Anda di halaman 1dari 22

31S2202 PRAKTIKUM ANALISIS INSTRUMENTAL

Semester Genap  2020/2021

LAPORAN AKHIR
PENENTUAN KADAR CaCO3 DI DALAM KULIT TELUR

<31S19001>
<Lamtiarma Panjaitan>

PROGRAM STUDI TEKNIK BIOPROSES


FAKULTAS BIOTEKNOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI DEL
MARET 2021

1
Penentuan Kadar CaCO3 Di Dalam Kulit Telur

I. Tujuan Percobaan
 Menentukan Konsentrasi EDTA dengan standarisasi
 Menentukan Kandungan CaCO3 dalam kulit telur dengan titrasi pembentukan
kompleks.
II. Teori Percobaan
Kulit telur adalah suatu lapisan luar dari telur yang berfungsi untuk menjaga
semua bagian telur dari serangan atau kerusakan dari luar ,(Underwood,1992).
Kalsium Karbonat ( CaCO3) merupakan garama kalsium yang terdapat pada
kapur, batu kapur pualam dan merupakan salah satu komponen utama yang
terdapat pada kulit telur.kalsium karbonat berupa serbuk, putih,tidak berbau, tidak
berasa, dan stabil di udara , praktis tidak dalam air dan kelarutan dalam air
meningkat dengan adanya sedikit garam ammonium atau karbon dioksida, salah
satu sifat kimia dari kalsium karbonat adalah dapat menetralisasi asam.
penggunaan kalsium karbonat dalam bidang farmasi merupakan sebagai antasida
karena kemampuannya dalam menetralisir asam, namun kalsium karbonat dapat
menyebabkan konstipasi (Harvey,2000)
Titrasi Kompleksometri adalah titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan
kompleks atau ion kompleks atau garama yang suka mengion, sedangakn
Kompleksometri adalah jenis titrasi dimana titran dan titrat akan salinkg
mengkompleks hingga membentuk hasil berupa kompleks, syarat darai
terbentuknya kompleks adalah tingkat kelarutan yang tinggi , sebagian besar titrasi
kompleksometri mempergunakna indkator yang juga betindak sebagai
pengkompleks , kompleks logam biasanya mempunyai warna yang berbeda
dengan pengkompleksanya sendiri, indicator nya biasanya disebut demikan
indicator metalakromat (modul prkatikum , 2015).
EDTA ada terdapat pada sebagai Kristal H4Y dan Kristal dalam garama
dinatriumnya , Kristal H4Y sukar larut didalam air dalam larutan tertentu saja
garam mengion menjadi ion H2Y2- (Svehla, 1995).
Faktor Yang Membuat EDTA
 UH sebagai pereaksi titrimaterik yaitu dengan ion logam yang selalu terbentuk
kompleks sehingga reaksi berjalan dalam satu tahap, konstan kestabilan
kelatnya umunya lumayan besar sekali sehingga reaksi sempurna , dan
terdapat banyak ion logam yang bereaksi dengan cepat. Titrasi lansgung dapat
dilakukan dengan menggunakan indokator logam dengan EDTA , indicator
jenis ini salah contohnya adalah Eriochorome black T (Khopkar, 1990).
 Kelemahan Erio T merupakan larutannya tidak stabil,jiak disimpan akan
terjadi peruraian secara lambat , maka setelah jangka waktu tertentu,indicator
yang tidak dapat berfungsi laigi . Buffer NH3-NH4Cl dengan PH 9-10 yang
lebing sering dipakai unttuk logam yang memebentuk kompleks ammonia
(Underwood, 1992).
 Kompleks dari Mg-EDTA memiliki stabilitas relative rendah dan kation yang
ditentukan tidak digantikan oleh magnesium , maka cara ini dapat untuk
menentukan logam didalam endapan, contohnya Pb di dalam PbSO4 dan Ca
dalam CaSOa (Underwood, 1992).
 Titrasi substitus atau berganti , berfungsi bila tidak ada indicator yang sesuai
untuk ion logam yangditentukan , sebuah larutan berlebih yang memiliki
kandungan ion pleks Mg EDA yang ditambahkan dan juga ion logam M 2+,
menggantikan magnesium dari kompleks EDTA yang relative (Harvey, 2000)

III. Peralatan dan Bahan


No. Alat Jumlah Bahan
1. Labu Takar 250 mL 1 buah Larutan EDTA 0,01 M
2. Labu Takar 100 mL 1 buah Padatan MgSO4.7H2O
3. Pipet Volum 25 mL 1 buah Buffer pH 10
4. Pipet Volum 5 mL 1 buah Indikator EBT
5. Gelas Kimia 500 mL 1 buah Indikator Murexid
6. Gelas Kimia 250 mL 1 buah Sampel Kulit Telur
7. Buret 50 Ml 1 buah Larutan HCl 6 M
8. Statif & Klem 1 buah
9. Erlenmeyer 250 mL 2 buah
10. Gelas Ukur 100 mL 1 buah
11. Corong 1 buah
12. Kaca Arloji 1 buah
13. Lumpang & Alu 1 set
14. Neraca Analitik 1 buah
15. Gelas Ukur 10 mL 1 buah

IV. MSDS Bahan

Jenis Senyawa Sifat Fisika dan Kimia


MgSO4.7H2O Massa molar : 120.366 g/mol (anhidrat)
246.47 g/mol
(heptahydrat Wujud : Padatan Krital
Putih
Bau : tak berbau
Densitas : 2.66 g/cm3 (anhidrat)
2.445 g/cm3 (monohidrat)
1.68 g/cm3 (heptahydrat)
1.512 g/cm3 (11-hydrat)
Titik Lebur : anhidrat terdekomposisi pada 1124 °C
monohydrat terdekomposisi pada 200 °C
heptahydrat terdekomposisi pada 150 °C
undecahydrat terdekomposisi pada
Kelarutan : agak larut pada alkohol, gliserol tidak larut dalam aseton
Bahaya : Dapat Menyebabkan Iritasi Pada Kulit
Penanganan : Jika terkena larutan tersebut segera mungkin cuci dengan
air yang mengalir
EDTA Rumus Kimia : C10H16N2O8
Massa Molar : 292.24 g mol−1
Wujud : Kristal atau tidak berwarna
Densitas : 860 mg mL−1 (at 20 °C)
Keasaman : 1.782
Kebasaan : 12.215
Bahaya : Jika terkena mata dapat menyebabkan iritasi pada mata tersebut
Penanganan : Jika mata terkena larutan tersebut segera mungkin cuci
dengan air yang mengalir

HCL Massa atom : 36,45


Massa jenis : 3,21 g/cm3
Titik leleh : - 101°C
Energi ionisasi : 1250 kj/mol
Kalor jenis : 0,115 kal/g°C
Bahaya : Dapat membuat kulit melepuh, terbakar, dan nyeri. Jika tidak
sengaja tertelan, bahan kimia ini bisa menyebabkan nyeri seperti
terbakar yang parah, sakit perut hebat, muntah darah,
Penganan : Jika terkena larutan ini cepata mungkin basuh dengan air yang
mengalir, jika ingin muntah jangan dipaksa segera menghubungi medis
NaOH Bau : berbau.
Molekul Berat: 40 g / mol
Warna : Putih.
pH (1% soln / air): [. Dasar] 13,5
Titik Didih : 1388 ° C (2530,4 °
F)
Melting Point : 323 ° C (613,4 ° F)
Spesifik Gravity: 2.13 (Air = 1)
Properti Dispersi: Lihat kelarutan dalam
air. Kelarutan: Mudah larut dalam air
dingin.
Bahaya : Bersifat korosif , tidak boleh dihirup dan tertelan
Penanganan : Jika tertelan jangan memaksa untuk memuntah , jika
terkena kulit basuh dengan air yang mengalir secepat mungkin
EBT Rumus kimia : HOC10H6N = NC10H4 (OH) (NO2) SO3Na.
Eriochrome Black T adalah biru, tapi ternyata merah di hadapan logam.
Bahaya : jenis air yang memiliki sedikit bahaya jika diminum
Penanganan : Jika tertelan segera mungkin untuk menginum air putih
yang banyak
Murexid Kelat Murexide dengan logam berwarna merah muda dan indikator
bebasnya berwarna ungu. Seperti halnya Calcon, Murexide sangat cocok
untuk titrasi penetapan Ca pada pH tinggi, pH 11-13 tanpa gangguan ion
Mg++. Perubahan warnanya dari warna merah muda menjadi ungu.
Mr : 284,19
Rumus Kimia : C8H8N6O6
Bahaya : Tidak Terlalu Punya bahaya jika di pengang akan tetapi tidak
boleh ditelan dan dihirup
Penanganan : Jika tertelanjangan paksa untuk memuntahnya dan segera
hubungi pihak yang berwajib jika terhirup segera hirup O2 yang lebih
segar

V. Cara kerja
Pembakuan Larutan EDTA
 Diambil larutan EDTA 0,02 M sebanyak 120 mL, kemudian tempatkan ke
dalam gelas kimia 250 mL. Setiap kelompok hanya diperolehkan mengambil
bahan sesuai dengan prosedur yang telah diberikan.
 Dimasukkan larutan ini ke dalam buret. Perhatikan agar tidak terlihat ada
gelembung-gelembung udara di dalam buret. Pastikan pula bahwa bagian
bawah buret (dekat kran buret) terisi penuh dengan larutan.
 Ditimbang padatan MgSO4.7H2O dengan tepat (± 0,3 gram), kemudian
larutkan hingga padatan menjadi larutan homogen. Pindahkan larutan tersebut
secara kuantitatif ke dalam labu ukur 100,0 mL. Kemudian tambahkan aqua
dm hingga tanda batas
 Dipipet larutan tersebut sebanyak 25,00 mL menggunakan pipet volum.
Pindahkan ke dalam labu Erlenmeyer, tambahkan 10 mL larutan buffer pH 10,
3 sendok kecil indikator EBT/NaCl, dan 10 mL aqua dm.
 Dititrasi larutan MgSO4 dengan larutan EDTA sampai warna larutan berubah
dari ungu menjadi biru.
 Dihentikan titrasi segera setelah terjadi perubahan warna. Bacalah volume
NaOH yang digunakan (dua desimal).
 Dilakukan Titrasi dengan cara yang benar
 Dilakukan percobaan secara duplo. Bila perbedaan vvolume titrasi pertama
dan kedua lebih besar dari 2 mL, ulangi titrasi sekali lagi.
 .Diperoleh data lalu hitung konsentrasi titran beserta ketidaktelitiannya
(perhatikan penggunaan angka penting).

Penentuan Kadar CaCO3 dalam Kulit Telur


 Dibersihkan kulit telur dari membran yang tersisa hingga bersih sempurna.
Kulit telur yang telah bersih sempurna, digerus menggunakan mortal hingga
halus.
 Ditimbang sampel kulit telur dengan tepat ( 3 gram). Masukkan sampel ke
dalam gelas kimia 250 mL.
 Ditambahkan aqua dm secukupnya dan 50 mL HCl 6 M. Aduk larutan hingga
tercampur sempurna.
 Dipanaskan Larutan kulit telur tersebut perlahan (kerjakan di ruang asam), dan
terus diaduk hingga semua padatan larut sempurna.
 Dinginkan larutan sampel hingga mencapai suhu ruang
 Disaring larutan tersebut. Encerkan larutan ke dalam labu takar 100 mL.
 Dipipet sebanyak 25,00 mL larutan sampel, dan ditempatkan ke dalam labu
Erlenmeyer.
 Ditambahkan aqua dm secukupnya.
 Ditambahkan 25 mL larutan NaOH 4 M. Pastikan pH larutan pada rentang 12-
13. Cek dengan menggunakan pH universal. Apabila pH larutan < 13, maka
tambahkan larutan NaOH 4 M secukupnya hingga mencapai pH yang
diinginkan.
 Ditambahkan indikator murexid/NaCl secukupnya (hingga 5 tetes).
 Dilakukan titrasi larutan sampel dengan larutan EDTA sampai warna larutan
berubah dari merah muda menjadi ungu. Hentikan titrasi segera setelah terjadi
perubahan warna. Bacalah volume NaOH yang digunakan (dua desimal).
 Dilakukan titrasi dengan cara yang benar
 Dilakukan Percobaan secara duplo. Bila perbedaan volume titrasi pertama dan
kedua lebih besar dari 2 mL, ulangi titrasi sekali lagi.
 Dihitung kadar CaCO3 dalam sampel (nyatakan dalam %w/w) beserta
ketidaktelitian sampel (perhatikan penggunaan angka penting).
VI. Data Pengamatan

Kegiatan : Pembakuan Larutan EDTA


Massa 0,3055 gr
Aliquot 25 ml
Volume Titran (1) 18 ml
Volume Titran (2) 19 ml
Perubahan Warna Analit Ungu menjadi biru
Kegiatan : Penentuan Kadar CaCO3 dalam Kulit Telur
Massa sampel kulit telur 3,0201 gr
Aliquot 25 ml
Volume Titran (1) 22 ml
Volume Titran (2) 23 ml
Perubahan Warna Analit Merah muda menjadi ungu
VII. Perhitungan
Reaksi Yang Terjadi
2+
MgSO
+ H Y2- MgY2- + 2H+
4 (aq) 2 (aq) (aq) (aq)
2+
Ca + HY 2-
CaY 2-
+ 2H +

(aq) 2 (aq) (aq) (aq)


Mg Ind- + H Y2- MgY2- + H Ind- + H+
aq) 2 (aq) (aq) (aq) (aq)
2+
(aq) 2- 2- 2+
C + MgY (aq) CaY (aq) + Mg (a)
Perhitungan
 Percobaaan Pembuatan Larutam EDTA
Reaksi : MgSO42+ H2Y2-(aq MgY
2-
+ 2H+(aq)
(aq) (aq)
)

n: MgSO42+.7H2O = nE DTA
M1 V1=M2V2
Dengan Volume rata-rata titran = 18,5 ml
a. EDTA
M = Massa x 1000
Mr V(ml)
0,2 = gr x 1000
327,24 gr/mol 120
gr = 0,0785 gr
b. MgSO4.7H2O
M = Massa x 1000
Mr V(ml)
M = _0,3055 gr x 1000
246 100
M = 0,0124 M

c. NaOH

M = Massa x 1000
Mr V(ml)
4 = _m_ x 1000
40 50 ml
m = 8 gr

d. HCl
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 11,8 M = 300mL x 6M
V1 = 300 ml x 6 M
11,8 M
V1 = 152,5423 mL
e. Standarisasi EDTA

Dik: V1 = 25 mL
M1 = 0,0124 M
V2 = 18,5 mL
Dit: M2..?
Jawab : V1 x M1 = V2 x M2
25mL x 0,0124 M = 18,5 mL x M2
M2 = 25 ml x 0,0124 M
18,5 mL
M2 = 0,0167 M
 Kadar [CaCO3] dalam kulit telur => Reaksi :

a. Konsentrasi [CaCO3]
Mol EDTA = mol CaCO3
V1 x M1 = V2 x M2
22,5 mL x 0,0167 M = 25 mL x M2
M2 = 22,5 ml x 0,0167 M
25 mL
M2 = 0,0150 M
b. Massa CaCO3
Massa CaCO3 = M CaCO3 x Mr CaCO3 x V CaCO3
1000
= 0,0150 M x 100 g/mol x 25 mL
1000
= 0,375 gram
c. Kadar CaCO3
Kadar Ca = massa CaCO3 x 100 %
Massa sampel
= 0,375 gram x 100 %
3,0201 gram
= 12,4168 %
VIII. Pembahasan
Titrasi Kompleksometri merupakan reaksi yang meliputi reaksi pembentukan
ion-ion komleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi didalam
larutan. Syarat mendasar terbentuknya kompleks demikian merupakan tingkat
kelarutan tinggi. Selektivitas kompleks dapat diatur dengan pengendalian PH ,
misalanya MgCa dan Cr dan dapat dititrasi pada PH 11, sebagian besar titrasi
kompleksometri dengan menggunakan indikator yangbertindak sebagai
pengkompleks dan tentu saja kompleks dan tentunya kompleks logam yang
dimiliki mempunyai warna yang berbeda dengan pengkompleks sendiri , maka
kestabilan dari senyawa tersebut kompleks yang dibentuk tergantung dari sifat
kation dan juga PH dari larutan .
Pada Percobaan ini , step awal yang dilakukan adalah menstandarisasi EDTA,
standarisasi bertujuan untuk mengetahui konsentrasi dari EDTA yang dapat
digunakan , titrasi ini distandarisasi dengan menggunakan MgSO4.7H2O dan
indicator yang digunakan adalah EBT, EBT atau Erichrom Black T mempunyai
trayek PH 7 -11 dan perubahan warna yang terjadi yaitu dengan adanya merah
keunguan menjadi biru , karena pada saat proses titrasi sebelumnya ditambahkan
Buffer dengan menggunakan PH 0 , penambahan Buffer ini bertujuan untuk
mempertahankan nilai PH sehingga pada saat penambahan asam, air ataupun basa
tidak dapat mengubah PH secara signifikan , proses titrasi pembakuan EDTA
dengan reaksi :
MgSO42+(aq) + H2Y2-(a MgY2-(aq) + 2H+ (aq)
q)

Jika sebelum titrasi ditambahkan indicator , maka indicator tersebut akan


memebetuk kompleks dengan Mg2+ ( warna merah ) kemudian Mg2+ pada bagian
kompleks yang akan bereaksi dengan EDTA maka warna merah akan hilang dan
kemudian kelebihan dari EDTA dapat menyebabkan terjadinya titik akhir menjadi
warna biru, dengan reaksi yang terjadi adalah :
Mg Ind-
+ H Y2- MgY2- + H Ind- + H+
aq) 2 (aq) (aq) (aq) (aq)

(merah) (tidak berwarna) (biru


Pada saat titrasi dilakukan dengan secara duplo karena berfungsi untuk
meminimalisir kesalahan pada saat titrasi , contohnya untuk pembacaan volume
EDTA yang dipakai , dari hasil standarisasi EDTA yang diperoleh dari
konsentrasi EDTA sebanyak 0,0167 M.
Pada Tahap selanjutnya pada penentuan kandungan CaCO3 pada kulit telur ,
pertama yang dilakukan cangkang telur dibersihkan lalu dikupas dan ditumbuk
hingga halus seperti serbuk , setelah ini Kemudian ditambahkan aquades dan HCl
6 M. Tujuan dilarutkan dalam HCl adalah untuk proses hidrolisis dan akan
membentuk gelembung gas pada larutan tersebut. Lalu larutan akan disaring,
bertujuan untuk memisahkan filtrat dari residunya. Sesudah disaring, maka filtrat
diencerkan dalam labu takar 250 mL dan dipipet 25 mL lalu diencerkan lagi.
Kemudian dipipet 5 mL dan ditambahkan aquades dan NaOH 4 M dan indikator
murexid. Indikator murexid memiliki trayek pH 11-13 dan perubahan warna yang
ditunjukan yaitu merah keunguan menjadi ungu biru. Pada saat Penambahan
NaOH ini bertujuan untuk menetralkan atau membasakan larutan. Sesudah
dilakukan titrasi dengan EDTA, maka perubahan warna yang terjadi yaitu dari
merah muda menjadi ungu
Pada saat proses kadar Ca2+ akan dititrasi secara langsung dengan EDTA yang
efisien dalam membentuk senyawa kompleks. maka didapatkan massa Ca dalam
kulit telur sebesar 0,375 gram gram dan kadar Ca tersebut sebesar 12,4168%
Adapun Kesalahan-kesalahan yang dapat mempengaruhi pada percobaan ini
adalah
 Bahan yang digunakan sudah terkontaminasi zat lain.
 Kurangnya ketelitian praktikan pada saat melakukan percobaan baik
saat penimbangan maupun pada saat titrasi.
 Kurang telitinya pada saat membaca atau melihat volume titrasi pada
buret.
IX. Kesimpulan
 Konsentrasi EDTA dengan Standarisasi yaitu 0,0167 M
 Massa dari CaCO3 dalam kulit telur sebesar 0,375 gram dan dengan kadar CaCO3
sebesar 12,41%
 Dengan Reaksi Pembentuk yang didapat adalah :
MgSO 2+
+ H Y2- MgY2- + 2H+
4 (aq) 2 (aq) (aq) (aq)
2+
Ca + HY 2-
CaY 2-
+ 2H +
(aq) 2 (aq) (aq) (aq)
Mg Ind- + H Y2- MgY2- + H Ind- + H+
aq) 2 (aq ) (aq) (aq) (aq)
2+
(aq 2- 2- 2+
C ) + MgY (aq) CaY (aq) + Mg (a)

 Indikator yang digunakan pada percobaan ini merupakan EBT dan Muxeris
X. Daftar Pustaka
 Day RA. Jr dan Underwood. 1992. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Kelima.
Jakarta: Erlangga.
 Harvey, David. 2000. Modern Analytical Chemistry. New York: Mcleraw – Hill
Comp.
 Svehla, G. 1995. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimakro. Jakarta: Kalman Media Pustaka.
 Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press.
 Tim Laboratorium UIN SGD. 2015. Moodul Praktikum Kimia Analitik II.
Bandung: UIN SGD Bandung

XI. Tugas Pendahuluan


1. Tuliskan MSDS bahan-bahan yang digunakan pada percobaan kali ini. Tuliskan
MSDS ini ke dalam jurnal Anda
Jawab :
Jenis Senyawa Sifat Fisika dan Kimia
MgSO4.7H2O Massa molar : 120.366 g/mol (anhidrat)
246.47 g/mol
(heptahydrat Wujud : Padatan Krital
Putih
Bau : tak berbau
Densitas : 2.66 g/cm3 (anhidrat)
2.445 g/cm3 (monohidrat)
1.68 g/cm3 (heptahydrat)
1.512 g/cm3 (11-hydrat)
Titik Lebur : anhidrat terdekomposisi pada 1124 °C
monohydrat terdekomposisi pada 200 °C
heptahydrat terdekomposisi pada 150 °C
undecahydrat terdekomposisi pada
Kelarutan : agak larut pada alkohol tidak dapat larut dalam aseton
Bahaya : Dapat Menyebabkan Iritasi Pada Kulit
Penanganan : Jika terkena larutan tersebut segera mungkin cuci dengan
air yang mengalir
EDTA Rumus Kimia : C10H16N2O8
Massa Molar : 292.24 g mol−1
Wujud : Kristal atau tidak berwarna
Densitas : 860 mg mL−1 (at 20 °C)
Keasaman : 1.782
Kebasaan : 12.215
Bahaya : Jika terkena mata dapat menyebabkan iritasi pada mata
tersebut Penanganan : Jika mata terkena larutan tersebut segera mungkin
cuci dengan air yang mengalir

HCL Massa atom : 36,45


Massa jenis : 3,21 g/cm3
Titik leleh : - 101°C
Energi ionisasi : 1250 kj/mol
Kalor jenis : 0,115 kal/g°C
Bahaya : Dapat membuat kulit melepuh, terbakar, dan nyeri. Jika tidak
sengaja tertelan, bahan kimia ini bisa menyebabkan nyeri seperti
terbakar yang parah, sakit perut hebat, muntah darah,
Penganan : Jika terkena larutan ini cepata mungkin basuh dengan air yang
mengalir, jika ingin muntah jangan dipaksa segera menghubungi medis
NaOH Bau : berbau.
Molekul Berat: 40 g / mol
Warna : Putih.
pH (1% soln / air): [. Dasar] 13,5
Titik Didih : 1388 ° C (2530,4 °
F)
Melting Point : 323 ° C (613,4 ° F)
Spesifik Gravity: 2.13 (Air = 1)
Properti Dispersi: Lihat kelarutan dalam
air. Kelarutan: Mudah larut dalam air
dingin.
Bahaya : Bersifat korosif , tidak boleh dihirup dan tertelan
Penanganan : Jika tertelan jangan memaksa untuk memuntah , jika
terkena kulit basuh dengan air yang mengalir secepat mungkin
EBT Rumus kimia : HOC10H6N = NC10H4 (OH) (NO2) SO3Na.
Eriochrome Black T adalah biru, tapi ternyata merah di hadapan logam.
Bahaya : jenis air yang memiliki sedikit bahaya jika diminum
Penanganan : Jika tertelan segera mungkin untuk menginum air putih
yang banyak
Murexid Kelat Murexide dengan logam berwarna merah muda dan indikator
bebasnya berwarna ungu. Seperti halnya Calcon, Murexide sangat cocok
untuk titrasi penetapan Ca pada pH tinggi, pH 11-13 tanpa gangguan ion
Mg++. Perubahan warnanya dari warna merah muda menjadi ungu.
Mr : 284,19
Rumus Kimia : C8H8N6O6
Bahaya : Tidak Terlalu Punya bahaya jika di pengang akan tetapi tidak
boleh ditelan dan dihirup
Penanganan : Jika tertelanjangan paksa untuk memuntahnya dan segera
hubungi pihak yang berwajib jika terhirup segera hirup O2 yang lebih
segar

2. Gambarkan Dari Molekul EDTA ,EBT dan


Muxerid Jawab :

Struktur EDTA

Struktur Mixerid
Struktur EBT
3. Cari sifat dari indikator-indikator yang umum digunakan pada titrasi pembentuk
senyawa kompleks dan titrasi redoks, lengkap dengan informasi rentang pH kerja
indikator, dan nilai pK indikator tersebuT
Jawab :
No Jenis Indikator Rentang PH PK Indikator Sifat Indikator
1. EDTA 2-10,3 6,2 -
2. Methyl blue 4-5 - Mendeteksi berbahan
logam atau metal
(biru/kuning)
3 Lakmus 5-8 6,5 Merah –biru
4 Jingga Metil 3,2-4 3,7 Merah,kuning &jingga
5. Fenol Ftalein 8,3-20 9,3 Merah muda –tidak
berwana

4. Perkirakan perhitungan yang digunakan untuk menentukan (a) konsentrasi EDTA,


dan (b) kadar CaCO3 di dalam sampel kulit telur
Jawab :
a. Pada Pembuatan Larutan EDTA Digunakan konsentrasi 0,02 M sebanyak 120
mL, Sehingga Konsentari EDTA sebanyak :
Massa EDTA
M = Massa x 1000
Mr V(ml)
0,2 = gr x 1000
327,24 gr/mol 120
gr = 0,0785 gr

Konsentrasi EDTA menggunakan Rumus Pengeceran


Standarisasi EDTA Pada Saat Titrasi

Dik: V1 = 25 mL
M1 = 0,0124 M
V2 = 18,5 mL
Dit: M2..?
Jawab : V1 x M1 = V2 x M2
25mL x 0,0124 M = 18,5 mL x M2
M2 = 25 ml x 0,0124 M
18,5 mL
M2 = 0,0167 M
b. Untuk mencari kadar CaCO3 di dalam sampel kulit
telur Mencari Kadar Ca
 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑢𝑙𝑖𝑡 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐶𝑎 = 𝑚𝑎𝑠𝑠 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥100%
Kemudian Mencari Massa yang kan digunakan dari :
 𝑉 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑘𝑢𝑙𝑖 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝑎 𝑥 𝑉 𝑑𝑖𝑝𝑖𝑝𝑒𝑡

Massa Ca pada kulit telur akan diperoleh dengan persamaan


𝐴𝑟 𝐶𝑎
 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 =
𝑀𝑟 𝐶𝑎𝐶𝑂3 𝑥 𝑚𝐶𝑎𝐶𝑂3
Massa dari CaCO3 dicari dengan konsentrasi CaCO3 dengan rumus
pengenceran
 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝑎𝐶𝑂3 = 𝑀 𝐶𝑎𝐶𝑂3 𝑥 𝑀𝑟 𝐶𝑎𝐶𝑂3 𝑥 𝑉 𝐶𝑎𝐶𝑂3
5. Jelaskan kegunaan penambahan HCl 6 M pada prosedur penentuan kadar CaCO3
dalam kulit telur?
Jawab : Kegunaan dari HCl 6 M adalah untuk menghidroisis pada suatu reaksi
yang terjadi dan sebagai pelarut untuk membentuk sebuah gelembung gas karena
CaCO3 terlalu sukar larut di dalam air maka ditambahkan HCl 6 M untuk
mempermudah melarutkan CaCO3 menjadi bening sebagai tanda bahwa CaCO3
sudah dapat terlarut sempurna.
XII. Lampiran
Perhitungan
 Percobaaan Pembuatan Larutam EDTA
Reaksi : MgSO 2+
+ H Y2- MgY2- + 2H+
4 (aq) 2 (aq) (aq) (aq)

n: MgSO42+.7H2O = nE DTA
M1 V1=M2V2
Dengan Volume rata-rata titran = 18,5 ml
a. EDTA
M = Massa x 1000
Mr V(ml)
0,2 = gr x 1000
327,24 gr/mol 120
gr = 0,0785 gr

b. MgSO4.7H2O
M = Massa x 1000
Mr V(ml)
M = _0,3055 gr x 1000
246 100
M = 0,0124 M

c. NaOH

M = Massa x 1000
Mr V(ml)
4 = _m_ x 1000
40 50 ml
m = 8 gr

d. HCl
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 11,8 M = 300mL x 6 M
V1 = 300 ml x 6 M
11,8 M
V1 = 152,5423 mL
e. Standarisasi EDTA

Dik: V1 = 25 mL
M1 = 0,0124 M
V2 = 18,5 mL
Dit: M2..?
Jawab : V1 x M1 = V2 x M2
25mL x 0,0124 M = 18,5 mL x M2
M2 = 25 ml x 0,0124 M
18,5 mL
M2 = 0,0167 M
 Kadar [CaCO3] dalam kulit telur => Reaksi :

d. Konsentrasi [CaCO3]
Mol EDTA = mol CaCO3
V1 x M1 = V2 x M2
22,5 mL x 0,0167 M = 25 mL x M2
M2 = 22,5 ml x 0,0167 M
25 mL
M2 = 0,0150 M
e. Massa CaCO3
Massa CaCO3 = M CaCO3 x Mr CaCO3 x V CaCO3
1000
= 0,0150 M x 100 g/mol x 25 mL
1000
= 0,375 gram
f. Kadar CaCO3
Kadar Ca = massa CaCO3 x 100 %
Massa sampel
= 0,375 gram x 100 %
3,0201 gram
= 12,41 %

Anda mungkin juga menyukai