Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai organisasi tidak berorientasi keuntungan, pemerintah daerah


memiliki tujuan utama yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan
tersebut berupa : pendidikan, kesehatan masyarakat, keamanan, penegakan hukum,
transportasi publik, infrastruktur, dan penyediaan barang kebutuhan publik. Suatu
daerah dapat maju dan berkembang apabila mampu menciptakan roda
pemerintahan yang transparan, akuntabilitasnya tinggi, dan penerapan value for
money yang benar.

Untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah perlu ditetapkan standar


atau acuan suatu daerah dikatakan mandiri, efektif, efisien dan akuntabel sehingga
diperlukan untuk pengukuran kinerja keuangan pemerintah daerah sebagai tolak
ukur dalam penetapan kebijakan keuangan pada tahun anggaran selanjutnya, bukan
semata – mata berbicara mengenai bagaimana pemerintah daerah mampu menyerap
serta menggunakan anggaran, tetapi terlebih pada bagaimana pengalokasian
anggaran tersebut telah sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan
sebelumnya sesuai kaidah prinsip pengalokasian anggaran yang efektif, efisien
serta ekonomis.

Peraturan Pemerintah nomor 12 tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan


daerah, menegaskan bahwa pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan
kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah. Kemampuan
daerah dalam mengelola keuangan dituangkan dalam APBD yang mencerminkan
kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai pelaksanaan tugas-tugas
pemerintahan, pembangunan dan pelayanan sosial masyarakat. Peran pemerintah
daerah dalam mengelola keuangan sangat menentukan keberhasilan peningkatan
pertumbuhan ekonomi di suatu daerah (Lazyra, 2016).
Sehubungan dengan Pemerintah Daerah yang mempunyai tujuan tersebut,
maka Pemerintah Daerah dengan ini menyelenggarakan program Otonomi Daerah.
Hal ini bertujuan memajukan setiap daerah yang menjadi kewenangan Pemerintah
Daerah. Menurut UU No. 32 Tahun 2004 Otonomi Daerah adalah hak, wewenang,
kewajiban Pemerintah Daerah dalam mengatur dan mengurus sendiri seluruh
pemerintahan dan pembangunan di daerah yang berdasarkan perundang-undangan
yang berlaku, adanya Otonomi Daerah Pemerintah Daerah tidak mempunyai
batasan untuk memajukan, memfasilitasi, dan membangun setiap daerah. ada dua
asas dalam melaksanakan Otonomi Daerah yaitu asas desentralisasi dan
dekonsentralisasi.

Dengan adanya program Otonomi Daerah tentunya Pemerintah Daerah


memerlukan sistem keuangan yang baik untuk mengolah APBD yang bersifat
efisien dan akuntabel. Di samping itu melalui otonomi luas, daerah diharapkan
mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi,
pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan
keanekaragaman daerah. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan otonomi daerah maka otonomi ini dititikberatkan pada daerah
kabupaten/kota karena daerah kabupaten/kota berhubungan langsung dengan
masyarakat.

Pemerintah daerah sebagai pihak yang menjalankan roda pemerintahan,


pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat memiliki kewajiban untuk
menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan daerahnya dalam bentuk
laporan keuangan yang disusun berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan nomor 1 tentang penyajian laporan keuangan. Laporan keuangan
digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk
melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan, menilai kondisi keuangan,
mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan dan membantu
menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan. Laporan
keuangan pemerintah daerah adalah suatu alat pengendalian dan evaluasi kinerja
bagi pemerintah daerah secara keseluruhan maupun unit – unit kerja di dalamnya
(Mahmudi, 2010).

Pada perkembangannya kini sesuai dengan Perda No. 4 tahun 2004, Kota
Bekasi mempunyai 12 kecamatan, yang terdiri dari 56 kelurahan, yaitu : Kecamatan
Bekasi Barat, Kecamatan Bekasi Selatan, Kecamatan Bekasi Timur, Kecamatan
Bekasi Utara, Kecamatan Pondok Gede, Kecamatan Jatiasih, Kecamatan Bantar
Gebang, kecamatan Jatisampurna, Kecamatan Medan Satria, kecamatan
Rawalumbu, kecamatan Mustika Jaya dan kecamatan Pondok Melati.

Selain menjadi wilayah pemukiman, Kota Bekasi juga berkembang sebagai


kota perdagangan, jasa dan industri. Untuk menunjang perkembangannya, Pemkot
Bekasi telah mengembangkan Satuan Pelayanan Satu Atap (SPSA) yang
mendapatkan Citra Pelayanan Publik Tingkat Nasional. Pemkot Bekasi terus
mengembangkan fasilitas-fasilitas yang mendukung aktifitas masyarakat, seperti
pasar tradisional dan modern, perumahan, tempat ibadah, sarana pendidikan dan
kesehatan.

Kota Administratif Bekasi terus bergerak dengan cepat. Hal ini ditandai
dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan roda perekonomian yang
semakin meningkat.

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka penulis


melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Rasio untuk Menilai Kinerja
Keuangan Daerah Kota Bekasi Periode 2016 – 2020.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penelitian


ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kinerja keuangan daerah Kota Bekasi berdasarkan Rasio


Efektikvitas?
2. Bagaimana kinerja keuangan daerah Kota Bekasi berdasarkan Rasio
Efisiensi keuangan daerah?
3. Bagaimana kinerja keuangan daerah Kota Bekasi berdasarkan Rasio
Keserasian?
4. Bagaimana kinerja keuangan daerah Kota Bekasi berdasarkan Rasio
Pertumbuhan?
5. Bagaimana kinerja keuangan daerah Kota Bekasi berdasarkan Rasio
Kemandirian Keuangan Daerah?
1.3 Batasan Masalah

Mengingat begitu banyak permasalahan yang timbul, maka diperlukan


pembatasan masalah untuk menghindari berbagai kesalahan persepsi yang terkaitan
dengan penelitian. Oleh karena itu penelitian ini dibatasi pada “Analisis Rasio
untuk Menilai Kinerja Keuangan Daerah yang dilihat dari aspek Rasio Efektivitas,
Rasio Efisiensi, Rasio Keserasian, Rasio Pertumbuhan, dan Rasio Kemandirian di
Kota Bekasi Periode 2016 – 2020.”

1.4 Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di ungkap sebelumnya, maka


penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Kinerja keuangan daerah Kota Bekasi jika dilihat dari Rasio Efektivitas
2. Kinerja keuangan daerah Kota Bekasi jika dilihat dari Rasio Efisiensi.
Keuangan Daerah.
3. Kinerja keuangan daerah Kota Bekasi jika dilihat dari Rasio Keserasian.
4. Kinerja keuangan daerah Kota Bekasi jika dilihat dari Rasio Pertumbuhan.
5. Kinerja keuangan daerah Kota Bekasi jika dilihat dari Rasio Kemandirian
Keuangan Daerah.
1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis sebagai berikut:

1. Akademis
Melengkapi syarat – syarat untuk mencapai gelar Sarjana Strata Satu
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
2. Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan gambaran
dan informasi sebagai bahan dalam meningkatkan pengelolaan keuangan
daerah dengan baik

Anda mungkin juga menyukai