Anda di halaman 1dari 1

Gerak refleks terjadi sangat cepat sehingga tanggapan berakibat secara otomatis

terhadap rangsangan, dan tidak memerlukan kontrol dari otak (Suharto, 2012). Gerak refleks
dikendalikan oleh sistem saraf yaitu otak atau medula spinalis. Saraf inilah yang berperan
dalam impuls gerak refleks, sehingga gerak refleks dibedakan menjadi dua berdasarkan
tempat konektornya, yaitu refleks tulang belakang (reflek spinalis) dan refleks otak (refleks
kranial) (Franson, 1992). Refleks otak atau refleks kranial memiliki saraf penghubung atau
konektor yang berada di dalam otak, contoh gerak refleks kranial adalah gerak katak ketika
berenang dan gerak mengedip pada mata katak. Sedangkan refleks spinal memiliki saraf
penghubung atau konektor yang berada di di dalam medula spinalis.

Terdapat Faktor-faktor yang mempengaruhi refleks spinal antara lain keberadaan


stimulus atau rangsang. Stimulus tersebut dapat berupa temperatur atau suhu, kelembapan,
cahaya, tekanan, dan zat zat lainnya. Gerak refleks yang termasuk refleks spinal adalah gerak
katak dalam menjaga keseimbangan tubuhnya ketika diberi perlakuan diputar dan
dimiringkan, gerak menarik kaki ketika jari kaki dijepit, gerak menarik kaki ketika diberi
suhu 80 derajat celcius, dan gerak menarik kaki ketika panas air mencapai suhu 38-43 derajat
celcius. Gerak tersebut termasuk refleks spinal karena dipengaruhi adanya stimulus atau
rangsangan dari luar tubuh.

Saraf otonom mengatur kelenjar, otot organ lekuk yang lembut, dan kerja organ dalam
tubuh. terbagi menjadi dua yaitu saraf simpatik dan parasimpatik. Saraf simpatik cenderung
bergerak sebagai akselerator bagi organ dalam tubuh pada situasi yang penuh tekanan,
sedangkan pada saraf simpatik sebagai penyeimbang ketika krisis telah berlalu, kerja saraf
simpatik dan para simpatik cenderung berlawanan. Frekuensi pernafasan pada katak diatur
oleh saraf otonom.

Anda mungkin juga menyukai