PELATIHAN

PELAKSANA BENDUNGAN
NOMOR MODUL
DCE – 06

JUDUL MODUL

TAHAPAN DAN METODE PELAKSANAAN

NO KODE JUDUL MODUL
1. DCE - 01 UUJK Profesi dan Etos Kerja
2. DCE – 02a Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
DCE – 02b Manajemen Lingkungan
3. DCE - 03 Dokumen Kontrak
4. DCE - 04 Spesifikasi Teknik Bidang Sumber Daya Air
5. DCE - 05 Manajemen Proyek
6. DCE - 06 Tahapan dan Metode Pelaksanaan
7. DCE - 07 Pengendalian Mutu, Biaya dan Waktu
8. DCE - 08 Pengetahuan dan Karakteristik Bahan
9. DCE - 09 Pengukuran dan Perhitungan Hasil Kerja
10. DCE - 010 Sistem Manajemen Mutu
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah selesai mengikuti modul ini, peserta
diharapkan mampu melaksanakan konstruksi
Bendungan tipe urugan sesuai tahapan dan metode
pelaksanaan yang ditentukan.
TUJUAN INSTRUKSI KHUSUS (TIK)
Setelah modul ini diajarkan peserta diharapkan
mampu :

1. Mampu melaksanakan penyusunan rancana

kerja dan sumber daya.
kepentingan persiapan dan pelaksanaan
konstruksi.
2. Mampu melakukan persiapan dan survey
lapangan.
3. Mampu melaksanakan tahapan dan metode
pelaksanaan bendungan tipe urugan.
 MATERI PELATIHAN.
1. PENDAHULUAN.

2. PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN SUMBER DAYA.

3. PERSIAPAN DAN PENGUKURAN LAPANGAN.

4. PEMBUATAN METODE KERJA. ( PELAKSANAAN

KONSTRUKSI )
5. TAHAPAN DAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
BENDUNGAN tipe Urugan :
5.1. Clearing dan grubbing.
5.2. Dewatering.
5.3. Drilling dan grouting.
5.4. Pekerjaan galian.
5.5. Pekerjaan Timbunan.

6. PEKERJAAN JALAN DI PUNCAK BENDUNGAN.

 PENDAHULUAN
1. METODE PELAKSANAAN ADALAH KUNCI
UNTUK DAPAT MEWUJUDKAN SELURUH
HASIL PERENCANAAN MENJADI BENTUK
BANGUNAN FISIK.

2. METODE PELAKSANAAN ADALAH PENJABARAN TATA

CARA DAN TEKNIK-TEKNIK PELAKSANAAN
PEKERJAAN DILAPANGAN AGAR EFEKTIF DAN
EFISIEN DALAM MEWUJUDKAN SELURUH
PERENCANAAN MENJADI BANGUNAN FISIK.

OHT1-1
OHT1-1
3. PENGGUNAAN METODE PELAKSANAAN YANG SESUAI
AKAN MENYAKINKAN BAHWA PELAKSANAAN
PEKERJAAN AKAN TERSELESAIKAN DALAM BATAS
WAKTU DAN DANA YANG TERSEDIA SERTA MENCAPAI
MUTU YANG TERCANTUM DALAM SPESIFIKASI

OHT1-2
 KONTRAK
( SURAT PERINTAH MULAI KERJA )

Gambar rencana
Daftar volume Jadwal Kondisi
Dan
spesifikasi pekerjaan waktu induk Lapangan.

DOKUMEN METODE Sumber

KONTRAK. PELAKSANAAN Daya kontraktor.

KEMAMPUAN KONTRAKTOR

OHT1-3
 LINGKUP PEKERJAAN KONSTRUKSI
BENDUNGAN,
1. PEKERJAAN DEWATERING.
2. PEKERJAAN GALIAN.
3. PEKERJAAN PERBAIKAN PONDASI.
4. PEKERJAAN TIMBUNAN.
5. PEKERJAAN BETON.
6. PEKERJAAN GROUTING
7. PEKERJAAN INSTRUMENTASI.
8 . PEKERJAAN JALAN
9. PEKERJAAN GEBALAN RUMPUT.

Untuk pekerjaan grouting maupun pekerjaan instrumentasi

pada umumnya dikerjakan oleh pihak ketiga karena ini
merupakan pekerjaan khusus.
 PENYUSUNAN RENCANA KERJA
Meliputi antara lain pembuatan :
1. Organisasi proyek dan tugas kerja. .
2. Jadwal pelaksanaan proyek dan jadwal
pengadaan Sumber Daya.
3. Rencana Mutu Kontrak.
4. Metode Pelaksanaan.
5. Rencana Survey lapangan.
6. Rencana Mobilisasi dan rencana lokasi kerja.
7. Rencana Anggaran Pelaksanaan. (RAP).
8. Rencana K3 Proyek.
9. Rencana Kelola Lingkungan dan Rencana
Pemantauan Lingkungan.

OHT2-1
RENCANA KEBUTUHAN SUMBER DAYA.
Terdiri dari :

1. Kenutuhan akan Manusia, Tenaga kerja..

2. Kebutuhan akan Uang. ( biaya )..
3. Kebutuhan akan Material. ( bahan ).
4. Kebutuhan akan Peralatan .

Namun akhir akhir ini dikembangkan ditambah

dengan Metode.
Dengan metode yang baik maka penggunaan
sumber daya tersebut dapat lebih mengena
sasaran, efektip dan effisien.
OHT2-2
TENAGA KERJA.
1. DIPENGARUHI OLEH PRODUKTIVITAS TENAGA.
2. PERLU TOLENRANSI JAM ISTIRAHAT.
3. DIPEGANG MANDOR YANG CAKAP.

BAHAN.

1. SPESIFIKASI DAN METODE MENJADI ACUAN.

OHT2-3
 PERALATAN
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERHITUNGAN
PRODUKTIVITAS PERALATAN ANTARA LAIN :

1. EFFISIENSI ALAT
2. CIRCLE TIME ( waktu kerja alat dalam 1 putaran
kegiatan )
3. EFFISIENSI OPERATOR.
4. KONDISI MEDAN.

DENGAN MENGHITUNG WAKTU OPERASI ALAT DAN

PRODUKTIVITAS ALAT AKAN DIDAPAT JUMLAH ALAT.

OHT2-5
PERSIAPAN & PENGUKURAN LAPANGAN.

1. PENAMBAHAN BENCH MARK LAPANGAN.

Yang perlu disiapkan..

1.1. BAHAN.
1.2. TENAGA KERJA
1.3. PERALATAN.
4.4. METODE PELAKSANAAAN.
Persiapan. ( siap semuanya (a,b,c )
Pelaksanaan. ( bersama direksi )
1.5. LINGKUNGAN, letak T.B.M aman.

OHT3-1
2.PENGUKURAN AS BENDUNGAN.

PELAKSANAAN.
2.1. Melakukan rintisan.
2.2. Melakukan pelurusan as bendungan sesuai
koordinat yang telah ditetapkan.
2.3. Memebrikan tanda pada kedua lereng kiri dan
as dari bendungan .
2.4. Menentukan batasan di bukit kiri dan kanan
bertemunya dasar bendungan dengan tumpuan
bukit untuk masing masing zone.
2.5. Melakukan penentuan elevasi puncak bendungan
pada kedua bukit dan diikatkan kepada titik
referensi lainnya.
OHT3-2
3. PENGUKURAN LEVEL DAN CROSS SECTION

METODE PELAKSANAAN.
3.1.Persiapan.
3 .1.1. Siap peta contour lokasi bendungan.
3.1.2. Siap data elevasi dan koordinat
3.1.3. Siap format pengukuran/
3.1.4. Siap gambar kerja.
3.1.5. Siap bahan, tenaga maupun peralatan.
3.2.Pelaksanaan.
3.2.1. Leveling dari titik BM atau TBM yang
terdekat dengan patok bantu setiap 50 m
dan setelah sampai dilokasi, dilakukan
pengukuran balik untuk koreksi.

OHT3-3
3.2.2. Cross section dilakukan setiap 25m
atau 50m dan ditentukan pula station
dari setiap melakukaan cross section.
3.2.3. Membuat sket dari setiap profil, sesuai
hasil pengukuran.
3.3.4. Sket beserta daftar angka hasil
pengukuran dhitung / digambar
dengan skala yang benar,
3.3.5. Mengajukan persetujuan kepada
Direksi.
3.3.6. Pekerjaan timbunan siap di mulai.

OHT3-4
GUNA MENDAPATKAN HASIL PENGUKURAN YANG BAIK,
TEPAT DAN AKURAT MAKA PERLU DIPEHATIKAN :

1. PESAWAT BAIK ( TELAHD GI KALIBRASI ).

2. PEMINDAHAN ELEVASI BENAR.

3. PELAKSANAAN PENGUKURAN TELITI.

4. PENGGAMBARAN MAUPUN PERHITUNGAN BENAR.

OHT3-5

OHT3-5
PERSIAPAN LAPANGAN.
1. Penyiapan base camp. Kantor, Work Shop,
Plant, Laboratoium, Gudang, Perumahan,
2. Mobilisasi
3. Jalan Kerja.
4. Mutual check harus selesai terlebih dulu
sebelum pelaksanaan kegiatan dimulai. ( MC 0 ).
5. Test material, termasuk Embakmemt test.
6. Job Mix formula untuk pekerjaan Beton.

OHT3-6
PRINSIP PEMBUATAN METODE
PELAKSANAAN

1. Metode Kerja merupakan urutan pelaksanaan

pekerjaan yang logis dan teknis, sehubungan
dengan tersedianya sumber daya yang
dibutuhkan guna memperoleh cara
pelaksanaan yang efektip dan effisien.

2. Walaupun dalam penawaran pekerjaan usulan

Metode kerja telah disetujui, namun pada
waktu akan dimulainya pelaksanaan biasanya
perlu dilakukan perbaikan atau perubahan
guna penyesuaian kondisi lapangan. OHT4-1
DOKUMEN METODE PELAKSANAAN
.

1. PROJECT PLAN.
a. Denah fasilitas proyek ( jalan kerja, bangunan
fasilitas dll ).
b. Peta lay-out lokasi pengambilan material.
c. Daftar peralatan dan data teknisnya
d. Uraian singkat usulan pelaksanaan pekerjaan
e. Rencana jalan masuk maupun jalan kerjs.

2. SKETS ATAU GAMBAR BANTU PENJELASAN

PEKERJAAN.
OHT5-1
OHT5-1
• URAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN.
Antara lain berisi :

1. URAIAN PELAKSANAAN SELURUH PEKERJAAN.

2. URAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PER KEGIATAN
ATAU PER KELOMPOK. BIASANYA PEKERJAAN YANG
PENTING / DOMINAN.
3. SEDANGKAN PEKERJAAN YANG RINGAN BIASANYA
CUKUP DENGAN URAIAN TANPA ADA PERHIUNGAN
PERALATAN ATAU TANPA SKETS PENJELASAN.
4. PERHITUNGAN KEBUTUHAN PERALATAN, JADWAL
JUMLAH, RENCANA PENGADAAN DSB.
5. PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL DAN JADWAL
PENGADAANNYA.
6. DOKUMEN PENDUKUNG LAINNYA, KATALOG, DAN
KELENGKAPAN LAINNYA YANG DIPERLUKAN.
OHT5-2
METODE PELAKSANAAN YANG BAIK

1. MEMENUHI SYARAT TEKNIS. JELAS MEMENUHI YANG DI

PERLUKAN
2. BISA DILAKSANAKAN DAN EFEKTIP.
3. AMAN UNTUK DILAKSANAKAN. PEKERJA, LINGKUNGAN
BANGUNAN YANG LAIN MAUPUN BANGUNANNYA
SENDIRI.
4. MEMENUHI SYARAT EKONOMIS, MURAH DAN WAJAR.
5. MERUPAKAN ALTERNATIP TERBAIK DARI BEBERAPA
ALTERNATIP

OHT5-3
MANFAAT DARI METODE KERJA.

1. MEMBERIKAN ARAHAN DAN PEDOMAN YANG JELAS

ATAS URUTAN DAN FASILITAS PENYELESAIAN
PEKERJAAN.

2. MERUPAKAN ACUAN DASAR POLA PELAKSANAAN

PEKERJAAN.

OHT5-4
TAHAPAN PELAKSANAAN
PELAKSANAAN BENDUNGAN.

1. MENYIAPKAN TITIK TITIK TETAP UNTUK REFERENSI

PELAKSANAAN, KHUSUSNYA UNTUK AS BENDUNGAN.
2. MELAKUKAN DEWATERING.
3. MENENTUKAN BATAS BATAS GALIAN UNTUK PONDASI
BENDUNGAN.
4. MELAKUKAN PEKERJAAN KOSREKAN, CABUT
TUNGGUL DAN STRIPPING.
5. MELAKUKAN PERAPIHAN DAN PERBAIKAN PONDASI.
6. MELAKUKAN PENGGALIAN UNTUK ALUR SEKAT ( CUT
OFF TRENCH ).
7. PELAKSANAAN PENGEBORAN DAN INJEKSI SEMEN.
OHT5-5
8. PEMBERSIHAN PONDASI DARI SISA SISA KOTORAN
KHUSUSNYA PADA LOKASI INTI TUBUH BENDUNGAN
9. MENENTUKAN BATAS TIMBUNAN PADA KEDUA SISI
TEBING UNTUK MASING MASING ZONE.
10. PEMASANGAN INSTRUMENTASI PADA PONDASI
BENDUNGAN .
11. MELAKUKAN PEKERJAAN PENIMBUNAN.
12. PADA MUSIM KEMARAU DIUTAMAKAN PENIMBUNAN
INTI BENDUNGAN APABILA BENDUNGANNYA TIPE
ZONAL.
13. BILA BENDUNGANNYA TIPE URUGAN TANAH, PERLU
DIPERHATIKAN BILA MUSIM HUJAN, DIPERLUKAN
ADANYA LAPISAN PENUTUP, AGAR TANAH TIMBUNAN
TIDAK JENUH.

OHT5-6
14. PELAKSANAAN PERLINDUNGAN LERENG HULU DAN
HILIR.
15. PEKERJAAN JALAN DI PUNCAK BENDUNGAN.
16. PEMBUATAN BOKS BETON UNTUK PENGUKURAN
REMBESAN PADA KAKI BENDUNGAN BAGIAN HILIR.
17. PEKERJAAN GEBALAN RUMPUT DI LERENG HILIR, BILA
DIPERLUKAN.

OHT5-7
 METODE PELAKSANAAN.

1. METODE PELAKSANAAN YANG LENGKAP HARUS

DIMULAI DARI AWAL, MULAI PERSIAPAN SA MPAI
AKHIR DARI PELAKSANAAN PEKERJAAN.

2. MENJELASKAN SETIAP KEGIATAN YANG AKAN

DILAKUKAN GUNA PENYELESAIAN PEKERJAAN.

3. DILENGKAPI DENGAN DAFTAR PERALATAN UTAMA,

PERALATAN PEMBANTU, GAMBAR GAMBAR SKETS
DAFTAR TENAGA INTI, GAMBAR RENCANA
FASILITAS YANG AKAN DIBANGUN, RENCANA
PENERANGAN, AIR MINUM, BROSUR ATAU
SPESIFIKASI PEKERJAAN, YANG PENGADAANNYA
AKAN DILAKUKAN OLEH PIHAK KETIGA DSB.
OHT5-8
• DALAM MENGHITUNG JUMLAH PERALATAN YANG
AKAN DIPAKAI HARUS DIPERHITUNGKAN KEPADA
JUMLAH VOLUME MATERIAL YANG AKAN DIKERJAKAN
DITAMBAH DENGAN ADANYA FAKTOR SUSUT
SEHINGGA DIDAPATKAN JUMLAH MATERIAL YANG
HARUS DISEDIAKAN.
BERDASARKAN WAKTU YANG TERSEDIA UNTUK
PELAKSANAAN ITEM PEKERJAAN TERSEBUT, AKAN
DIDAPATKAN JUMLAH, MACAM, PERALATAN YANG
DPERLUKAN

OHT5-9
CLEARING DAN GRUBBING.

1. LAPISAN ATAS ( TOP SOIL ),POHON POHONAN, KAYU,

KOTORAN PADA LOKASI KEGIATAN, HARUS
DIBERSIHKAN TERLEBIH DAHULU SEBELUM MULAI
KEGIATAN KONSTRUKSI.

2. KEGIATAN INI DAPAT DIKERJAKAN LEBIH AWAL KARENA

TIDAK TERGANTUNG ITEM PEKERJAAN YANG LAINNYA.

3. PERALATAN YANG DI PERLUKAN ANTARA LAIN :

BULLOZER ( Lokasi dan spoil bank)

LOADER ( Lokasi ).
GERGAJI ( CHAIN SAW ) ( Lokasi ).
DUMP TRUCK ( Hauling ).
OHT5-10
DEWATERING.
HAL HAL YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM
PEMILIHAN DEWATERING.

1. KARAKTERISTIK ALIRAN SUNGAI, FREKWENSI BANJIR,

BESAR BANJIR PUNCAK DAN LAMA WAKTU BANJIR.

2. KONDISI TOPOGRAPHI DI LOKSI BENDUNGAN.

3. KONDISI GEOLOGI PONDASI DAN UKURAN TUBUH

BENDUNGAN.

4. LAMA WAKTU PENGALIRAN BILA DIBANDINGKAN

DENGAN WAKTU PELAKSANAAN BENDUNGAN.

OHT5-11
MACAM MACAM DEWATERING.

1. PENGALIRAN AIR SUNGAI SELURUHNYA,

2. PENGALIRAM AIR SUNGAI SEGAGIAN. PENUTUPAN

SEPARO SUNGAI.

3. DEWATERING SISTIM POMPA. ( PONDASI BENDUNGAN )

4. DEWATERING SISITEM BERTINGKAT. UNTUK AIR

MENGALIR PADA LERENG.

OHT5-12
PEKERJAAN GALIAN.

1. PEKERJAAN GALIAN PADA PONDASI BENDUNGAN

HARUS DILAKUKAN DENGAN HATI HATI, METODE
YANG MEMADAI SEHINGGA TIDAK MEMPERBURUK
KONDISI BATUAN PONDASI.

2. BATUAN PONDASI HARUS KUAT MENAHAN GAYA

GESER
DAN ALIRAN BULUH ( PIPING) DENGAN DEMIKIAN
BATUAN YANG LEPAS ATAU RAPUH HARUS
DIBONGKAR.

OHT5-13
BILA KONDISI BATUANNYA BESAR, BIAYA
PENGGALIAN DIBANDINGKAN DENGAN BILA
BATUAN TERSEBUT DI PERBAIKI. DIAMBIL METODE
YANG PALING MENGUNTUNGKAN. ( bila perlu ajukan
usulan ke direksi ).

PEKERJANN GALIAN HARUS DILAKUKAN DARI

ELEVASI YANG TERTINGGI BARU KE ELEVASI YANG
TERENDAH. TERUTAMA PADA RENCANA LOKASI
COFFER DAM MENGINGAT COFFER DAM HARUS
DIBUAT AWAL

OHT5-14
PERALATAN UNTUK PEKERJAAN GALIAN.

PADA UMUMNYA KOMBINASI PERALATAN YANG

DIPERGUNAKAN UNTUK KEGIATAN PEKERJAAN GALIAN :

1. EXCAVATOR UNIT. ( Penggalian )

2. BULDOZER UNIT. ( mengumpulkan )
3. LOADER UNIT. (loadimg )
4. HAUL TRUCK UNIT. ( hauling material )
5. BREAKER UNIT.

DALAM MENGHITUNG ALAT HARUS SUDAH

DIPERHITUNKAN ADANYA PERALATAN CADANGAN .

(Untuk lokasi yang lerengnya sulit pengerjaannya perlu

diperhitungkan akan penurunan produktivitas alat ,
OHT5-15
PERBAIKAN PONDASI.

1. pONDASI YANG BERLUBANG LUBANG HARUS

DITUTUP DENGAN BETON,

2. BATUAN YANG MENONJOL ATAU MENGGANTUNG

HARUS DIBUANG.

3. CELAH CELAH PADA LAPISAN BATU ATAU REKAN

YANG TERRBUKA HARUS DIGROUTING ( BACK FILL
GROUTING).

4. PERUBAHAN SUDUT KEMIRINGAN LERENG MAXIMUM

20 DERAJAT, SEDANGKAN SUDUT KEMIRINGAN
LERENG ( GALIAN ) < 70 DERAJAT. OHT5-16
 DIISI BETON

DIPOTONG

PERAPIHAN LERENG.
 DI ISI BETON TUMBUK

PERBAIKAN RENCANA PONDASI BENDUNGAN.

PIPA PELEPASAN UDARA

PASIR DAN KERIKIL

PIPA GROUTING

PERBAIKAN UNTUK LOKASI REKAHAN / RETAKAN TERBUKA.

PEKERJAAN TIMBUNAN.
1. PERMUKAAN PONDASI HARUS DIPADATKAN TERLEBIH
DAHULU DAN BERSIH SEBELUM DILAKUKAN
PENIMBUNAN.
2. MATERIAL TIMBUNAN DIHAMPAR LAPIS DEMI LAPIS
DENGAN KETEBALAN ANTARA 20 – 30 CM DENGAN
DOZER.
3. BILA MATERIAL MOISTURE CONTENTNYA KURANG
HARUS DIBASAHI TERLEBIH DAHULU, DAN DIJEMUR
DAHULU APABILA BASAH, SEHINGGA DIDAPATKAN
MOISTURE CONTENT YANG OPTIMUM.
4. LAPISAN TIMBUNAN DIPADATKAN DENGAN ALAT
PEMADAT, KETEBALAN DAN JUMLAH LINTASAN ALAT
PEMADAT DIDASARKAN DARI HASIL TRIAL
EMBANKMENT.
OHT5-17
IMPERVIOUS CORE ZONE.

1. MEMERLUKAN SPESIAL PEMADATAN KHUSUS

KARENA MATERIALNYA PLASTIS DAN MEMERLUKAN
KADAR KANDUNGAN AIR TERTENTU. DENGAN
KETEBALAN ANTARA 20 – 30 CM PER LAYER,
SEDANGKAN YANG MERUPAKAN DAERAH CONTACT
ZONE HARUS LEBIH TIPIS DAN DIPADATKAN DENGAN
PERALATAN KHUSUS.

2. KARENA PEKERJAAN PADA PRINSIPNYA HANYA

DILAKUKAN DALAM MUSIM KEMARAU MAKA DALAM
MENGHITUNG PRODUKVITAS HARUS IHITUNG DENGAN
CERMAT AKAN HARI HUJAN DAN EFFEKNYA.

OHT5-18
1.SEANDAINYA PEKERJAAN HARUS DILAKUKAN PADA
MUSIM HUJAN, MAKA HARUS DISEDIAKAN MATERIAL
PELINDUNG SEHINGGA TIMBUNAN AMAN DARI AIR
HUJAN.

2. BILA LOKASI PENGAMBILAN MATERIAL JAUH DARI

LOKASI BENDUNGAN, PERLU DIPERTIMBANGKAN
ADANYA LOKASI STOCK P ILE. DIBANDINGKAN BILA
MATERIAL DIAMBIL LANGSUNG DARI BORROW AREA.

3. SETIAP SAMBUNGAN LAYER HARUS DIKASARKAN

BIASANYA DIPAKAI RAKE DOZER ATAUPUN
EXCVAVATOR AGAR SAMBUNGAN BISA SEMPURNA.
OHT5-19
PERALATAN UNTUK PEKERJAAN TIMBUNAN

PADA UMUMNYA KOMBINASI PERALATAN YANG

DIPERGUNAKAN UNTUK KEGIATAN PEKERJAAN TIMBUNAN
:

1. BULDOZER UNIT. (spreading )

2. RAKE DOZER UNIT. ( Levering dan scarifying)
3. WATER TANKER UNIT. ( pembasahan )
4. M.V TAMPERS UNIT. ( pemadatan )
5 ROLLER. UNIT. ( Pemadatan )
6. DUMP TRUCK UNIT. ( Hauling )

DALAM MENGHITUNG ALAT HARUS SUDAH

DIPERHITUNKAN ADANYA PERALATAN CADANGAN .

OHT5-20
 Distribusi Peratan.:

Main Dam site

Borrow Area
…. m

Bulldozer Bulldozer
Dump Truck
Excavator Water Tank
Wheel Loader Roller.
 FINE FILTER.

1. MATERIAL YANG DIGUNAKAN UNTUK FINE FILTER ATAU

COARSE FILTER BIASANYA DARI PAIR DAN GRAVEL
DARI
SUNGAI.

2. SEBELUM DIBAWA KELOKASI PENIMBUNAN APABILA

MATERIAL TERSEBUT BANYAK MENGANUNG LUMPUR
MAKA PERLU DILAKUKAN PENCUCIAN MAUPUN
PENYARINGAN AGAR GRADASINYA SESUAI YANG
DIIJINKAN.

3. PERLU DIPERTIMBANGKAN ADANYA STOCK PILE

SEHINGGA AKAN MEMPENGARUHI JUMLAH
PERALATAN
YANG DIPERLUKAN .
OHT5-21
1. GRADASI MATERIAL FILTER ADALAN MAXIMUM 10 MM
DAN LOLOS DARI SARINGAN N 200 ( 0,074 MM )
DENGAN JUMLAH < 5 % DAN TERTAHAN DENGAN
SARINGAN No 4 ( 4,76 MM ) DENGAN JUMLAH < 50 %
( sumber dari bendungan Tilong, NTT )

2. KETEBALAN LAYER ANTARA 20 – 30 CM, DIHAMPAR

DENBAN BULLDOZER DAN DIPADATKAN DENGAN
MESIHN PEMADAR TIPE ROLLER.

3. SETIA[P SAMBUNGAN LAYER HARUS DIKASARKAN

BIASANYA DIPAKAI RAKE DOZER ATAUPUN
EXCAVATOR AGAR SAMBUNGAN BISA SEMPURNA.

OHT5-22
COARSE FILTER.

1. PRINSIP SAMA DENGAN FINE FILTER, HANYA GRADASI

NYA MAXIMUM 50 MM DAN LOLOS SARINGAN No 200
( 0.074 mm ) DENGAN JUMLAH KURANG DARI 5 % DAN
TERTAHAN DENGAN SARINGAN No 4 ( 4,46 mm )
ANTARA 40% – 70 %. ( sumber dari bendungan Tilong )

2. PERLU DIPERTIMBANGKAN ADANYA STOCK PILE

SEHINGGA AKAN MEMEPENGARUHI JUMLAH
PERALATAN YANG DIPERLUKAN

OHT5-23
 River ... m1 Screen Plant +300m Stock
Deposit Dump Classification & Pile
Washer Dump
Truk Truk Wheel
Excavator - Screen Plant
- Sand Washer Loader
Dump Truk
- Wheel Loader

Main
Dam

- Bullldozer
- Water tank
- Vibro
RollerRoller
TIMBUNAN BATU.

1. BIASANYA MATERIAL TIIMBUNAN BATU DIAMBIL DARI

QUARRY YANG PRODUKSINYA DENGAN CARA
PELEDAKAN ATAU DARI SUNGAI.

2. GRADASI BATU UNTUK BAHAN TIMBUNAN MAXIMUM

30 CM TIDAK MELEBIHI 30 % LOLOS SARINGAN No 4
DAN TIDAK MELEBIHI JUMLAH SEBANYAK 5 %
LOLOS SARINGAN No 200. ( sumber dari bendungan
Tilong )

OHT5-24
PERALATAN YANG DIGUNAKAN ;

1. LOADER atau
EXCAVATOR UNIT. ( Tempat pengambilan)
2. DUMP – TRUCK UNIT. ( Hauling )
3 BULDOZER UNIT. (spreading )
4. ROLLER UNIT. ( Pemadatan )
5. AIR COMPRESSOR UNIT. ( Quarry )
6. DRIILING MACHINE UNIT. ( Quarry )
7. BLASTING EQ. UNIT. ( Quarry )

OHT5-25
DISTRIBUSI PERALATAN

QUARRY DAM SITE

DUMP TRUCK

BULLDOZER
BULLDOZER
LOADER
EXCAVATOR
EXCAVATOR
AIR COMPRESSOR HAND PLACING
DRILLING MACHINE
BLASTING EQ.
RANDOM FILL ( referensi tilong ).
1. TERDIRI DARI ROCK WEATHERED MATERIAL MAXIMUM
SIZE ANTARA 10 – 30 CM LOLOS SARINGAN No 200
KURANG DARI 30 %
2. TIAP LAPIS TIDAK BOLEH LEBIH TEBAL DARI 50 CM
( Ketebalan sebelum pemadatan ).

3. DIPERGUNAKAN UNTUK DOWN STREAM SLOPE DAN

PEMADATAN SEPERTI PADA ROCK FILL.

4. P ERALATAN YANG DIPERGUNAKAN :

1. LOADER UNIT ( Stock pile )
2. DUMP – TRUCK UNIT ( Hauling ).
3. BULLDOZERR UNIT ( Sspreading & lefeliing)
4. ROOLER UNIT ( Pemadatan ) OHT5-27
RIP –RAP,

1. GRADASI DARI RIP – RAP TERDIRI DARI WELL GRADED

ROCK DENGAN UKURAN ANTARA 30 – 75 cm.

2. PENEMPATAN DI LOKASI DENGAN MENGGUNAKAN

BUCKET EXCAVATOR DAN HAND PLACING.

OHT5-28
PEKERJAAN JALAN .
1. PEKERJAAN JALAN DI PUNCAK BENDUNGAN DI LAK-
SANAKAN SETELAH PROSES KOSOLIDASI DARI TUBUH
BENDUNGAN SELESAI MENCAPAI STANDARD YANG
DIINGINKAN. ( MAXIMUM )

2. TAHAPAN PELAKSANAAN ;

1. LEVELING TIMBUNAN INTI DENGAN TANAH

2. PENDATANGAN MATERIAL SIRTU.
3. PENGHAMPARAN DAN LEVELING MATERIAL SIRTU/
4. PENYIRAMAN DENGAN AIR .
5. PEMADATAN DENGAN ROLLER.
6. TESTING PEMADATAN.
7. PENGASPALAN JALAN. OHT5-29
BASE COURSE.
1. MATERIAL UNTUK SUB BASE DAN BASE COURSE DI
HAMPARKAN DENGAN GRADER.

2. DIPADATKAN LAPIS DEMI LAPIS TIDAK LEBIH DARI 15

CM SETELAH PEMADATAN DENGAN ROLLER.

3. BILA MOISTURE WATER CONTENT KURANG MAKA

PERLU MATERIAL PERLU DIBASAHI DENGAN AIR
SAMPAI OPTIMUM WATER CONTENT DICAPAI, BARU
DILAKUKAN PEMADATAN.

OHT5-30
PERKERASAN ASPAL.

1. KETEBALAN DAN DIMESNSI DARI PEKERJAAN

PENGASPALAN SESUAI DENGAN STANDARD BINA
MARGA DAN SESUAI PETUNJUK DIREKSI.

2. PERMUKAAN BASE COURSE DIBERSIHKAN DAHULU

DENGAN AIR COMPRESSOR DAN DIBERI COATING
ASPAL CAIR DENGAN ASPAL SPRAYER.

3. CAMPURAN HOT MIX ASPAL DIHAMPAD DENGAN

ASPAL FINISHER DAN DIPADATKAN DENGAN TIRE
ROLLER DAN TANDEM ROLLER .

OHT5-31
PERALATAN YANG DIGUNAKAN :

1. ASPALT MIXING PALT UNIT ( pencampuran aspal).

2. ASPALT FINISHER UNIT ( penghamparan )
3. AIR COMPRESSOR UNIT ( Pembersihan )
4. WHEEL LOADER UNIT ( memuat aspal )
5. DUMP TRUCK UNIT ( hauling camp aspal )
6. TANDEM ROLLER UNIT ( pemadatan )
7. TIRED ROLLER UNIT ( pemadatan )
8. GENERATOR SET UNIT ( sumber daya )
9. ASPALT SPRAYER. UNIT ( coating dasar )

OHT5-32