A. PENDAHULUAN
Bagian ini membahas mengenai pengendalian internal (internal control) dalam
sebuah perusahaan yang meliputi definisi dan prinsip-prinsip pengendalian akuntansi.
Selain itu, pada BAB I ini juga membahas mengenai akuntansi kas. Pada pembahasan
mengenai akuntansi kas juga di jelaskan beberapa pos yang tidak termasuk dalam kas,
praktik-praktik tindakan penyelewengan kas yang sering terjadi di sebuah perusahaan,
serta cara untuk mengendalikan praktik penyelewengan tersebut. Secara terperinci
akuntansi kas yang akan dibahas meliputi Definisi Kas, Pengendalian Internal Kas,
Rekonsiliasi Bank, Kas Kecil, Selisih Kas, dan Penyajian Kas di Neraca.
3. Definisi Kas
Kas adalah alat pertukaran (pembayaran). Aset harus memenuhi dua kriteria agar
dapat disebut kas. Pertama, ia harus siap digunakan setiap saat untuk membayar
semua kewajiban yang ada sekarang. Kedua, ia harus bebas dari ikatan-ikatan apa
pun yang membatasi penggunaanya untuk melunasi kewajiban.
Menurut IAI (2009), kas terdiri atas saldo kas di perusahaan (cash on hand) dan
saldo rekening giro. Kas di perusahaan terdiri atas uang kertas dan uang logam.
Rekening giro adalah rekening bank yang dapat ditarik kembali oleh perusahaan
kapan pun perusahaan menghendakinnya.
Beberapa pos berikut yang tidak dikelompokkan sebagai kas, meskipun
tampaknya sekilas dapat dipandang sebagai kas, antara lain;
a. Deposit berjangka, misalkan berjangka 1,3,6,atau 12 bulan.
b. Uang tunai yang telah dibatasi penggunaannya untuk tujuan-tujuan khusus,
misalnya untuk dana ekspansi pabrik dan untuk dana pelunasan kewajiban jangka
panjang.
c. Simpanan di bank yang dibatasi penggunaanya, misalnya untuk jaminan letter of
credit (LOC).
d. Cek mundur (post-dated check), yakni cek yang baru dapat diuangkan pada
tanggal tertentu di masa yang akan datang. Cek mundur pada tanggal neraca
diklasifikasikan sebagai piutang.
e. Cek kosong (non-sufficient check). Cek kosong adalah cek yang tidak cukup
dananya. Cek kosong diperlakukan sebagai piutang.
f. Perangko dan materai. Pos ini diklasifikasi sebagai bahan habis pakai.
Prinsip bahwa semua kas harus disetor ke bank dan bahwa pengeluaran kas,
kecuali kas kecil, harus mengeluarkan cek dapat meminimalkan jumlah kas di
perusahaan. Jumlah kas minimal dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan oleh
karyawan dan perampokan oleh pihak luar. Prinsip ini juga menyebabkan adanya dua
catatan lainnya oleh bank . Dicatatnya kas oleh dua pihak ini dapat menaikkan
kualitas pengendalian internal. Hal ini memungkinkan dilakukannya rekonsiliasi
bank karena pencatatan kas dilakukan baik oleh perusahaan maupun oleh bank.
5. Rekonsiliasi Bank
a. Laporan bank
Laporan ini berisi informasi cek-cek yang telah diungkapkan, setoran-setoran
yang telah diterima, dan saldo harian. Di samping itu, laporan bank
mengikutsertakan informasi mengenai memo debit dan memo kredit. Memo debit
adalah pengurangan atas rekening giro selain dari cek yang dikeluarkan oleh
giran. Misalnya : memo debit untuk biaya bank dan cek kosong. Memo kredit
adalah penambahan saldo rekening giro selain dari setoran langsung giran.
Misalnya : memo kredit untuk jasa giro dari bank dan setoran dari pihak lain.
b. Rekonsiliasi bank
Rekonsiliasi bank dilakukan ketika catatan perusahaan dan catatan bank
menunjukkan saldo yang berbeda. Penyebab perbedaan tersebut adalah pertama,
perbedaan waktu pencatatan dan kedua, akibat kesalahan. Berikut penjelasan
mengenai penyebab perbedaan karena beda waktu mencatat, bagaimana cara
menemukannya, dan perlakuannya dalam laporan rekonsiliasi bank.
1) Setoran dalam perjalanan, yakni setoran perusahaan yang belum diterima oleh
bank. Cara menemukan setoran dalam perjalanan adalah membandingkan
semua setoran menurut slip setoran dengan setoran yang telah diterima oleh
bank. Dalam laporan rekonsiliasi bank, setoran ini diperlakukan sebagai
penambah saldo bank.
2) Cek yang masih beredar, yakni cek yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan
tetapi belum dibayar oleh bank. Cara menemukan jumlah cek yang masih
beredar adalah dengan membandingkan seluruh cek yang telah dikeluarkan
(periksa bonggol cek) dengan cek-cek yang telah dibayar oleh bank. Dalam
laporan rekonsiliasi bank, cek ini diperlakukan sebagai pengurang saldo bank.
3) Penerimaan yang telah diakui dan dicatat oleh bank tetapi belum dicatat oleh
perusahaan. Cara menemukan pos ini adalah dengan mencari kode memo
kredit dalam laporan bank. Dalam laporan rekonsiliasi bank, penerimaan
demikian diperlakukan sebagai penambahan saldo perusahaan.
4) Pengeluaran yang telah diakui dan dicatat oleh bank tetapi belum dicatat oleh
perusahaan. Cara menemukan pos ini adalah dengan mencari kode memo
debit dalam laporan bank. Dalam laporan rekonsiliasi bank, pos demikian
diperlakukan sebagai pengurang saldo perusahaan.
Apabila keempat tipe penyebab diatas telah direkonsiliasi, maka saldo bank
dan saldo perusahaan akan sama. Jika tidak sama, maka harus dicari penyebab
lainnya, yakni kesalahan. Kesalahan mungkin hanya pada buku giran atau buku
bank atau kedua-duanya.
Untuk menemukan kesalahan ini telusurilah catatan perusahan dan
bandingkan dengan bukti-bukti pendukungnya. Kesalahan bank dapat ditemukan
dengan menelusur pos-pos yang ada di laporan bank.
Contoh 1.1 : pada 1 Mei 2012, PT. JAYA membuka rekening giro di bank
Mutiara dengan setoran mula-mula sebesar Rp 4.000. saldo menurut PT. JAYA
pada akhir Mei 2012 menunjukkan angka Rp50.500, sedangkan menurut bank
Mutiara adalah Rp52.900. setelah dilakukan prosedur rekonsiliasi, diketahui
bahwa perbedaan saldo di atas disebabkan oleh hal-hal berikut.
1) Setoran dalam perjalanan Rp 8.600.
2) Cek yang masih beredar Rp 8.700 terdiri atas :
Cek no 015 sebesar Rp 4.700
Cek no 026 sebesar Rp 2.600
Cek no 038 sebesar Rp 1.400
3) Jasa Giro yang diberikan oleh bank kepada perusahaan sebesar Rp 500 dan
biaya bank yang dibebankan ke perusahaan sebesar Rp 1200. Dua pos ini
adalah untuk bulan Mei.
4) Cek sebesar Rp 1.800 yang diterima perusahaan dari PT. PURNAMA dan
sudah disetor ke bank dinyatakan kosong oleh bank.
5) Bank berhasil menagihkan wesel nominal Rp 5.000. Terhadap jumlah ini,
bank membebankan biaya tagih atau biaya inkaso sebesar Rp 200. Jadi,
bersihnya yang diakui oleh bank adalah Rp 4.800.
Dari data diatas, maka laporan (kertas kerja) rekonsiliasi akan tampak sebagai
berikut.
PT JAYA
Laporan Rekonsiliasi Bank
Per 31 Mei 2012
Saldo perusahaan yang benar Rp52.800 Saldo bank yang benar Rp52.800
Alternatif pengerjaan kertas kerja secara sederhana
PT JAYA
Laporan Rekonsiliasi Bank
Per 31 Mei 2012
Saldo perusahaan yang benar Rp52.800 Saldo bank yang benar Rp52.800
4 Cek kosong
Kas 1800
5 Kas 4800
Setelah jurnal penyesuaian di atas diposting, maka saldo akun kas di bank akan
menunjukkan saldo yang benar yaitu Rp 52.800 sebagai mana yang tampak sebagai
berikut.
Kas di Bank
Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo D/K
2012
Mei 31 Saldo (sebelum penyesuaian) - - 50.500 D
31 Penyesuaian (wesel minus biaya 4.800 - 55.300 D
tagih)
31 Penyesuaian (jasa giro) 500 - 55.800 D
31 Penyesuaian (cek Kosong) - 1800 54.000 D
31 Penyesuaian (biaya bank) - 1200 52.800 D
Dari uraian di atas, jelas bahwa akun Dana Kas Kecil tidak pernah dikredit. Jadi,
saldonya selalu tetap sebesar Rp 50.000. pada akhir periode akuntansi harus
dilakukan pengisian kembali sebagaimana pada contoh ini. Tujuan pengisian
kembali adalah untuk mengakui biaya yang telah dibayar sejak pengisian sebelumnya
dan untuk menentukan jumlah dana kas kecil yang akan dilaporkan di Neraca.
Berdasarkan pada contoh di atas, saldo kas kecil yang akan dilaporkan di neraca per
31 Desember 2012 adalah RP 50.000.
Andaikan jurnal penyesuaian di atas telah diposting, maka saldo dana kecil pada
akhir tahun 2012 menjadi Rp 26.000 (Rp50.000-Rp24.000). Itulah jumlah dana kas
kecil yang akan dilaporkan di neraca per 31 Desember 2012.
Dengan data di atas, jurnal pengisian kembali pada 15 Januari 2013 adalah
sebagai berikut.
7. Selisih Kas
Oleh karena sulitnya uang kecil (receh), maka sering terjadi selisih kas. Misalkan,
perusahaan membeli makanan kecil dengan harga Rp12.650. Jumlah kas kecil yang
dikeluarkan untuk membayar makanan kecil ini mungkin Rp 12.700 meskipun
kuitansi ataupun nota pembelian berjumlah Rp 12.650. dengan demikian, jumlah
fisik kas senyatanya adalah Rp 50 lebih kecil. Hal ini menyebabkan adanya selisih
kas. Dalam hal ada selisih, maka akun Selisih Kas perlu dibentuk.
Contoh 1.5 : menurut bukti pendukung yang sah, penjualan tunai pada tanggal 27
Maret 2013 adalah Rp12.280. tetapi uang kas yang benar-benar diterima hanyalah Rp
12.200. jurnal untuk mencatat penerimaan kas dari penjualan ini adalah sebagai
berikut.
Apabila terjadi sebaliknya, akun Selisih Kas Dikredit. Perlu ditambahkan di sini
bahwa jumlah uang yang disetor ke bank adalah uang yang benar-benar ada secara
fisik, bukan menurut faktur.
Saldo akun selisih kas dilaporkan di laporan Laba-Rugi dalam kelompok rugi-
untung lain-lain. Saldo debit dilaporkan sebagai rugi dan saldo kredit sebagai untung.
Selisih kas juga bisa terjadi di Dana Kas Kecil. Apabila material, maka selisih kas
harus segera dilaporkan ke manajemen agar diambil tindakan korektif seperlunya.
8. Penyajian Kas di Neraca
Kas merupakan aset yang paling likuid, kas disajikan di neraca dengan
menduduki urutan paling atas dalam kelompok aset lancar. Kas dinilai sebesar nilai
nominal uang (kertas dan logam) ditambah nilai nominal cek perusahaan lain yang
menjadi hak perusahaan dan saldo rekening giro pada tanggal neraca. Bila terdapat
aset setara kas, maka aset tersebut dilaporkan sebagai kas. Judul yang biasa dipakai
untuk melaporkan kas adalah kas, kas dan bank, ataupun kas dan setara kas. Dana
kas kecil adalah contoh kas yang dibatasi penggunaannya sehingga dilaporkan
terpisah. Namun, andaikan jumlahnya tidak material, maka kas kecil tidak perlu
dipisahkan pelaporannya dari kas.
Aset lancar:
Kas dan setara kas.............................................. Rp700.000
C. SOAL
1. Jelaskan devinisi pengendalian internal?
2. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip pengendalian akuntansi?
3. Kantor Akuntan BUDI DAN REKAN saat ini sedang melakukan pemeriksaan kas
kecil Firma RESTU BUNDA DAN REKAN. Menurut perhitungan fisis (yang
dilakukan pada akhir tahun buku 2012), kas kecil tersebut terdiri atas elemen-elemen
sebagai berikut :
4. Saldo akun kas di Bank MUTIARA pada buku besar CV ANDAL per 31 januari
2012 menunjukkan angka sebesar Rp 2.234.000. Menurut laporan dari Bank
MUTIARA, pada tanggal yang sama saldo rekening Giro CV ANDAL menunjukkan
angka RP 2.313.250. Adapun penyebab perbedaan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Setoran dalam perjalanan Rp 223.000
b. Cek yang beredar Rp 331.000
c. Cek Kosong dari Firma ALI Rp 176.000
d. Penagihan wesel oleh bank:
Nominal Wesel Rp 152.500
Biaya Tagihan 5.250 (-)
Rp 147.250
Diminta : susunlah rekonsiliasi bank per 31 Januari 2011 untuk CV ANDAL