Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
1.1.1 Rekrutmen
Beberapa kebijaksanaan yang mungkin menjadi kendala dalam proses rekrutmen antara lain:
Kebijaksanaan promosi dari dalam.
Kebijaksanaan tentang imbalan.
Kebijaksanaan tentang status kepegawaian.
Rencana sumber daya manusia.
Calon tenaga kerja yang akan direkrut dapat diambil dari internal organisasi maupun
eksternal organisasi.
1. Eksternal
Lembaga pendidikan
Teman/anggota keluarga karyawan.
Lamaran terdahulu yang telah masuk
Agen tenaga kerja
Karyawan perusahaan lain
Asosiasi profesi
Outsourcing
2. Internal
Promosi
Transfer / rotasi
Pengkaryaan karyawan kembali
Kelompok pekerja sementara / karyawan kontrak ( temporer )
1.1.5 Seleksi
Seleksi adalah kegiatan dalam manajemen SDM yang dilakukan setelah proses
rekrutmen selesai dilaksanakan, yang berarti telah terkumpul sejumlah pelamar yang
memenuhi syarat untuk kemudian dipilih mana yang dapat ditetapkan sebagai karyawan dalam
suatu perusahaan.
Evaluasi persyaratan
testing
wawancara dan ujian fisik
1.1.6 Instrumen Seleksi
Surat-surat Rekomendasi
Format Lamaran
Tes Kemampuan
Tes Kepribadian
Tes Psikologi
Wawancara
Assessment center
Drug tes
Honesty tes
Handwriting analysis
“Development is learning that goes beyond today’s job and has a more long-term focus.”
Pengembangan pembelajaran yang melampaui tugas saat ini dan memiliki fokus jangka
panjang yang lebih.
Pengembangan yang mengacu pada masalah staf dan personil adalah suatu proses
pendidikan jangka panjang menggunakan suatu prosedur yang sistematis dan terorganisasi
sehingga manajer belajar pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan umum.
Pengembangan staf identik dengan pengembangan karyawan. Menurut Budiman (2012)
menyatakan bahwa pengembangan karyawan adalah suatu usaha untuk meningkatkan
kemampuan teknis teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengnaa kebutuhan
pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan dan pelatihan.
Dari beberapa pengertian dari para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengembangan staf adalah suatu usaha yang sistematis dan terorganisir yang dilakukan oleh
perusahaan untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan
sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan untuk dapat memperoleh tujuan umum
bersama.
Berdasarkan paparan kedua ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
diselenggarakannya pengembangan yaitu untuk membekali, meningkatkan, dan
mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan dan produktivitas staf
serta untuk meningkatkan kinerja staf dalam organisasi.
Karateristik pengembangan staf berorientasi sasaran atau hasil yang dicapai oleh staf.
Sasaran atau hasil dapat dilihat setelah staf dibekali dengan keterampilan tambahan melalui
program pengembangan staf. Jika hasil atau sasaran organisasi dapat tercapai dengan baik,
maka organisasi dikatakan berhasil dalam memberikan pelatihan kepada staf.
1. Memperbaiki kinerja.
Suatu organisasi yang melaksanakan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja kepada
anggotanya, maka anggota dalam organisasi tersebut dapat memperbaiki kinerjanya secara
efektif dan efisien.
Pendidikan dan pelatihan sangat diperlukan oleh karyawan baru dalam melaksanakan
tugas barunya. Dari pendidikan dan pelatihan yang diberikan oleh perusahaan, membantu
karyawan baru dalam mengenali dan memahami lingkungan kerjanya, mengetahui apa yag
seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan.
3. Meningkatkan kepekaan.
Ketika terjadi sesuatu yang mengancam suatu organisasi, SDM yang kompeten akan
mengetahui apa yang akan terjadi pada organisasinya. Sehingga dengan pendidikan, pelatihan,
dan pengalaman kerjanya mereka akan mencari solusi untuk menghindari ancaman tersebut.
4. Mempersiapkan promosi.
SDM yang telah mengikuti pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja akan memiliki
kompetensi yang lebih besar daripada SDM yang tidak mengikuti pendidikan, pelatihan, dan
pengalaman kerja. Sehingga SDM yang telah mengikuti usaha pengembangan kompetensi
dapat membaca situasi yang terjadi dan dapat menentukan kebutuhan apa yang sedang
diharapkan oleh masyarakat luar. Sehingga mereka dapat menentukan promosi apa yang
sedang dibutuhkanlah masyarakat saat itu.
5. Mengembangkan individu.
Pendidikan, pelatihan dan pengalaman kerja dapat mengembangkan kompetensi individu baik
di bidang pengetahuan maupun keterampilan.
Menurut Budiman (2012) metode latihan dan pengembangan pada karyawan dikembangkan
dengan konsep “on the job” dan “off the job”. Metode on the job yang biasa digunakan adalah:
Coaching : atasan memberi arahan pada bawahan dalam pekerjaan rutin mereka;
Planned Progression : pemindahan karyawan dalam saluran yang ditentukan melalui
tingkatan organisasi yang berbeda;
Rotasi Jabatan : pemindahan karyawan melalui jabatan-jabatan yang bervariasi;
Penugasan Sementara : bawahan ditetapkan pada posisi manajemen tertentu dengan
jangka waktu yang ditetapkan;
Metode pelatihan dan pengembangan yang sering digunakan adalah metode coaching, dimana
atasan memberikan tugas tambahan pada bawahan secara rutin. Sedangkan model pelatihan
yang sering digunakan adalah model seminar atau workshop.
Menurut Insonna (2013: 18) menyebutkan keuntungan yang di dapat perusahaan dati SDM
yang berkompeten sebagai berikut:
1. Reduction in error.
2. Reduction in turnover
Dari pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh organisasi/ perusahaan akan
melahirkan SDM SDM yang berkompeten di bidangnya masing-masing. Sehingga mengurangi
adanya pergantian posisi dalam pekerjaannya.
3. Increase in production
SDM yang telah mengikuti pelatihan dan pendidikan mampu menganalisis kebutuhan yang ada
dan berkembang di masyarakat, sehingga organisasi/ perusahaan dapat meningkatkan jumlah
produksinya sesuai kebutuhan masyarakat.
4. Attitudes changes
Di dalam pendidikan dan pelatihan, SDM dilatih untuk menjadi individu yang memiliki perilaku
baik dan sesuai dengan etika yang berkembang, baik di masyarakat maupun lingkungan
kerjanya sendiri.
5. Ability to advance.
Pendidikan dan pelatihan yang diajarkan kepada individu diharapkan dapat meningkatkan
keahlian dan kompetensi SDM tersebut. Sehingga organisasi/ perusahaan dapat mencapai
tujuan bersama dan dapat membawa organisasinya menjadi lebih baik lagi.
6. Less supervisio.
SDM yang telah mengikuti pelatihan dan pendidikan mampu memotivasi dirinya dan
mengetahui apa yang seharusnya dia lakukan dalam organisasi tanpa menunggu perintah dari
atasannya. Dengan kata lain SDM tersebut dituntut untuk lebih aktif, sehingga pengawasannya
lebih mudah.
7. New capabilitie
SDM memiliki kemampuan dan kecakapan baru setelah mendapat pendidikan dan pelatihan
yang diselenggarakan oleh organisasi/ perusahaannya.