Anda di halaman 1dari 11

RISIKO ERGONOMI PENYAKIT AKIBAT KERJA PADA PERAWAT GIGI

Luh Putu Suarniti, S.Si.T, M.Kes


Jurusan Keperawatan Gigi, Poltekkes Kemenkes Denpasar

Abstract. Dental nurse’s activity has risk in doing their job. The risk of the disease can be a
danger to health (health hazard) or a danger to safety (safety hazard). Prevention of risks
must be made by all parties by means of adjustment between workers, work processes and
working environment with an approach called ergonomics. Occupational diseases that often
occur dental nurses are generally derived from physiological factors. Diseases that often
arise are: Musculoskeletal Disorders (MSDs), lower back pain, hernia nucleus pulposus (
HNP ) , and Carpal Turner Syndrome . Prevention is usually done by a nurse to avoid these
diseases is to adopt a healthy lifestyle, exercising regularly, and do some engineering or
changes in the work environment.

Keyword: dental nurse, ergonomics, preventive, and occupational diseases.

Pendahuluan Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan


ergonomi.
Dalam kehidupan manusia selalu Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari
mengadakan berbagai macam aktifitas. Salah perilaku manusia dalam kaitannya dengan
satu aktivitas yang rutin dilakukan setiap orang pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi
adalah bekerja. Bekerja dapat diartikan sebagai adalah manusia pada saat bekerja dalam
kegiatan manusia dalam melaksanakan suatu lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan
tugas yang diakhiri dengan buah karya yang bahwa ergonomi adalah penyesuaian tugas
dapat dinikmati oleh manusia yang pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia yang
bersangkutan1. Apapun profesi yang dipilih, ditujukan untuk menurunkan stress yang akan
bekerja bagi setiap orang selalu dilakukan dihadapi. Upayanya antara lain berupa
dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari-hari, penyesuaian ukuran tempat kerja dengan
mulai dari pekerjaan yang berisiko rendah dimensi tubuh agar tidak melelahkan,
hingga pekerjaan yang berisiko tinggi. pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban
Salah satu profesi yang diakui secara resmi sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia 4.
di Indonesia adalah perawat gigi. Perawat gigi Bahaya ergonomi merupakan salah
adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan satu potensi bahaya dalam K3 yang kurang
perawat gigi sesuai ketentuan peraturan menjadi perhatian dalam suatu tempat kerja.
perundangan-undangan. Perawat gigi memiliki Padahal bahaya ergonomi dapat menimbulkan
kewenangan untuk menyelenggarakan kerugian di tempat kerja, dimana bahaya
pekerjaan keperawatan gigi sesuai dengan ergonomi dapat mengakibatkan produktivitas
bidang keahlian yang dimiliki 2. dan kualitas pekerja menurun serta dapat
Sebagai salah satu jenis tenaga kesehatan, menimbulkan penyakit akibat kerja.
profesi perawat gigi tidak lepas dari berbagai Penyakit akibat kerja yang sering terjadi
faktor risiko yang memungkinkan terjadinya para perawat gigi umumnya berasal dari faktor
penyakit yang diakibatkan maupun yang fisiologi. Aktivitas dan tugas yang dilaksanakan
berhubungan dengan pekerjaan yang perawat gigi di Indonesia, secara garis besar
menimbulkan bahaya terhadap kesehatan kerja terbagi menjadi 2 peran, Dental Assistant
(Health Hazard) maupun bahaya keselamatan (asisten yang membantu dokter gigi mengambil
kerja (Safety Hazard) yang dapat berakibat alat, menyiapkan bahan, mengontrol saliva,
terjadinya kecelakaan yang dapat menyebabkan membersihkan mulut, serta mengatur cahaya
kecacatan atau kematian 3. Pencegahan lampu selama suatu prosedur perawatan sedang
berbagai risiko tersebut harus dilakukan oleh dilakukan) dan Dental Hygienist (mengisi
semua pihak dengan cara penyesuaian antara Rekam Medis dan melakukan tindakan
pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Preventive Dentistry), kebanyakan dilakukan

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 3 No. 2 (Agustus 2015) 113


secara manual yang meliputi mengangkat, gama/ X menyebabkan gangguan
mendorong, menarik, mengangkut, menaikkan, terhadap sel tubuh manusia.
menurunkan suatu objek dari suatu tempat atau 4) Tekanan udara tinggi yang dapat
dimensi serta beban tertentu. Hal ini menyebabkan Coison Disease.
mengakibatkan pemakaian tubuh pada postur 5) Getaran/vibration yang dapat
tertentu yang dilakukan secara berulang-ulang menyebabkan Reynaud’s Disease,
sehingga menimbulkan trauma. Olehnya itu Gangguan proses metabolisme,
risiko ergonomi yang dapat menimbulkan Polineurutis.
penyakit akibat kerja pada perawat gigi sering
terjadi dan dapat menimbulkan hal yang fatal b. Faktor Kimia
jika tidak segera dilakukan pencegahan dan 1) Berasal dari bahan baku, bahan
penanganan. tambahan, hasil antara, hasil samping,
Pencegahan dan penanganan yang dapat hasil (produk), sisa produksi atau bahan
dilakukan terhadap penyakit akibat kerja yang buangan yang dapat berbentuk zat
terjadi pada perawat gigi umumnya dilakukan padat, cair, gas, uap maupun partikel.
hanya jika telah diketahui besar masalah yang Materi ini masuk ke tubuh dapat
terjadi. Olehnya diperlukan penelitian yang melalui saluran pernafasan, saluran
akurat untuk mengetahui berbagai penyakit pencernaan, kulit dan mukosa.
akibat kerja dari segi ergonomi yang terjadi 2) Efek terhadap tubuh dapat
pada perawat gigi serta diidentifikasi beberapa menyebabkan iritasi, alergi, korosif,
penyebabnya sehingga dapat dilakukan Asphyxia, keracunan sistemik, kanker,
tindakan pencegahan dan penanganannya. kerusakan/kelainan janin,
Pembahasan pneumoconiosis, efek bius (narkose)
dan pengaruh genetik.
Penyakit Akibat Kerja (PAK)
c. Faktor biologi yang dapat berasal dari
1. Definisi Penyakit Akibat Kerja virus, bakteri, parasit, jamur, serangga,
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang binatang buas, dan lain-lain.
ditimbulkan oleh atau didapat pada waktu
melakukan pekerjaan. Penyakit akibat kerja d. Faktor Ergonomi/Fisiologi
atau yang lebih dikenal sebagai occupational 1) Penyebabnya adalah cara kerja, posisi
diseases adalah penyakit yang disebabkan oleh kerja, alat kerja, lingkungan kerja yang
faktor-faktor pekerjaan atau didapat pada waktu salah dan kontruksi salah.
melakukan pekerjaan 6. Faktor Lingkungan 2) Efek terhadap tubuh yaitu dapat
kerja sangat berpengaruh dan berperan sebagai menyebabkan kelelahan fisik, nyeri
penyebab timbulnya Penyakit Akibat Kerja5. otot, deformitas tulang, perubahan
2. Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja bentuk dan dislokasi.

Faktor-fakor penyebab penyakit akibat kerja e. Faktor Mental/Psikologi


dapat dibedakan sebagai berikut:
1) Penyebabnya yaitu suasana kerja
a. Faktor Fisik, yang meliputi: monoton dan tidak nyaman, hubungan
kerja kurang baik, upah kerja kurang,
1) Suara tinggi/bising yang dapat terpencil, atau tak sesuai bakat yang
menyebabkan ketulian. mengakibatkan stress.
2) Temperatur/suhu tinggi yang dapat
menyebabkan Hyperpireksi, Milliaria, Ergonomi
heat Cramp, Heat Exhaustion, Heart
Stroke. Ergonomi atau ergonomics (Bahasa
3) Radiasi sinar elektromagnetik, pada Inggris) menurut Sritomo Wignjosoebroto
mata infra merah dapat menyebabkan (1995)7 berasal dari kata yunani yaitu Ergo
katarak, ultraviolet menyebabkan yang berarti kerja dan Nomos yang berarti
konjungtivitis, radioaktif/ alfa/ beta/ hukum. Ergonomi dimaksudkan sebagai

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 3 No. 2 (Agustus 2015) 114


disiplin keilmuan yang mempelajari manusia oleh karena otot menerima beban statis
dalam kaitannya dengan pekerjaan. secara berulang dan terus menerus dalam
jangka waktu yang lama dan akan
Disiplin ergonomi secara khusus akan menyebabkan keluhan berupa kerusakan
mempelajari keterbatasan dari kemampuan pada sendi, ligamen dan tendon.
manusia dalam berinteraksi dengan teknologi
dan produk-produk buatannya. Disiplin ini Secara garis besar keluhan otot dapat
berangkat dari kenyataan bahwa manusia dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
memiliki batas-batas kemampuan baik jangka
pendek maupun jangka panjang pada saat 1) Keluhan sementara (reversible) yaitu
berhadapan dengan keadaan lingkungan sistem keluhan otot yang terjadi pada saat otot
kerjanya yang berupa perangkat menerima beban statis namun demikian
keras/hardware (mesin, peralatan kerja dll) keluhan tersebut akan segera hilang bila
dan/atau perangkat lunak/software (metode pembebanan dihentikan.
kerja, sistem dan prosedur, dll). 2) Keluhan menetap (persistent) yaitu keluhan
otot yang bersifat menetap. Walaupun
Dalam perkembangan selanjutnya, ergonomi pembebanan kerja dihentikan, namun rasa
dikelompokkan atas empat bidang penyelidikan sakit pada otot masih terus berlanjut. Studi
yaitu: tentang MSDs pada berbagai jenis industri
a. Penyelidikan tentang tampilan (display). telah banyak dilakukan dan hasil studi
Tampilan (display) adalah suatu perangkat menunjukkan bahwa bagian otot yang
antara (interface) yang menyajikan sering dikeluhkan adalah otot rangka
informasi tentang keadaan lingkungan,dan (skeletal) yang meliputi otot leher, bahu,
mengkomunikasikannya pada manusia lengan, tangan, jari, punggung, pinggang
dalam bentuk tanda-tanda, angka, lambang dan otot-otot bagian bawah.
dansebagainya,
b. Penyelidikan tentang kekuatan fisik b. Faktor Penyebab
manusia. Dalam hal ini diselidiki tentang faktor penyebab musculoskeletal disorders
aktivitas-aktivitas manusia ketika bekerja, antara lain9:
dan kemudian dipelajari cara 1) Faktor Penyebab Primer
mengukur aktivitas-aktivitas tersebut a) Peregangan otot yang berlebihan
c. Penyelidikan tentang ukuran tempat kerja. (overexxertion). Peregangan otot
Penyelidikan ini bertujuan untuk yang berlebihan pada umumnya
mendapatkan rancangan tempat kerja yang dikeluhkan oleh pekerja dimana
sesuai dengan ukuran(dimensi) tubuh aktivitas kerjanya menuntut
manusia, agar diperoleh tempat kerja yang pengerahan yang besar, seperti
baik, yang sesuai dengan kemampuan dan aktivitas mengangkat, mendorong,
keterbatasan manusia. menarik, menahan beban yang berat.
d. Penyelidikan tentang lingkungan kerja. b) Aktivitas berulang adalah pekerjaan
Penyelidikan ini meliputi kondisi yang dilakukan secara terus menerus.
lingkungan fisik tempat kerja dan fasilitas Seperti mencangkul, membelah
kerja seperti pengaturan cahaya, kebisingan kayu, angkat-angkut dan sebagainya.
suara, temperatur, getaran dll. yang c) Sikap kerja tidak alamiah adalah
dianggap dapat mempengaruhi tingkah laku sikap kerja yang menyebabkan posisi
manusia .8 bagian-bagian tubuh bergerak
Risiko Ergonomi Penyakit Akibat Kerja menjauhi posisi ilmiah, misalnya
pada Perawat Gigi pergerakan tangan terangkat,
punggung terlalu membungkuk dan
1. Musculoskeletal Disorders (MSDs) sebagainya.
a. Definisi 2) Fator penyebab sekunder
a) Tekanan yaitu terjadinya tekanan
Muskuloskeletal disorder adalah gangguan langsung pada jaringan otot yang
pada bagian otot skeletal yang disebabkan lunak.

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 3 No. 2 (Agustus 2015) 115


b) Getaran dengan frekuensi yang tinggi a) Pendidikan dan pelatihan.
akan menyebabkan kontraksi otot b) Pengaturan waktu kerja dan istirahat
bertambah. Kontraksi statis ini seimbang.
menyebabkan peredaran darah tidak c) Pengawasan yang intensif.
lancar, penimbunan asam laktat
meningkat dan akhirnya timbul rasa 2. Low Back Pain (LBP) atau Nyeri
nyeri otot. Punggung Bagian Bawah (NPB)
c) Mikroklimat yaitu paparan suhu a. Definisi
dingin yang berlebihan dapat Nyeri punggung bawah adalah nyeri pada
menurunkan kelincahan, kepekaan daerah punggung bawah yang berkaitan
dan kekuatan pekerja sehingga dengan masalah vertebra lumbar, diskus
pergerakan pekerja menjadi lamban, intervertebralis, ligamentum di antara
sulit bergerak disertai dengan tulang belakang dengan diskus, medula
menurunnya kekuatan otot. spinalis, dan saraf otot punggung bawah,
3) Penyebab Kombinasi organ internal pada pelvis dan abdomen
a) Umur yaitu prevalensi sebagian besar atau kulit yang menutupi area lumbar 10.
gangguan tersebut meningkat dengan
usia. Sedangkan nyeri punggung bawah mengacu
b) Jenis kelamin yaitu prevalensi pada nyeri di daerah lumbosaral tulang
sebagian besar gangguan tersebut belakang meliputi jarak dari vertebra
meningkat dan lebih menonjol pada lumbar pertama ke tulang vertebra sacral
wanita dibandingkan pria (3:1). pertama. Ini adalah area tulang belakang
c) Kebiasaan merokok yaitu semakin dimana bentuk kurva lordotic. Yang paling
lama dan semakin tinggi tingkat sering menyebabkan nyeri pinggang adalah
frekuensi merokok, semakin tinggi di segmen lumbal 4(empat) dan 5 (lima)11.
pula keluhan otot yang dirasakan.
d) Kesegaran jasmani yaitu tingkat Mengenai nyeri punggung bawah pada
kesegaran tubuh yang rendah akan pekerja rumah sakit Tshwane di Afrika
mempertinggi risiko terjadinya Selatan menyatakan bahwa prevalensi nyeri
keluhan otot. punggung bawah di pekerja rumah sakit
e) Kekuatan fisik. adalah 47%. Faktor yang berpengaruh
f) Ukuran tubuh (antropometri). antara lain adalah jenis kelamin wanita
dan keikutsertaan pekerja dalam aktivitas
c. Mengatasi Musculoskeletal Disorders fisik12. Tidak ada pengaruh dari
penyakit penyerta dalam risiko nyeri
Langkah-langkah dalam mengatasi MSDs punggung bawah. Sebanyak 31,25%
antara lain: perawat RSUD Purbalingga melakukan
1) Rekayasa Teknik sikap dan posisi kerja yang berisiko cedera
a) Eliminasi, yaitu dengan muskuloskeletal. Perawat yang mengalami
menghilangkan sumber bahaya yang nyeri punggung bawah sebanyak 18,75 %.
ada. Terdapat hubungan antara usia dan masa
b) Substitusi, yaitu mengganti alat atau kerja dengan nyeri punggung bawah 14.
bahan lama dengan alat atau bahan
baru yang aman, menyempurnakan b. Faktor Risiko
proses produksi dan
menyempurnakan prosedur 1) Umur
penggunaan peralatan. Nyeri pinggang merupakan keluhan
c) Partisi, yaitu pemisahan sumber yang berkaitan erat dengan umur. Secara
bahaya dengan pekerja. teori, nyeri pinggang atau nyeri
d) Ventilasi, yaitu dengan menambah punggung bawah dapat dialami oleh
ventilasi untuk mengurasi risiko siapa saja, pada umur berapa saja.
sakit. Namun demikian keluhan ini jarang
2) Rekayasa Manajemen dijumpai pada kelompok umur 0-0
Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 3 No. 2 (Agustus 2015) 116
tahun, hal ini mungkin berhubungan 5) Aktivitas / Olahraga
dengan beberapa faktor etiologik Sikap tubuh yang salah merupakan
tertentu yag lebih sering dijumpai pada penyebab nyeri pinggang yang sering
umur yang lebih tua. Biasanya nyeri ini tidak disadari oleh penderitanya.
mulai dirasakan pada mereka yang Terutama sikap tubuh yang menjadi
berumur dekade kedua dan kebiasaan. Kebiasaan seseorang, seperti
insiden tertinggi dijumpai pada dekade duduk, berdiri, tidur, mengangkat beban
kelima. Bahkan keluhan nyeri pinggang pada posisi yang salah dapat
ini semakin lama semakin meningkat menimbulkan nyeri pinggang, misalnya,
hingga umur sekitar 55 tahun. pada pekerja kantoran yang terbiasa
duduk dengan posisi punggung yang
2) Jenis Kelamin tidak tertopang pada kursi, atau seorang
Laki-laki dan perempuan memiliki mahasiswa yang seringkali
risiko yang sama terhadap keluhan nyeri membungkukkan punggungnya pada
pinggang sampai umur 60 tahun, namun waktu menulis. Posisi berdiri yang salah
pada kenyataannya jenis yaitu berdiri dengan membungkuk atau
kelamin seseorang dapat mempengaruhi menekuk ke muka. Posisi tidur yang
timbulnya keluhan nyeri pinggang, salah seperti tidur pada kasur yang tidak
karena pada wanita keluhan ini lebih menopang spinal. Kasur yang diletakkan
sering terjadi misalnya pada saat di atas lantai lebih baik daripada tempat
mengalami siklus menstruasi, selain itu tidur yang bagian tengahnya lentur.
proses menopause juga dapat Posisi mengangkat beban dari posisi
menyebabkan kepadatan tulang berdiri langsung membungkuk
berkurang akibat penurunan hormon mengambil beban merupakan posisi
estrogen sehingga yang salah, seharusnya beban tersebut
memungkinkan terjadinya nyeri diangkat setelah jongkok terlebih
pinggang. dahulu. Selain sikap tubuh yang salah
3) Indeks Masa Tubuh (IMT) yang seringkali menjadi kebiasaan,
Pada orang yang memiliki berat badan beberapa aktivitas berat seperti
yang berlebih risiko timbulnya nyeri melakukan aktivitas dengan posisi
pinggang lebih besar, karena beban pada berdiri lebih dari 1 jam dalam sehari,
sendi penumpu berat badan akan melakukan aktivitas dengan posisi
meningkat, sehingga dapat duduk yang monoton lebih dari 2 jam
memungkinkan terjadinya nyeri dalam sehari, naik turun anak tangga
pinggang. Tinggi badan berkaitan lebih dari 10 anak tangga dalam sehari,
dengan panjangnya sumbu tubuh berjalan lebih dari 3,2 km dalam sehari
sebagai lengan beban anterior maupun dapat pula meningkatkan risiko
lengan posterior untuk mengangkat timbulnya nyeri pinggan15.
beban tubuh. 6) Posisi Tubuh
4) Pekerjaan Posisi lumbar yang berisiko
Keluhan nyeri ini juga berkaitan erat menyebabkan terjadinya nyeri
dengan aktivitas mengangkat beban punggung bawah ialah fleksi ke depan,
berat, sehingga riwayat pekerjaan sangat rotasi, dan mengangkat beban yang
diperlukan dalam penelusuran penyebab berat dengan tangan yang terbentang.
serta penanggulangan keluhan ini. Pada Beban aksial pada jangka pendek
pekerjaan tertentu, misalnya seorang ditahan oleh serat kolagen annular di
kuli pasar yang biasanya memikul beban diskus. Beban aksial yang lebih lama
di pundaknya setiap hari. Mengangkat akan memberi tekanan pada fibrosis
beban berat lebih dari 25 kg sehari akan annular dan meningkatkan tekanan pada
memperbesar risiko timbulnya keluhan lempeng ujung. Jika annulus dan
nyeri pinggang. lempeng ujung utuh, maka beban dapat
ditahan. Akan tetapi, daya kompresi dari

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 3 No. 2 (Agustus 2015) 117


otot dan beban muatan dapat radiks yang terkena menurun. Pada
meingkatkan tekanan intradiskus yang percobaan lasegue atau test mengangkat
melebihi kekuatan annulus, sehingga tungkai yang lurus (straight leg raising)
menyebabkan robeknya annulus dan yaitumengangkat tungkai secara lurus
gangguan diskus15. dengan fleksi di sendi panggul, akan
dirasakan nyeri disepanjang bagian
3. Hernia Nucleus Pulposus (HNP) belakang (tanda laseque positif).
a. Definisi Valsava dan nafsinger akan memberikan
Hernia Nucelus Pulposus (HNP) adalah hasil positif.
suatu nyeri yang disebabkan oleh proses
patologik dikolumna vertebralis pada
diskus intervertebralis (diskogenik). c. Faktor Risiko
Herniasi diskus intervertebralis ke
segala arah dapat terjadi akibat trauma atau Beberapa faktor yang dapat menyebabkan
stress fisik. Herniasi ke arah superior atau nyeri pada tulang belakang, antara lain16:
inferior melalui lempeng kartilago masuk 1) Faktor Fisik/ Pekerjaan
ke dalam korpus vertebrata dinamakan Mengangkat dan membawa beban dan
sebagai nodul schmorl (biasanya dijumpai membungkuk serta memutar
secara insidentil pada gambaran radiologist menunjukkan adanya keterkaitan dengan
atau otopsi). Kebanyakan herniasi terjadi cidera tulang belakang. Kebanyakan
pada arah posterolateral sehubungan pekerjaan yang terdiri dari kombinasi
dengan faktor-faktor nucleus pulposus yang mengangkat dan pergerakan lainnya
cenderung terletak lebih di posterior dan seperti mengangkat dengan memutar
adanya ligament tumlongitudinalis memiliki risiko yang besar.16. Ada bukti
posterior yang cenderung memperkuat yang kuat untuk terjadinya cidera pada
annulus fibrosis diposterior yang cenderung tulang belakang dengan pekerjaan yang
memperkuat annulus fibrosus di posterior mengangkat dan pergerakan yang
tengah. Peristiwa ini dikenal juga dengan memaksa. Mereka juga menyatakan
berbagai sebutan lain seperti rupture bahwa ada bukti yang terkait dengan
annulus fibrosis, hernia nucleus postur janggal, seperti pekerjaan fisik
pulposus, rupture diskus, herniasi diskus yang berat yang dikaitkan dengan cidera
dan saraf terjepit 16. pada tulang belakang. Ini juga
b. Klasifikasi merupakan temuan bahwa perawat
dengan pekerjaan melayani yang lebih
HNP terbagi atas: lama memiliki risiko yang lebih tinggi.
1) HNP sentral. HNP sentral akan
menimbulkan paraparesis flasid, Faktor pekerjaan secara umum termasuk
parestesia, dan retensi urine. juga forceful exertion (gerakan yang
2) HNP lateral. Rasa nyeri terletak pada diluar jangkauan), postur janggal, dan
punggung bawah, di tengah-tengah gerakan yang berulang. Seperti:
antara pantat dan betis, belakang tumit mengangkat atau memindahkan pasien
dan telapak kaki. Ditempat itu juga akan yang berat, gerakan yang dipaksakan
terasa nyeri tekan. Kekuatan ekstensi atau spontan, mengangkat pasien pada
jari ke V kaki berkurang dan refleks saat ia terjatuh dilantai. Postur atau
achiler negatif. Pada HNP lateral L 4-5 posisi janggal pada saat bekerja seperti
rasa nyeri dan tekan didapatkan di membungkuk, memutar dan
punggung bawah, bagian lateral pantat, menjangkau diluar jangkauan dapat
tungkai bawah bagian lateral, dan di menyebabkan terjadinya nyeri pada
dorsum pedis. Kekuatan ekstensi ibu jari leher, bahu dan bagian belakang.
kaki berkurang dan refleks Membungkuk ketika mengangkat pasien
patella negatif. Sensibilitas ada dapat menimbulkan beban pada otot,
dermatom yang sesuai dengan diskus, dan ligament pada bagian

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 3 No. 2 (Agustus 2015) 118


belakang bawah. Karena tekanan pada pasien dan kejadian yang biasanya
diskus pada bagian belakang bawah terburu-buru, mengangkat yang salah16.
meningkat, pusat atau nucleus dari
diskus dipaksa untuk keluar. Jika diskus Selain itu, dilaporkan juga frekuensi
membengkak atau robek, ini dapat membungkuk (bending) dan memutar
merusak saraf disekitarnya. Misalnya (twisting) adalah penyebab yang paling
pada postur janggal seperti: sering dari cidera belakang di Inggris.
membungkuk, memutar atau Frekuensi low back pain setelah
menjangkau ketika mencuci kaki pasien mengangkat memiliki variabel 15% -
pada tempat yang lebih rendah, 64%. Gerakan yang tiba-tiba seperti
memakaikan baju pasien dan mengangkat yang dikombinasikan
menempatkan pasien di tempat tidur, dengan dengan mengangkat keatas dan
berdiri dan mengangkat peralatan yang memutar merupakan tindakan yang
berat dalam jangka waktu yang lama. berbahaya. Chaffin dan Park
Faktor-faktor yang memberikan melaporkan insiden cidera pada bagian
sumbangan terbesar bagi terjadinya belakang delapan kali lebih tinggi pada
cidera pada perawat adalah16: pekerja yang terlibat pada
aktifitas manual handling yang berat
a) Tindakan manual handling. dibandingkan dengan work sedentary.
b) Postur janggal yang menimbulkan
kekakuan otot. 2) Faktor Psikososial dan Lingkungan
c) Tergelincir, tersandung dan Kerja
terjatuh. Beberapa studi menunjukkan bahwa
d) Mendorong, menarik trolley. cidera tulang belakangterkait dengan
e) Merapihkan dan membersihkan lingkungan psikososial yang buruk
tempat tidur pasien. dimana yang lainnya tidak ditemukan
f) Penanganan bahan linen dan apron. hubungan. Pengkajian pada pengaruh
faktor psikososial pada nyeri tulang
Keseleo dan ketegangan otot belakang dilaporkan sulit, seperti
merupakan jenis cidera yang dialami pekerjaan dengan physical demand yang
oleh perawat 40% di punggung, 12% tinggi yang biasanya termasuk
pada anggota badan atas, dan 9% pada lingkungan sosial yang buruk. Dari studi
bagian belakang bawah. Studi epidemiologi terkait dengan perubahan
epidemiologi yang lain juga membuat generatif ke faktor mekanis
kontribusi yang penting terhadap telah dikaburkan oleh kenyataan bahwa
etiologi nyeri pada tulang belakang. ada banyak faktor yang
Beberapa pekerjaan yang dapat dapat menyebabkan terjadinya nyeri
menyebabkan nyeri pada tulang pada tulang belakang. Seperti,
belakang dalam pekerjaan mengangkat faktor psikologi yang biasanya berperan
beban seperti mengangkat (lifiting), pada orang – orang yang
menarik (pulling), mendorong mengeluh nyeri atau sakit. Dalam hal
(pushing), membawa (carrying), nyeri pada spinal, tingkat
menurunkan (lowering), membungkuk pendidikan yang rendah, status ekonomi
(bending), memutar (twisting), terjatuh sosial yang rendah, intelegensi
(falling), terpeleset (slipping) yang rendah, dan persepsi dari kinerja
merupakan faktor-faktor yang pekerjaan yang menurutnya
siginifikan yang dapat menimbulkan tidak penting semuanya dapat
terjadinya nyeri pada tulang belakang. mempengaruhi untuk absen/ tidak
Perawat memiliki insiden nyeri pada masuk kerja dikarenakan nyeri
tulang belakang yang lebih tinggi pinggang. Pekerja yang
karena aktifitas fisik yang berat yang berpikir pekerjaannya penuh tekanan,
biasanya dibutuhkan untuk melayani gelisah, atau penuh tantangan fisik
juga dapat meningkatkan kejadian nyeri

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 3 No. 2 (Agustus 2015) 119


pada tulang belakang16. Faktor berat dibandingkan dengan perawat
lingkungan kerja seperti pencahayaan wanita16.
yang ada dilingkungan kerja juga dapat
mempegaruhi postur tubuh seseorang c) Overweight. Pada beberapa studi,
bahwa pencahayaan dan kondisi kelebihan berat badan dapat
pekerjaan mempengaruhi postur meningkatkan risiko terjadinya
seseorang. Seperti, posisi orang tersebut cidera tulang belakang. Studi lainnya
untuk memperbaiki penglihatannya. juga yang meneliti hubungan antara
Mereka bekerja lebih dekat ketika berat badan dan cidera tulang
tingkat iluminasinya rendah dan belakang tidak menemukan
berasumsi melihat sudut yang hubungan.17 Efek dari kelebihan
mengurangi refleksi5. berat badan mungkin hanya
substansial untuk kebanyakan
3) Faktor Individu dan Gaya Hidup (life mereka yang kelebihan berat badan.
style)
d) Merokok. Merokok diindikasikan
a) Umur. Keberadaan nyeri pada tulang sebagai faktor risiko untuk terjadinya
belakang meningkat seiring dengan cidera pada tulang belakang pada
bertambahnya usia sekitar umur 50- beberapa studi. Keterkaitan antara
60 tahun, walaupun itu terlihat akan merokok dengan batuk telah
dipatahkan.17. Dengan kata lain, ditemukan, yang dapat meningkatkan
cidera pada tulang belakang karena tekanan intradiscal yang membawa
kecelakaan telah ditunjukkan terkait pada pembengkakan diskus dan
dengan umur, mengikuti bentuk hernia. Penjelasan lainnya adalah
kurva U,19. Mengangkat beban yang efek dari nikotin yang mengurangi
berat yang dikombinasikan dengan aliran darah pada vertebral dan
rotasi dan postur membungkuk dapat merusak metabolism diskus dan
menimbulkan risiko yang besar jika membuat diskus lebih sensitive pada
diskus telah mengalami degenerasi, stress fisik 16.
dan cidera pada saat berputar dapat 4. Sindrom Carpal Tunner
20
menyebabkan degenerasi . a. Definisi
Penelitian lain juga menyebutkan
HNP terjadi pada usia 30-50 tahun, Sindroma Terowongan Karpal merupakan
saat nukleus pulposus masih bersifat neuropati perifer karena tekanan atau
gelatinous. Kandungan air di dalam getaran mekanis pada nervus medianus di
diskus akan berkurang secara dalam terowongan karpal pada pergelangan
alamiah akibat bertambahnya usia. tangan, tepatnya di bawah fleksor
Akan tetapi, beberapa penelitian juga retinakulum 22. Dalam kepustakaan lain
menunjukkan bahwa HNP dapat STK ini dikelompokkan dalam gangguan
terjadi di usia produktif yaitu pada ekstremitas atas karena trauma
diantara umur 30 – 55 tahun kumulatif (Cumulative Trauma Disorders
of The Extremitas) 23
b) Jenis kelamin. Beberapa studi Sindroma terowongan karpal akibat kerja
menunjukkan bahwa prevalensi dari adalah sindroma terowongan karpal yang
cidera tulang belakang lebih tinggi terjadi karena pekerjaan ataupun
pada pria daripada wanita, dimana keadaan/agen yang ada di lingkungan kerja,
cidera muskuloskeletal pada misal getaran, tekanan dan faktor ergonomi
ekstremitas atas lebih sering pada 6
.
wanita21. Perawat laki-laki lebih Dilaporkan pada populasi Rochester,
berisiko terkena cidera pada tulang Minnesota ditemukan rata-rata 99 kasus
belakang dikarenakan mereka lebih dari 100.000 orang dalam setahun.
sering mengangkat pasien yang lebih menemukan jumlah STK yang cukup tinggi
pada kehamilan22. Prevalensi sindroma

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 3 No. 2 (Agustus 2015) 120


terowongan karpal dikaitkan dengan 3) Deformitas dinding kanal karena fraktur
pekerjaan diperkirakan kurang dari 1%, atau dislokasi.
masih jauh lebih rendah dari gangguan 4) Posisi lengan dan tangan (fleksi
musculoskeletal lainnya, seperti Low Back pergelangan tangan) 23.
Pain 23. Meskipun demikian, bila seseorang
telah mengalami gangguan berupa STK ini e. Gejala Klinik
dapat mengakibatkan keterbatasan dalam Keluhan-keluhan yang timbul pada STK
penggunaan tangannya sehari-hari. yang umumnya terjadi secara berangsur-
b. Faktor Risiko angsur dan spesifik adalah:
1) Rasa nyeri di tangan, yang biasanya
1) Getaran. Getaran yang memicu timbul malam atau pagi hari. Penderita
terjadinya sindroma terowongan karpal sering terbangun karena rasa nyeri ini.
adalah getaran lokal melalui tangan 6 2) Rasa kebas, kesemutan, kurang berasa
2) Tekanan. Berupa tekanan yang terjadi pada jari-jari. Biasanya jari ke 1, 2, 3,
lokal pada telapak tangan dan dan 4.
berlangsung lama seperti pesenam 3) Kadang-kadang rasa nyeri dapat
lantai, anggota militer atau olahragawan menjalar sampai lengan atas dan leher,
yang sering menggunakan telapak tetapi rasa kebas hanya terbatas di distal
tangan sebagai tumpuan berat badan pergelangan tangan saja.
tubuh saat berlatih, juga dapat dijumpai 4) Gerakan jari kurang terampil, misalnya
pada petani saat mencangkul 6. ketika menyulam atau memungut benda
3) Ergonomi. Berupa sikap atau kebiasaan kecil.
tenaga kerja khususnya yang 5) Ada juga penderita yang datang dengan
menggunakan tangan atau pergelangan keluhan otot telapak tangannya
tangan secara salah menurut ilmu mengecil dan makin lama semakin
ergonomi dan berlangsung lama, misal menciut.
operator Video Display Terminal
(VDT), operator komputer, tukang ketik, f. Pencegahan dan Pengendalian
pengrajin anyaman bambu, dan 1) Pemeriksaan kesehatan sebelum
sebagainya 6. penempatan mencakup riwayat medis
c. Penilaian Paparan dan perhatian khusus pada sirkulasi
perifer, sistem saraf.
Penilaian paparan yakni dengan British 2) Pemeriksaan kesehatan berkala,
(BSI) dan ISO memberikan nilai batasan biasanya dilaksanakan setahun sekali
untuk getaran mekanis selama 8 jam/hari diarahkan pada keluhan pergelangan
kerja sebesar 2,8 m/det2 rms 24. tangan dan lengan, khusus untuk
pemeriksaan foto sinar X hendaknya
d. Patogenesis dilakukan selang waktu 5 tahun.
Semua studi klinis, laboratoris dan 3) Pengendalian gerakan tangan berulang
epidemiologis memberikan masukan dengan menggunakan alat-alat otomatis
mengenai mekanisme terjadinya gangguan atau rotasi pekerjaan.
muskuloskeletal pada ekstremitas atas 4) Pengendalian terhadap posisi tangan
dikaitkan dengan pekerjaan23. Apapun yang salah dengan menyesuaikan meja
penyebab kompresi, kenaikan tekanan kerja ataupun alat kerja terhadap
jaringan adalah keadaan terakhir sebelum individu.
terjadinya gangguan neurologis. Beberapa 5) Isolasi sumber getaran dengan pegas,
faktor yang menaikkan tekanan jaringan: atau bamper 6.
1) Edema (pasca trauma atau inflamasi,
endokrin, atau mekanik). Simpulan dan Saran
2) Volume kanal bertambah (tumor,
synovitis, otot tambahan). 1. Simpulan

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 3 No. 2 (Agustus 2015) 121


Perawat gigi merupakan salah satu pekerjaan 10. Medicine Dictionary, 2015, Lower Back
yang memiliki risikodalam bekerja. Salah Pain, Available at: http://medical-dictionary.
satu risiko kerja tersebut adalah terkena thefreedictionary.com/low+back+pain.
penyakit akibat kerja (PAK) yang 11. Kravitz, L. and Andrews, R. 1995, Fitness
disebabkan oleh kesalahan ergonomi seperti & Low back pain. Idea Today, 13(4): 44-52.
Musculoskeletal Disorders (MSDs), lower 12. Benita Naude, 2008, Factors Associated
back pain, hernia nucleus pulposus ( HNP ) , with Low Back Pain in Hospital Employees.
dan Carpal Turner Syndrome. Adapun Johannesburg: University of the
sebagai langkah pencegahan, perawat gigi Witwatersrand.
sebaiknya selalu memeriksakan kesehatan 13. Fathoni H, Handoyo, Girindra S. Hubungan
secara berkala, melakukan adaptasi pada Sikap dan Posisi Kerja Dengan Low Back
lingkungan pekerjaan dan alat kerja, serta Pain pada Perawat di RSUD Purbalingga.
rutin berolahraga. The Soedirman Journal of Nursing. 2009;
2. Saran 4:131-139
a. Agar selalu memperhatikan faktor-faktor 14. Adelia, Rizma. (2007). Nyeri
yang menjadi risiko timbulnya penyakit Punggung/Low Back Pain. In:
akibat kerja http://www/fkunsri. wordpress.com/2007/
b. Selalu memperhatikan aturan dan tata 09/01 /nyeri-pinggang-low-backpain/
cara setiap melakukan pekerjaan 15. Hills, E.C. 2006. Mechanical low back pain.
In: http://www.emedicine.com
Daftar Pustaka 16. Kesumaningtiyas, Ami. 2009. Gambaran
1. Moh. As’ad, 1999, Psikologi Industri, edisi Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
4, Yogyakarta: Liberty Keluhan Subjektif Henia Nucleus Pulposus
2. Menteri Kesehatan Republik Indonesia, (HNP) Pada Perawat Unit IGD, Operasi,
2012, Peraturan Menteri Kesehatan Kebidanan, Syaraf di Rumah Sakit Dr.
Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2012 H.Abdul Moeloek Propinsi Lampung.
Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Jakarta: Universitas Indonesia.
Perawat Gigi, Jakarta: Kementerian 17. Dempsey PG, Burdorf A, Webster BS.
Kesehatan 1997. The influence of personal variables on
3. International Labour Organization, 2013, work-related low-back disorders and
Keselamatan dan Kesehatan Kerja - Sarana implications for future research. J Occup
untuk Produktivitas (Pedoman pelatihan Environ Med 39: 748-759.
untuk manajer dan pekerja – Modul Lima), 18. Laflamme L. 1997. Overexertion-injury
Jakarta: Score types among female Swedish nurses and
4. Departemen Kesehatan RI, 2007, nursing auxiliaries: an age-related problem?.
Occupational Health – Industrial Health, SafetyScience(2/3): 129-139.
Jakarta: Kementrian Kesehatan. 19. Laflamme L, Menckel E & Lundholm L
5. Entjang, 2000. Ilmu Kesehatan .1995. Aging and Occupational Accidents,
Masyarakat,Bandung: PT.Citra Aditya Bakti 1. Male Swedish Miners. Arbete & Hälsa
6. Suma’mur, 1998. Hygiene Perusahaan dan 23, National Institute for Working Life,.
Keselamatan Kerja, Jakarta: Haji Masagung 20. Troup JDG. 1987. The handling of patient.
7. Sritomo Wignjosoebroto, 1995, Ergonomi, London: Royal College of Nursing.
Studi Gerak &Waktu, Jakarta: Guna Widya 21. Kilbom Å & Messing K. 1998. Work-
8. Sutalaksana, Iftikar, dkk., 1979, Teknik Tata related musculoskeleta disorders. In: Kilbom
Cara Kerja, Departemen Teknik Industri – Å, Messing K & Bildt Torbjörnsson C eds.
ITB, Bandung Women's health at work. , Solna: National
9. Peter, Vi. 2001. Musculoskeletal Disorders, Institute for Working Life.
Available from: http://www.csao.org 22. Moeliono F. Etiologi. 1993. Diagnosis dan
/uploadfiles/magazine/vol.11no3/musculo.ht Terapi Sindroma Terowongan Karpal
ml. (S.T.K.) atau (Carpal Tunnel
Syndrome/CTS). Neurona; 10 : 16-27.
23. Levy, K. N., Kolligian, J., Quinlan, D. M.,
Becker, D. F., Edell, W. S., & McGlashan,
Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 3 No. 2 (Agustus 2015) 122
T. H. (1994). Dependent and self-critical 24. Zens, C, Dickerson O. Bruce, Horvarth
personality disorders. 1994 Annual Meeting Edward P. 1994. Occupational Medicine.
New Research Program and Abstracts, 156- Third Ed. Mosby-USA: 48-61.
157. Washington, DC, American Psychiatric
Association.

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 3 No. 2 (Agustus 2015) 123

Anda mungkin juga menyukai