Bronkopneumonia Dan Hernia Pada Anak
Bronkopneumonia Dan Hernia Pada Anak
PENDAHULUAN
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi
dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia juga dapat terjadi
akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan
terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari
65 tahun dan orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan
imunologi).8
PENDAHULUAN
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 BRONKOPNEUMONIA
2.1.1 Defenisi 3 4
Pneumonia adalah infeksi akut parenkim paru yang meliputi alveolus dan
mengacu pada inflmasi paru yang terfokus pada area bronkiolus dan memicu
yang berdekatan.
2.1.2 Patofisiologi 5
nafas. Mula-mula terjadi udem karena reaksi jaringan, yang mempermudah proliferasi
dan penyebaran kuman ke jaringan sekitarnya. Bagian paru yang terkena mengalami
konsolidasi yaitu terjadinya sebukan sel polimorfonuklir, fibrin, eritrosit, cairan udem
dan ditemukannya kuman di alveoli. Stadium ini disebut stadium hepatis merah.
Stadium ini disebut stadium hepatisi kelabu. Hal ini menyebabkan sel makrofag
3
meningkat di alveoli, sel akan degenerasi dan fibrin menipis, kuman dan debris
2.1.2 Etiologi 4
a) Pneumonia Virus
Batuk
Mengi
b) Pneumonia Bakterial
Demam tinggi
Menggigil
4
Batuk
Dispneu
chlamydial.
Merintih (Grunting)
2.1.4 Diagnosis 3
2.1.4.1 Anamnesis
Sesak napas
Demam
Kesulitan makan/minum
Tampak lemah
5
imunokompromais, kelainan anatomi bronkus, atau asma.
Penilaian keadaan umum anak, frekuensi napas, dan nadi harus dilakukan
makan/ minum.
yang klasik. Pada anak yang demam dan sakit akut, terdapat gejala nyeri
a. Pemeriksaan Radiologi
6
Pemeriksaan foto dada follow up hanya dilakukan bila didapatkan adanya
kolaps
b. Pemeriksaan Laboratorium
berat
Kultur darah tidak direkomendasikan secara rutin pada pasien rawat jalan,
tetapi direkomendasikan pada pasien rawat inap dengan kondisi berat dan
antigen virus dengan atau tanpa kultur virus jika fasilitas tersedia
Jika ada efusi pleura, dilakukan pungsi cairan pleura dan dilakukan
pemberian antibiotik
7
Pemeriksaan C-reactive protein (CRP), LED, dan pemeriksaan fase akut
lain tidak dapat membedakan infeksi viral dan bakterial dan tidak
c. Pemeriksaan Lain
2.1.5 Tatalaksana 3 6 7
Bayi :
Anak:
- Distres pernapasan
- Grunting
8
- Terdapat tanda dehidrasi
b. Tatalaksana Umum
Pasien dengan saturasi oksigen <92% pada saat +bernapas dengan udara kamar
harus diberikan terapi oksigen dengan kanul nasal, head box, atau sungkup
- Pada pneumonia berat atau asupan per oral kurang, diberikan cairan intravena
dengan pneumonia
memperbaiki
- mucocilliary clearance
c. Pemberian Antibiotik
- Amoksisilin merupakan pilihan pertama untuk antibiotik oral pada anak <5
9
pneumonia pada anak, ditoleransi dengan baik, dan murah. Alternatifnya
- M. pneumoniae lebih sering terjadi pada anak yang lebih tua maka antibiotik
penyebab
menerima obat per oral (misal karena muntah) atau termasuk dalam derajat
pneumonia berat
Lini pertama :
10
- Prokain 1-m 600.000 unit/kali/hari atau ampisillin 100 mg/kg BB/hari
Lini kedua :
kemudian
5mg/kg/hari x 4 hari
Tetrasiklin Tetrasiklin 25-50
hidroklorida
Oksitet rasiklin 15-25
Penisilin Ampisilin 100-200
Amoxicilin, 40-90
Amoxicilin-klavunat
Piperasilin 200-300
tazobaktam
Ampisilin sulbaktam 100-200
Spektrum luas Seftriaksone 50-70
Sefalosporin Ceftazidin 150
Cefixime 100-150
Fluorokuinolon Gatifloxacin 10-20
Levofloxacin 10-15
Ciprofloxacin 20-30
Aminoglikosida Gentamicin 7,5
Tetramisin 7,5
11
Antibiotik untuk community acquired pneumonia:
˃2 bulan:
- Lini pertama Ampisilin bila dalam 3 hari tidak ada perbaikan dapat
ditambahkan kloramfenikol
Bila klinis perbaikan antibiotik intravena dapat diganti preparat oral dengan
e. Nutrisi
Pada anak dengan distres pernapasan berat, pemberian makanan per oral harus
Perlu dilakukan pemantauan balans cairan ketat agar anak tidak mengalami
antidiuretik.
f. Kriteria pulang
12
Keluarga mengerti dan setuju untuk pemberian terapi dan rencana kontrol
2.2 HERNIA
2.2.1 Defenisi 2
Hernia abdominalis adalah penonjolan isi perut dari rongga yang normal
melalui suatu defek pada fasia dan muskoloaponeurotik dinding perut, baik secara
kongenital atau didapat. Lubang tersebut dapat timbul karena lubang embryonal yang
tidak menutup atau melebar serta akibat dari tekanan rongga perut yang meninggi.
Hernia terdiri dari 3 bagian, yaitu kantong, isi dan cincin hernia. Hernia inguinalis
merupakan satu dari permasalahan bedah yang paling sering dijumpai pada masaa
bayi dan anak. Operasi hernia merupakan salah satu operasi yang elektif yang
tersering dilakukan.
2.2.2 Epidemiologi 2
Insidens hernia inguinalis pada anak berkisar antara 10-20 per 1000 kelahiran
hidup. Pada bayi premature, angka kejadian naik menjadi 300 per 1000 kelahiran
hidup. Hernia inguinalis lebih sering terjadi pada anak laki-laki disbanding dengan
anak perempuan (1:10). Hernia lebih sering terjadi pada sebelah kanan dibandingkan
bagian sebelah kiri atau bilateral. Hal ini diperkirakan karena testis kanan turun
belakangan. Bayi lebih rentan mengalami hernia strangulata karena cincin inguinal
yang sempit
13
2.2.3 Patofisiologi 1 2
kanalis femoralis) atau didapat (misalnya akibat suatu insisi) dan dibatasi oleh
lengkung usus halus) keluar melalui celah tersebut. Isi usus yang terjebak dalam
inkarserasi). Berbeda dengan dewasa, hernia inguinalis pada bayi disebabkan karena
seperti jari yang bertugas menggiring testis turun ke skrotum). Penutupan prosesus
vaginalis normalnya terjadi beberapa buolan sebelum kelahiran. Oleh karena itu,
insidens hernia inguinalis tinggi pada bayi premature. Pada penutupan prosesus
vaginalis yang parsial (tidak utuh) menyebabkan cairan terjebak dalam skrorum
Umumnya, hernia pada anak adalah hernia inguinalis lateral. Kantung hernia
berasal dari sisi lateral pembuluh darah epigastric inferior dan turun sepanjang korda
spermatikus dalam fasia kremaster. Kantung ini dapat bertahan sepenuhnya dalam
kanalis inguinalis atau turun melalui cincin inguinalis eksternal. Apabila masuk ke
14
skrotum disebut hernia skrotalis sedangkan apabila masuk ke labia mayor disebut
Hernia inguinalis lateral strangulata, apabila hernia terjepit oleh cincin hernia.
sehingga menimbulkan defek sentral pada linea alba. Defek pada fascia menyebabkan
protrusi isi rongga perut. Hernia umbilikalis berukuran < 1 cm pada waktu kelahiran
biasanya akan menutup sendirinya pada tahun keempat kehidupan. Hernia umbilikalis
kongenital pada dinding abdomen dimana isi perut terbungkus oleh peritoneum dan
2.2.5 Diagnosis 2
a. Anamnesis
15
Adanya penonjolan didaerah inguinal/skrotum yang intermiten. Biasanya
terlihat lebih jelas pada saat menangis atau mengedan. Seringkali, penonjolan
b. Pemeriksaan fisis
mengedan.
Korda pada sisi yang terkena terasa lebih tebal dibandingkan sisi yang tidak
terkena
beberapa jam anak akan rewel, tidak mau makan, merasa nyeri, mengalami
c. Pemeriksaan penunjang
16
pemeriksaan ultrasonografi memiliki kelemahan karena bersifat operator dependent.
2.2.6 Penatalaksanaan 2
Pasien dengan hernia inguinalis harus menjalani prosedur operasi sebagai tata
laksana definitive. Oleh karena itu, pasien hernia anak dirujuk ke spesialis bedah
anak. Operasi untuk memperbaiki keadaan hernia inguinalis pada anak disebut
kesiapan pasien, orang tua, ekonomi dan lain-lain. Penundaan operasi elektif hernia
dilakukan pada kasus premature. Bayi berat lahir sangat rendah (< 1500 gram), dan
adanya kondisi seperti penyakit jantung kongenital, infeksi, penyakit paru atau
semakin besar.
kemungkinan reseksi usus. Sebelumnya, dapat dicoba terapi konservatif, yakni pasien
17
dipuasakan, dilanjutkan dengan pemasangan selang nasogstrikm infus, serta diberikan
peritoneum. Apabila dalam waktu enam jam hernia tidak tereduksi atau tanda iritasi
c. Hernia umbilikalis
Pada kasus hernia umbilikalis, observasi dikerjakan sampai usia pasien kurang
lebih dua tahun. Biasanya bila defek kurang dari 1 cm diharapkan defek dapat
menutup spontan sebelum usia 2 tahun. Bila setelah usia 2 tahun defek belum
Nyeri kronis
18
19
BAB III
TINJAUAN KASUS
Nama : MZM
Umur : 5 bulan
Seorang pasien anak laki-laki berumur 5 bulan, masuk ke poliklinik anak dengan
keluhan demam sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, batuk sejak 3 hari sebelum
masuk rumah sakit dan terdapat benjolan pada kelamin pasien dibagian scrotum
pasien.
Demam sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, batuk sejak 3 hari sebelum
masuk rumah sakit, benjolan pada kelamin di bagian scrotum yang irreversible.
20
3.3.6 Riwayat Pengobatan
RR : 20 kali/menit
Suhu : 36,8oC
SpO2 : 95%
GCS : 15
Berat badan : 5 kg
Pupil : isokor
Thorax : simetris
21
Abdomen : tidak ada kelainan
a. Pemeriksaan Hemostasis
detik)
- Red Blood Cell 4,25 106 /mm3 (4,00 - 6,00 106 /mm3)
22
3.4 Diagnosis
3.5 Terapi
Frekuen
Nama Obat Dosis 2/3/2021 3/3/2021 4/3/2021
si P S S M P S S M P S S M
√ √ √ √
Ambroxol 2,5 mg 3x1 (PO)
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √
Zinc 10 mg 1x1 (PO) √
√ √ √
Parasetamol 4x ½ cth
60 ml √ √ √ √ √ √ √ √ √
Syr. (PO)
Ceftriaxone
1. 02 Maret 2021
S : Demam sejak 1 hari SMRS, batuk sejak 3 hari SMRS, terdapat benjolan pada
alat kelamin
P : Diberikan terapi :
2. 03 Maret 2021
P : Diberikan terapi :
24
- IVFD KAEN 1B + KCl 10 mEq
3. 04 Maret 2021
S : Bengkak pada scrotum berkurang, sesak berkurang, batuk (+), mencret (+)
P : Diberikan terapi :
4. 05 Maret 2021
a. Indikasi
Keterangan : Obat yang diberikan sudah sesuai dengan indikasi klinis pasien :
25
- Parasetamol sirup digunakan sebagai analgetik dan antipiretik. Berdasarkan
bronkopneumoni pasien.
b. Pemilihan obat
pasien.
melakukan pembedahan.
c. Dosis obat
26
Keterangan : Dosis obat tidak ada masalah
- Ambroxol untuk anak usia < 2 tahun adalah 2,5 mg 2x sehari (tepat)
- Ceftriaxone Inj. 250 mg, dosis ceftriaxone untuk anak adalah 50-75
d. Interval pemberian
Keterangan :
DRP :
Keterangan :
27
- Parasetamol sirup diberikan pada pagi, siang, sore dan malam hari
Keterangan :
g. Lama pemberian
Keterangan :
- Ambroxol 2,5 mg
- Zinc 10 mg
- Parasetamol sirup
h. Interaksi obat
Keterangan :
28
- Interaksi obat – obat : tidak ada masalah
i. ESO/ADR/Alergi
Keterangan :
- Ambroxol 2,5 mg
- Zinc 10 mg
- Parasetamol sirup
j. Ketidaksesuaian
Keterangan : RM sesuai
m. Kompatibilitas obat
29
n. Ketersediaan obat/kegagalan mendapatkan obat
o. Kepatuhan
kemudian diberikan kepada perawat yang bertugas agar obat diberikan kepada
p. Duplikasi terapi
a. Ambroxol
Dosis : 2,5 mg
Berhenti :
Rute : peroral
Indikasi : anti-ekspektoran
30
b. Zinc
Dosis : 10 mg
Berhenti :
Rute : peroral
Komentar & Alasan : pasien yang masih berumur 5 bulan mengalami hernia
c. Parasetamol Sirup
Dosis :
Berhenti :
Rute : peroral
31
Dosis :
Berhenti :
Rute : infus
e. Ceftriaxone
Dosis : 250 mg
Berhenti :
Rute : IV
Selain itu, pasien juga akan melakukan pembedahan sehingga perlu diberikan
operasi
32
3.10 Lembar Kerja Farmasi
Monitoring frekuensi :
Tanggal monitoring :
Monitoring terapi :
Tanggal monitoring :
perbaikan gejala
perbaikan gejala
33
- 05/02/2021 : tidak terjadi penurunan sistem imun yang ditandai dengan
perbaikan gejala
Monitoring frekuensi :
Tanggal monitoring :
- 05/02/2021 : suhu
nutrisi terjaga
Monitoring frekuensi :
Tanggal monitoring :
34
- 05/02/2021 :
Monitoring frekuensi :
Tanggal monitoring :
- 05/02/2021 :
a. Ambroxol 2,5 mg
dapat diberikan nutrisi seimbang tetapi jika tidak mengalami perbaikan dapat
mengalami mual dan muntah, sarankan ibu pasien untuk menidurkan anak.
35
b. Zinc 10 mg
Cara Mengatasi ESO : pasien adalah balita berumur 5 bulan, untuk melihat
efek samping terjadi atau tidak sangatlah sulit. Untuk itu disarankan agar ibu
pasien tetap memberikan ASI dan menjaga kenyamanan pasien. Jika terjadi
diare segera gantikan cairan tubuh yang hilang dan berikan pengobatan
c. Parasetamol
Cara Mengatasi ESO : pasien adalah balita berumur 5 bulan, untuk melihat
efek samping terjadi atau tidak sangatlah sulit. Untuk itu disarankan agar ibu
pasien tetap memberikan ASI dan menjaga kenyamanan pasien. Jika pasien
mengalami konstipasi (yang dilihat dari frekuensi buang air besarnya) maka
Cara Mengatasi ESO : bila pasien mengalami hipersensitif dan timbul ruam
pada kulit pasien, segera hentikan pengobatan dan obati ruam dengan salep.
Jika terjadi nyeri pada tempat injeksi bisa diatasi dengan menyuntikan infus
36
Evaluasi : Pasien tidak mengalami efek samping
e. KCl
Cara Mengatasi ESO : jika pasien mengalami mual dan muntah segera atasi
lama. Jika pasien mengalami diare segera obati diare dan ganti cairan tubuh
f. Ceftriaxone
Manifestasi ESO : nyeri perut, mual, muntah, diare, pusing, mengantuk, sakit
Cara Mengatasi ESO : nyeri perut dapat diatasi dengan mengompres perut
dengan air hangat dan berikan obat anti nyeri. Mual dan muntah dapat diatasi
dengan memberikan obat antimual jika frekuensinya lebih lama. Pusing dan
sakit kepala dapat diatasi dengan beristirahat, jika pusing memburuk segera
berikan obat untuk mengatasi pusing. Jika pasien mengalami diare segera
berikan obat diare dan ganti cairan tubuh yang hilang dengan memberikan
pasien untuk beristirahat. Jika pada area injeksi terdapat bengkak sarankan
37
BAB IV
PEMBAHASAN
Seorang pasien laki-laki berumur 5 bulan dengan berat badan 5 kg. datang
kerumah sakit dengan keluhan demam sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan
batuk 3 hari sebelum masuk rumah sakit serta pada bagian testis pasien terdapat
benjolan. Pasien datang dengan tanda vital Nadi : 107 kali/menit, RR : 20 kali/menit,
Suhu : 36,8oC, SpO2 : 95% dan nilai GCS : 15. Pada pemeriksaan fisik pasien tidak
mengacu pada inflamasi paru yang terfokus pada area bronkiolus dan memicu
yang berdekatan. Sedangkan hernia adalah penonjolan isi perut dari rongga yang
normal melalui suatu defek pada fasia dan muskoloaponeurotik dinding perut, baik
Hernia yang diderita pasien merupakan hernia scrotalis irreversible yang tidak
dapat diobati selain dengan jalan operasi. Namun dikarenakan hasil pemeriksaan
darah lengkap pasien yang hasil hemoglobin pasien yang rendah serta frekuensi batuk
pasien yang belum membaik maka operasi untuk pasien ditunda. Pasien diberikan
obat ambroxol 2,5 mg 2x sehari untuk meredakan batuk pasien. Pelaksanaan operasi
harus dilakukan pada saat semua fungsi tubuh pasien dalam keadaan normal sehingga
38
jika pasien batuk, operasi tidak dapat dilakukan karena beresiko terhadap kesehatan
(limfosit T). Sel tersebut bekerja dengan dua cara, yaitu mengendalikan respon
imun dan menyerang sel yang membawa kuman penyebab penyakit. Pasien diberikan
zinc dengan tujuan untuk menjaga sistem imunnya agar tidak terganggu. Pengobatan
sudah tepat.
dengan dosis 4x ½ sendok the (2,5 ml). indikasi dan dosis pengobatan sudah tepat.
Kemudian pasien diberikan nutrisi parenteral IVFD KAEN 1B + KCl 10 mEq untuk
menjaga keseimbangan elektrolit dan nutrisi pasien karena pasien akan menjalani
operasi sehingga diharapkan elektrolit dan nutrisi terjaga normal sebelum operasi dan
39
penatalaksanaan yang ada. Indikasi obat digunakan juga sudah tepat. Selain itu
Meskipun kondisi pasien sudah membaik dan benjolan pada testis sudah
mengecil, pasien tetap harus melakukan operasi hernia dikarenakan hernia yang
diderita pasien bersifat irreversible dan harus segera dioperasi agar hernia tidak
40
BAB V
41
DAFTAR PUSTAKA
1. Grace, P., A., dan Neil, R., B. 2006. At a Glance : Ilmu Bedah Edisi Ketiga.
Erlangga.
2. Tanto, C., Frans, L., Sonia, H., dan Eka, A., P. 2014. Kapita Selekta
York.
7. (Said M, 1999)
2012. http://www.kemenkes.go.id
42