LP TB Kurniawan-1-Dikonversi
LP TB Kurniawan-1-Dikonversi
KURNIAWAN AKASE
NIM: 751440118080
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
TUBERCULOSIS PARU
A. KONSEP MEDIS
1. Pengertian
menyerang paru tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lainnya (Depkes, 2010).
tuberculosis yang dapat menyerang pada berbagai organ tubuh mulai dari paru
dan organ di luar paru seperti kulit, tulang, persendian, selaput otak, usus serta
2. Etiologi
Koch pada tahun 1882. Basil tuberculosis dapat hidup dalam beberapa minggu
dalam keadaan kering, tetapi dalam cairan mati dalam suhu 600C dalam 15-20
menit. Basil ini tidak berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan sinar
matahari dan sinar ultraviolet. Ada dua macam mikobakterium tuberculosis yaitu
tipe human dan tipe bovin. Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang
Basil tipe human bisa berada di bercak ludah (droplet) di udara yang berasal
dari penderita TBC terbuka dan orang yang rentan terinfeksi TBC ini bila
menghirup bercak ini. Perjalanan TBC setelah terinfeksi melalui udara. Bakteri
3. Manifestasi Klinis
a. Demam
b. Malaise
c. Anoreksia
h. Bunyi napas hilang dan ronkhi kasar, pekak pada saat perkusi
i. Demam persisten
berat badan
4. Patofisiologi
Mycobacterium tuberculosis juga dapat menjangkau sampai ke area lain dari paru
(lobus atas). Basil juga menyebar melalui sistem limfe dan aliran darah ke bagian
tubuh lain (ginjal, tulang dan korteks serebri) dan area lain dari paru (lobus atas).
basil dan jaringan normal. Infeksi awal biasanya timbul dalam waktu 2-10
sistem kekebalan tubuh pada masa awal infeksi membentuk sebuah massa
jaringan baru yang disebut granuloma. Granuloma terdiri atas gumpalan basil
hidup dan mati yang dikelilingi oleh makrofag seperti dinding. Granuloma
selanjutnya berubah bentuk menjadi massa jaringan fibrosa. Bagian tengah dari
massa tersebut disebut ghon tubercle. Hal ini akan menjadi klasifikasi dan
Menurut (Widagdo, 2011), setelah infeksi awal jika respons sistem imun
tidak adekuat maka penyakit akan menjadi lebih parah. Penyakit yang kian parah
dapat timbul akibat infeksi ulang atau bakteri yang sebelumnya tidak aktif
kembali menjadi aktif. Pada kasus ini, ghon tubercle mengalami ulserasi sehingga
dengan sendirinya. Proses ini berjalan terus dan basil terus difagosit atau
lebih panjang dan sebagian bersatu membentuk sel tuberkel epiteloid yang
nekrosis dan jaringan granulasi yang dikelilingi sel epiteloid dan fibroblas akan
b. TB miliaris
c. Dermatitis
d. Gangguan GI
e. Hiperurisemia
f. Neuritis optika
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
penyakit
2) Ziehl-Neelsen (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan
mm atau lebih besar, terjadi 48-72 jam setelah injeksi intradermal antigen)
menunjukkan infeksi masa lalu dan adanya antibodi tetapi tidak secara
tuberculosis.
5) Biopsi jarum pada jaringan paru: Positif untuk granuloma TB; adanya sel
6) Elektrolit : Dapat tak normal tergantung pada lokasi dan beratnya infeksi;
udara residu dan kapasitas paru total, dan penurunan saturasi oksigen
7. Pemeriksaan Radiologis
1) Foto Rontgen : Dapat menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas,
8. Penatalaksanaan
Tuberkulosis paru terutama diobati dengan obat OAT selama periode 6-12
bulan pada fase awal, dengan INH dan R pada 4 bulan selanjutnya (totalnya 6
bulan).
1. Pathway
Udara tercemar
mycrobacterium Dihirup individu rentan Kurang informasi
tuberculose
tuberkel
produksi sekret
berlebih
meluas
Penyebaran
hematogen limfogen
1. PENGKAJIAN
a. Identitas klien: selain nama klien, asal kota dan daerah, jumlah
keluarga.
d. Tanda dan gejala klinis TB serta terdapat benjolan/bisul pada tempat- tempat
g. Riwayat keluarga.
1) Aspek psikososial.
Merasa dikucilkan dan tidak dapat berkomunikasi dengan bebas, menarik diri.
waktu yang lama dan biaya yang banyak.Tidak bersemangat dan putus
harapan.
3) Lingkungan
rumah yang kurang sehingga pertukaran udara kurang, daerah di dalam rumah
lembab, tidak cukup sinar matahari, jumlah anggota keluarga yang banyak.
Kurang menerapkan PHBS yang baik, rumah kumuh, jumlah anggota keluarga
banyak, lingkungan dalam rumah lembab, jendela jarang dibuka sehingga
Anoreksia, mual, tidak enak diperut, BB turun, turgor kulit jelek, kulit kering
3) Pola eliminasi
Perubahan karakteristik feses dan urine, nyeri tekan pada kuadran kanan atas
dan hepatomegali, nyeri tekan pada kuadran kiri atas dan splenomegali.
Pola aktivitas pada pasien TB Paru mengalami penurunan karena sesak nafas,
mudah lelah, tachicardia, jika melakukan aktifitas berat timbul sesak nafas
(nafas pendek).
Kadang terdapat nyeri tekan pada nodul limfa, nyeri tulang umum, sedangkan
dalam hal daya panca indera (perciuman, perabaan, rasa, penglihatan dan
Pasien tidak percaya diri, pasif, kadang pemarah, selain itu Ketakutan dan
Pada penderita TB paru pada pola reproduksi dan seksual akan berubah karena
PEMERIKSAAN FISIK
a. Sistem integument
Pada kulit terjadi sianosis, dingin dan lembab, tugor kulit menurun
b. Sistem pernapasan
1) Sistem kordiovaskuler
2) Sistem gastrointestinal
3) Sistem musculoskeletal
4) Sistem neurologis
5) Sistem genetalia
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Intervensi Utama : Latihan Batuk
(5) Edukasi :
batuk efektif
Kolaborasi :
2. Gangguan pertukaran gas b.d Setelah dilakukan tindakan Intervensi Utama : Pemantauan
(5) napas
Terapeutik :
- Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi :
pemantauan
membaik (5)
4. Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Setelah dilakukan tindakan Intervensi Utama : Manajemen
(5) Terapeutik :
jika perlu
5. Hipertemia b.d Proses Penyakit Setelah dilakukan tindakan Intervensi Utama : Manajemen
keperawatan selama 1x24 Hipertermia
jam, maka diharapkan
Termoregulasi membaik Observasi:
-Identifikasi penyebab hipertermia
dengan KH : (mis dehidrasi)
- Monitor suhu tubuh
• Menggigil Menurun
- Monitor kadar elektrolit
(5) - Monitor komplikasi akibatt
• Pucat menurun (5) hipertermia
• Suhu tubuh
membaik (5) Terapeutik :
-Sediakan lingkungan yang dingin
• Suhu kulit membaik
- Longgarkan atau lepaskan
(5) pakaian
- Basahi dan kipasi permukaan
tubuh
- Berikan cairan oral
- Lakukan pendinginan eksternal
(mis selimut hipotermia atau
kompres dingin pada
dahi,leher,dada,abdomen dan
aksila)
- Hindari pemberian antiperitik
atau aspirin
Edukasi :
-Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
-Kolaborasi pemberian cairan dan
elekrolit intravena,jika perlu
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
dilakukan dengan berdasarkan suatu rencana yang telah/sudah disusun atau dibuat
Evaluasi yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa
jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dri tindakan. Penilaian proses
menentukan apakah ada kekeliriuan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian,
Sudoyo dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta: FKUI.
Kedokteran EGC