Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

VARIASI SIFAT PADA TANAMAN & HEWAN


28 September 2020

Kelompok 6 :
Fina Ryan Lestari (4401418020)
Tsalis Qoriatul Farizah (4401418027)
Sovia Mega Lestari (4401418041)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
A. Tujuan
a) Variabilitas pada tanaman (daun mahoni)
1. Mengetahui adanya variasi sifat pada daun mahoni
2. Mengetahui variasi ukuran panjang dan lebar daun mahoni
b) Variasi sifat pada Hewan
1. Dapat menjelaskan tipe-tipe keragaman pada tanaman dan hewan
2. Menyebutkan dan membedakan sedikitnya tiga ciri yang berbeda untuk sustu
karakter tertentu
3. Dapat mendeskripsikan hasil pengamatan tentang variasi pada tanaman dan
hewan
4. Dapat menyimpulkan dan mengkomunikasikan hasil pengamatan

B. Landasan Teori
Menurut Wulantika (2019) keragaman atau variabilitas merupakan keragaman
sifat individu setiap populasi. Keragaman ini mempunyai arti yang sangat penting bagi
pemuliaan tanaman. Ukuran dari keragaman adalah variasi dari aksesi, penyebab
terjadinya keragaman antara lain dipengaruhi oleh factor lingkungan dan faktor
genetic. Pada hasil penelitian Fauziah, Sulmartiwi dan Widjiati (2020) menyatakan
bahwa genetik dan lingkungan merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi
terbentuknya fenotip. Fenotip adalah sifat yang tampak dari luar dan dapat diamati
morfologi, fisiologi dan tingkah lakunya. Fenotip merupakan hasil interaksi antara
lingkungan dengan faktor genotip.
Penyebab timbulnya keanekaragaman variasi ada dua, yaitu genetic dan non
genetic. Variasi genetik yaitu variasi yang dihasilkan oleh faktor keturunan (gen) yang
bersifat kekal dan diwariskan secara turun temurun dari satu sel kesel lainnya.
Sedangkan variasi non genetik atau variasi lingkungan (fenokopi) yaitu yang
ditentukan oleh faktor lingkungan seperti: intensitas cahaya, kelembaban, pH,
temperatur, kesuburan tanah. Variasi lingkungan tidak diwariskan ke keturunannya.
Variasi genetis diwariskan kepada keturunan lewat materi inti sel di dalam gamet,
sedangkan variasi lingkungan tidak diwariskan. Kadang-kadang sulit membedakan
apakah suatu variasi karakter disebabkan variasi genetis atau variasi lingkungan. Lagi
pula faktor genetis dan faktor lingkungan bekerja sama membina suatukarakter.
Adakalanya satu di antaranya dominan terhadap yang lain, namun kadangkadang
keduanya sama-sama dominan. (Suryati, 2011).

Mardi, Setiado dan Lubis (2016) menyatakan dari hasil penelitian mereka
mengenai perbedaan respon pertambahan panjang menunjukkan bahwa pengaruh
genetic tiap varietas berbeda pada setiap fase pertumbuhan dan tiap varietas juga
memiliki susunan genetik yang berbeda meskipun kedua varietas tersebut merupakan
jenis tanaman yang sama. Keragaman penampilan tanaman akibat perbedaan susunan
genetic selalu mungkin terjadi sekalipun bahan tanaman yang digunakan berasal dari
jenis tanaman yang sama. Jika ada dua jenis tanaman yang sama ditanam pada
lingkungan yang berbeda, dan timbul variasi yang sama dari kedua tanaman tersebut
maka hal ini dapat disebabkan oleh genetik dari tanaman yang bersangkutan. Kondisi
lingkungan yang tidak sama pada setiap daerah di permukaan bumi menyebabkan
setiap tanaman akan mengembangkan mekanisme adaptasi yang berbeda. Tanaman
sejenis yang hidup di daerah berbeda tentu memiliki karakteristik lingkungan yang
berbeda pula sehingga upaya tanaman dalam mempertahankan kehidupannya juga
tidak sama.
Dalam hasil penelitian Bimantara dan Waluyo (2019) dituliskan bahwa
pendugaan heritabilitas membantu dalam menentukan seberapa besar pengaruh
genetik yang diwariskan, dan membantu pemulia tanaman dalam memilih genotipe
yang unggul dalam populasi yang beragam. Keragaman mengacu pada adanya
perbedaan antar individu dalam populasi tanaman. Faktor yang mempengaruhi luas
dan sempit nilai keragaman dipengaruhi oleh pengaruh genetik atau pengaruh
lingkungan. Nilai keragaman genetik luas adalah yang memiliki nilai KVG yang
berkriteria sedang hingga tinggi. Pada karakter yang memiliki heritabilitas tinggi
menunjukan pengaruh genetik lebih dominan dibandingkan dengan pengaruh
lingkungan sehingga faktor genetik lebih berpengaruh dalam penampilan suatu
karakter.
Untuk variasi pada hewan, terutama hewan ternak Mudawamah dan Susilowati
(2017) dalam Sartika, Mudawamah dan Puspitarini (2020) menyatakan bahwa
fenotipe seekor ternak merupakan hasil pengaruh genetik dan lingkungan serta
interaksi antara genetik dan lingkunga. Lingkungan ternak yang mempengaruhi adalah
jenis dan jumlah pakan yang diberikan dan tata laksana pemeliharaan. Sudaryanto,
Sutopo dan Kurnianto (2018) menuliskan bahwa perbedaan kuantitatif sifat sapi PO
antar subpopulasi tersebut diduga disebabkan oleh berbagai faktor antara lain
pengaruh lingkungan yang relatif beragam meliputi umur, manajemen pemeliharaan,
jumlah dan jenis pakan yang turut memengaruhi antar subpopulasi kabupaten.
Pengaruh genetik dan lingkungan, bahkan interaksi keduanya dapat menyebabkan
timbulnya keragaman pada pengamatan berbagai sifat kuantitatif. pengaruh faktor
lingkungan terhadap individu satu dengan individu lain yang tidak sama akan
menimbulkan variansi genetik. Pengaruh variansi genetik suatu sifat pada suatu
populasi ternak hanya dapat diketahui apabila variansi lingkungan yang memengaruhi
sifat tersebut ditiadakan.
Effendy, Respatijarti, dan Waluyo (2018) menambahkan bahwa heritabitas
merupakan parameter genetik sebagai dasar dari sifat suatu karakter pada tetua
diwariskan kepada keturunan selanjutnya. Heritabilitas merupakan proporsi dari
ragam genetic terhadap ragam fenotip. Nilai heritabilitas diperlukan bahwa suatu
karakter dipengaruhi oleh faktor genetik atau factor lingkungan. Nilai heritabilitas
berkisar antara 0 sampai 1. Nilai heritabilitas semakin mendekati 1 dinyatakan
heritabilitasnya semakin tinggi dan dipengaruhi oleh faktor genetik, sebaliknya nilai
heritabilitas semakin mendekti 0 heritabilitasnya semakin rendah yang artinya
penampilan karakter dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

C. Metode
a. Alat dan Bahan
Alat :
- Penggaris atau jangka sorong
- Alat tulis
Bahan :
- Daun mahoni 100 buah
- Burung
b. Cara Kerja
A. Variabilitas pada Tanaman (Daun Mahoni)

Mengukur panjang Menentukan range


Mengambil daun dan lebar 100 daun (sebaran) dari
mahoni sebanyak mahoni lalu ukuran panjang dan
100 mencatat ukuran lebar daun mahoni
daun yang paling (daun terpanjang
pendek dan paling dikurangi yang
panjang terpendek)

Menentukan interval
Menentukan kelompok
antara kelompok yang
dari 100 daun mahoni
satu dengan lainnya
dengan menggunakan
dengan menggunakan
rumus K= 3,3 log N
rumus

Membuat tabel Membuat


distribusi Mengukur panjang histogram untuk
frekuensi dan lebar ke 100 dapat melihat
berdasarkan daun mahoni dan secara jelas
perhitungan yang mencatat hasilnya variabilitas
diperoleh pada tabel distribusi panjang dan lebar
frekuensi daun mahoni

B. Variasi Sifat pada Hewan

Menentukan jenis hewan Hewan yang diamati


yang akan digunakan dan minimal 5 dan maksimal 10
juga variasi sifat yang akan hewan dalam spesies yang
diamati yaitu warna, sama
bentuk, ukuran atau lainnya

Mengamati sifat yang telah


ditentukan dan mencatat
pada lembar pengamatan
D. Hasil Pengamatan
a) Variabilitas pada panjang daun mahoni ( Swietenia mahagoni)

8,5 11 11,5 11 8,5 9 6 5,5 12 7,5


10 12,5 13 11 9 12 12 14,5 12,5 13
11,5 10 11 9,5 7 7,5 9 7 14 7
11 14 9 8 6,5 7 6 7 10 11
13,5 11 11 12 12 11 7,5 16 10,5 13,5
13 10,5 7,5 12 10,5 9 9,5 7 8 8,5
13,3 13,1 11,8 13 12,3 14,5 15,1 15 13,7 14,4
14 12,5 14,5 12,1 13,8 14,2 14 15,2 15 12,5
15 12,7 11,4 14,8 13,2 15 13,1 14,2 13,6 13,4
14,5 13,2 15 14,7 13,6 12,2 13,3 14,2 15,4 13,3

b) Variabilitas pada lebar daun mahoni ( Swietenia mahagoni)


4,6 4,8 4,3 4,7 4,5 4,9 5,1 5,1 4,9 4,8
4,8 5 5 5,1 4,6 4,9 4,7 4,6 4,6 4,6
4,6 5 4,5 4,3 4,7 4,6 4,9 4,4 5,2 4,8
5 5 4,7 4,5 4,6 5,4 5,1 4,7 4,8 4,8
4,7 4,5 5,3 6,1 4,8 4,4 4,6 5 5,4 5,3
4,1 4,4 4,7 4,5 4,3 3,5 3,3 5,5 4 4,4
4,3 4,2 4,8 4,5 4,1 4 5,1 5,8 4,5 4
5 5,2 4,8 5,7 4,4 5 4,5 3,3 3,8 4,1
4,8 5,6 4,5 6 6 5 4,8 5,2 4,6 5
5,8 5,5 4,5 4,8 5 4,4 4,5 4,7 4,3 4,9

c) Variasi sifat pada Hewan Bos indicus (Sapi)


Nama Sifat yang Variasi sifat yang
Tally Jumlah
Hewan diamati dijumpai
Coklat kemerahan I 1
Warna Coklat keputihan I 1
rambut Putih I 1
Bos indicus Putih-hitam III 3
(Sapi) Bentuk Panjang dan runcing III 3
tanduk Pendek tumpul III 3
Ada III 3
Punuk
Tidak ada III 3
Besar II 2
Ukuran tubuh Sedang III 3
Kecil I 1

E. Analisis Data
1. Panjang Daun mahoni ( Swietenia mahagoni)
1) Menentukan nilai range (R)
Daun mahoni terpendek (a): 5,5
Daun mahoni terpanjang (b): 16
R=b–a
= 16 cm – 5,5 cm
= 10,5 cm
2) Menentukan banyaknya kelas interval (K)
K = 3,3 log N
= 3,3 log 100
= 6,6
=7
3) Menentukan interval (i)
R
𝑖=
K−1
10,5
=
6

= 1,75
4) Menentukan nilai tengah (x)
batas atas kelas pertama−batas bawah kelas pertama
𝑥= + batas kelas bawah
2

7,25−5,5
𝑥= 2

1,75
𝑥= 2

𝑥 = 0,875
Nilai x tiap kelas:
- Kelas I - Kelas V
x = 0,875 + 5,5 = 6,375 x = 0,875 + 12,54 =13,415
- Kelas II - Kelas VI
x = 0,875 + 7,26 = 8,135 x = 0,875 + 14,30 =15,175
- Kelas III - Kelas VII
x = 0,875 + 9,02 = 9,895 x = 0,875 + 16,06 =16,935
- Kelas IV
x = 0,875 + 10,78 = 11,655
5) Tabel distribusi frekuensi pnjang daun mahoni ( Swietenia mahagoni)

No Kelompok Ukuran (mm) Tally Frekuensi x f(x)


1. I 5,5 – 7,25 IIIII IIIII 10 6,375 63,75
2. II 7,26 – 9,01 IIIII IIIII IIII 14 8,135 113,89
3. III 9,02 – 10,77 IIIII III 8 9,895 79,16
4. IV 10,78 – 12,53 IIIII IIIII IIIII IIIII 26 11,655 268,065
IIIII I
5. V 12,54 – 14,29 IIIII IIIII IIIII IIIII 26 13,415 348,79
IIIII I
6. VI 14,30 – 16,05 IIIII IIIII IIIII I 16 15,175 242,8
7. VII 16,06 – 17,81 - - 16,935 0

6) Histogram panjang daun mahoni ( Swietenia mahagoni)

Histogram Variasi Panjang Daun Mahoni


30
26 26
25

20
Frekuensi

16
15 14

10
10 8

5
0
0
6,375 8,135 9,895 11,655 13,415 15,175 16,935
Panjang daun mahoni

2) Lebar Daun mahoni ( Swietenia mahagoni)


1) Menentukan nilai range (R)
Daun mahoni terkecil (a): 3,3
Daun mahoni terlebar (b): 6,1
R=b–a
= 6,1 cm – 3,3 cm
= 2,8 cm
2) Menentukan banyaknya kelas interval (K)
K = 3,3 log N
= 3,3 log 100
= 6,6
=7
3) Menentukan interval (i)
R
𝑖=
K−1
2,8
=
6
= 0,47
4) Menentukan nilai tengah (x)
batas atas kelas pertama−batas bawah kelas pertama
𝑥= + batas kelas bawah
2

3,77−3,3
𝑥= 2

0,47
𝑥= 2

𝑥 = 0,235

Nilai x tiap kelas:

- Kelas I - Kelas V
x = 0,235 + 3,3 = 3,535 x = 0,235 + 5,22 = 5,455
- Kelas II - Kelas VI
x = 0,235 + 3,78 = 4,015 x = 0,235 + 5,70 = 5,935
- Kelas III - Kelas VII
x = 0,235 + 4,26 = 4,495 x = 0,235 + 6,18 = 6,415
- Kelas IV
x = 0,235 + 4,74 = 4,975

5) Tabel distribusi frekuensi lebar daun mahoni ( Swietenia mahagoni)

No Kelompok Ukuran (mm) Tally Frekuensi X FX


1. I 3,3 – 3,77 III 3 3,535 10,605
2. II 3,78 – 4,25 IIIII III 8 4,015 32,12
3. III 4,26 – 4,73 IIIII IIIII IIIII IIIII 40 4,495 179,8
IIIII IIIII IIII IIIII
4. IV 4,74 – 5,21 IIIII IIIII IIIII IIIII 36 4,975 179,1
IIIII IIIII IIIII I
5. V 5,22 – 5,69 IIIII II 7 5,455 38,185
6. VI 5,70 – 6,17 IIIII I 6 5,935 35,61
7. VII 6,18 – 6,65 - - 6,415 0
6) Histogram lebar daun mahoni ( Swietenia mahagoni)

Histogram Variasi Lebar Daun mahoni


45
40
40
36
35

30
Frekuensi

25

20

15

10 8 7 6
5 3
0
0
3,535 4,015 4,495 4,975 5,455 5,935 6,415
Lebar daun mahoni

F. Pembahasan
Variablilitas pada Tanaman
Suatu individu dapat memiliki sifat yang berbeda meskipun berasal dari parental
yang sama. Sifat beda inilah yang menimbulkan adanya variasi individu. Adanya
variasi sifat dalam populasi dapat di terangkan dengan mengansumsi bahwa yang
mengendalikannya adalah beberapa pasangan gen yang efek-efeknya di gabung
bersama.
Praktikum variasi sifat pada tanaman bertujuan untuk mengetahui variasi
ukuran panjang dan lebar pada daun mahoni. Pada praktikum ini kami menggunakan
100 daun mahoni yang diambil secara acak. Dari 100 daun tersebut kami mengambil
sampel daun mahoni terpanjang dan terpendek. Daun mahoni terpanjang berukuran 16
cm dan daun terpendek berukuran 5,5 cm. Dari data tersebut kami menemukan nilai
range (R) 10,5, nilai kelompok (K) 7, interval (i) 1,5. Data yang didapatkan kemudian
dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi. Untuk data lebar daun didapatkan
daun terlebar berukuran 6,1 cm dan daun terkecil berukuran 3,3 cm. kemudian dapat
diperoleh nilai range (R) 2,8, nilai kelompok (K) 7, interval (i) 0,47. Data tersebut
kemudian dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi.
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan data daun mahoni
memiliki variasi panjang dan lebar yang berbeda-beda. Frekuensi daun mahoni
terpanjang hingga terpendek secara berurutan adalah kelompok 4,5,6,2,1,3,dan 6.
Sedangkan untuk frekuensi daun mahoni terlebar hingga terkecil secara berurutan
adalah pada kelompok 3,4,2,5,6,1,dan 7. Adanya variasi panjang dan lebar daun
mahoni ini dapat dipengaruhi oleh gen dan lingkungannya. Fenotip daun mahoni
dipengaruhi oleh genotip yang berinteraksi dengan faktor lingkungan. Lingkungan
yang berbeda dapat menyebabkan adanya perbedaan sifat yang muncul pada suatu
individu meskipun memiliki genotip yang sama. Variasi genetic dihasilkan oleh faktor
keturunan (gen) yang sifatnya kekal dan diwariskan dari sel satu ke sel lainnya. Seperti
yang telah dibahas dalam bab sebelumnya mengenai hukum pewarisan sifat yang
dikemukakan oleh mendel, gen yang bersifat dominan akan memiliki kemungkinan
kemunculan fenotip lebih banyak.
Adanya variasi pada panjang dan lebar daun mahoni juga dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Selain karena gen (faktor dari dalam) variasi juga dapat terjadi karena
faktor dari luar seperti keadalan lingkungan. Faktor lingkungan seperti makanan, suhu,
cahaya, kelembaban, curah hujan, derajat keasaman tanam (pH) bersama faktor
keturunan (gen) sangat berpengaruh terhadap fenotip karena fenotip merupakan hasil
interaksi antara genotip dengan lingkungan.
Fenotip tidak hanya dipengaruhi oleh genotip namun juga dapat dipengaruhi oleh
lingkungan. Sebatang pohon tunggal dengan genotip warisan induknya yang tidak
dapat berubah, memiliki daun dengan berbagai ukuran, bentuk, dan warna hijau
bergantung pada paparan angina dan matahari.begitu pula pada pohon mahoni, adanya
perbedaan panjang dan lebar daun dapat dipengaruhi oleh kadar air, unsur hara serta
nutrisi yang dibutuhkan pada saat penanaman. Panjang dan lebar daun mahoni
merupakan salah satu contoh keanekaragaman tingkat gen serta merupakan salah satu
sifat keragaman dalam populasi. Sifat fisiologis dan morfologis dari keanekaragaman
biologi reproduksi akan menimbulkan suatu keanekaragaman genetic di dalam
populasi ataupun menjelang terjadinya evolusi tanaman. Keragaman karakter dan
keanekaragaman genotip berguna untuk mengetahui pola pengelompokan genotip
pada populasi tertentu berdasarkan karakter yang diamati dan dapat dijadikan sebagai
dasar kegiatan seleksi (Agustina & Waluyo, 2017).
Pada praktikum ini juga dilakukan pengamatan keanekaragaman terhadap hewan
yaitu sapi (Bos indicus). Keanekaragaman yang sangat bervariasi pada sifat individu
ditentukan oleh gen. Dari 6 sapi yang diamati masing-masing diamati warna rambut,
bentuk tanduk, punuk, serta ukuran tubuhnya. Berdasarkan data yang diperoleh dapat
dilihat bahwa dari 6 sapi yang diamati masing-masing memiliki variasi sifat yang
berbeda. Pada sifat warna rambut 1 sapi berwarna coklat kemerahan, 1 sapi berwarna
coklat keputihan, 1 sapi berwarna putih, dan 3 sapi lainnya berwarna putih-hitam.
Untuk sifat bentuk tanduk 3 sapi memiliki tanduk yang panjang dan runcing serta 3
sapi lainnya memiliki tanduk yang pendek dan tumpul. Sifat lainnya adalah punuk
dimana 3 sapi memiliki punuk dan 3 sapi lainnya tidak memiliki punuk. Sifat terakhir
yang diamati adalah ukuran tubuhnya, 2 sapi berukuran besar, 2 sapi berukuran sedang
dan 1 sapi berukuran kecil.

Keanekaragaman individu mamunculkan variasi. Dan sifat individu ditentukan oleh


gen. faktor genetic yang berinteraksi dengan faktor lingkungan memunculkan sifat
yang memadatkan atau fenotif. Keanekaragaman genetika dapat terjadi karena adanya
perubahan nukleotida dan lain-lain penyusun DNA. perubahan ini mungkin dapat
mempengaruhi fenotip suatu organisme yang dapat dipantau dengan mata telanjang,
atau mempengaruhi reaksi individu terhadap lingkungan tertentu. Secara umum
keanekaragaman genetic dari suatu populasi dapat terjadi karena adanya mutasi,
rekombinasi, setiap perubahan lingkungan yang mendadak akan memusnahkan suatu
jenis pada habitat alaminya. Keragaman genetic alami, perangkatnya dalam evolusi,
dan berbagai sistem untuk koleksi, pengawetan, penyebarluasan dan penggunaannya.

Berdasarkan praktikum yang telah kami laksanakan dapat disimpulakn bahwa


adanya variasi sifat pada sapi diantaranya warna tubuh, bentuk tanduk, punuk, dan
ukuran tubuhnya berbeda pada masing-masing individu. Perbedaan ini dapat
dipengaruhi oleh faktor genetic serta faktor lingkungan. Faktor genetic yang
berinteraksi dengan lingkungan akan memunculkan sifat dan fenotip yang berbeda tiap
individu.

G. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari praktikum variasi sifat pada daun mahoni
dan sifat pada sapi adalah pada setiap individu pada suatu spesies memiliki suatu
perbedaan yang menyebabkan adanya variasi atau keanekaragaman seperti variasi
panjang dan lebar daun. Adanya variasi tersebut dipengaruhi oleh faktor genetic dan
lingkungan.

H. Pertanyaan

1. Jelaskan perbedaan antara variasi tingkat gen, tingkat spesies, tingkat populasi
dan tingkat komunitas!
Jawab : variasi tingkat gen : variasi genetic dalam satu spesies, didasari karena
adanya perbedaan pada susunan gen.
Variasi tingkat jenis : variasi genetic antar spesies makhluk hidup dalam satu
genus atau family yang sama.
Variasi tingkat populasi dan komunitas : variasi genetic yang terbentuk dari
keanekaragaman tingkat gen dan tingkat jenis. Misalnya perbedaan antara
ekosistem air dan ekosistem darat.
2. Variasi apa yang anda temui pada daun mahoni dan hewan sapi termasuk variasi
tingkat apa?
Jawab : variasi tingkat gen dan jenis. Tingkat gen karena dalam satu individu
memiliki variasi yang berbeda dan tingkat jenis karena variasi ada pada spesies
dalam satu genus dari individu yang berbeda.

I. Permasalahan
1. Frekuensi tertinggi terdapat pada ukuran berapa? Dan ukuran berapa yang
frekuensinya terendah?
Jawab : frekuensi tertinggi panjang daun mahoni pada kelas IV (10,78-12,53) cm
dan kelas V (12,54-14-29) cm. frekuensi tertinggi lebar daun mahoni pada kelas
III (4,26-4,73) cm.
2. Berapa ukuran rata-rata panjang dan lebar daun mahoni?
Jawab : ukuran rata rata panjang daun mahoni adalah :
1.144,915
Rata-rata = 100 = 11,44915 cm
Ukuran rata-rata lebar daun mahoni:
525
Rata-rata= 100 = 5,25
3. Selain variasi ukuran panjang, variasi sifat apa yang dapat saudara jumpai?
Jawab : ukuran lebar, ukuran tubuh pada sapi, bentuk tanduk, punuk, dan warna
tubuh.
4. Variasi sifat apa saja yang saudara temukan pada objek pengamatan saudara?
Jawab : warna tubuh, bentuk tanduk, punuk, dan ukuran tubuh sapi serta ukuran
panjang dan lebar daun mahoni.
5. Variasi sifat apakah yang paling banyak dijumpai pada objek pengamatan
saudara?
Jawab : ukuran panjang dan lebar daun
6. Menurut saudara apa yang menyebabkan terdapatnya variasi sifat tersebut?
Jawab : Penyebab timbulnya keanekaragaman variasi ada dua, yaitu faktor genetic
dan non genetic. Variasi genetik yaitu variasi yang dihasilkan oleh faktor
keturunan (gen) yang diwariskan secara turun temurun dari satu sel kesel lainnya.
Sedangkan variasi non genetik atau variasi lingkungan (fenokopi) yaitu yang
ditentukan oleh faktor lingkungan seperti: kelembaban, pH, kesuburan tanah,
nutrisi, tata laksana pemeliharaan dan lain-lain.Jadi variasi sifat diperoleh karena
adanya faktor genetik yang dibawa juga adanya perlakuan lingkungan yang
mendukung ataupun mengurangi pengekspresian genetik yang dimiliki. Dengan
hal itu dapat ditemukan variasi fenotip dalam selingkup jenis tumbuhan dan
hewan. Walaupun membawa gen yang sama, namun perlakuan lingkungan yang
diterima berbeda-beda.

J. Daftar Pustaka
Bimantara, Yusuf Mufti dan Budi Waluyo. 2019. Parameter Genetik dan Penampilan
Karakter Agronomi Galur-Galur Jarak Kepyar (Ricinus communis L.) Perlakuan
Kolkisin Generasi 5. Jurnal Produksi Tanaman, 7 (5): 959–967.
Effendy, Respatijarti dan Budi Waluyo. 2018. Keragaman Genetik dan Heritabilitas
Karakter Komponen Hasil dan Hasil Ciplukan (Physalis sp.)
Fauziah Syifa, Laksmi Sulmartiwi, dan Widjiati. 2020. Identifikasi Kromosom Ikan
Nila (Oreochromis niloticus) Strain Merah Jatimbulan dan Larasati yang
Diambil dari Lokasi Berbeda. Journal of Marine and Coastal Science, 9 (2): 76-
85.
Mardi, Cut Tia, Hot Setiado, Khairunnisa Lubis. 2016. Pengaruh Asal Stek dan Zat
Pengatur Tumbuh Atonik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas
Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) Lamb. Jurnal Agroekoteknologi, 4 (4): 2341-
2348.
Sartika, Deni, Mudawamah dan Oktavia Rahayu Puspitarini. 2020. Variasi Fenotipe,
Korelasi Dan Regresi Morfometri Calon Induk Kelinci Di Desa Nongko Sewu
Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang. Jurnal Ternak, 11 (01): 39 -43.
Sudaryanto, Agus Tri, Sutopo dan Edy Kurnianto. 2018. Keragaman Fenotipe Sapi
Peranakan Ongole di Wilayah Sumber Bibit di Jawa Tengah. Jurnal Veteriner,
19 (4): 478-487.
Suryati, Dotti. 2011. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi
Universitas Bengkulu.
Wulantika, Trisia. 2019. Keragaman Fenotipe Aren (Arenga pinnata) di Kecamatan
Bukit Barisan Kabupaten Lima Puluh Kota. Jurnal Ilmiah Pertanian, 15 (2):
155-120.

K. Lampiran

Mencari daun mahoni sebanyak Mengukur panjang daun mahoni


100 buah

Mengukur lebar daun mahoni Hasil pengukuran panjang dan


lebar daun mahoni
Menentukan jenis hewan yaitu sapi dan
menentukan variasi sifat yang akan diamati yaitu
warna rambut , bentuk tanduk, dan ukuran

Anda mungkin juga menyukai