Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENGENDALIAN INTERNAL DAN AKUNTANSI UNTUK KAS

A. PENDAHULUAN
Bagian ini membahas mengenai pengendalian internal (internal control) dalam
sebuah perusahaan yang meliputi definisi dan prinsip-prinsip pengendalian akuntansi.
Selain itu, pada BAB I ini juga membahas mengenai akuntansi kas. Pada pembahasan
mengenai akuntansi kas juga di jelaskan beberapa pos yang tidak termasuk dalam kas,
praktik-praktik tindakan penyelewengan kas yang sering terjadi di sebuah perusahaan,
serta cara untuk mengendalikan praktik penyelewengan tersebut. Secara terperinci
akuntansi kas yang akan dibahas meliputi Definisi Kas, Pengendalian Internal Kas,
Rekonsiliasi Bank, Kas Kecil, Selisih Kas, dan Penyajian Kas di Neraca.

B. PENGENDALIAN INTERNAL DAN KAS


1. Definisi Pengendalian Internal
Pengendalian internal meliputi struktur organisasi, semua cara dan alat-alat
terkoordinasi yang digunakan di dalam perusahaan. Pengendalian internal dibedakan
menjadi 2 yaitu pengendalian akuntansi dan pengendalian administratif.
Pengendalian akuntansi bertujuan untuk mengamankan aset perusahaan,
meningkatkan ketelitian dan dapat dipercayainya data akuntansi. Pengendalian
administratif dirancang untuk mencapai tujuan meningkatkan efisiensi operasi dan
mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

2. Prinsip-prinsip Pengendalian akuntansi


Rancangan pengendalian akuntansi yang baik tidaklah seragam untuk semua
perusahaan. Perbedaan tergantung pada besar kecilnya perusahaan, sifat perusahaan
dan filosofi para pengelolanya (manajemen) tentang pengendalian. Jadi, ada prinsip-
prinsip pengendalian spesifik untuk perusahaan tertentu. Namun demikian, prinsip-
prinsip berikut dapat diterapkan di kebanyakan perusahaan.
a. Penetapan tanggung jawab
Penetapan tanggung jawab pekerjaan tertentu kepada karyawan tertentu pula.
Dengan demikian, tanggung jawab pekerjaan tertentu tidak boleh dibebankan
kepada lebih dari satu karyawan. Penetapan secara spesifik ini sangatnlah penting
agar manajemen dapat meminta pertanggungjawaban kepada petugas/pejabat
terkait jika terjadi kesalahan dalam menyelesaikan tugas.
b. Pemisahan tugas
Pemisahan tugas merupakan prinsip sangat penting dalam sistem pengendalian
internal. Sistem pengendalian internal yang baik adalah sistem yang memisahkan
fungsi operasi dari fungsi akuntansi. Misalnya, pemegang buku pembantu piutang
tidak boleh merangkap menjadi petugas penagihan piutang. Keuntungan
pemisahan tugas adalah memungkinkan penyerahan tanggung jawab pekerjaan
tertentu kepada orang/bagian tertentu sebagaimana diuraikan dalam bagian a
diatas. Pemisahan tugas juga dapat mencegah penggunaan aset perusahaan secara
tidak sah.
c. Penggunaan peralatan mekanik dan elektronik
Peralatan mekanik dan elektonik digunakan untuk memproses transaksi.
Penerapan penggunaan peralatan mekanik adalah untuk meningkatkan
pengendalian internal. Contoh : kita secara langsung dapat mengamati poses
pengisian bensin sembari memperhatikan informasi tentang jumlah liter bensin
yang telah dimasukkan ke tanki bensin kendaraan pada SPBU.
d. Prosedur dokumentasi
Proses akuntansi seperti penjurnalan hanya mungkin dilakukan secara benar
apabila transaksi yang telah terjadi dibuatkan dokumennya. Peristiwa-peristiwa
yang terjadi di dalam internal perusahaan seperti pengeluran bahan dari gudang
dan hasil perhitungan fisik sediaan pada akhir periode juga perlu didokumenkan.
Prosedur dokumentasi tidak hanya mendokumentasikan transaksi ataupun
peristiwa, tetapi juga penerapan prosedur untuk terciptanya dokumen yang sah.
e. Verifikasi internal dan independen
Verifikasi adalah proses untuk meyakinkan bahwa informasi mencerminkan
realita. Verifikasi internal dan independen adalah verifikasi yang dilakukan oleh
bagian internal perusahaan yang kedudukannya bebas dari pengaruh bagian lain
yang diverifikasi. Banyak perusahaan yang telah membentuk suborganisasi yang
disebut satuan audit internal. Verifikasi dapat meliputi review, pembandingan, dan
rekonsiliasi terhadap informasi dalam dokumen-dokumen yang dihasilkan dari
dua sumber yang berbeda.
f. Pengendalian fisis
Pengendalian fisis terutama berkaitan dengan pengamatan aset. Prinsip ini
menghendaki digunakannya fasilitas fisis yang memadai untuk mengamankan aset
perusahaan. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain adalah penggunaan
brankas untuk menyimpan kas yang belum disetor ke bank, menugasi satpam
untuk mencegah masukknya seseorang tanpa melalui prosedur resmi yang telah
ditetapkan.

3. Definisi Kas
Kas adalah alat pertukaran (pembayaran). Aset harus memenuhi dua kriteria agar
dapat disebut kas. Pertama, ia harus siap digunakan setiap saat untuk membayar
semua kewajiban yang ada sekarang. Kedua, ia harus bebas dari ikatan-ikatan apa
pun yang membatasi penggunaanya untuk melunasi kewajiban.
Menurut IAI (2009), kas terdiri atas saldo kas di perusahaan (cash on hand) dan
saldo rekening giro. Kas di perusahaan terdiri atas uang kertas dan uang logam.
Rekening giro adalah rekening bank yang dapat ditarik kembali oleh perusahaan
kapan pun perusahaan menghendakinnya.
Beberapa pos berikut yang tidak dikelompokkan sebagai kas, meskipun
tampaknya sekilas dapat dipandang sebagai kas, antara lain;
a. Deposit berjangka, misalkan berjangka 1,3,6,atau 12 bulan.
b. Uang tunai yang telah dibatasi penggunaannya untuk tujuan-tujuan khusus,
misalnya untuk dana ekspansi pabrik dan untuk dana pelunasan kewajiban jangka
panjang.
c. Simpanan di bank yang dibatasi penggunaanya, misalnya untuk jaminan letter of
credit (LOC).
d. Cek mundur (post-dated check), yakni cek yang baru dapat diuangkan pada
tanggal tertentu di masa yang akan datang. Cek mundur pada tanggal neraca
diklasifikasikan sebagai piutang.
e. Cek kosong (non-sufficient check). Cek kosong adalah cek yang tidak cukup
dananya. Cek kosong diperlakukan sebagai piutang.
f. Perangko dan materai. Pos ini diklasifikasi sebagai bahan habis pakai.

4. Pengendalian Internal Kas


Kas merupakan aset yang menjadi permulaan siklus operasi perusahaan sehingga
menjadi titik awal untuk sistem pengendalian akuntansi. Kas memiliki tiga
karakteristik yang menarik yaitu, dapat ditukar sewaktu-waktu menjadi aset nonkas
karena sifanya sebagai alat pertukaran/pembayaran, mudah digelapkan karena
bentuknya kecil dan mudah dipindahkan karena bobotnya ringan, dan tidak ada
identitas pemiliknya. Ciri-ciri ini menyebabkan hampir setiap orang suka
memilikinya dan oleh karena itu, mungkin tergiur untuk melakukan penggelapan jika
ada kesempatan.
Praktik yang mungkin dilakukan untuk menyelewengkan kas antara lain adalah
sebagai berikut :
a. Penerimaan kas dicatat lebih rendah dari yang seharusnya dan selisihnya
dimasukkan ke kantong pribadi.
b. Piutang yang timbul dari penjualan kredit tidak dicatat. Kas yang diterima dari
piutang ini di kemudian hari digelapkan.
c. Cek untuk kepentingan pribadi dibebankan sebagai biaya perusahaan.
d. Menunda posting (lapping). Cara yang dilakukan adalah tidak mencatat
penerimaan kas dari debitor tertentu dan kas tersebut segera digelapkan. Bila pada
hari berikutnya terdapat penerimaan kas dari debitor lain, maka penerimaan itu
dicatat sebagai pelunasan dari debitur lain, maka penerimaan itu dicatat sebagai
pelunasan-pelunasan berikutnya sehingga akumulasi kas yang digelapkan semakin
membengkak.

untuk mengurangi proses penyelewengan kas harus diterapkan prinsip-prinsi


pengendalian internal yang diterapkan untuk kas antara lain adalah sebagai berikut:
a. Pemisahan tugas.
b. Penyetoran ke bank
c. Pemeriksaan mendadak
d. Menggunakan cek

Prinsip bahwa semua kas harus disetor ke bank dan bahwa pengeluaran kas,
kecuali kas kecil, harus mengeluarkan cek dapat meminimalkan jumlah kas di
perusahaan. Jumlah kas minimal dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan oleh
karyawan dan perampokan oleh pihak luar. Prinsip ini juga menyebabkan adanya dua
catatan lainnya oleh bank . Dicatatnya kas oleh dua pihak ini dapat menaikkan
kualitas pengendalian internal. Hal ini memungkinkan dilakukannya rekonsiliasi
bank karena pencatatan kas dilakukan baik oleh perusahaan maupun oleh bank.
5. Rekonsiliasi Bank
a. Laporan bank
Laporan ini berisi informasi cek-cek yang telah diungkapkan, setoran-setoran
yang telah diterima, dan saldo harian. Di samping itu, laporan bank
mengikutsertakan informasi mengenai memo debit dan memo kredit. Memo debit
adalah pengurangan atas rekening giro selain dari cek yang dikeluarkan oleh
giran. Misalnya : memo debit untuk biaya bank dan cek kosong. Memo kredit
adalah penambahan saldo rekening giro selain dari setoran langsung giran.
Misalnya : memo kredit untuk jasa giro dari bank dan setoran dari pihak lain.

b. Rekonsiliasi bank
Rekonsiliasi bank dilakukan ketika catatan perusahaan dan catatan bank
menunjukkan saldo yang berbeda. Penyebab perbedaan tersebut adalah pertama,
perbedaan waktu pencatatan dan kedua, akibat kesalahan. Berikut penjelasan
mengenai penyebab perbedaan karena beda waktu mencatat, bagaimana cara
menemukannya, dan perlakuannya dalam laporan rekonsiliasi bank.
1) Setoran dalam perjalanan, yakni setoran perusahaan yang belum diterima oleh
bank. Cara menemukan setoran dalam perjalanan adalah membandingkan
semua setoran menurut slip setoran dengan setoran yang telah diterima oleh
bank. Dalam laporan rekonsiliasi bank, setoran ini diperlakukan sebagai
penambah saldo bank.
2) Cek yang masih beredar, yakni cek yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan
tetapi belum dibayar oleh bank. Cara menemukan jumlah cek yang masih
beredar adalah dengan membandingkan seluruh cek yang telah dikeluarkan
(periksa bonggol cek) dengan cek-cek yang telah dibayar oleh bank. Dalam
laporan rekonsiliasi bank, cek ini diperlakukan sebagai pengurang saldo bank.
3) Penerimaan yang telah diakui dan dicatat oleh bank tetapi belum dicatat oleh
perusahaan. Cara menemukan pos ini adalah dengan mencari kode memo
kredit dalam laporan bank. Dalam laporan rekonsiliasi bank, penerimaan
demikian diperlakukan sebagai penambahan saldo perusahaan.
4) Pengeluaran yang telah diakui dan dicatat oleh bank tetapi belum dicatat oleh
perusahaan. Cara menemukan pos ini adalah dengan mencari kode memo
debit dalam laporan bank. Dalam laporan rekonsiliasi bank, pos demikian
diperlakukan sebagai pengurang saldo perusahaan.
Apabila keempat tipe penyebab diatas telah direkonsiliasi, maka saldo bank
dan saldo perusahaan akan sama. Jika tidak sama, maka harus dicari penyebab
lainnya, yakni kesalahan. Kesalahan mungkin hanya pada buku giran atau buku
bank atau kedua-duanya.
Untuk menemukan kesalahan ini telusurilah catatan perusahan dan
bandingkan dengan bukti-bukti pendukungnya. Kesalahan bank dapat ditemukan
dengan menelusur pos-pos yang ada di laporan bank.
Contoh 1.1 : pada 1 Mei 2012, PT. JAYA membuka rekening giro di bank
Mutiara dengan setoran mula-mula sebesar Rp 4.000. saldo menurut PT. JAYA
pada akhir Mei 2012 menunjukkan angka Rp50.500, sedangkan menurut bank
Mutiara adalah Rp52.900. setelah dilakukan prosedur rekonsiliasi, diketahui
bahwa perbedaan saldo di atas disebabkan oleh hal-hal berikut.
1) Setoran dalam perjalanan Rp 8.600.
2) Cek yang masih beredar Rp 8.700 terdiri atas :
Cek no 015 sebesar Rp 4.700
Cek no 026 sebesar Rp 2.600
Cek no 038 sebesar Rp 1.400
3) Jasa Giro yang diberikan oleh bank kepada perusahaan sebesar Rp 500 dan
biaya bank yang dibebankan ke perusahaan sebesar Rp 1200. Dua pos ini
adalah untuk bulan Mei.
4) Cek sebesar Rp 1.800 yang diterima perusahaan dari PT. PURNAMA dan
sudah disetor ke bank dinyatakan kosong oleh bank.
5) Bank berhasil menagihkan wesel nominal Rp 5.000. Terhadap jumlah ini,
bank membebankan biaya tagih atau biaya inkaso sebesar Rp 200. Jadi,
bersihnya yang diakui oleh bank adalah Rp 4.800.
Dari data diatas, maka laporan (kertas kerja) rekonsiliasi akan tampak sebagai
berikut.

PT JAYA
Laporan Rekonsiliasi Bank
Per 31 Mei 2012

Saldo per perusahaan Rp50.500 Saldo per bank Rp52.900


Ditambah : Ditambah:
Penagihan wesel Setoran dalam perjalanan 8.600
(5.000-2.00) Rp4.800 Rp61.500
Jasa giro 500 5.300
Rp55.800 Dikurangi :
Cek-cek yang masih beredar
Dikurangi: Nomor 015 Rp4.700
Cek Kosong Rp 1.800 Nomor 026 2.600
Biaya bank 1.200 3.000 Nomor 038 1.400 8700

Saldo perusahaan yang benar Rp52.800 Saldo bank yang benar Rp52.800
Alternatif pengerjaan kertas kerja secara sederhana
PT JAYA
Laporan Rekonsiliasi Bank
Per 31 Mei 2012

Saldo per perusahaan Rp50.500 Saldo per bank Rp52.900


Ditambah : Ditambah:
3a) Pend Jasa Giro 500 1)Setoran dalam perjalanan 8.600
_______+ _______+
Rp51.000 Rp61.500
3b) Biaya Bank Rp 1200
_______--
Rp49.800 Dikurangi :

4) Chek Kosong Rp 1800 2)Cek-cek yang masih


_______-- beredar
Rp48000 Nomor 015 Rp4.700

5) Piutang Wesel 5000 Nomor 026 2.600


Biaya Inkaso 200 Nomor 038 1.400 8.700
_______-- Rp 4800

Saldo perusahaan yang benar Rp52.800 Saldo bank yang benar Rp52.800

c. Penyesuaian akun kas


Menurut laporan rekonsiliasi bank pada contoh diatas, saldo kas yang benar
adalah Rp 52.800. Perhatikan bahwa rekonsiliasi bukanlah prosedur untuk
membetulkan akun kas dan akun-kun lainnya di buku besar. Oleh karena itu,
saldo akun-akun setelah rekonsiliasi tersebut masih tetap menunjukkan saldo-
saldo semula.
Untuk membetulkan saldo-saldo buku perusahaan kita harus membuat jurnal
penyesuaian dan mempostingnya ke akun-akun yang bersangkutan. Adapun data
untuk menyesuaikan adalah informasi di laporan rekonsiliasi, yang dalam contoh
kita berada dikolom kiri laporan. Jurnal-jurnal penyesuaian yang dibuat dalam
contoh ini adalah sebagai berikut.
Me 31 Kas di bank 4.800
i
Biaya tagih 200
Piutang Wesel 5000
(mencatat penerimaan dari piutang wesel
dikurangi biaya tagih)
Kas di Bank 500
Pendapatan Jasa Giro 500
(mencatat penerimaan jasa giro bank)
Piutang Usaha 1.800
Kas di bank 1.800
(mencatat cek kosong)
Biaya Bank 1200
Kas di bank 1200
(mencatat biaya bank)

Alternatif pembuatan jurnal penyesuaian

3a Kas di bank 500


Pend Jasa Giro 500
(mencatat penerimaan pendapatan jasa
giro bank)

3b Biaya bank 1200


Kas di Bank 1200

(mencatat biaya bank)

4 Cek kosong

Piutang Usaha 1800

Kas 1800

(mencatat cek kosong)

5 Kas 4800

Biaya inkaso 200

Piutang wesel 5000

(mencatat penerimaan dari piutang wesel


dikurangi biaya tagih / inkaso)

Setelah jurnal penyesuaian di atas diposting, maka saldo akun kas di bank akan
menunjukkan saldo yang benar yaitu Rp 52.800 sebagai mana yang tampak sebagai
berikut.
Kas di Bank
Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo D/K
2012
Mei 31 Saldo (sebelum penyesuaian) - - 50.500 D
31 Penyesuaian (wesel minus biaya 4.800 - 55.300 D
tagih)
31 Penyesuaian (jasa giro) 500 - 55.800 D
31 Penyesuaian (cek Kosong) - 1800 54.000 D
31 Penyesuaian (biaya bank) - 1200 52.800 D

6. Kas Kecil : Sistem Dana Tetap


Praktik menyetor semua kas ke bank dan mengeluarkan semua kas dengan cek
menyulitkan perusahaan membayar biaya-biaya yang jumlahnya relatif kecil.
Kesulitan ini dipecahkan dengan membentuk dana kas kecil.
Terdapat dua sistem/metode akuntansi untuk menyelenggarakan dana kas kecil,
yaitu sistem dana tetap (imprest system) dan sistem dana berfluktuasi (fluctuating
system). Sistem dana berfluktuasi dipandang kurang baik untuk mengendalikan kas
kecil sehingga tidak jelas. Pada sistem dana tetap, jurnal diselenggarakan dua kali.
Pertama, pada waktu pembentukan; kedua, pada waktu pengisian kembali. Saat
mengeluarkan kas kecil tidak perlu dijurnal. Jika pada akhir tahun tidak dilakukan
pengisian kembali, maka jurnal penyesuaian dibuat untuk mengakui biaya yag telah
terjadi dan menyesuaikan akun dana kas kecil.
Contoh 1.2 : pada 10 Desember 2012 PT. PURNAMA telah menetapkan penggunaan
sistem dana tetap untuk kas kecil dengan jumlah Rp 50.000 dan akan diisi kembali
setiap 2 pekan. Dana kas dibentuk pada tanggal 15 Desember tahun tersebut. Setiap
pengeluaran harus mendapat autorisasi (persetujuan) dari pejabat berwenang. Semua
bukti pendukung (misalnya kuitansi, nota, dan lain-lain) diklip menjadi satu dengan
kuitansi pengeluaran kas kecil. Cara ini dirancang untuk memudahkan auditor
internal ketika melakukan perhitungan fisik dana kas kecil. Auditor harus yakin
bahwa gunggungan seluruh jumlah nominal uang logam, uang kertas, dan jumlah
rupiah bukti pendukung harus sama dengan jumlah dana kas kecil yang dibentuk.
Transaksi ataupun peristiwa yang terjadi sejak pembentukan dana kas kecil sampai
akhir tahun 2012 adalah sebagai berikut.

Desembe 1 : Membentuk dana kas kecil......................... Rp50.000


r 5
1 : Membayar kuitansi langganan koran......... 15.000
6
2 : Membeli materai dan perangko................. 5.000
0
2 : Membayar makanan kecil.......................... 4.000
7
3 : Mengisi kembali dana kas kecil dari bank. 24.000
1

Jurnal-jurnal yang diperlukan adalah sebagai berikut.

Membentuk Dana Kas Kecil


Jurnal untuk mencatat pembentukan dana kas kecil Rp 50.000 adalah sebagai berikut.
De 15 Dana Kas Kecil 50.000
s
Kas di bank 50.000

Menggunakan Dana Kas Kecil


Setiap kali perusahaan mengeluarkan kas kecil untuk membayar biaya-biaya tidak
ada pencatatan apa pun dalam buku jurnal. Penjurnalan dilakukan pada waktu dana
kas kecil diisi kembali. Jadi, pada contoh ini, tidak ada jurnal pada tanggal-tanggal
16, 20, dan 27 Desember 2012.

Mengisi Kembali Dana Kas Kecil


Pengisian kembali pada tanggal 31 Desember 2010 dicatat dalam buku jurnal sebagai
berikut.
Des 31 Biaya Langganan Koran 15.000
Biaya Bahan Habis Pakai 5.000
Biaya Makanan Kecil 4.000
Kas di Bank 24.000

Dari uraian di atas, jelas bahwa akun Dana Kas Kecil tidak pernah dikredit. Jadi,
saldonya selalu tetap sebesar Rp 50.000. pada akhir periode akuntansi harus
dilakukan pengisian kembali sebagaimana pada contoh ini. Tujuan pengisian
kembali adalah untuk mengakui biaya yang telah dibayar sejak pengisian sebelumnya
dan untuk menentukan jumlah dana kas kecil yang akan dilaporkan di Neraca.
Berdasarkan pada contoh di atas, saldo kas kecil yang akan dilaporkan di neraca per
31 Desember 2012 adalah RP 50.000.

Jika Tidak Ada Pengisian Kembali pada Akhir Periode


Dalam hal tidak dilakukan pengisian kembali pada akhir periode, maka perlu jurnal
penyesuaian. Jurnal penyesuaian ini adalah untuk mengakui biaya sejak pengisian
sebelumnya sampai akhir periode tersebut.
Contoh 1.3: Anggaplah bahwa perusahaan pada contoh 1.2 di atas tidak melakukan
pengisian kembali dana kas kecil pada akhir tahun 2012. Jurnal penyesuaian adalah
sebagai berikut
Des 31 Biaya Langganan Koran 15.000
Biaya Bahan Habis Pakai 5.000
Biaya Makanan Kecil 4.000
Dana Kas Kecil 24.000
(mengakui biaya dan menyesuaikan
dana kas kecil)

Andaikan jurnal penyesuaian di atas telah diposting, maka saldo dana kecil pada
akhir tahun 2012 menjadi Rp 26.000 (Rp50.000-Rp24.000). Itulah jumlah dana kas
kecil yang akan dilaporkan di neraca per 31 Desember 2012.

Jurnal Pembalik awal Periode Berikutnya


Pada hari kerja pertama tahun berikutnya (2 Januari 2013), dibuat jurnal pembalikan
atas jurnal penyesuaian akhir tahun lalu (31 Desember 2012). Jurnal pembalikan ini
penting untuk memudahkan penjurnalan pada waktu pengisian kembali berikutnya.
Jurnal pembalikannya adalah sebagai berikut.
201
3
Jan 2 Dana Kas Kecil 24.000
Biaya Langganan Koran 15.000
Biaya Bahan Habis Pakai 5.000
Biaya Makanan Kecil 4.000
(membalik jurnal penyesuaian kas kecil
akhir tahun lalu)
Andaikan jurnal pembalikan di atas telah diposting, maka saldo akun Dana Kas
Kecil kembali menjadi Rp50.000. Selanjutnya, akun-akun biaya langganan koran,
biaya bahan habis pakai, dan biaya makanan kecil saldonya masing-masing menjadi
kredit Rp15.000, Rp5.000, dan Rp4.000. pada tanggal pengisian kembali berikutnya,
jurnal yang dibuat adalah debit biaya-biaya sebesar jumlah dari pengisian kembali
sebelumnya sampai pengisian kembali sekarang.
Contoh 1.4: Anggaplah bahwa pengeluaran 2 Januari sampai 15 Januari 2013 adalah
untuk pembelian bahan habis pakai Rp20.000. pengisian kembali dilakukan pada
tanggal 15 Januari 2013 untuk mengganti dana kas kecil yang sudah digunakan.
Dengan demikian, pengisian kembali adalah sebesar Rp44.000 dengan perhitungan
sebagai berikut.
Tahun 2012 Tahun 2013
15-13 Des 2-15 Jan Total
Biaya langganan koran Rp15.000 - Rp15.000
Biaya Bahan Habis Pakai Rp 5.000 Rp20.000 Rp25.000
Biaya Makanan Kecil Rp 4.000 - Rp 4.000
Rp24.000 Rp20.000 Rp44.000

Dengan data di atas, jurnal pengisian kembali pada 15 Januari 2013 adalah
sebagai berikut.

Jan 15 Biaya langganan koran 15.000


Biaya bahan habis pakai 25.000
Biaya makanan kecil 4.000
Kas di Bank 44.000
(mencatat pengisian kembali)

7. Selisih Kas
Oleh karena sulitnya uang kecil (receh), maka sering terjadi selisih kas. Misalkan,
perusahaan membeli makanan kecil dengan harga Rp12.650. Jumlah kas kecil yang
dikeluarkan untuk membayar makanan kecil ini mungkin Rp 12.700 meskipun
kuitansi ataupun nota pembelian berjumlah Rp 12.650. dengan demikian, jumlah
fisik kas senyatanya adalah Rp 50 lebih kecil. Hal ini menyebabkan adanya selisih
kas. Dalam hal ada selisih, maka akun Selisih Kas perlu dibentuk.
Contoh 1.5 : menurut bukti pendukung yang sah, penjualan tunai pada tanggal 27
Maret 2013 adalah Rp12.280. tetapi uang kas yang benar-benar diterima hanyalah Rp
12.200. jurnal untuk mencatat penerimaan kas dari penjualan ini adalah sebagai
berikut.

Maret 27 Kas 12.200


Selisih kas 80
Penjualan 12.280

Apabila terjadi sebaliknya, akun Selisih Kas Dikredit. Perlu ditambahkan di sini
bahwa jumlah uang yang disetor ke bank adalah uang yang benar-benar ada secara
fisik, bukan menurut faktur.
Saldo akun selisih kas dilaporkan di laporan Laba-Rugi dalam kelompok rugi-
untung lain-lain. Saldo debit dilaporkan sebagai rugi dan saldo kredit sebagai untung.
Selisih kas juga bisa terjadi di Dana Kas Kecil. Apabila material, maka selisih kas
harus segera dilaporkan ke manajemen agar diambil tindakan korektif seperlunya.
8. Penyajian Kas di Neraca
Kas merupakan aset yang paling likuid, kas disajikan di neraca dengan
menduduki urutan paling atas dalam kelompok aset lancar. Kas dinilai sebesar nilai
nominal uang (kertas dan logam) ditambah nilai nominal cek perusahaan lain yang
menjadi hak perusahaan dan saldo rekening giro pada tanggal neraca. Bila terdapat
aset setara kas, maka aset tersebut dilaporkan sebagai kas. Judul yang biasa dipakai
untuk melaporkan kas adalah kas, kas dan bank, ataupun kas dan setara kas. Dana
kas kecil adalah contoh kas yang dibatasi penggunaannya sehingga dilaporkan
terpisah. Namun, andaikan jumlahnya tidak material, maka kas kecil tidak perlu
dipisahkan pelaporannya dari kas.

Aset lancar:
Kas dan setara kas.............................................. Rp700.000

C. SOAL
1. Jelaskan devinisi pengendalian internal?
2. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip pengendalian akuntansi?
3. Kantor Akuntan BUDI DAN REKAN saat ini sedang melakukan pemeriksaan kas
kecil Firma RESTU BUNDA DAN REKAN. Menurut perhitungan fisis (yang
dilakukan pada akhir tahun buku 2012), kas kecil tersebut terdiri atas elemen-elemen
sebagai berikut :

Uang Kertas dan Logam Rp 56.210


Bon karyawan 100.000
Bukti-bukti pengeluaran 43.790
Materai dan perangko 12.600
Rp212.600
Kas kecil ditetapkan jumlahnya sebesar Rp 210.000. pengawasan akuntansi terhadap
kas kecil diselenggarakan dengan sistem dana tetap.
Diminta :
1. Buatlah usulan jumlah penyesuaian kepada Firma RESTU BUNDA DAN
REKAN sehubungan dengan pemeriksaan terhadap kas kecil tersebut.
2. Tentukan jumlah kas kecil yang akan disajikan di neraca per 31 Desember 2012.

4. Saldo akun kas di Bank MUTIARA pada buku besar CV ANDAL per 31 januari
2012 menunjukkan angka sebesar Rp 2.234.000. Menurut laporan dari Bank
MUTIARA, pada tanggal yang sama saldo rekening Giro CV ANDAL menunjukkan
angka RP 2.313.250. Adapun penyebab perbedaan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Setoran dalam perjalanan Rp 223.000
b. Cek yang beredar Rp 331.000
c. Cek Kosong dari Firma ALI Rp 176.000
d. Penagihan wesel oleh bank:
Nominal Wesel Rp 152.500
Biaya Tagihan 5.250 (-)
Rp 147.250
Diminta : susunlah rekonsiliasi bank per 31 Januari 2011 untuk CV ANDAL

Anda mungkin juga menyukai