“Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Teori
Belajar dan Pembelajaran”
Disusun oleh :
Kekurangan Teori Humanisme yaitu, pemahaman yang kurang jelas dapat menghambat
pembelajaran, kebebasan yang diberikan akan cenderung disalahgunakan, pemusatan pikiran
akan berkurang, kecurangan-kecurangan yang semakin menjadi tradisi.
Adapun kelebihan Teori Humnanistik yaitu, tumbuhnya kreatifitas peserta didik, semakin
canggihnya teknologi maka akan semakin maju perkembangan belajarnya, tugas guru
berkurang dan dapat mendekatkan satu dengan yang lainnya.
Teori ini juga menganggap bahwa belajar adalah pengorganisasian aspek-aspek kognitif
dan persepsi untuk memperoleh pemahaman. Dalam model ini, tingkah laku seseorang
ditentukan oleh persepsi dan pemahamannya. Sedangkan situasi yang berhubungan dengan
tujuan dan perubahan tingkah laku sangat ditentukan oleh proses berfikir internal yang terjadi
selama proses belajar. Pada prinsipnya, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman
yang tidak selalu dapat dilihat sebagai tingkah laku (tidak selalu dapat diamati). Dalam teori
ini menekankan pada gagasan bahwa bagian-bagian dari situasi yang terjadi dalam proses
belajar saling berhubungan secara keseluruhan. Sehingga jika keseluruhan situasi tersebut
dibagi menjadi komponen-komponen kecil dan mempelajarinya secara terpisah, maka sama
halnya dengan kehilangan sesuatu (reilly dan lewis, 1983).
Sehingga dalam aliran kognitivistik ini terdapat ciri-ciri pokok. Adapun ciri-ciri dari
aliran kognitivistik yang dapat dilihat adalah sebagai berikut:
Belajar kognitif ciri khasnya terletak dalam belajar memperoleh dan mempergunakan
bentuk-bentuk representatif yang mewakili obyek-obyek itu di representasikan atau
dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan atau lambang, yang semuanya
merupakan sesuatu yang bersifat mental, misalnya seseorang menceritakan pengalamannya
selama mengadakan perjalanan keluar negeri, setelah kembali kenegerinya sendiri.
Aplikasi teori belajar kognitivisme dalam pembelajaran yaitu guru harus memahami
bahwa siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya, anak usia
pra sekolah dan awal sekolah dasar belajar menggunakan benda-benda konkret, keaktifan
siswa sangat dipentingkan, guru menyusun materi dengan menggunakan pola atau logika
tertentu dari sederhana kekompleks, guru menciptakan pembelajaran yang bermakna,
memperhatian perbedaan individual siswa untuk mencapai keberhasilan siswa.
Dalam proses pembelajaran kita jumpai serial learning dan free recall learning, yaitu
belajar fakta menurut urutan tertentu, misalnya urutan rukun iman, rukun islam, atau
berwudlu serta urutan warna, urutan peristiwa dalam sejarah. Sedangkan free recall learning
ialah mempelajari daftar yang tidak perlu diurut, misalnya nama-nama nabi atau rasul, nama
tumbuhan, nama organ tubuh dan sebagainya.
Dalam praktiknya serial learning dan free recall learning terdapat beberapa cara (a)
organisasi atau penyusunan misalnya dengan menyusun daftar informasi yang akan dipelajari
menjadi kategori yang mempunyai arti dan mudah diingat, (b) metode loci, artinya tempat.
Ialah metode alat bantu mengingat dimana seorang membuat gambaran pikiran yang
berkaitan dengan tempat-tempat tertentu, (c) irama, metode mengingat dalam bentuk
nyanyian. Misalnya untuk mengenalkan urutan rukun Islam atau rukun iman dengan
nyanyian.
Kelebihan teori kognitivisme yaitu : menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri;
membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah. Sedangkan kekurangannya
yaitu : teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan; sulit di praktikkan khususnya
di tingkat lanjut; beberapa prinsip seperti intelegensi sulit dipahami dan pemahamannya
masih belum tuntas.
Selain itu yang paling penting adalah guru tidak boleh hanya semata-mata memberikan
pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun pengetahuan didalam benaknya sendiri.
Seorang guru dapat membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat
informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan dengan
mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk
belajar. Guru dapat memberikan tangga kepada siswa yang mana tangga itu nantinya
dimaksudkan dapat membantu mereka mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi ,
tetapi harus diupayakan agar siswa itu sendiri yang memanjatnya.
Setiap guru akan pernah mengalami bahwa suatu materi telah dibahas dengan jelas-
jelasnya namun masih ada sebagian siswa yang belum mengerti ataupun tidak mengerti
materi yang diajarkan sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwa seorang guru dapat
mengajar suatu materi kepada sisiwa dengan baik, namun seluruh atau sebagian siswanya
tidak belajar sama sekali. Usaha keras seorang guru dalam mengajar tidak harus diikuti
dengan hasil yang baik pada siswanya. Karena, hanya dengan usaha yangkeras para
sisiwa sedirilah para siswa akan betul-betul memahami suatu materi yang diajarkan.
Tugas setiap guru dalam memfasilitasi siswanya, sehingga pengetahuan materi yang
dibangun atau dikonstruksi para siswa sendirisan bukan ditanamkan oleh guru. Para siswa
harus dapat secara aktif mengasimilasikan dan mengakomodasi pengalaman baru
kedalam kerangka kognitifnya
Untuk mengajar dengan baik, guru harus memahami model-model mental yang
digunakan para siswa untuk mengenal dunia mereka dan penalaran yang
dikembangkandan yang dibuat para sisiwa untuk mendukung model-model itu.
Siswa perlu mengkonstruksi pemahaman yang mereka sendiri untuk masing-masing
konsep materi sehingga guru dalam mengajar bukannya “menguliahi”, menerangkan atau
upaya-upaya sejenis untuk memindahkan pengetahuan pada siswa tetapi menciptakan
situasi bagi siswa yang membantu perkembangan mereka membuat konstruksi-konstruksi
mental yang diperlukan.
Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadisituasi yang memungkinkan
pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik.
Latihan memecahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan
menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai
dengan dirinya. Guru hanya sebagai fasilitator, mediator, dan teman yang membuat
situasi kondusif untuk terjadinya konstruksi engetahuan pada diri peserta didik.
Kelebihan
Murid berfikir untuk menyelesaikan masalah, menjana idea dan membuat
keputusan.Faham kerana murid terlibat secara langsung dalam mebina pengetahuan baru,
mereka akan lebih faham dan boleh mengapliksikannya dalam semua situasi. Selian itu
murid terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.
Kemahiran sosial diperoleh apabila berinteraksi dengan rekan dan guru dalam membina
pengetahuan baru; Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab
siswa itu sendiri; Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengejukan pertanyaan dan
mencari sendiri pertanyaannya; Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan
pemahaman konsep secara lengkap; Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi
pemikir yang mandiri; Lebih menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu.
Kelemahan
Dalam bahasan kekurangan atau kelemahan ini mungkin bisa kita lihat dalam proses
belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik itu sepertinya kurang begitu mendukung;
siswa berbeda persepsi satu dengan yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA