Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KELOMPOK MENEMUKAN BUKTI ATAU FAKTA

DAN MENYIAPKAN NARASI BERITA MENGENAI


PRAKTIK IBADAH YANG DI PERSELISIHKAN DI TENGAH
MASYARAKAT

Dosen Pengampu : Muhib Rosyidi, MA. Hum

Disusun oleh :
KELAS 3G – KELOMPOK 3
Aulya Khailanisa
Dhinda Attiyah Anindya
Dwi Nugroho Wisnu Murti
Muhammad Ichsan Fadila

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA
JAKARTA
2020
Definisi Ibadah
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk.
Sedangkan menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi
tetapi dengan makna yang sama. Definisi itu antara lain adalah:
1. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya
melalui lisan para Rasul-Nya.
2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu
tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah
(kecintaan) yang paling tinggi.
3. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan
diridhai Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang
zhahir maupun yang bathin.

Sistematis Ibadah
Khilafiyah yang diartikan “perbedaan pendapat, pandangan, atau sikap”.
Masalah khilafiyah adalah masalah yang hukumnya tidak disepakati para ulama.
Perbedaan pendapat di antara kalangan umat Islam bukan hanya terdapat dalam
masalah fiqih saja, tetapi khilafiyah juga melingkupi berbagai macam hal.
Sebenarnya, ketidaksepakatan yang terjadi di kalangan umat Islam terkadang
hanya pada pemikiran yang sempit, bahkan seringkali hanya perbedaan
penggunaan istilah. Tapi tidak jarang juga tataran perbedaannya luas, yaitu
antara halal dan haram walaupun mayoritas ulama sepakat sesuai Al-Qur’an dan
hadits akan tetapi masih banyak terjadi terjadi perbedaan pendapat di kalangan
para ulama
Antara lain perselisihan yang sering terjadi saat beribadah di tengah
masyarakat :
1. Sholat
Sholat merupakan suatu ibadah wajib yang terdiri dari ucapan dan
perbuatan yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan
salam dengan rukun dan persyaratan tertentu. Menurut hakekatnya, sholat
ialah menghadapkan jiwa kepada Allah SWT, yang bisa melahirkan rasa
takut kepada Allah & bisa membangkitkan kesadaran yang dalam pada
setiap jiwa terhadap kebesaran & kekuasaan Allah SWT.

Berikut beberapa berdebatan & perselisihan dalam ruang lingkup sholat :


A. Doa Qunut
Para ulama mazhab berbeda pendapat ketika memahami persoalan
qunut dalam shalat Subuh menurut Malikiyah (Mazhab Maliki) dan
Asy Syafi’iyah (Mazhab Asy Syafi’i) doa qunut pada shalat subuh
adalah masyru’ (disyariatkan). Malikiyah mengatakan: “
Disunnahkan berqunut secara sirr (pelan) pada shalat subuh saja,
bukan pada shalat lainnya. Dilakukan sebelum ruku setelah
membaca surat tanpa takbir terdahulu “ . Sementara kalangan
syafi’iah berpendapat disunnahkan qunut ketika i’tidal kedua shalat
subuh, yakni setelah mengangkat kepala pada rakaat kedua, mereka
tidak hanya mengkhususkan qunut nazilah saja, lalu diantara dalil
yang menjadi dasar pegangan mazhab ini adalah riwayat dari Anas
bin Malik dimana beliau berkata:

‫ت َش ْهرًا يَ ْد ُعو َعلَى قَاتِلِي أَصْ َحابِ ِه‬ َ َ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَن‬ َ ‫أَ َّن النَّبِي‬
‫ق ال ُّد ْنيَا‬ َ َ‫ت َحتَّى ف‬
َ ‫ار‬ ُ ُ‫ك فَأ َ َّما الصُّ ْب ُح فَلَ ْم يَزَلْ يَ ْقن‬ َ ‫بِبِ ْئ ِر َمعُونَةَ ثُ َّم تَ َر‬
“Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wasalam melakukan qunut
selama satu bulan, berdoa (untuk keburukan) kepada para
pembunuh para sahabat beliau di Bi’r Ma’unah, lalu beliau
meninggalkannya, akan tetapi qunut waktu shubuh, maka beliau
masih melakukan hingga wafat,” (HR. Al-Hakim, Ad-Daruqutni,
Ahmad dalam Musnad, 3/162 dan Al-Baihaqi dalam Sunan Kubra,
2/201)
Sedangkan menurut kalangan Hanafiyah (Mazhab Hanafi) dan
Hanabilah (Mazhab Imam Ahmad) qunut dalam shalat subuh tidak
disyariatkan kecuali bila ada qunut nazilah. Hal ini diriwayatkan
dari Ibnu Mas’ud dan Abu Hurairah :

َّ‫ْح إِال‬
ِ ‫صالَ ِة الصُّ ب‬ َ ‫ت فِي‬ َ ِ ‫أَ َّن َرسُول هَّللا‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َك‬
ُ ُ‫ان الَ يَ ْقن‬
‫أَ ْن يَ ْد ُعو لِقَ ْو ٍم أَ ْو َعلَى قَ ْو ٍم‬

“Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak berqunut


pada shalat subuh, kecuali karena mendoakan atas sebuah kaum
atau untuk sebuah kaum.” (HR. Ibnu Hibban).
B. Tasyahud
bahwa ada yang mengibaskan (menggerak-gerakkan) atau yang
biasa saja atau ada yang menggerakkan pada bacaan tertentu .
Khilafiyah memang benar-benar ada yang terkadang terjadi
perdebatan sebab itu terjadi lantaran perbedaan mereka dalam
menafsirkan hadits-hadits Nabi berikut ini :
 syafi’iyah memberikan isyarat dengan jari hanya sekali
yakni pada ucapan illallah (kecuali Allah) dari kalimat
syahadat.
 Hanafiyah, mengangkat jari telunjuk ketika ucapan
pengingkaran (laa ilaha/tiada Tuhan) lalu meletakkan lagi
ketika ucapan penetapan (illallah/kecuali Allah).
 Malikiyah menggerak-gerakan ke kanan dan ke kiri hingga
shalat selesai.
 madzhab Hanabilah (Hambali) memberikan isyarat dengan
jari telunjuk ketika disebut lafzhul jalalah (nama Allah)
sebagai simbol tauhid, tanpa menggerak-gerakkannya

C. Membaca Basmallah
Membaca Basmallah saat Surah Al-Fatihah termasuk perbedaan
pendapat dalam fiqih Salat.
 Mazhab Hanafi berpendapat bahwa membaca Basmallah
pada surat Al-Fatihah disunnahkan dibaca sirr atau pelan.
Minimal dibaca di dalam hati.
 Mazhab Maliki berpendapat bahwa Basmallah pada surat
Al-Fatihah tidak perlu dibaca sama sekali.
 Mazhab Syafi'i berpendapat bahwa membaca Basmallah
pada surat Al-Fatihah disunnahkan dibaca Jahr atau keras.

2. Ziarah kubur
Berziarah kubur sudah menjadi tradisi di kalayak ramai , terutama
sebelum mulai ibadah bulan ramadhan dan sesudah lebaran idul fitri .
Berziarah kubur biasanya dilakukan untuk mendoakan yang sudah wafat
agar diterima di sisi Allah SWT dan mengingatkan juga bagi yang masih
hidup untuk ingat masih ada alam selanjutnya yang akan di tempuh yaitu
alam akhirat , akan tetapi banyak yang menyimpang berdoa meminta
kepada orang mati, memohon perlindungan istighatsah kepadanya,
bernadzar kepadanya, menyembelih untuknya di sisi kubur mereka, atau
di tempat mana pun untuk mendekatkan diri dengannya dalam rangka
meminta syafaat kepada mereka, atau mengaharap kesembuhan, atau
membantu mereka dalam melawan musuh-musuhnya, atau kebutuhan-
kebutuhan yang lainnya. Karena semua perkara ini termasuk ibadah,
sedangkan ibadah semuanya itu hanya untuk Allah Ta’ala semata.
Salah satu tradisi yang diperdebatkan :
A. Tradisi Nyadran

Nyadran yang berasal dari Bahasa Sansekerta “sraddha” yang


artinya keyakinan, ada pula Nyadran dari kata kerja dalam Bahasa
Jawa, (Sadran = Ruwah, Syakban) yang juga dimaknai dengan
Sudra (orang awam) menyudra berarti berkumpul dengan orang
awam yang mengingatkan kita akan hakekat bahwa manusia pada
dasarnya sama, prosesi budayanya seperti Kenduri Selamatan,
Besik atau pembersihan makam leluhur serta upacara ziarah kubur,
dengan mendoakan roh yang telah meninggal di area makam.
Tradisi ini sangat kental bagi masyarakat Jawa terutama Jawa
Tengah, biasa dilaksanakan di setiap hari ke-10 bulan Rajab atau
saat datangnya bulan Sya’ban yang sudah turun temurun dari
leluhur yang dimaknai sebagai sebuah refleksi kerukunan,
kebersamaan demi mencapai keharmonisan hidup, baik hal itu
berkaitan dengan yang masih hidup, yang telah meninggal serta
keterikatannya dengan Tuhan.

3.

4. G

5. G
6. g

Anda mungkin juga menyukai