Makalah Kelompok 3 Evaluasi
Makalah Kelompok 3 Evaluasi
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
PENDIDIKAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat,
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu
tugas dari mata kuliah Evaluasi Program PLS. Salawat dan salam tak lupa pula penulis
haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan tugas ini.Tak lupa pula penulis mengucapkan terima
kasih kepada para dosen pengampu atas pemberian tugas dan makalah mengenai materi
Model Evaluasi Kesenjangan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
olehnya itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan penyusunan laporan-laporan selanjutanya.Besar harapan kami kiranya
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.Sekian terima kasih.
Palembang,
24 September 2020
Penulis
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi....................................................................................................................... ii
C. Tujuan ......................................................................................................... iv
F. Implementasi ............................................................................................... 5
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi program adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang merealisasi atau
mengimplementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang
berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan
sekelompok orang guna pengambilan keputusan. Evaluasi program bertujuan
untuk mengetahui pencapaian tujuan program yang telah dilaksanakan.
Selanjutnya, hasil evaluasi program digunakan sebagai dasar untuk
melaksanakan kegiatan tindak lanjut atau untuk melakukan pengambilan
keputusan berikutnya. Evaluasi sama artinya dengan kegiatan supervisi.
Kegiatan evaluasi/supervisi dimaksudkan untuk mengambil keputusan atau
melakukan tindak lanjut dari program yang telah dilaksanakan. Manfaat dari
evaluasi program dapat berupa penghentian program, merevisi program,
melanjutkan program, dan menyebarluaskan program
Dalam evaluasi program, pelaksana (evaluator) ingin mengetahui
seberapa tinggi mutu atau kondisi sesuatu hal sebagai hasil pelaksanaan program
setelah data terkumpul dibandingkan dengan kriteria atau standar tertentu.
Dalam evaluasi program, pelaksana (evaluator) ingin mengatahui tingkat
ketercapaian program, dan apabila tujuan belum tercapai pelaksana (evaluator)
ingin mengetahui letak kekurangan dan sebabnya. Hasilnya digunakan untuk
menentukan tindak lanjut atau keputusan yang akan diambil. Dalam kegiatan
evaluasi program, indikator merupakan petunjuk untuk mengetahui keberhasilan
atau ketidakberhasilan suatu kegiatan.
Evaluator program harus orang-orang yang memiliki kompetensi, di
antaranya mampu melaksanakan, cermat, objektif, sabar dan tekun, serta hati-
hati dan bertanggung jawab. Evaluator dapat berasal dari kalangan internal
(evaluator dan pelaksana program) dan kalangan eksternal (orang di luar
pelaksana program tetapi orang yang terkait dengan kebijakan dan implementasi
program). Model evaluasi merupakan suatu desain yang dibuat oleh para ahli
iii
atau pakar evaluasi. Dalam melakukan evaluasi, perlu dipertimbangkan model
evaluasi yang akan dibuat. Biasanya model evaluasi ini dibuat berdasarkan
kepentingan seseorang, lembaga atau instansi yang ingin mengetahui apakah
program yang telah dilaksanakan dapat mencapai hasil yang diharapkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian evaluasi kesenjangan?
2. Apa tujuan evaluasi kesenjangan?
3. Bagimana langkah-langkah evaluasi kesenjangan?
4. Apa saja sasaran objek evaluasi kesenjangan?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan evaluasi kesenjangan?
6. Bagaimana implementasi evaluasi kesenjangan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian evaluasi kesenjangan
2. Untuk mengetahui tujuan evaluasi kesenjangan
3. Untuk mengetahui bagimana langkah-langkah evaluasi kesenjangan
4. Untuk mengetahui apa saja sasaran objek evaluasi kesenjangan
5. Untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan evaluasi kesenjangan
6. Untuk mengetahui bagaimana implementasi evaluasi kesenjangan
iv
BAB II
PEMBAHASAN
1
B. Tujuan Model Evaluasi Kesenjangan
Evealuasi kesenjangan bertujuan untuk menganalisis suatu program
apakah program tersebut layak diteruskan, ditingkatkan, atau diberhentikan.
2
Dalam tahap ketiga dari evaluasi kesenjangan ini adalah
mengadakan evaluasi, tujuan tujuan manakah yang sudah dicapai.
Tahap ini juga disebut tahap “mengumpulkan data dari pelaksanaan
program”.
4. Keempat : Tahap Pengukuran Tujuan (Product)
Yakni tahap mengadakan analisis data dan menetapkan tingkat
output yang diperoleh. Pertanyaan yang diajukan dalam tahap ini
adalah .apakah program sudah mencapai tujuan terminalnya?”
5. Kelima : Tahap Pembandingan (Programe Comparison)
Yaitu tahap membandingkan hasil yang telah dicapai dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam tahap ini evaluator menuliskan
semua penemuan kesenjangan untuk disajikan kepada para
pengambil keputusan, agar mereka (ia) dapat memutuskan kelanjutan
dari program tersebut. Kemungkinannya adalah a. Menghentikan
program b. Mengganti atau merevisi c. Meneruskan d. Memodifikasi
tujuannya.
3
2. Installation (program installation; penyediaan perangkat-perlengkapan
yang dibutuhkan program). Agar program bisa dilaksanakan, lembaga
pembuat program itu tentu harus menyiapkan segala sesuatu yang
diperlukan untuk mendukungnya. Jadi, yang dievaluasi adalah ketepatan
berbagai sumber daya, perangkat dan perlengkapan yang tersedia untuk
pelaksanaan program. Jika diprogramkan meningkatkan kemampuan
mahasiswa mengajar, misalnya, apakah sudah “disiapkan” tempat latihan
mengajar yang baik. Misalnya, pada program pelatihan menjahit,
perlengakapan yang harus disediakan ialah kain, mesin jahit, jarum dan
lain-lain yang berkaitan dengan pelatihan menjahit ini. Jika peralatan
tidak sesuai, itulah dinamakan kesenjangan
3. Process (program process) : evaluasi difokuskan pada upaya
bagaimana memperoleh data tentang kemajuan para peserta program,
untuk menentukan apakah perilakunya berubah sesuai dengan yang
diharapkan atau tidak. Jika ternyata tidak, maka perlu dilakukan
perubahan terhadap aktifitas-aktiaitas yang diarahkan untuk mencapai
tujuan perubahan perlaku tersebut. Misalnya pada program pelatihan
menjahit yang dijelaskan sebelumnya, kita lihat apakah warga belajar ada
perubahan selama pelatihan tersebut? Apakah sudah bisa menggunakan
mesin, apakah sudah bisa menggunakan jarum, membuat pola?
4. Product (program product, hasil program) : Yang dievaluasi adalah
efektivitas desain atau rancangan program; tegasnya apakah tujuan atau
target program bisa tercapai. Misalnya: masih sama seperti contoh
sebelumnya tentang pelatihan menjahit dimana tujuan program nya yaitu
membuat warga belajar menjadi terampil dan mandiri. Jika warga belajar
sudah bisa melakukan tugasnya sendiri bisa dikatakan tujuan dari
pelatihan tersebut tercapai.
Untuk setiap tahapan (stage) tersebut ada standar kriteria tertentu yang
telah ditetapkan untuk mengevaluasinya. Mengevaluasinya, dengan demikian,
secra sederhana hanya dengan membandingkan “apa yang nyata terjadi” dengan
standarnya (ada ketidaksesuaian, diskrepansi, ataukah tidak).
4
Dari hasil evaluasi itu pilihan tindak lanjutnya salah satu dari empat
berikut:
1. Jika tidak ada diskrepansi, lanjut ke tahap evaluasi berikut.
2. Jika ada diskrepansi, ulangi evaluasi lagi pada tahap yang sekarang
dilakukan jika sudah ada perubaha, entah pada standarnya, atau pada
pelaksanaannya.
3. Jika pilihan kedua tidak bisa dipenuhi, balik lagi ke tahap pertama
(perumusan program) untuk menyusun ulang program, lalu melakukan
evaluasi ulang pada tahap 1 tersebut.
4. Jika pilihan ketiga itu tidak bisa dipenuhi, maka tiada pilihan lain
selain menghentikan program.
F. Implementasi
Evaluasi pelaksanaan pelatihan menjahit menggunakan pendekatan
evaluasi model kesenjangan (discrepancy model) yang mencakup: (1)
kesepakatan tentang standar-standar tertentu, (2) menentukan ada/tidak ada
kesenjangan yang muncul antara performansi dan sejumlah aspek program dan
perangkat standar untuk performansi tersebut, dan (3) menggunakan informasi
tentang kesenjangan dalam memutuskan untuk mengembangkan atau
melanjutkan atau menghentikan program keseluruhan ataupun salah satu aspek
dari program tersebut. Evaluasi model kesenjangan memiliki empat tahap utama,
yaitu definisi, instalasi, proses, dan hasil. Tahap definisi difokuskan pada
penentukan tujuan evaluasi dan prosesnya, menentukan sumber-sumber yang
diperlukan, serta menentukan partisipan yang turut serta dalam pelaksanaan
5
evaluasi. Tahap instalasi difokuskan pada pengembangan instrumen evaluasi
yang dijadikan sebagai standar pelaksanaan evaluasi. Evaluator menghasilkan
perangkat/instrumen yang sesuai untuk mengidentifikasi sejumlah kesenjangan
antara yang diharapkan dengan implementasi program yang faktual. Alat tes
tersebut dikembangkan berdasarkan standar yang telah ditetapkan dalam
evaluasi bimbingan kelompok, dalam hal ini mengadaptasi dari Guidelines for
Performance based Professional School Counselor Evaluation (Missouri
Department of Elementary and Secondary Education, 2000). Terdapat dua
instrumen yang digunakan dalam kegiatan evaluasi penyelenggaraan program
pelatihan, lnstrumen pertama berupa angket. Berdasarkan hasil fasilitator lebih
sering menggunakan metode ceramah pada saat pembelajaran. Teknik tersebut
lazim dilakukan tetapi kurang menarik minat warga belajar. Padahal terdapat
banyak metode dalam pembelajaran ini, seperti pemecahan masalah, atau
demonstrasi untuk meninngkatkan minat belajar siswa. Ketidaktercapaian
disebabkan oleh beberapa faktor.fasilitator menyatakan , faktor utama yang
menghambat pelaksanaan adalah keterbatasan waktu. Faktor selanjutnya adalah
faktor kurangnya sarana dan prasarana, factor yang lain ialah kurangnya
fasilitator atau untuk mengajarkan pada warga belajar. Dari berbagai macam
factor penghambat tersebut dapat dimpulkan ada berbagai macam yang harus
dilakukan agar tujuan dari program tersebut yaitu dengan menentukan jadwal
yang lain, maksudnya ialah mencari jadwal yang dimana warga belajar memiliki
waktu luang yang banyak misalnya dihari libur, selanjutnya merekrut fasilitator
yang memiliki kemampuan menjahit agar tidak kesulitan dalam proses
pembelajaran, selanjutnya melakukan test dengan misalnya mengetest
kemampuan warga belajar tentang cara menjahit, menggunakan mesin, membuat
pola agar kita sebagai fasilitator dapat mengetahui apakah program yang kita
laksanakan sudah sesuai dengan tujuan , apakah program yang kita laksanakan
sudah bermanfaat bagi warga belajar?
6
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
7
Daftar Pustaka
https://suciptoardi.wordpress.com/2011/01/03/evaluasi-programmalcolm-provus-dem
discrepancy-evaluation-model/