Anda di halaman 1dari 6

UJME 1 (1) (2012)

Unnes Journal of Mathematics Education


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme

PENERAPAN PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY TERHADAP


KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MINAT

In Diyah Saraswati, Edy Soedjoko, Bambang Eko Susilo


Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Gedung D7 Lt. 1, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah model pembelajaran Two
Diterima Januari 2012 Stay­Two Stray (TS-TS) berbantuan LKPD dan alat peraga dapat meningkatkan
Disetujui Februari 2012 minat belajar matematika peserta didik, (2) apakah model pembelajaran TS-TS
Dipublikasikan Agustus 2012 berbantuan LKPD dan alat peraga dapat meningkatkan minat belajar
matematika peserta didik, (3) apakah model pembelajaran TS-TS berbantuan
LKPD dan alat peraga dapat meningkatkan minat belajar matematika peserta
Didik. Metode dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan pedekatan
penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik
Kata Kunci:
kelas VIII SMP N 5 Pemalang tahun pelajaran 2011/2012. Sampel dalam
Kemampuan Pemahaman
penelitian ini yaitu kelas VIIIF sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIIE kelas
Konsep
kontrol. Hasil penelitian menunjukkan penerapan model pembelajaran TS-TS
Minat
berbantuan LKPD dan alat peraga dapat meningkatkan minat belajar peserta
Pembelajaran Two Stay­
didik, ketuntasan belajar baik individual maupun klasikal dapat tercapai, berarti
Two Stray
penerapan model ini efektif terhadap kemampuan pemahaman konsep, dan
kemampuan pemahaman konsep peserta didik yang mendapatkan pembelajaran
dengan model pembelajaran ini untuk materi kubus dan balok lebih baik dari
pada yang mendapatkan pembelajaran dengan model ekspositori.

Abstract
The reserch aims to determine: (1) whether the model Two Stay-Two Stray (TS-
TS) assisted learning LKPD and props can enhance student interest in learning
mathematics, (2) whether the model TS-TS assisted learning and teaching aids
LKPD can increase interest in learning math learners, (3) whether the model TS-
TS assisted learning and teaching aids LKPD can increase interest in learning
math Educate participants. The method in this study is a quantitative
experimental study pedekatan. The population in this study were all class VIII
students SMP N 5 Pemalang school year 2011/2012. The sample in this study,
namely the class VIIIF as a class experimental and class VIIIE as control class.
The results of his research is the application of learning models TS-TS assisted
LKPD and props can enhance learning interest of students, either individually or
completeness classical learning can be achieved, this means that the application
of this model is effective against the ability of understanding the concepts,
understanding of concepts and skills of learners who have learning this learning
model for the cube and beam material is better than receiving expository model.

© 2012 Universitas Negeri Semarang


 Alamat korespondensi:
E-mail: Sasti_indyraz@yahoo.co.id ISSN NO 2252-6927
I D Saraswati dkk. / Journal of Mathematics Education 1 (1) (2012)
Pendahuluan TS-TS berbantuan LKPD dan alat peraga dapat
Dalam mencapai tujuan meningkatkan meningkatkan minat belajar matematika peserta
minat dan keefektifan terhadap kemampuan didik, (2) apakah model pembelajaran TS-TS
pemahaman konsep, guru perlu memilih model berbantuan LKPD dan alat peraga efektif
pembelajaran yang tepat, alternatif model yang terhadap kemampuan pemahaman konsep
dapat digunakan adalah model pembelajaran peserta didik, dan (3) apakah kemampuan
Two Stay­Two Stray (TS-TS) berbantuan Lembar pemahaman konsep peserta didik yang
Kerja Peserta Didik (LKPD) dan alat peraga. mendapatkan pembelajaran dengan model
Dengan adanya pembelajaran kelompok kecil pembelajaran TS-TS berbantuan LKPD dan alat
dalam model pembelajaran TS-TS peserta didik peraga lebih baik daripada peserta didik yang
diharapkan dapat bekerja lebih aktif dalam mendapatkan model pembelajaran ekspositori.
menyelesaikan masalah yang diberikan. Dengan
Metode Penelitian
berbantuan LKPD diharapkan peserta didik
Metode dalam penelitian ini adalah
dapat lebih aktif mengikuti tuntunan dari
kuantitatif menggunakan pendekatan penelitian
LKPD tersebut sehingga mereka seolah-olah
eksperimen. Populasi dalam penelitian ini
dapat menemukan konsep-konsep pada kubus
adalah seluruh peserta didik SMP N 5
dan balok sendiri. Selain itu dengan
Pemalang tahun pelajaran 2011/2012 yaitu
menggunakan alat peraga manipulatif yang
sebanyak 886 peserta didik. Penelitian
didesain sedemikian rupa sehingga menarik
dilakukan dengan mengambil subjek peserta
dalam penggunaanya, peserta didik diharapkan
didik kelas VIII SMP N 5 Pemalang tahun
dapat tertarik sehingga minat dalam mengikuti
pelajaran 2011/2012. Peserta didik yang
pelajaran matematika meningkat. Penggunaan
diambil untuk penelitian duduk pada kelas yang
alat peraga dapat membuat situasi menjadi
sama dan pembagian kelas tidak ada kelas
nyata bagi peserta didik sehingga mampu
unggulan sehingga peserta didik sudah tersebar
membantu membangkitkan minat peserta didik
secara acak pada kelas yang telah ditentukan.
terhadap permasalahan yang dihadapi (Sobel &
Oleh karena itu, teknik sampling yang digunakan
Maletsky, 2002).
adalah random sampling. Pada penelitian ini,
Model pembelajaran TS-TS berbantuan penulis memilih secara acak dua kelas yaitu satu
LKPD dan alat peraga ini diharapkan dapat kelas sebagai kelas eksperimen sebanyak 38
efektif terhadap kemampuan pemahaman peserta didik dan satu kelas sebagai kelas
konsep peserta didik, yaitu jika rata-rata hasil kontrol sebanyak 38 peserta didik.
tes kemampuan pemahaman konsep peserta
Dalam penelitian ini desain penelitian
didik yang diberlakukan model pembelajaran
yang digunakan yaitu mengacu pada desain
TS-TS berbantuan LKPD dan alat peraga
kelompok kontrol pascates beracak (randomized
mencapi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
posttest­only control group design). Pada jenis
baik secara individu maupun klasikal. Model
eksperimen ini terjadi pengelompokan subjek
pembelajaran TS-TS berbantuan LKPD dan alat
secara acak. Dalam penelitian ini satu
peraga juga diharapkan dapat meningkatkan
kelompok memperoleh perlakuan khusus yaitu
minat belajar matematika peserta didik.
diterapkan model pembelajaran TS-TS
Permasalahan yang akan dibahas dalam berbantuan LKPD dan alat peraga sebagai kelas
penelitian ini adalah: (1) apakah model eksperimen, sedangkan kelompok yang lain
pembelajaran TS-TS berbantuan LKPD dan alat tidak memperoleh perlakuan khusus atau
peraga dapat meningkatkan minat belajar perlakuan biasa (dengan model pembelajaran
matematika peserta didik, (2) apakah model ekspositori) sebagai kelas kontrol.
pembelajaran TS-TS berbantuan LKPD efektif
Berdasarkan desain eksperimen di atas,
terhadap kemampuan pemahaman konsep
maka disusun prosedur penelitian sebagai
peserta didik, (3) apakah kemampuan
berikut: (1) mengambil data nilai ulangan
pemahaman konsep peserta didik yang
semester ganjil kelas VIIIE dan VIIIF tahun
mendapatkan pembelajaran dengan model
pelajaran 2011/2012 sebagai data awal; (2)
pembelajaran TS-TS berbantuan LKPD dan alat
menganalisis data awal pada sampel penelitian
peraga lebih baik daripada peserta didik yang
dengan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji-
mendapatkan pembelajaran dengan model
kesamaan dua rata-rata; (3) menyusun kisi-kisi
pembelajaran ekspositori.
tes dan angket; (4) menyusun instrumen tes uji
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk coba dan angket berdasarkan kisi-kisi yang telah
mengetahui: (1) apakah model pembelajaran
33
I D Saraswati dkk. / Journal of Mathematics Education 1 (1) (2012)
dibuat; (5) menyusun Rencana pembelajaran TS-TS berbantuan LKPD dan alat
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai model peraga lebih baik daripada peserta didik yang
pembelajaran TS-TS berbantuan LKPD dan alat mendapatkan model pembelajaran ekspositori.
peraga; (6) mendesain LKPD dan alat peraga;
Hasil dan Pembahasan
(7) membuat lembar validasi untuk soal uji
Pelaksanaan pembelajaran untuk kelas
coba, angket, Rencana Pelaksanaan
eksperimen terdiri dari tiga kegiatan, yaitu
Pembelajaran (RPP), LKPD, dan alat peraga;
pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.
(8) mengujicobakan instrumen tes uji coba dan
Pendahuluan meliputi persiapan kondisi fisik
angket pada kelas IX; (9) menganalisis data
(buku pelajaran, Lembar Kerja Peserta Didik
hasil uji coba instrumen tes uji coba untuk
(LKPD), alat peraga, dan soal latihan),
mengetahui taraf kesukaran, daya pembeda,
menjelaskan tujuan pembelajaran, serta
validitas dan reliabilitas; (10) menganalisis
menggali pengetahuan prasyarat peserta didik
data hasil pengisian angket untuk mengetahui
dengan serangkaian pertanyaan. Kegiatan inti
reliabilias; (11) menentukan butir soal dan
meliputi kegiatan klasikal, diskusi kelompok
angket yang memenuhi syarat untuk disusun
dengan model Two Stay­Two Stray (TS-TS)
menjadi instrumen tes; (12) memberikan angket
berbantuan Lembar Kerja Peserta Didik
pada kelas eksperimen sebagai data minat awal
(LKPD) dan alat peraga, dan kegiatan individu
kelas eksperimen; (13) melaksanakan
yaitu latihan soal mandiri untuk memantapkan
pembelajaran Two Stay­Two Stray (TS-TS)
pokok bahasan yang telah diberikan guru.
berbantuan Lembar Kerja Peserta Didik
Sedangkan penutup meliputi penarikan
(LKPD) dan alat peraga pada kelas eksperimen
kesimpulan peserta didik yang dibimbing guru,
dan melaksanakan pembelajaran dengan
refleksi mengenai kegiatan pembelajaran yang
menggunakan model pembelajaran Ekspositori
telah dilaksanakan, memberi motivasi peserta
pada kelas kontrol; (14) melaksanakan tes akhir
didik untuk mempelajari kembali pokok
dan pemberian angket pada kelas eksperimen
bahasan yang telah diberikan, memberi
dan kelas kontrol; (15) menganalisis data hasil
Pekerjaan Rumah (PR), serta memberi
angket yaitu uji perbedaan dua rata-rata; (16)
informasi pokok bahasan yang akan dibahas
menganalisis data hasil tes kemampuan
dipertemuan berikutnya.
pemahaman konsep meliputi uji normalitas, uji
homogenitas, uji ketuntasan belajar, dan uji Pada kelas kontrol diberikan
perbedaan dua rata-rata; dan (17) menyusun pembelajaran sesuai dengan apa yang biasa
hasil penelitian. digunakan oleh guru di kelas, yaitu
pembelajaran dengan model ekspositori.
Analisis data yang diperlukan untuk
Pelaksanaan pembelajaran untuk kelas kontrol
menjawab permasalahan yaitu: (1) uji coba
terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan,
instrumen: sebelum soal tes digunakan untuk
kegiatan inti, dan penutup. Pendahuluan
mengukur pemahaman konsep sampel, soal di
meliputi persiapan kondisi fisik (buku pelajaran)
uji cobakan terlebih dahulu pada kelas yang
dan menjelaskan tujuan pembelajaran. Kegiatan
sudah pernah mendapatkan materi kubus dan
inti meliputi kegiatan klasikal yaitu guru
balok. Kelas uji coba ini diambil secara acak
memberikan pokok bahasan dan contoh soal
dari kelas IX. Uji coba instrumen ini digunakan
dengan metode ceramah. Peserta didik
untuk mengetahui taraf kesukaran, daya
mendengar dan membuat catatan. Guru
pembeda, reliabilitas, dan validitas butir tes;
bersama peserta didik berlatih menyelesaikan
(2) analisis tahap awal digunakan untuk
soal latihan dan peserta didik boleh bertanya
mengetahui normalitas, homogenitas, kesamaan
kalau belum mengerti. Sedangkan penutup
dua rata-rata kelas ekperimen dan kontrol;
meliputi penarikan kesimpulan peserta didik
(3) analisis data tahap akhir digunakan untuk
yang dibimbing guru, memberi motivasi peserta
mengetahui apakah model pembelajaran TS-TS
didik untuk mempelajari kembali pokok
berbantuan LKPD dan alat peraga dapat
bahasan yang telah diberikan, serta memberi
meningkatkan minat belajar matematika peserta
Pekerjaan Rumah (PR).
didik, mengetahui apakah model pembelajaran
TS-TS berbantuan LKPD dan alat peraga Berdasarkan hasil analisis tahap awal
efektif terhadap kemampuan pemahaman diperoleh data yang menunjukkan bahwa kelas
konsep peserta Didik, dan mengetahui apakah yang diambil sebagai sampel dalam penelitian
kemampuan pemahaman konsep peserta didik berdistribusi normal dan mempunyai varians
yang mendapatkan pembelajaran dengan model yang homogen. Hal ini berarti sampel berasal

34
I D Saraswati dkk. / Journal of Mathematics Education 1 (1) (2012)

dari kondisi atau keadaan yang sama yaitu lebih baik daripada peserta didik yang
pengetahuan yang sama. Kemudian dipilih mendapatkan pembelajaran dengan model
secara acak kelas VIIIF sebagai kelas ekperimen pembelajaran ekspositori.
yang dikenai pembelajaran Two Stay­Two Stray Pada pembelajaran ekspositori, pada
(TS-TS) berbantuan LKPD dan alat peraga dan awalnya memang membuat peserta didik lebih
kelas VIIIE sebagai kelas kontrol yang dikenai tenang karena guru menjadi pusat pembelajaran
pembelajaran ekspositori. dan mengendalikan peserta didik. Peserta didik
Berdasarkan hasil analisis deskriptif duduk dan terpaku memperhatikan guru ketika
data hasil tes kemampuan pemahaman konsep menerangkan materi. Ini Sesuai dengan definisi
materi kubus dan balok, dapat diketahui bahwa model pembelajaran ekspositori yaitu cara
sebelum dilakukan uji ketuntasan belajar dan uji penyampaian pelajaran dari seorang guru
perbedaan dua rata-rata, hasil belajar peserta kepada peserta didik di dalam kelas dengan cara
didik yang mendapat pembelajaran Two Stay­ berbicara di awal pelajaran, menerangkan
Two Stray (TS-TS) berbantuan LKPD dan alat materi dan contoh soal disertai tanya jawab
peraga lebih tinggi dari pada hasil belajar (Suyitno, 2004) dengan kegiatan masing-masing
peserta didik yang mendapat pembelajaran seperti mengobrol dengan teman sebangku dan
ekspositori dengan persentase peserta didik membicarakan hal-hal di luar materi yang
yang mengalami ketuntasan belajar sebesar sedang diajarkan. Peserta didik menerima
100 %, sedangkan peserta peserta didik yang materi yang diberikan oleh guru secara pasif.
mencapai ketuntasan belajar pada pembelajaran Hal ini membuat guru kurang mengetahui
ekspositori adalah 81,58 %. sejauh mana pemahaman peserta didik, karena
Berdasarkan hasil uji ketuntasan sulit untuk membedakan peserta didik yang
belajar, peserta didik yang dikenai model sudah paham serta peserta didik mana yang
pembelajaran Two Stay­Two Stray (TS-TS) belum paham.
berbantuan LKPD dan alat peraga telah Permasalahan lain yang dihadapi oleh
mencapai ketuntasan belajar yang didasarkan peserta didik adalah kemampuan peserta didik
pada KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang dalam memahami dan menelaah soal, karena
ditetapkan di SMP N 5 Pemalang untuk mata pembelajaran tidak menggunakan model
pelajaran matematika yaitu 71 serta persentase kelompok maka peserta didik disibukkan
peserta didik yang mencapai ketuntasan dengan masalah masing-masing dan harus
individual minimal sebesar 80 %. Hasil ini dipecahkan secara individual. Akibatnya,
menunjukkan bahwa pembelajaran Two Stay­ kemampuan peserta didik secara umum dalam
Two Stray (TS-TS) berbantuan LKPD dan alat memahami dan menelaah maksud soal yang
peraga efektif terhadap kemampuan diberikan oleh guru dan kecepatan berhitung
pemahaman konsep peserta didik. lambat sehingga menghambat pencapaian
Pada uji perbedaan rata-rata kelas tujuan pembelajaran.
kontrol dan kelas eksperimen, rata-rata hasil Berbeda dengan pembelajaran
belajar peserta didik yang mendapat model ekspositori, pada pembelajaran Two Stay-Two
pembelajaran Two Stay­Two Stray (TS-TS) Stray (TS-TS) berbantuan LKPD dan alat
berbantuan LKPD dan alat peraga peraga peserta didik terlihat lebih aktif dan
menunjukkan perbedaan yang signifikan bila cenderung siap mengikuti kegiatan
dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar pembelajaran dengan mempelajari terlebih
peserta didik pada kelas yang menggunakan dahulu topik yang akan dibahas. Selain itu
pembelajaran ekspositori. Hasil tes kemampuan pembelajaran ini efektif terhadap kemampuan
pemahaman konsep peserta didik yang pemahaman konsep peserta didik. Guru tidak
mendapatkan pembelajaran dengan model sekadar memberikan pengetahuan kepada
pembelajaran Two Stay­Two Stray (TS-TS) peserta didik tetapi juga memfasilitasinya untuk
berbantuan LKPD dan alat peraga lebih baik membangun pengetahuannya sendiri sehingga
daripada peserta didik yang mendapatkan membawa pada kemampuan pemahaman
pembelajaran dengan model pembelajaran konsep yang lebih tinggi melalui alat peraga dan
ekspositori. Ini berarti kemampuan pemahaman tuntunan pertanyaan-pertanyaan dari LKPD
konsep peserta didik yang mendapatkan yang dikerjakan secara kooperatif.
pembelajaran dengan model pembelajaran Two Uraian di atas sejalan dengan definisi
Stay­Two Stray (TS-TS) berbantuan Lembar pembelajaran kooperatif, menurut Lie (2005),
Kerja Peserta Didik (LKPD) dan alat peraga model pembelajaran kooperatif atau disebut
35
I D Saraswati dkk. / Journal of Mathematics Education 1 (1) (2012)

juga dengan pembelajaran gotong-royong menjadi lebih aktif dalam menyampaikan


merupakan sistem pengajaran yang memberi pendapat serta menanggapi pendapat temannya.
kesempatan kepada anak didik untuk bekerja Pada pembelajaran secara ekspositori guru
sama dengan sesama peserta didik dalam menerangkan dan membahas soal secara
menyelesaikan tugas-tugas terstruktur. Uraian di klasikal sehingga cenderung membosankan dan
atas didukung pula dengan pendapat Vygotsky menurunkan minat belajar peserta didik.(4)
dalam Abidin (2010) bahwa proses belajar Pada pembelajaran kooperatif, pembagian
terjadi secara efisien dan efektif apabila anak kelompok dilakukan secara merata. Artinya
belajar secara kooperatif dengan anak-anak lain pada setiap kelompok terdiri dari siswa yang
dalam suasana dan lingkungan yang memiliki kemampuan akademik yang tinggi
mendukung (supportive), dalam bimbingan hingga yang rendah sehingga siswa yang
seseorang yang lebih mampu, guru ataupun memiliki kemampuan tinggi dapat membantu
orang dewasa. siswa dengan kemampuan rendah. Hal itu tidak
Kemungkinan faktor-faktor yang terjadi pada pembelajaran ekspositori. Ini sesuai
menjadi penyebab perbedaan rata-rata hasil dengan pendapat Suyatno (2009), pembelajaran
belajar antara peserta didik yang mendapat kooperatif adalah kegiatan pembelajaran
pembelajaran Two Stay­Two Stray (TS-TS) dengan cara berkelompok untuk bekerja sama
berbantuan LKPD dan alat peraga saling membantu mengkonstruksi konsep,
dibandingkan dengan peserta didik yang menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut
mendapat pembelajaran ekspositori adalah teori dan pengalaman agar kelompok kohesif
sebagai berikut.(1) Pada pembelajaran Two Stay­ (kompak-partisipasif), tiap nggota kelompok
Two Stray (TS-TS) berbantuan LKPD dan alat terdiri atas 4–5 orang, peserta didik heterogen
peraga, guru memberi kesempatan peserta didik (kemampuan, gender, karakter), ada kontrol dan
belajar yang dirancang dalam bentuk kelompok. fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil
Dalam kelompok, peserta didik menggunakan kelompok berupa laporan atau presentasi.
alat peraga dan LKPD untuk menemukan Berdasarkan hasil analisis deskriptif
konsep sendiri dengan didampingi guru data angket minat belajar matematika pada
sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. kelas eksperimen, dapat diketahui bahwa minat
Oleh sebab itu, peserta didik lebih mudah peserta didik belajar matematika lebih tinggi
mengingat materi yang telah dipelajari. Pada setelah mendapatkan pembelajaran model Two
pembelajaran ekspositori, siswa cenderung Stay­Two Stray berbantuan Lembar Kerja
pasif dalam menerima materi.(2) Melalui Peserta Didik (LKPD) dan alat peraga. Ini
pembelajaran Two Stay­Two Stray (TS-TS) ditunjukkan dengan persentase peserta didik
berbantuan LKPD dan alat peraga, peserta yang sangat berminat sebelum mendapatkan
didik dapat bertukar informasi dengan pembelajaran dengan model Two Stay­Two Stray
kelompok lain. Dengan berinteraksi, hubungan berbantuan Lembar Kerja Peserta Didik
antar kelompok maupun antar peserta didik (LKPD) dan alat peraga sebesar 15,8 %,
menjadi lebih akrab. Hal ini sesuai dengan sedangkan persentase peserta didik yang sangat
pendapat Gillies (2002) dalam Carlan, Rubin, berminat setelah mendapatkan pembelajaran
& Morgan (2010), cooperative learning is one dengan model Two Stay­Two Stray berbantuan
strategy that rewards individuals for participation in Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan alat
the group’s effort. A review of the literature on peraga sebesar 31,58 %. Minat belajar peserta
pembelajaran kooperatif shows that students benefit didik yang mendapat pembelajaran dengan
academically and socially from cooperative, small­ model pembelajaran Two Stay­Two Stray (TS-
group learning. Pembelajaran kooperatif adalah TS) berbantuan LKPD dan alat peraga lebih
strategi yang memberikan kesempatan individu tinggi dari pada minat peserta didik belajar
untuk bekerja sama. Sebuah tinjauan literatur matematika yang mendapat pembelajaran
tentang pembelajaran kooperatif yaitu bahwa ekspositori dengan persentase peserta didik yang
pembelajaran kooperatif bermanfaat bagi sangat berminat sebesar 31,58 %, sedangkan
peserta didik baik dibidang akademis maupun peserta didik yang sangat beminat pada
sosial.(3) Melalui pembelajaran Two Stay­Two pembelajaran ekspositori sebesar 18,42 %.
Stray (TS-TS) berbantuan LKPD dan alat Pada uji perbedaan rata-rata sebelum
peraga, pembelajaran lebih menarik sehingga dan setelah mendapat pembelajaran dengan
peserta didik lebih bersemangat dan berminat model pembelajaran Two Stay­Two Stray (TS-
dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik TS) berbantuan LKPD dan alat peraga, rata-rata

36
I D Saraswati dkk. / Journal of Mathematics Education 1 (1) (2012)

skor angket minat peserta didik belajar materi kubus dan balok peserta didik kelas VIII
matematika setelah mendapat model SMP N 5 Pemalang tahun pelajaran 2011/2012
pembelajaran Two Stay­Two Stray (TS-TS) diperoleh simpulan sebagai berikut: (1)
berbantuan LKPD dan alat peraga penerapan model pembelajaran Two Stay­Two
menunjukkan perbedaan yang signifikan bila Stray (TS-TS) berbantuan Lembar Kerja Peserta
dibandingkan dengan rata-rata skor angket Didik (LKPD) dan alat peraga dapat
minat peserta didik belajar matematika sebelum meningkatkan minat belajar peserta didik; (2)
mendapat model pembelajaran Two Stay­Two penerapan model pembelajaran Two Stay­Two
Stray (TS-TS) berbantuan LKPD dan alat Stray (TS-TS) berbantuan Lembar Kerja Peserta
peraga. Ini berarti minat peserta didik belajar Didik (LKPD) dan alat peraga untuk materi
matematika setelah mendapatkan pembelajaran kubus dan balok dapat mencapai ketuntasan
dengan model pembelajaran Two Stay­Two Stray belajar baik individual maupun klasikal. Ini
(TS-TS) berbantuan Lembar Kerja Peserta berarti penerapan model pembelajaran ini
Didik (LKPD) dan alat peraga meningkat. Hal efektif terhadap kemampuan pemahaman
ini dikarenakan penggunaan LKPD dan alat konsep peserta didik; dan (3) kemampuan
peraga yang menarik sehingga dapat pemahaman konsep peserta didik yang
meningkatkan minat belajar peserta didik. mendapatkan pembelajaran dengan model
Pada uji perbedaan rata-rata kelas pembelajaran Two Stay­Two Stray (TS-TS)
kontrol dan kelas eksperimen, rata-rata skor berbantuan Lembar Kerja Peserta Didik
angket minat peserta didik belajar matematika (LKPD) dan alat peraga untuk materi kubus
yang mendapat model pembelajaran Two Stay­ dan balok lebih baik dari pada peserta didik
Two Stray (TS-TS) berbantuan LKPD dan alat yang mendapatkan pembelajaran dengan model
peraga menunjukkan perbedaan yang signifikan pembelajaran ekspositori.
bila dibandingkan dengan rata-rata skor angket Daftar Pustaka
minat peserta didik belajar matematika pada Abidin, M. Z. 2010. Teori Belajar Konstruktivisme
kelas yang menggunakan pembelajaran Vygotsky dalam Pembelajaran Matematika.
ekspositori. Rata-rata skor angket minat peserta Tersedia:
http://meetabied.wordpress.com/2010/03/
didik belajar matematika yang mendapatkan 20/teori-belajar-konstruktivisme-vygotsky-
pembelajaran dengan model pembelajaran Two dalam-pembelajaran-matematika/ [20 Maret
Stay­Two Stray (TS-TS) berbantuan LKPD dan 2010]
alat peraga lebih tinggi daripada peserta didik Carlan, V.G., Rubin R., & Morgan B.M. 2010.
yang mendapatkan pembelajaran dengan model Cooperative Learning, Mathematical Problem
pembelajaran ekspositori. Ini berarti minat Solving, and Latinos. International Journal for
peserta didik belajar matematika yang Mathematics and Learning. Tersedia:
http://www.nctm.org/jrme/ [13-01-2012].
mendapatkan pembelajaran dengan model
Depdiknas. 2006.
pembelajaran Two Stay­Two Stray (TS-TS)
berbantuan Lembar Kerja Peserta Didik Jakarta: Depdiknas.
(LKPD) dan alat peraga lebih tinggi daripada Lie, A. 2005. Cooperative Learning, Mempraktekkan
peserta didik yang mendapatkan pembelajaran Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas.
dengan model pembelajaran ekspositori. Hal ini Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia.
dikarenakan penggunaan LKPD dan alat Sobel, M.A. & Maletsky E.M. 2002. Mengajar
peraga yang menarik sehingga minat belajar Matematika, Sebuah Buku Sumber Alat Peraga,
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dan Strategi Untuk Guru Matematika AD, SMP,
SMA. Jakarta: Erlangga.
minat kelas kontrol.
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif.
Simpulan Surabaya: Masmedia Buana Pustaka.
Berdasarkan hasil penelitian penerapan Suyitno, A. 2004. Dasar­Dasar Proses Pembelajaran
model pembelajaran Two Stay­Two Stray (TS- Matematika I. Semarang: Universitas Negeri
TS) berbantuan Lembar Kerja Peserta Didik Semarang.
(LKPD) dan alat peraga untuk meningkatkan
minat dan kemampuan pemahaman konsep

37

Anda mungkin juga menyukai