Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KARANGAN NARASI DESKRIPSI DAN EKSPOSISI


UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN BAHASA
INDONESIA
YANG DIAMPU OLEH Drs. Achmad Taufiq, M.Pd

Oleh :

1. Novita Hermawati 180153603036


2. Verinda Yuandani Rohmana 180153603090
3. Widya Restu Palupi 180153603068
4. Zamirah Mabarroh El Haque 180153603028

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
S1 PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
APRIL
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat, dan anugerah-Nya penulis dapat menyusun makalah ini dengan
judul “Karangan Narasi Deskripsi Dan Eksposisi” yang disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia yang diberikan oleh Pak Drs.
Achmad Taufiq, M.Pd. Tidak lupa pada kesempatan ini penulis menyampaikan
rasa terima kasih kepada Dosen yang telah membimbing penulis sehingga dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa untuk
meningkatkan kualitas makalah ini penulis membutuhkan kritik dan saran demi
perbaikan makalah di waktu yang akan datang. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk penulis dalam mempelajari aspek-aspek tersebut, dan
dapat bermanfaat untuk kedepannya sebagai pendidik.

Malang , 29 APRIL 2019

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengertian mengarang yang dikemukakan oleh Charlina dan
Sinaga (2011:125) “Mengarang berarti menyusun atau
merangkai”.Kegiatan mengarang tidak hanya tertulis tetapi juga bisa
berlangsung secaralisan .Seseorang yang berbicara, misalnya dalam
sebuah diskusi atau pidatosecara serta merta (impromptu), otaknya terlebih
dahulu harus mengarangsebelum mulutnya berbicara. Pada saat berbicara ,
pembicara berusaha kerasmengorganisasikan isi pembicaraannya agar
teratur atau fokus. Sambil memikir-mikirkan susunan kata, pilihan kata,
struktur kalimat, bahkan cara penyajiannya. Mengarang lisan hanya
membantu pemahamanarti kata mengarang.Mengarang tidak perlu ditulis,
mengarang menggunakan bahasa sebagaimediumnya secara lisan.Berarti
mengarang adalahpekerjaan merangkai kata, kalimat dan alinia untuk
menjabarkan dan mengulastopik dan tema tertentu guna memperoleh hasil
akhir berupa karangan.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud karangan narasi ?
2. Apa yang dimaksud karangan deskripsi ?
3. Apa yang dimaksud karangan eksposisi ?

C. Tujuan penulisan
1. Memahami tentang karangan narasi.
2. Memahami tentang karangan deskripsi.
3. Memahami tentang karangan eksposisi.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Narasi
Pengertian narasi menurut Lembaga Bimbingan Belajar
Quantum Inovatif didalam buku panduan siap SMPTN (2009:187),
“Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan suatu
peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah olah
mengalami kejadian yang diceritakan itu”. Adapun Pengertian
narasi yang dikemukakan oleh Charlina dan Sinaga (2011:127),
“Karangan narasi berasal dari (narration= Bercerita) adalah suatu
bentuk tulisan yang berusaha menciptakan , mengisahkan,
merangkaikan tindak – tanduk perbuatan manusia dalam sebuah
peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam satu
kesatuan waktu”. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian
dalam satu urutan waktu.Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang
menghadapi suatu konflik.Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh,
dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi.Jika ketiga
unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur.Jadi, narasi
adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur.Narasi
dapat berisi fakta atau fiksi. Contoh narasi yang berisi fakta:
biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman. Contoh narasi yang
berupa fiksi: novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.
Ciri narasi yang dikemukakan didalam buku Detik-Detik
Ujian Nasional Bahasa Indonesia (2007:7), “pelaku , alur, latar dan
jalan cerita runtut”. Narasi dapat dibagi dua yang dikemukakan
oleh Charlina dan Sinaga (2011:126) yaitu narasi ekspositoris dan
narasi sugestif.
1. Narasi ekspositoris
Karangan narasi ekspositoris bertujuan untuk memberi
informasi kepada pembaca agar pengetahuannya bertambah luas,

4
selain itu juga untuk mengunggah amanah pikiran para pembaca
untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran utamanya adalah
rasio, yaitu berupa perluasan pengetahuan para pembaca sesudah
membaca kisah tersebut. Narasi ekspositoris mempersoalkan
tahap-tahap kejadian, rangkaian-rangkaian perbuatan kepada para
pembaca atau pendengar.Runtun kejadian atau peristiwa yang
disajikan itu dimaksudkan untuk menyampaikan informasi untuk
memperluas pengetahuan atau pengertian pembaca, tidak peduli
apakah disampaikan secara tertulis atau secara lisan.Narasi
ekspositoris dapat bersifat khas atau khusus dan dapat pula
bersifat generalisasi.Narasi yang bersifat khusus adalah narasi
yang berusaha menceritakan suatu peristiwa yang khas, yang
hanya satu kali terjadi . Peristiwa yang khas adalah peristiwa yang
tidak dapat diulang kembali karena ia merupakan pengalaman
atau kejadian pada suatu waktu tertentu saja .Narasi mengenai
pengalaman seseorang yang pertama kali masuk sebuah perguruan
tinggi, pengalaman seseorang pertama kali mengarungi samudra
luas, pengalaman seorang gadis yang pertama kali menerima
curahan kasih dari seorang pria idamannya dan sebagainya.
Narasi ekspositoris yang bersifat generalisasi adalah narasi
yang menyampaikan suatu proses yang umum, dapat dilakukan
siapa saja dan dilakukan secara berulang-ulang. Misalnya suatu
wacana naratif yang menceritakan bagai mana seorang
menyiapkan nasi goreng, bagaimana membuat roti, bagaimana
membangun sebuah kapal dengan mempergunakan bahan fero-
semen dan sebagainya.
2. Narasi sugestif
Pengertian karangan narasi sugestif yang dikemukakan
oleh Charlina dan Sinaga (2011:129), “Narasi sugestif pertama-
tama bertalian dengan dengan tindakan atau perbuatan yang
dirangkaian didalam suatu kejadian atau peristiwa”. Seluruh
rangkaian kejadian itu berlangsung dalam satu kesatuan waktu,

5
atau tujuan atau sasaran utamanya bukan memperluas
pengetahuan seseorang. Tetapi berusaha memberi makna
peristiwa atau kejadian itu, maka narasi sugestif selalu melibatkan
daya khayal atau imajinasi.
Narasi sugestif tidak bercerita atau memberikan komentar
mengenai sebuah cerita, tetapi justru mengisahkan suatu cerita
atau kisah.Seluruh kejadian yang disajikan menyiapkan pembaca
kepada suatu perasaan tetentu untuk menghadapi peristiwa yang
berhadapan dimatanya.Narasi menyediakan sesuatu kematangan
mental yang melibatkan simpati atau antipasti pembaca kepada
kejadian itu sendiri.Inilah yang disebut dengan makna yang
tersirat dalam sebuah rangkaian kejadian itu. Dibawah ini
merupakan tabel perbedaan antara narasi ekspositoris dan narasi
sugestif yang dikemukakan oleh Tukan (2006:71) sebagai
berikut:
Perbedaan Narasi Ekspositoris dan Narasi Sugestif
Narasi Ekspositoris Narasi Sugestif
Berfungsi memperluas pengetahuan Menyampaikan makna atau amanat
pembaca yang tersirat terhadap pembaca.
Menyampaikan informasi mengenai Menimbulkan daya imajinasi
sebuah peristiwa
Berdasarkan pada penalaran untuk Penalaran hanya sebagai alat untuk
mencapai kesepakatan rasional menyampaikan makna.
Bahasanya cendrung bersifat Bahasanya cenderung bersifat figuratif
informatif dengan menggunakan dengan menggunakan kata-kata
kata-kata denotative konotatif.

3. Pengembangan narasi
Penjelasan Pengembangan narasi tentang pengembangan
narasi yang dikemukan oleh Charlina dan Sinaga (2011:136)
yaitu sebagai berikut: Mencari alur dalam karangan narasi, kita
memperhatikan prinsip-prinsip dasar narasi sebagai tumpuan
berpikir bagi terbentuknya karangan narasi. Prinsip-prinsip

6
tersebut antara lain: alur, penokohan, latar, sudut pandang, dan
pemilihan detail peristiwa.
a. Alur
Mencari alur dalam karangan narasi memang sulit. Alur
bersembunyi dibalik jalannya cerita bukanlah alur, jalan cerita
hanyalah manifestasi, bentuk bentuk jasmaniah dari alur cerita.
Alur dengan jalan cerita memang tidak terpisahkan, tetapi
harus dibedakan.Suatu konflik dalam narasi tidak bisa
dipaparkan begitu saja, harus ada dasarnya.Alur sering dikupas
menjadi elemen-elemen pengenalan, timbulnya konflik, topik
memuncak, klimaks dan pemecahan masalah.
b. Penokohan
Salah satu ciri khas narasi ialah mengisahkan tokoh cerita
bergerak dalam suatu rangkaian perbuatan.
c. Latar (Seting)
Latar adalah tempat atau waktunya tempat terjadi nya
perbuatan tokoh atau peristiwa yang dialami tokoh.Dalam
karangan narasi terkadang tidak disebutkan secara jelas tempat
tokoh berbuat atau mengalami peristiwa tertentu.Sering kita
menjumpai cerita yang hanya mengisahkan latar secara umum.
Misalnya disebuah pulau , disebuah desa dan sebagainya.
d. Sudut Pandang
Sudut pandang dalam karangan narasi menjawab
pertanyaan siapakah yang menceritakan kisah itu. Apapun
sudut pandang yang yang dipilih pengarang akan menentukan
menentukan sekali gaya dan corak cerita.
e. Pemilihan Detail Peristiwa
Salah satu ciri khas narasi adanya organisasi-organisasi
detail-detail kedalam urutan waktu yang menyarankan adanya
bagian awal, tengah dan akhir.

B. Deskripsi

7
Hermandra (2008:124) mengungkapkan pengertian
deskripsi sebagai berikut, deskripsi merupakan karangan yang
lebih menonjolkan aspek pelukisan sebuah benda sebagaimana
adanya.Karangan deskripsi memerlukan pengamatan dan
penelitian. Hasil pengamatan dituangkan dalam kata-kata yang
kaya akan nuansa dan bentuk rangkaian kata membuat pembaca
menerimanya seolah olah melihat, mendengar, merasakan,
menikmati sendiri objek itu. Deskripsi adalah bentuk tujuan yang
bertujuan memperluas pengetahuan dan pengalaman pembaca
dengan jalan melukiskan hakikat objek yang sebenarnya.Dalam
tulisan deskripsi penulis tidak boleh mencampur adukkan keadaan
yang sebenarnya dengan interprestasinya sendiri.Agar karangan
sesuai dengan tujuan penulisnya, diperlukan pendekatan realistis
dan pendekatan impresionistis.
Ciri-ciri karangan deskripsi dan langkah melukiskan deskripsi
dibuku Star Idola Bahasa Indonesia SMA(2006:47) sebagai
berikut:
1. Melukiskan suatu objek
2. Mengambarkan sesuatu secara rinci
3. Berhubungan dengan pengalaman panca indra
4. Konkret, mudah difahami, seolah olah pendengar /
pembaca seperti melihat, mendengar atau merasakan.
Adapun langkah langkah melukiskan deskripsi yaitu:
1. Menentukan tema
2. Merumuskan tujuan
3. Mengumpulkan bahan
4. Membuat kerangka karangan
5. Mengembangkan kerangka karangan

Contoh karangan deskripsi di Panduan EYD dan Tata Bahasa


Indonesia:

8
Malam itu indah sekali , bintang-bintang dilangit berkerlap
kerlip memancarkan cahaya. Udara dingin menusuk kulit
.Sesekali terdengar suara jangkrik mengusik sepinya malam.
1. Pengembangan deskripsi
a. Pendekatan realistiik
Penulis dituntut memotret objek sesuai dengan apa
yang dilihatnya sehingga benar-benar bisa dirasakan oleh
pembaca sebagai sesuatu yang wajar.
b. Pendekatan Impresionistis
Berusaha mengambarkan sesuatu secara subjektif ,
setiap penulis bebas memberikan pandangan terhadap
bagian yang terlihat, dirasakan atau dinikmati serta mampu
mengeksppresikan setiap peristiwa yang dijumpai.

C. Eksposisi
Pengertian eksposisi, teknik eksposisinya dan contoh yang
dikemukakan oleh charlina dan sinaga (2011:140-143), “Eksposisi
diambil dari bahasa Inggris exposition yang berarti “membuka”
atau “memulai”. Karangan eksposisi adalah karangan yang
memaparkan atau menerangkan suatu hal atau objek.Dari karangan
jenis ini diharapkan para pembaca dapat memahami hal atau objek
itu dengan sejelas-jelasnya.Untuk memaparkan masalah yang
dikemukakan, karangan eksposisi menggunakan contoh, grafik,
serta berbagai bentuk fakta dan lainnya. Karangan eksposisi dapat
dikembangkan antara lain dengan teknik proses, teknik sebab
akibat, teknik ilustrasi, teknik perbandingan, dan teknik klasifikasi.
1. Teknik proses
Proses merupakan suatu tindakan atau perbuatan untuk
menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau perurutan dari
suatu kejadian atau peristiwa. Untuk menyusun sebuah proses,
langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :

9
a. Penulis harus mengetahui perincian – perincian secara
jelas.
b. Penulis harus membagi proses atas tahap – tahap
kejadian.
c. Penulis menjelaskan tiap urutan ke dalam detail – detail
yang tegas sehingga pembaca dapat melihat seluruh
proses dengan jelas.
2. Teknik sebab – akibat
Pengembangan paragraf dapat pula dinyatakan dengan
mempergunakan pola sebab-akibat.Dalam hal ini, sebab bisa
bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai
perincian pengembangannya atau sebaliknya.Akibat dijadikan
gagasan utama, sedangkan untuk memahami sepenuhnya akibat
itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai perincinnya.
Persoalan sebab-akibat sebenarnya sangat dekat hubungannya
dengan proses. Bila disusun untuk mencari hubungan antara
bagian-bagiannya, maka proses itu dapat disebut proses kausal.
Contoh yang diungkapkan oleh Charlina dan Sinaga (2011:141)
yaitu:
Saat ini, tidak bisa dipungkiri, televisi sudah menjadi
bagian dari kehidupan sehari-hari.Kebutuhan mendapat berbagai
informasi dan hiburan memang sangat tergantung pada televisi,
walau tak jarang ada dampak negatif yang bisa ditimbulkannya,
terutama bagi anak-anak.Asyik menikmati berbagai acara
sehingga malas belajar, meniru adegan berbahaya, serta
mengucapkan kata-kata kasar dan kotor merupakan sebagian
dampak negatif televisi terhadap anak-anak.Belum lagi masalah
kesehatan organik pada anak seperti terganggunya penglihatan
karena menonton televisi dengan jarak pandang yang terlalu
dekat, atau berubahnya perilaku anak yang menjadi lebih agresif
akibat program-program yang seharusnya tidak dipertontonkan.
3. Teknik ilustrasi

10
Sebuah gagasan yang terlalu umum, memerlukan ilustrasi-
ilustrasi kongkret. Dalam karangan ekposisi, ilustrasi-ilustrasi
tersebut untuk membuktikan suatu pendapat. Ilustrasi-ilustrasi
tersebut dipakai untuk sekedar menjelaskan maksud
penulis.Dalam hal ini, pengalaman-pengalaman pribadi
merupakan bahan ilustrasi yang paling efektif dalam
menjelaskan gagasan-gagasan umum tersebut.
4. Teknik perbandingan
Pengembangan karangan ekposisi dapat juga dilakukan
dengan teknik perbandingan. Teknik perbandingan dalam
ekposisi mengemukakan uraian yang membandingkan antara
hal-hal yang kita tulis dengan sesuatu yang lain. Perbandingan
ini kita lakukan dengan menunjukkan persamaan-persamaan
dengan perbedaan-perbedaan antara keduanya. Yang dapat
dibandingkan atau dipertentangkan adalah dua hal yang
tingkatnya sama dan kedua hal itu mempunyai kesamaan dan
perbedaan.
Contoh:
Ratu Elizabeth tidak begitu tertarik dengan mode, tetapi
selalu berusaha tampil di muka umum seperti yang diharapkan
rakyatnya. Kalau keluar kota paling senang menggunakan
pakaian yang praktis. Ia menyenangi topi dan scarf. Lain halnya
dengan Margareth Thatcher. Sejak menjadi pemimpin partai
konservatif, ia melembutkan gaya berpakaian dan rambutnya. Ia
membeli pakaian sekaligus dua kali setahun. Ia lebih cenderung
berbelanja di tempat yang agak murah. Ia hanya memakai topi
ke pernikahan, ke pemakaman, dan ke upacara resmi misalnya
ke parlemen.
5. Teknik klarifikasi
Dalam pengembangan paragraf, kadang-kadang kita
mengelompokkan hal-hal yang mempunyai
persamaan.Pengelompokkan ini biasanya diperinci lagi lebih

11
lanjut kedalam kelompok-kelompok yang lebih kecil. Dengan
klasifikasi suatu pokok masalah yang majemuk dipecah atau
diuraikan menjadi bagian-bagian, dan kemudian digolong-
golongkan secara logis dan jelas menurut dasar penggolongan
yang berlaku sama bagi tiap bagian tersebut.
Contoh:
Dalam karangan – mengarang atau tulis – menulis, dituntut
beberapa kemampuan antara lain kemampuan yang
berhubungan dengan kemampuan pengembangan atau
penyajian. Yang termasuk kemampuan kebahasaan ialah
kemampuan menerapkan ejaan, pungtuasi, kosa kata, diksi, dan
kalimat.Kemampuan pengembangan ialah kemampuan menata
paragraf, kemampuan membedakan pokok bahasan, subpokok
bahasan, dan kemampuan membagi pokok bahasan dalam
urutan yang sistematik.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau
kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah olah mengalami kejadian yang
diceritakan itu.
deskripsi merupakan karangan yang lebih menonjolkan aspek pelukisan
sebuah benda sebagaimana adanya.Karangan deskripsi memerlukan pengamatan
dan penelitian.
Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menerangkan
suatu hal atau objek.Dari karangan jenis ini diharapkan para pembaca dapat
memahami hal atau objek itu dengan sejelas-jelasnya.

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberi manfaat kepada pembaca
dalam memahami karangan narasi,deskripsi dan eksposisi.

13
DAFTAR PUSTAKA
Charlina dan Mangatur Sinaga. 2011. MKDU Bahasa Indonesia. Pekanbaru:
Berhati Publishing.

Faizah, Hasnah. 2009. Mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia. Pekanbaru:
Cendikia Insani.

Hermandra. 2008. Bahasa Indonesia Diperguruan Tinggi. Pekanbaru:


CendikiaInsani.

HTTP://iaibcommunity .wordpress .com /2008/04/23/ jenis-jenis-karangan

Redaksi Transmedia. 2010. Panduan EYD dan Tata Bahasa Indonesia.


JakartaSelatan: Transmedia.

Tim Quantum Inovatif.2009.Buku Panduan Super Intensive


SMPTN.Pekanbaru:Quantum Inovatif.

Tukan.2006.Mahir Berbahasa Indonesia SMA Kelas XI. Jakarta: Yudhistira.

Widodo. 2006. Buku Latihan Siswa Star Idola Bahasa Indonesia SMA/MA. Solo:
Putra Kertonatan.

14

Anda mungkin juga menyukai