Anda di halaman 1dari 4

BAB V

SEDIAAN: PENGENDALIAN DAN ALIRAN KOS

A. PENDAHULUAN
Bagian ini membahas mengenai sediaan dalam sebuah perusahaan yang meliputi
pengendalian dan aliran kos. Pertama-tama pada BAB ini akan dibahas mengenai
definisi dan klasifikasi sediaan. Selanjutnya, pembahasan mengenai aliran kos
sediaan dijelaskan beberapa metode aliran kos yang sering digunakan dalam suatu
perusahaan antara lain metode aliran kos: sesuai aliran barang secara fisis, metode
aliran kos berdasarkan anggapan, dan penilaian sediaan serta penyajian di neraca.

B. SEDIAAN
1. Definisi dan Klasifikasi Sediaan
Sediaan adalah aset yang: (a) tersedia untuk dijual dalam kegiatan normal, (b)
dalam proses produksi atau dalam perjalanan, atau (c) dalam bentuk bahan atau
perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Pada perusahaan dagang, hanya ada satu klasifikasi sediaan, yaitu sediaan
barang dagangan. Barang dagangan diperoleh dari pemasok dan dijual kembali
kepada konsumen tanpa diubah bentuknya. Barang dagangan inilah yang menjadi
sumber utama pendapatan perusahaan dagang.
Pada perusahaan manufaktur (pengolahan atau pabrik), terdapat tiga
klasifikasi sediaan: sediaan bahan baku, sediaan barang dalam proses, dan sediaan
barang jadi. Sediaan bahan baku adalah sediaan bahan akan diolah atau diubah
bentuknya menjadi barang setengah jadi. Sediaan barang dalam proses adalah
barang setengah jadi (bahan baku yang sedang mengalami proses produksi).
Sediaan barang jadi adalah sediaan yang akan dijual dalam kegiatan normal
perusahaan dan menjadi sumber utama pendapatan bagi perusahaan manufaktur.
Dalam bab ini akan dibahas sediaan barang dagang.

2. Kos dan Pengendalian Akuntansi


Kos sediaan meliputi harga beli bersih dan kos lainnya yang timbul sampai
sediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dujual (untuk sediaan
barang dagangan) atau dipakai (untuk sediaan bahan baku). Kos sediaan terdiri
atas harga beli neto, kos pengangkutan, dan kos lainnya yang dapat ditelusur
secara langsung ke proses pembelian sediaan. Kos bongkar muat dan
penyimpanan sementara di pelabuhan transit jika ada merupakan contoh kos yang
dapat ditelusur ke proses pembelian sediaan. Semua potongan pembelian seperti
rabat, potongan tunai, atau potongan dengan nama lainnya diperlakukan sebagai
pengurang harga beli bruto agar diperoleh harga beli neto. PPN (pajak
pertambahan nilai) masukan yang dibayar oleh perusahaan ketika membeli
sediaan tidak boleh dimasukkan sebagai untur kos sediaan karena ia dapat
dikreditkan dengan PPN keluaran.
Terdapat dua alternatif sistem pengendalian akuntansi terdapat sediaan.
Pertama, sistem periodil (sistem fisis); kedua, sistem perpetual (sistem permanen
atau sistem buku). Penjelasan lebih lanjut sebagia berikut:
Sistem periodik versus sistem perpetual
Pada sistem periodik, pembelian barang dagangan didebit ke akun pembelian;
kos angkut pembelian didebit ke akun pengangkutan pembelian; retur atas barang
yang dibeli dikredit ke akun retur pembelian; dan potongan pembelian tunai
dikredit ke akun potongan pembelian. Ketika terjadi penjualan, akun sediaan tidak
dikredit meskipun sediaan secara fisis berkurang. Dengan cara seperti di atas,
akun sediaan tidak menunjukkan saldo yang up-to-date setiap saat. Sediaan akhir
ditentukan dengan perhitungan fisis sediaan. Harga pokok penjualan (cost of
goods sold) disingkat HPP baru dihitung pada akhir periode akuntansi dengan
model perhitungan sebagia berikut.
Sediaan awal............................................................. Rp xx
(+) Pembelian Neto................................................... xx
Sediaan tersedian untuk dijual.................................. xx
(-) Sediaan akhir........................................................ xx
HPP........................................................................... Rp xx
Pencatatan HPP pada akhir tahun dilakukan melalui jurnal penyesuaian.
Pencatatan sedian dilakukan pada awal dan akhir periode sehingga tidak dapat
mendeteksi berkurangnya sediaan karena, misalnya pencurian.
Sistem perpetual, pembelian sediaan didebit ke akun sediaan; kos angkut
pembelain didebit ke akun sediaan; retur atas barang yang dibeli dikredit ke akun
sediaan; dan potongan pembelian dikredit ke akun sediaan. Ketika terjadi
penjualan, akun HPP didebit dan akun sediaan dikredit sebesar kos sediaan yang
dijual. Dengan cara seperti di atas, akun sediaan selalu menunjukkan saldo yang
up-to-date setiap saat. Perhitungan fisis sediaan pada akhir perioda dilakukan
untuk memverifikasi saldo akun sediaan yang didebit dan dikredit setiap terjadi
perubahan. Untuk mempermudah pengendalian terhadap sediaan, sistem perpetual
menyediakan satu kartu sediaan untuk setiap jenis sediaan. Kartu ini berfungsi
sebagai buku pembantu sediaan dan digunakan untuk mencatat mutasi setiap hari.
Kos barang-barang yang dijual bisa langsung dihitung dan dicatat setiap terjadi
penjualan. Jadi, perhitungan barang secara fisis di gudang berfungsi untuk
mengetahui adanya barang yang hilang atau susut.
3. Aliran Kos Sediaan
Aliran kos adalah urut-urutan pembebanan kos pada sediaan dan pada
pejualan. Penjelasan mengenai metode aliran kos adalah sebagai berikut :
a. Metode aliran kos : sesuai aliran barang secara fisis
Metode ini mempengaruhi laba/rugi dan nilai sediaan. Metode paling ideal
adalah metode yang sesuai dengan aliran fisik barangnya. Metode ini disebut
indentifikasi khusus karena metode ini mengidenfikasi secara spesifik aliran-
aliran barangnya. Aliran keluar barang harus dicari asal-usulnya dari
pembelian tanggal berapa dan berapa kosnya. Jadi, aliran kosnya akan sesuai
benar dengan aliran fisik barangnya.
b. Metode aliran kos berdasarkan anggapan
Metode aliran kos adalah metode yang paling ideal akan tetapi metode
tersebut sulit diterapkan atau tidak praktis. Metode yang praktis
menggunakan aliran kos berdasarkan anggapan tertentu. Metode aliran kos
antara lain adalah rerata, masuk pertama keluar pertama, dan masuk terakhir
keluar pertama. Berikut penjelasan berbagai metode aliran kos :
1) Metode rerata. Metode ini menganggap bahwa kos yang melekat pada
barang dagangan adalah rerata dari kos total. Dengan bahas sehari-hari,
barang yang dibeli antara satu tanggal dan tanggal-tanggal lainnya di
campu aduk.
2) Metode masuk pertama keluar pertama
Metode masuk pertama keluar pertama (First In, First Out) beranggapan
bahwa barang yang pertama kali dibeli adalah yang pertama kali siap dan
mempunyai urutan pertama untuk dijual. Barang yang siap dan
mempunyai urutan kedua adalah barang yang masuk atau dibeli pada
pembelian kedua. Begitu seterusnya. Jika pada akhir periode masih ada
barang yang tersisa atau belum terjual, maka barang itu berasal dari
pembelian pada tanggal atau tanggal-tanggal paling akhir.
3) Metode masuk terakhir keluar pertama
Metode ini sering disebut (Last In, First Out) menganggap bahwa barang
yang masuk atau dibeli paling akhir justru memiliki urutan pertama untuk
dijual. Jika pada akhir periode masih ada barang yang tersisa, maka
barang tersebut berasal dari pembelian pertama.

4. Penilaian Sediaan
Penilaian sediaan adalah penentuan besarnya angka rupiah sediaan yang
dicantumkan di neraca. Di neraca, sediaan dinilai sebesar nilai terendah antara kos
dan nilai realisasi bersih (NTKNRB)-the lower of cost and net realizable value.
Nilai realisasi bersih adalah kos taksiran dalam kegiatan usaha normal dikurangi
kos penyelesaian taksiran dan kos taksiran yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan.
Penilaian dengan NTKNRB dapat diterapkan untuk (i) tiap jenis sediaan, (ii)
tiap kelompok sediaan, dan (iii) seluruh sediaan.

5. Penyajian Di Neraca
Sedian dilaporkan di neraca dalam kelompok aset lancar, biasanya di bawah akun
piutang. Penyajian sebagai berikut:

Aset Lancar:
Sediaan (kos)............................................................. Rp48.500
(-) Cadangan penurunan nilai sediaan....................... (1.600)
Nilai Realisasi Bersih................................................ Rp46.900
C. SOAL
1. Jelaskan Pengendalian akuntansi yang ada pada sediaan?
2. Sebutkan dan jelaskan metode aliran kos sediaan perusahaan?
3. CV SEKAR DAN REKAN memiliki sediaan pada awal bulan September
sebanyak 100 unit dengan kos per unit Rp200. Selama bulan September,
transaksi-transaksi pembelian dan penjualan adalah sebagai berikut:
Tangga
Pembelian Tanggal Penjualan
l
2 300 unit @ Rp 210 3 200 unit
5 300 unit @ Rp 220 7 300 unit
10 300 unit @ Rp 230 16 400 unit
24 300 unit @ Rp 240 28 100 unit
Harga jual adalah Rp 500 per unit. Perusahaan menggunakan sistem periodik.
Diminta:
1) Hitunglah kos sediaan yang tersedia yang tersedia dijual.
2) Tentukanlah:
a) Sediaan akhir dan
b) HPP dengan metode-metode rerata berbobot, MPKP, dan MTKP.
3) Hitunglah laba bruto untuk masing-masing metode.
4) Ulangilah memenuhi permintaan 1,2, dan 3 jika perusahaan menggunakan
sistem perpetual.

Anda mungkin juga menyukai