Anda di halaman 1dari 4

MODUL DAN KERTAS KERJA PRAKTIKUM

ILMU DASAR KEPERAWATAN I

NAMA : DETI EVA NURVALAH

NIM : 213220019
KELAS/TINGKAT : ILMU KEPERAWATAN S1 LINTAS JALUR/ I
MODUL PRAKTIKUM
PENGARUH LARUTAN ISOTONIS, HIPOTONIS DAN HIPERTONIS TERHADAP
SEL DARAH MERAH

NAMA : DETI EVA NURVALAH

NPM : 213220019

NO KRITERIA UNJUK KERJA DILAKUKAN

YA TIDAK

1. Persiapan Alat

1) Nacl 0,45 %

2) NaCl 0,9%
3) NaCl 3 % √
4) Spuit 5 cc sebanyak 2 buah √
5) Alkohol swab √
6) tabung reaksi 3 buah √
7) label √

2. Prosedur pemeriksaan
1) Siapkan 3 tabung reaksi yang masing-masing diisi dengan 2 √
ml NaCl 0,45%, NaCl 0,9%, dan NaCl 3% dan kemudian
masing-masing tabung ditempeli label agar tidak tertukar.
2) Mintalah salah satu mahasiswa untuk secara sukarela untuk √
diambil darah vena sebanyak 3 ml.
3) Masukkan darah tersebut ke dalam 3 tabung reaksi tadi √
dengan masing-masing tabung sebanyak 1 ml.
4) Kocok campuran tadi secara perlahan-lahan. √
5) Amati dengan mata karakteristik perubahan pada masing- √
masing tabung
6) Amati dengan bantuan mikroskop untuk melihat perubahan √
mikroskopis pada sel darah merah
Kertas Kerja Praktikum
Pengaruh Larutan Hipotonis, Isotonis, dan Hipertonis Terhadap Sel Darah

Nama : Deti Eva Nurvalah


NPM : 213220019
Tanggal Praktikum : 21 November 2020

Tujuan praktikum
Untuk mengetahui sel-sel darah dan proses pembentukannya, mengidentifikasi struktur sel darah
merah, dan untuk mengidentifikasi struktur sel darah merah pada larutan isotonis, hipertonis, dan
hipotonis.

Hasil pengamatan karakteristik dan mikroskopis pada larutan hipotonis


Nacl 0,4.5% hasilnya :
Larutan hipotonis memiliki konsentrasi larutan yang lebih rendah dibandingkan dengan larutan
yang lain. Pada larutan hipotonis 0,45% sel darah berubah warna menjadi lebih gelap selain itu
bentuk sel darah merah menjadi membengkak, hal tersebut sebabkan oleh turunnya tekanan
osmotik pada plasma darah. Pada larutan hipotonis pada mikroskopis terlihat Sel darahnya ada
yang berukuran besar. Hal tersebut dikarenakan cairan Nacl 0,45% tertarik masuk kedalam sel
darah merah sehingga sel darah merahnya menjadi membengkak atau membesar dan ketika
banyak cairan yang masuk kedalam sel darah merah maka dapat menyebabkan sel darah merah
menjadi pecah (lisis).

Kesimpulan:
Sel darah yang dimasukkan ke dalam larutan hipotonis warnanya lebih gelap dan bentuknya akan
membengkak serta pecah.
Hasil pengamatan karakteristik dan mikroskopis pada larutan isotonis
Nacl 0,9% hasilnya :
Ketika sel darah merah berada Pada larutan isotonis NaCl 0,9%, darah akan tetap stabil warnanya
standar seperti warna sel darah pada umunya dan masih terlihat bentuk normal yang sama seperti
biasa karena larutan isotonis mempunyai komposisi yang sama dengan cairan tubuh serta
merupakan suatu larutan yang konsentrasinya sama besar dengan konsentrasi dalam sel darah
merah, sehingga tidak terjadi pertukaran cairan di antara keduanya.

Kesimpulan:
Sel darah yang dimasukkan ke dalam larutan isotonis warna sel darah standar seperti sel darah
pada umumnya dan tidak mengalami perubahan

Hasil pengamatan karakteristik dan mikroskopis pada larutan hipertonis


Nacl 3% hasilnya :
Larutan hipertonis memiliki konsentrasi larutan yang lebih tinggi dari larutan yang lainnya. Ketika
sel darah merah berada di larutan yang hipertonis maka cairan itu bisa bergerak dari konsentrasi
rendah ke tinggi sehingga cairan dari dalam darah bisa tertarik keluar. Pada larutan hipertonis 3%
warna sel darah akan lebih terang dan bentuk sel darah akan mengkerut/menciut/mengecil.
Kerutan yang terjadi pada darah ini dikarenakan NaCl dengan konsentrasi tergolong pekat
sehingga menyebabkan air yang ada didalam sel darah merah akan banyak keluar dan akibatnya
sel darah merah akan mengkerut. 

Kesimpulan :
 Sel darah yang dimasukkan ke dalam larutan hipertonis warnanya akan lebih terang dan bentuknya
mengkerut/menciut/mengecil.

Anda mungkin juga menyukai