Anda di halaman 1dari 3

BAB VII

INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI

A. PENDAHULUAN
Pembahasan BAB VII mengenai investasi dalam sebuah perusahaan asosiasi,
untuk pembahasan investasi telah dijelaskan pada BAB II sebelumnya. Pertama-tama
pada BAB ini akan dibahas mengenai definisi dan klasifikasi investasi. Selanjutnya,
pembahasan mengenai metode yang digunakan pada perusahaan asosiasi serta
berbagai peristiwa penting lain diantaranya adalah pembagian dividen saham dan
stock splits-up. Pembahasan terakhir pada penyajian dan penilaian di neraca.

B. INVESTASI PERUSAHAAN ASOSIASI


Perusahaan asosiasi adalah suatu perusahaan yang investornya memiliki
pengaruh signifikan dan bukan merupakan anak perusahaan ataupun joint venture dari
investornya.
1. Investasi dan Klasifikasinya
Devinisi investasi telah dipaparkan pada BAB 2, selanjutnya klasifikasi
investasi pada perusahaan asosiasi adalah sebagai berikut:
a. investasi saham yang dipertanggungjawabkan dengan metode kos (cost
method). Metode kos digunakan jika proporsi saham kurang dari 20% dari
jumlah saham biasa perusahaan investee yang beredar karena kepemilikan ini
dianggap tidak memiliki pengaruh signifikan pada perusahaan investee.
Tujuan kepemilikan untuk perdagangan ataupun tersedia untuk dijual, maka
penilaian di neraca menggunakan metode fair value.
b. Investasi saham yang dipertanggungjawabkan dengan metode konsolidari
(consolidation method). Metode konsolidasi digunakan jika proporsi saham
lebih dari 50% dari jumlah saham biasa perusahaan investee yang beredar
karena kepemilikan ini dianggap memiliki kendali terhadap perusahaan
investee sehingga sudah terjadi hubungan induk (investor) dan anak
perusahaan. Investor harus menyusun laporan keuangan konsolidasi.
Meskipun disebut metode konsolidasi, semua transaksi dan kejadian investasi
yang terjadi sebelum proses penyusunan laporan keuangan konsolidasi
menggunakan metode ekuitas.
c. Investasi yang dipertanggungjawabkan dengan metode ekuitas (equity
method). Metode ekuitas digunakan jika proporsi saham biasa 20% atau lebih
dari jumlah saham biasa perusahaan investee yang beredar karena kepemilikan
ini dianggap memiiki pengaruh signifikan. Pengaruh signifikan adalah
wewenang untuk berpartisipasi dalam keputusan mengenai kebijakan
keuangan dan operasi perusahaan investee. Perusahaan invertee seperti ini
disebut perusahaan asosiasi. Perusahaan investor tidak menyusun laporan
keuangan konsolidasian karena tidak ada hubungan induk dan anak.

2. Metode Ekuitas Versus Metode Kos


Proses akuntansi dimulai pertama kali ketika investasi diperoleh. Mula-mula
investasi diukur sebesar kos perolehannya. Kos perolehan ini kemudian
disesuaikan dengan kenaikan (penurunan) aset neto perusahaan asosiasi. Ketika
perusahaan memperoleh laba (menderita rugi), maka investor mengakui kenaikan
(penurunan) investasi. Jika perusahaan asosiasi membagikan dividen tunai, maka
investor mengakui penurunan investasi. Besarnya penyesuaian atas kenaikan
(penuruna) investasi adalah sebesar perkalian antara kenaikan (penurunan) aset
neto perusahaan asosiasi dan proporsi kepemilikan perusahaan investor.
Berbagai metode ekuitas, metode kos tidak mengakui kenaikan (penurunan)
investasi ketika perusahaan asosiasi mengumumkan laba (rugi). Pendapatan
dividen hanya apabila perusahaan investor menerima dividen tunai dari
perusahaan asosiasi.

3. Berbagai Peristiwa Penting lain


a. Pembagian Dividen Saham (stock dividend)
Dividen saham adalah dividen yang dibagikan kepada pegang saham dalam
bentuk saham sejenis dengan saham yang telah beredar. Bagi investor, dividen
saham mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar saham yang dimiliki
sebelumnya. Kos perolehan total investasi tidak berubah. Kos perolehan per
lembarnya sajalah yang berubah. Penerimaan dividen saham tidak perlu
dicatat dalam buku jurnal perusahaan investor. Namun, pencatatan dalam
memorandum diperlukan. Perusahaan investor tidak mencatat apa pun dalam
buku jurnal.
b. Pemecahan nilai nominal saham (stock splits-up)
Stock splits-up adalah pemecahan nilai nominal perlembar saham. Misalnya
satu lembar kini dipecah menjadi 4 lembar (1 dibanding 4). Jadi kalau
nominal per lembar semua adalah Rp 100 kini dipecah menjadi Rp25 per
lembarnya. Secara total nominal tidak berubah, terjadi perubahan hanya pada
nilai nominal per lembar. Peristiwa ini menyebabkan perusahaan asosiasi
menarik kembali seluruh saham yang beredar dan menggantinya dengan
saham yang jumlah lembarnya. Bagi investor, peristiwa stock splits-up tidak
mempengaruhi kos total atau nilai tercatat totalnya, namun per lembarnya
berubah menjadi semakin rendah. Perusahaan investor tidak mencatat apa pun
dalam buku jurnal. Namun, catatan dalam memorandum perlu dilakukan
untuk menunjukkan bahwa nilai tercatat (kos sesuaian) per lembar investasi
sekarang berubah.

4. Pelepasan Investasi
Investasi yang dilepas kembali dicatat dengan mengkredit akun investasi pada
perusahaan asosiasi sebesar nilai tercatat saham yang dilepas. Apabila terdapat
selisih antara harga jual bersih dan nilai tercatat, maka selisihnya diakui sebagai
untung (rugi) pelepasan.

5. Penyajian dan Penilaian Di Neraca


Investasi pada perusahaan asosiasi diklasifikasi sebagai aset taklancar.
Investasi tersebut disajikan di neraca dalam klasifikasi investasi jangka panjang
dan dilaporkan antara kelompok aset lancar dan aset tetap.
Penilaian investasi di neraca sebesar nilai tercatat, yakni nilai buku pada akhir
tahun. Namun, apabila terdapat bukti bahwa nilai investasi mengalami penuruna
nilai yang bersifat permanen, maka investasi dinilai di neraca sebesar nilai tercatat
setelah dikurangi penurunan nilainnya. Penurunan nilai, jika ada dicatat melalui
jurnal penyesuaian dengan debit rugi penurunan nilai investasi dan kredit
investasi pada perusahaan asosiasi. Berikut contoh penyajian investasi tersebut di
neraca.

Investasi Jangka Panjang:


Investasi pada perusahaan asosiasi (nilai tercatat) Rp1.908.020

C. SOAL
1. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi investasi pada perusahaan asosiasi?
2. Apa yang dimaksud dengan Stock splits-up dan berikan contohnya.
3. PT RAJA memiliki saham-saham biasa PT AGUNG untuk tujuan jangka panjang
dan dipertangjawabkan dengan metode ekuitas. Berikut saldo akun investasi pada
perusahaan asosiasi.
Tanggal Jumlah Nominal Per
Kos Total
Pembelian (lembar) Lembar
16-08-2009 100 Rp 10.000 Rp2.500.000
16-05-2010 300 Rp 10.000 Rp3.900.000
14-12-2011 150 Rp 10.000 Rp1.650.000
550 Rp8.050.000
Pada taggal 5 Januari 2012, perusahaan menjual 200 lembar saham biasa di atas
dengan harga jual bersih Rp25.000 per lembar.
Diminta:
1) Hitunglah kos per lembar saham yang dijual jika metode aliran kos yang
digunakan adalah MPKP (masuk pertama, keluar pertama).
2) Hitunglah rugi/untung pelepasan saham sebanyak 200 lembar tersebut di atas.
3) Buatlah jurnal pelepasan investasi di atas.

Anda mungkin juga menyukai