Nim : 2019390101090
Prodi : PAI 3E
B. Kesadaran Uniter Ilahiah Bagian inti hidup Manusia Modern. Kesadaran uniter
Ilahiah adalah pengalaman "kemenyatuan" atau "kesimaan" dalam Sang Maha
Realitas. Pada saat pecinta Tuhan kehila-ngan kesadaran akan keberadaan dirinya
sendiri yang relatif; pada saat seorang pejalan mistis mencapai kesadaran akan Sang
Hakikat Yang Satu; maka tidak ada lagi aku dan Dia, Yang Ada hanyalah Dia
Semata."2 Dalam bagian ini dan bagian akhir dari makalah ini akan diuraikan
mengenai pengertian dan kemunculan kesadaran uniter Ilahiah dalam jiwa sebagai
salah satu bentuk pengetahuan dengan kchadiran.
Pengetahuan representasional selalu tunduk pada dualisme benar dan salah;
dan tidak akan pemah akan berubah menjadi pengetahuan yang benar dengan dirinya
sendiri. Keyakinan kepada Wujud Mutlak sebagai sumber seluruh pengetahuan dan
atnal seorang mulcmin akan menjadi rentan dan tidak kokoh apabila dilandaskan
kepada pengetahuan representasional. Keyakinan yang seperti ini juga akan menjadi
keyakinan yang repre-sentasional, bukan keyakinan yang hadir dalam
kesangatwujudan dari jiwa manusia itu sendiri. Keyakinan yang representasional
harus memveri-fikasikan diri terus menerus kepada pikiran rasional manusia.
Karakteristik pikiran manusia pada umumnya tidak stabil. Ia sangat dipengaruln feno-
mena-fenomena yang terjadi secara emosional. Karena itulah mungkin ungkapan
Maulana Rumi berikut dapat secara lebih tajam menggambar-kan rapuhnya keyakinan
kepada Wujud Mutlak yang rasional dan representasional.
Pada sisi terdalamnya, pengetahuan tentang Wujud Tuhan bukan termasuk pengetahuan
representasional, namun adalah termasuk pengetahuan dengan kehadiran (aPilm al-
hudbluriy). Pengetahuan seperti ini memiliki nilai objektifnya dengan dirinya sendiri, dan
terlepas dari kategori dualistis benar dan salah. Keyakinan kepada Allah, apabila dilandaskan
jenis pengetahuan seperti ini, akan memiGki objektifitas dengan keyakinan itu sendiri tanpa
memerlukan verifikasi selain keya-kinan itu sendiri. Jenis keyakinan seperti ini akan
memiliki tingkat kestabilan dan ketetapan lebih tinggi daripada keyakinan yang dibangun di
atas kerangka pengetahuan representasional. Keyakinan ini muncul dan hadir dalam jiwa
manusia secara fitri (innate) dalam bentuk suatu tingkat kesadaran uniter Tlahiah tertentu.