari kegunaan dan pentingnya pena seperti ini... [1][2]

Deliciae physico-mathematicae, 1636

Dalam Deliciae Physico-Mathematicae (1636), penemu berkebangsaan Jerman, Daniel


Schwenter menceritakan pena yang dibuat dari dua pena bulu. Pada 25 Mei 1827, penemu
berkebangsaan Rumania, Petrache Poenaru menerima paten di Prancis untuk ciptaannya berupa
pulpen pertama dengan kartrij yang bisa diganti. [3] Desain pulpen memungkinkan orang menulis
dengan lancar tanpa tinta tumpah atau kertas robek. Sejak 1850-an, berbagai paten yang berkaitan
dengan pulpen diajukan, dan produksi pulpen terus meningkat. Walaupun demikian, pulpen baru
menjadi alat tulis yang populer setelah ditemukannya mata pena
dari emas berujung iridium, karet keras, dan tinta yang mengalir lancar.

Anda mungkin juga menyukai