Anda di halaman 1dari 2

KOMPLEKSOMETRI

1. Titrasi balik adalah sebuah metode titrasi yang digunakan untuk mendapatkan konsentrasi
suatu reaktan yang tidak diketahui dengan mereaksikannya dengan reaktan berlebih yang
konsentrasinya sudah diketahui. Titrasi balik dilakukan untuk menentukan kadar sampel
yang mudah menguap dan yang tidak larut. Dalam percobaan menentukan kadar NI 2+ , NI2+
ditambahkan dengan EDTA berlebih. Penambahan larutan EDTA ini akan bereaksi dengan
NI2+ dan menyisakan EDTA yang nantinya akan dititrasi oleh ZnSO4. Pada percobaan ini
titrasi balik dilakukan karena sifat dari NI 2+ yang tidak mudah berdisosiasi dengan indikator
EBT. Lalu larutan akan diberi buffer pH 10 dan indikator EBT. Penambahan indikator ini
memberi warna biru pada larutan, karena logam berikatan dengan EDTA dan EBT dalam
keadaan bebas. Reaksi yang terjadi yaitu :
NI2+ + EBT Ni-EBT
Ni-EBT + EDTA berlebih Ni-EDTA + EBT (biru)

Kemudian larutan akan dititrasi oleh ZnSO4 hingga larutan berubah warna dari biru
menjadi merah ungu. Perubahan warna ini terjadi apabila EDTA berlebih telah habis
bereaksi dengan ZnSO4,maka Zn2+ akan berikatan dengan EBT. Reaksi yang terjadi yaitu :

EDTA berlebih + ZnSO4 Zn-EDTA + SO42-

Zn2+ + 2EBT Zn(EBT)2 (merah ungu)

2. Iva
3. Buffer pH 10 yang digunakan dalam praktikum merupakan larutan amonia (NH 3). Suatu
larutan penyangga bekerja paling baik pada pH yang sama dengan pKa asam atau basa
yang membentuknya. Larutan amonia memiliki pKa sebesar 9,25 maka larutan amonia ini
dapat menyangga larutan sampai pH kurang lebih 10
4. Iva
5.

Anda mungkin juga menyukai