Oleh :
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan ibu-ibu post partum
mampu memahami dan melakukan “Senam Nifas”
2. Tujuan Khusus
a. Memperbaiki elastisitas otot-otot yang telah mengalami
penguluran.
b. Meningkatkan ketenangan dan memperlancar sirkulasi darah.
c. Mencegah pembuluh darah yang menonjol, terutama di kaki.
d. Menghindari pembengkakan pada pergelangan kaki.
e. Mencegah kesulitan buang air besar dan kecil.
f. Mengembalikan rahim pada posisi semula.
g. Mempertahankan postur tubuh yang baik.
h. Mengembalikan kerampingan tubuh.
i. Membantu kelancaran pengeluaran ASI.
B. SASARAN
a. Ibu-ibu Post Partum Normal
C. METODE
Metode yang digunakan adalah :
1. Ceramah,
2. Tanya jawab/diskusi,
3. Demonstrasi.
D. MEDIA
a. Video
E. PENGORGANISASIAN & URAIAN TUGAS
a. Penyuluh
Job description:
- Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
- Memperkenalkan diri.
- Menjelaskan tujuan dari penyuluhan.
- Menyebutkan materi yang akan diberikan.
- Memimpin jalannya penyuluhan.
- Mengatur waktu kegiatan penyuluhan.
- Menggali pengetahuan peserta penyuluhan tentang “Senam
Nifas”.
- Menjelaskan materi tentang “Senam Nifas”.
- Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan.
- Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan.
- Memotivasi peserta agar perpartisipasi dalam penyuluhan.
F. MATERI
1. Pengertian senam nifas
2. Tujuan senam nifas
3. Manfaat Senam nifas
4. Waktu Pelaksanaan Senam Nifas
5. Tahapan senam nifas
G. PROSES PEMBELAJARAN
Kegiatan Waktu Uraian Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
Penyuluhan
Pembukaan 10’ 1. Penyuluh 1. Peserta
mengucapkan salam penyuluhan
2. Penyuluh menjawab salam
memperkenalkan diri 2. Peserta
3. Penyuluh penyuluhan
menjelaskan tujuan mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
4. Penyuluh melakukan 3. Peserta
penetapan kontrak penyuluhan
waktu. menyetujui
5. Penyuluh penjelaskan kontrak waktu
mekanisme
penyuluhan yang
akan dilaksanakan.
6. Penyuluh mengkaji
pengetahuan peserta
penyuluhan.
Pelaksanaan 50’ 1. Penyuluh 1. Peserta
menjelaskan penyuluhan
pengertian dari senam memperhatikan
nifas. penjelasan materi
2. Penyuluh 2. Peserta
menjelaskan tujuan penyuluhan
dari senam nifas. mendengarkan
3. Penyuluh penjelasan materi
menjelaskan manfaat
dari senam nifas.
4. Penyuluh
memutarkan video
senam nifas.
5. Penyuluh
mendemonstrasikan
senam nifas
6. Penyuluh memberi
kesempatan peserta
untuk mencoba
senam nifas
Evaluasi 20’ 1. Penyuluh menjawab 1. Peserta
pertanyaan dari penyuluhan
peserta penyuluhan mengajukan
(jika ada) pertanyaan
2. Penyuluh (minimal 3
menyimpulkan isi pertanyaan)
materi. 2. Peserta
3. Penyuluh penyuluhan
mengucapkan terima memperhatikan
kasih. penjelasan/
4. Penyuluh jawaban dari
mengucapkan salam penyuluh
3. Peserta
penyuluhan
menjawab salam
H. KRITERIA EVALUASI
a. Evaluasi struktur
1. Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan.
2. Kontrak waktu dengan peserta penyuluhan.
3. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai SAP (Satuan Acara
Penyuluhan).
4. Tidak ada peserta penyuluhan yang meninggalkan tempat
sebelum acara selesai kecuali yang telah diberikan izin
meninggalkan ruangan.
b. Evaluasi proses
1. Peserta antusias dan proaktif dalam menyimak uraian materi
penyuluhan dan bertanya apabila ada yang dianggap kurang
mengerti.
2. Acara penyuluhan dimulai dan diakhiri tepat waktu sesuai
rencana dan kesepakatan bersama.
c. Evaluasi hasil
1. Beberapa peserta dapat menjelaskan kembali terkait senam
nifas.
2. Beberapa peserta mengajukan pertanyan kepada penyuluh.
I. LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian Senam Nifas
Senam nifas menurut Reeder (1997) adalah gerakan badan tertentu
yang dilakukan oleh ibu setelah melahirkan sampai masa nifas berakhir
yang ditujukan untuk membantu memulihkan kembali kekuatan otot dasar
panggul, mengencangkan otot dinding perut dan perineum, membentuk
sikap tubuh yang baik dan mencegah terjadinya komplikasi.
Senam nifas dapat dimulai pada hari pertama pasca salin dan latihan
dapat ditingkatkan secara bertahap. Ibu tidak boleh melakukan senam
secara berlebihan karena dapat menimbulkan rasa sakit dan trauma fisik
bila terlalu dipaksakan. Selain itu kondisi ibu yang masih lemah setelah
melahirkan perlu waktu yang banyak untuk istirahat dan mengembalikan
kesehatannya, meka diharapkan untuk melaksanakan senam nifas sesuai
kemampuan fisiknya. Gerakan senam yang baru dapat ditambahkan setiap
hari satu persatu. Gerakan tersebut dikerjakan antara 5-10 kali setiap hari
dan lamanya kurang lebih 3-5 menit, sehingga setiap hari waktu dan
gerakan senam nifas akan meningkat secara bertahap. Bila keadaan ibu
baik, senam nifas dapat dilakukan 3-4.
10.Lakukan gerakan telapak kaki kiri dan kanan ke atas dan kebawah
seperti gerakan menggergaji. Lakukan selama setengah menit.
Sumber:
Fakultas Kedokteran Unpad. 1984. Obstetri patologi. Elstar Offset:
Bandung Farrer, Helen. 2007. Perawatan Maternitas. EGC: Jakarta
Asuhan Kebidanan pada ibu Nifas dalam konteks
keluarga.1993.pusdiknakes:Jakarta.
Asuhan Intepartum kebidanan pos partum bayi baru lahir.
(2003)pusdinakesWHO-JHPIEGO.
Goelam.S.A.dr.(1965).Ilmu Kebidanan.Balai Pustaka:Jakarta
Marry,Nifaston,(1997).Dasar-dasar Keperawatan Maternitads.Jakarta :
ECG,
Dewi, Vivian N.L dan Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu
Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Agustina, Rossana Dewi. 2012. Standar Operasional Prosedur Senam
Nifas. Bandung: Poltekes RI